Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Pemkab gelar rakor ketahanan pangan

Spirit NTT, 21 - 27 Juli 2008, Laporan Tjipto

MAUMERE, SPIRIT--Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sikka menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Dewan Bimas Ketahanan Pangan Kabupaten Sikka. Rakor ini dilaksanakan di Aula Lantai II Kantor Bupati Sikka, Jalan Ahmad Yani Maumere, Senin (7/7/2008).

Rapat koordinasi ini dibuka oleh Bupati sikka, Drs. Sosimus Mitang, didampingi Wakil Bupati Sikka, dr. Wera Damianus, MM. Rapat koordinasi ini difasilitasi oleh Kepala Dinas Pertanian, Drs. Blasius Pedor, diikuti oleh pejabat, badan, dinas satuan lingkup unit kerja pemerintah Kabupaten Sikka.

Rakor ini membahas beberapa agenda, pertama, kondisi ketahanan pangan Kabupaten Sikka. Kedua, perkembangan kejadian gizi buruk dan penanganannya. Ketiga, informasi prakiraan cuaca.

Keempat, informasi stok pangan dan penyalurannya. Kelima, informasi penanganan kerusakan tanaman perkebunanan. Keenam, informasi stok panagan untuk penanganan daerah rawan pangan.

Bupati Sosimus mengatakan, untuk mengetahui sejauh mana perkembangan dan pola tanam tanaman pertanian yang ada di desa, maka salah satunya ada profil ketahanan pangan. Tujuan dari profil adalah mengidentifikasi lahan yang digarap oleh para petani sehingga petani yang tidak memiliki lahan garap, pemerintah akan membuat kebijakan untuk pindah (Transmigrasi) ke daerah atau wilayah lain.
Sementara itu, Wakil Bupati Sikka, dr. Wera Damianus, MM, mengatakan, masyarakat harus membudayakan makanan lokal setara dengan makanan nasional. Artinya, harus mempromosikan makanan lokal baik secara nasional maupun di mata internasoinal.

Sesuai laporan dari Kepala Dinas Pertanian Sikka, Drs. Blasius Pedor, daerah yang berisiko tinggi adalah Kecamatan Mego, Kecamatan Palue, Kecamatan Waiblama, dan Kecamatan Talibura. "Sampai saat ini kondisi pangan untuk Kabupaten Sikka berstatus aman," katanya.

Read More...

Canangkan gerakan hemat listrik

Spirit NTT, 21 - 27 Juli 2008, Laporan Jonathan

MAUMERE, SPIRIT--PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), menyelenggarakan kegiatan pencanangan generasi hemat listrik (Genematrik) di Allan Hall, Jalan Don Slipi-Maumere, Sabtu (28/6/2008).

Kegiatan yang bertemakan Anak-Anak Flobamora Adalah Genematrik ini diikuti oleh 13 sekolah dasar se-Kota Maumere.
Robert, selaku Manejer PLN wilayah Flores bagian timur dalam laporannya mengatakan kegiatan pencanangan generasi hemat listrik adalah kegiatan nasional yang dilakukan di seluruh Indonesia.

Untuk wilayah NTT khususnya Sikka, Lembata, Larantuka dan Adonara dilaksanakan di Kabupaten Sikka. Tujuannya untuk menghemat penggunaan arus listrik sesuai dengan moto 17.00-22.00, yang berarti dalam timing waktu tersebut dua lampu yang tidak digunakan atau tidak difungsikan harus dimatikan, karena pada waktu itu beban pemakian sangat tinggi.

Wakil Bupati Sikka, dr.Wera Damianus, dalam sambutannya mengatakan, listrik sangat penting untuk kehidupan manusia khususnya untuk anak-anak usia sekolah.
Dengan adanya lampu, katanya, dapat memberi penerangan di malam hari sehingga aktivitas di malam hari dapat dilaksanakan, khususnya untuk anak-anak sekolah dapat belajar di malam hari.

Wera Damianus mengimbau pada saat jam belajar semua televisi harus dimatikan sehingga tidak mengganggu konsentrasi anak dalam belajar.

Di akhir sambutannya, Wabup Wera berharap warga Sikka menjadi generasi hemat listrik, generasi yang pintar, generasi yang mampu membangun Sikka lebih baik di masa-masa mendatang.

Puncak acara adalah penandatanganan deklarasi Genematrik yang didahului oleh dua orang siswa sekolah dasar, kemudian dilanjutkan oleh Wakil Bupati Sikka bersama jajaran muspida serta para guru dari 13 sekolah dasar.*




Read More...

Ditutup, turnamen PSSI Cup

Spirit NTT, 21 - 27 Juli 2008, Laporan Jonathan

MAUMERE, SPIRIT--Jayalah terus sepak bola Sikka dan profisiat kepada PSSI Sikka atas terselenggaranya PSSI Cup.

Demikian motivasi dan dukungan yang disampaikan Wakil Bupati (Wabup) Sikka, dr. Wera Damianus, MM, saat menutup Turnamen PSSI CUP Tahun 2008 di Lapangan Gelora Samador-Maumere, Minggu lalu.

Turnamen ini dilaksanakan sejak tanggal 7 Juni 2008, berlangsung selama 25 hari, dengan 41 pertandingan dan diikuti oleh 27 tim sepak bola yang berada di Kota Maumere.

Tujuan diadakannya turnamen ini untuk menjaring atau proses seleksi untuk mengikuti PSSI Cup yang akan dilaksanakan di Bajawa pada Desember mendatang.
Kedua kesebelasan yang berlaga di partai final adalah Persatuan Sepak Bola Waioti (Persewa) dan Sikka United. Pertandingan diakhiri dengan drama adu penalti yang dimenangkan oleh Sikka United dengan skor 5-4.

Dengan demikian Sikka United berhasil memboyong piala tetap dan Piala PSSI Sikka dan uang pembinaan sebesar Rp 5 juta.
Juara kedua adalah Persewa mendapat sebuah piala dan uang pembinaan sebesar Rp 3 juta. Juara ketiga diraih PS Nangahure, mendapatkan sebuah piala dan uang pembinaan sebesar Rp 2 juta. Juara empat direbut PS Putra Samudra, mendapatkan sebuah piala dan uang pembinaan sebesar Rp 1 juta.

Kepada semua Tim, Wabup Wera Damianus berharap agar lebih giat berlatih karena ke depan masih banyak even-even yang akan diselenggarakan.
Pada kesempatan ini, Dami juga mengucapkan terima kasih kepada semua sponsor yang telah mendukung dan ikut menyukseskan penyelenggaraan turnamen tersebut. "Masyarakat masih tetap mengharapkan dukungan dari para sponsor untuk turnamen- turnamen selanjutnya," katanya. *


Read More...

Camat Waigete lantik Kades Runut

Spirit NTT, 21 - 27 Juli 2008, Laporan John Oriwis

WAIGETE, SPIRIT--Camat Waigete, Sirylus Wilhelmus, S.Sos, mengambil sumpah dan melantik Kepala Desa Runut, Rafael Raga, di Kantor BPD Desa Runut, Selasa (15/7/2008).

Acara ini disaksikan imam Pater Amandus, SVD. Pelantikan Kades Runut, Rafael Raga menggantikan Adrianus Rede dilakukan dengan pengukuhan secara adat oleh tua adat setempat. Usai pelantikan dilanjutkan dengan serah terima dan pelantikan Ketua Tim Penggerak (TP) PPK Desa Runut dari Mansueta Bunga kepada Sisilia Sudin oleh Ketua TP PKK Kecamatan Waigete, Marselina Male.

Hadir Kepala BPD Runut, Gregorius Gelit, Kepala BPMD Sikka, Drs. Ludgerus Wodong, segenap aparatur desa dan ratusan masyarakat.

Camat Wilhelmus mengatakan, dengan beralihnya tongkat kepemimpinan ke tangan Rafael Raga, maka Rafael kini memiliki tugas dan tanggung jawab melanjutkan roda pemerintahan desa. Tugas berat akan menjadi ringan jika Rafael mampu merangkul seluruh elemen masyarakat di desa.

"Sebagai pemimpin, Saudara harus mampu bekerja sama dengan seluruh komponen masyarakat, baik perangkat desa, anggota BPD, RT, RW, TNI/Polri setempat. Jika Saudara mampu melakukan fungsi ini dengan baik, maka Saudara akan sukses membangun dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan desa ini," pesan Wilhelmus.

Kades ini juga harus mampu mengoptimalkan seluruh komponen masyarakat mulai dari perencanaan hingga pembangunan di desa. "Jangan andalkan kekuatan dan kekuasaan dalam memimpin. Namun harus mau mendengar dan mewujudkan apa yang menjadi kebutuhan rakyat dan desa. Di pundak Saudaralah pembangunan desa akan berjalan. Saudara tidak bisa bekerja sendiri. Mari kita bersama membangun mulai dari desa," kata Wilhelmus.

Kades juga diingatkan segera menyusun profil desa guna mengetahui kondisi ketahanan pangan rakyat, harus mampu meningkatkan SDM, mengurangi angka drop out dan mengurangi angka wanita rawan sosial yang ada di desa setempat.
Acara pelantikan kades dan Ketua TP PKK Desa Runut berlangsung meriah. Acara diisi dengan pertunjukan seni tradisional yang dibawakan sejumlah masyarakat desa setempat.*


Read More...

Bangun Sikka tanggung jawab SEMUA PIHAK

Spirit NTT, 21 -27 Juli 2008, Laporan Jonathan

MAUMERE, SPIRIT--Pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Sikka merupakan tanggung jawab semua pihak, baik pemerintah, swasta maupun masyarakat seluruhnya. Sebab, tanpa kebersamaan, harapan masyarakat Sikka untuk hidup sejahtera tidak tercapai.

Hal ini disampaikan Wakil Bupati (Wabup) Sikka, dr. Wera Damianus, M.M, ketika berdialog dengan masyarakat usai menyaksikan acara serah terima bantuan uang tunai senilai Rp 10.000.000 dari PT Bank Negara Indonesia (Persero tbk) Cabang Maumere kepada Sekolah Dasar Katholik (SDK) Maumere I, Sabtu (5/7/2008).

Dalam dialog yang dihadiri Pimpinan Cabang BNI Maumere, Drs. Viktor L Saragi, MM dan jajarannya, Wera juga mengingatkan bahwa kebersamaan merupakan kunci dalam menyukseskan pembangunan di Niang Sikka. Karenanya, kebersamaan harus mulai dibangun dan dipererat untuk membangun Kabupaten Sikka.

Penyerahan bantuan tersebut dilakukan saat apel bersama di halaman Kantor BNI Jalan Soekarno -Hatta. Bantuan tersebut diserahkan langsung Pimpinan BNI, Viktor L Saragi, dan diterima Kepala Sekolah Dasar Katholik Maumere I, Ibu Gabriela Pasionista dan disaksikan oleh seluruh karyawan-karyawati BNI Maumere.

Pada sesi dialog, Wabup Wera Damianus mengatakan bahwa pemberian bantuan ini merupakan partisipasi pihak swasta dalam membangun Kabupaten Sikka. "Sepatutnya bantuan ini dipergunakan dengan baik sesuai dengan motto mari bersama-sama membangun Sikka. Artinya, proses pembangunan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tapi menjadi tanggung jawab semua pihak baik pihak swasta, LSM, pemerintah dan masyarakat," ujarnya.

Wera menambahkan, dalam rangka menyambut HUT RI yang akan datang ini, lampu-lampu hias agar diperbaiki serta mengecat kembali halte-halte (dicat berlogo BNI).

Pimpinan Cabang BNI, Viktor L Saragi mengatakan bantuan yang diberikan itu untuk melengkapi sarana dan prasarana sekolah seperti pengadaan kursi dan meja. Sebab, selama kurun waktu 3 tahun terakhir sekolah ini hanya menggunakan 87 buah meja dan kursi dengan jumlah murid 219 siswa/siswi.
Selain memberikan bantuan, Viktor juga menjelaskan program-program yang telah dijalankan dalam rangka membangun Kabupaten Sikka, antara lain pemberian Kredit Multi Guna dengan bunga kecil, kredit untuk pembangunan rumah khusus untuk para PNS, simpanan pensiun BNI, simpanan pendidikan anak dan lain-lainnya.*

Read More...

Kembangkan wawasan INTERKONEKSITAS

Spirit NTT, 21 - 27 Juli 2008

KUPANG, SPIRIT-- Bupati Flores Timur (Flotim), Drs. Simon Hayon, mengharapkan Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) periode 2008-2013, Drs. Frans Lebu Raya-Ir. Esthon L Foenay, mengembangkan wawasan interkoneksitas agar pemerintah propinsi dapat menjalankan fungsi koordinasi baik itu menyangkut pembangunan fisik maupun maupun jiwa.

Wawasan ini, kata mantan politisi senior DPRD NTT, ini perlu dilakukan karena program pembangunan yang dijalankan pemerintah propinsi dan kabupaten/kota selama ini terkesan di bangun sendiri-sendiri tanpa adanya suatu koordinasi yang terarah dan jelas.

Menurutnya, pembangunan fisik lebih mengarah pada infrastruktur dasar seperti jalan, sarana air bersih, kesehatan, pendidikan dan ekonomi, termasuk di dalamnya sumber daya manusia (SDM). Pembangunan jiwa menyangkut nilai.

"Pembangunan nilai inilah yang harus diserahkan kepada kabupaten/kota karena terkait dengan masalah sosial budaya masyarakat setempat. Saya melihat, propinsi selama ini tidak memiliki agenda yang jelas dalam mengatasi berbagai kompleksitas pembangunan di daerah ini," ujarnya. (ant)

Read More...

Dievaluasi, kinerja sekolah di Sumtim

Spirit NTT, 21 - 27 Juli 2008, laporan Adiana Ahmad

WAINGAPU, SPIRIT-- Tim Asia Development Bank (ADB) atau Bank Pembangunan Asia, Senin (14/7/2008), mulai mengevaluasi kinerja sekolah di Sumba Timur (Sumtim).

Evaluasi itu terfokus pada kegiatan Desentralisasi Pendidikan Dasar (Decentralized Basic Education Project/ DBEP-Dutch Grant) yang dibiayai Pemerintah Belanda. Hasil evaluasi itu akan menentukan apakah program tersebut diperpanjang sampai tahun 2009 atau ditutup tahun 2008.

Sebelum melakukan evaluasi, tim ADB bertemu Bupati Sumtim, Ir. Umbu Mehang Kunda, beserta pejabat Dinas Pendidikan setempat. Tim dipimpim Project Officer ADB, Wendy Dunken, yang berkedudukan di Manila didampingi Koordinator Program DBEP-Dutch Grant Pusat, Didi Karyana, para konsultan, dan Nining dari Kedubes Belanda.

Wendy Dunken, mengatakan kunjungan tim ADB kali ini untuk melihat sejauh mana implementasi program DBEP di sekolah dasar yang ada di Sumtim. Menurut Wendy, tim selain ingin melihat dari dekat pelaksanaan program DBEP juga dalam rangka mengevaluasi kemungkinan ada kegiatan yang sudah tidak cocok dengan kondisi terkini sehingga perlu penyesuaian.
"Program ini didesain tahun 1999, dan baru disetujui tahun 2002. Semula direncanakan untuk Bali, NTB, tapi dalam perkembangan ada tambahan dana hibah dari Pemerintah Belanda, maka wilayah program diperluas ke enam kabupaten termasuk di Sumba Timur," kata Wendy.

Sesuai rencana, kata Wendy, program DBEP harus ditutup tahun 2008. Namun jika ada hal yang memerlukan intervensi lebih lanjut, maka akan dilanjut hingga 2009.

Dia minta pemkab memonitor dan mengevaluasi kinerja sekolah dan membuat laporan ke kantor pusat di Jakarta mengingat waktu pelaksanaan program ini sangat ketat.

Ia juga menegaskan, salah satu tolok ukur dari program ini adalah kesetaraan gender. Karena itu, dalam setiap kegiatan akan melibatkan perempuan. "Kalau ada pelatihan pesertanya 50 persen harus perempuan, dan dalam pengelolaan program berbasis sekolah harus melibatkan perempuan minimal 30 persen termasuk dalam program beasiswa 50 persen harus siswa perempuan," katanya.

Bangun balai pelatihan guru

BUPATI Sumtim, Ir. Umbu Mehang Kunda, mengatakan, manajemen berbasis sekolah sudah berlangsung di Sumtim sebelum ada program hibah dari Belanda. Yang dibutuhkan daerah saat ini, yakni peningkatan mutu guru karena daerah memiliki keterbatasan dalam hal peningkatan mutu guru. Apalagi belum ada Balai Pelatihan Guru. Jika masih ada hibah dari Pemerintah Belanda bisa diarahkan untuk pembangunan Balai Pelatihan Guru kerja sama dengan pemerintah daerah serta untuk pembangunan unit sekolah baru dalam rangka pendekatan pelayanan kepada masyarakat.

Kepala Dinas Pendidikan Sumtim, Dra. Rambu Lika Atahumba, dalam laporan mengatakan, dana hibah Pemerintah Belanda tahap II tahun 2006 sebesar Rp 24 miliar sudah terealisasi 100 persen untuk fisik dan 90 persen untuk program peningkatan mutu. Partisipasi masyarakat cukup bagus karena DBEP telah memacu peningkatan Angka Partisipasi Kasar (APK) di tingkat SD 113 persen, SMP dari 69 persen menjadi 73 persen, serta mampu menurunkan angka drop out.

Seperti diketahui, dana program DBEP diterima Kabupaten Sumtim Rp 24.643.473.000,00 terdiri dari dana pengembangan sekolah Rp 15.120.000.000,00 serta Dana Pengembangan Pendidikan Kabupaten (DPPK) Rp 9.523.473.000,00. Terdapat 131 sekolah penerima bantuan terdiri dari 119 SD dan 12 SMP.*

Read More...

Strategi dan kebijakan pembangunan perkebunan Sumba Timur

Spirit NTT, 21 - 27 Juli 2008
A. Strategi
Dalam mendukung keberhasilan pembangunan perkebunan dan terkait dengan keragaan pembangunan perkebunan yang telah mampu dicapai, perubahan lingkungan strategis, permasalahan, tantangan dan peluang yang dihadapi serta tuntutan dan tujuan pembangunan perkebunan pada tahun 2006-2010, maka strategi yang ditempuh adalah sebagai berikut :

* Peningkatan produksi dan produktivitas usaha perkebunan, melalui penerapan IPTEK, 4 ASI, yang didukung dengan sistem penyuluhan dan pendampingan.
* Memperkuat dan menumbuhkan jaringan usaha perkebunan yang terintegarasi dari hulu dan hilir.
* Memperkokoh dan mengembangkan kelembagaan petani perkebunan.
* Peningkatan kualitas SDM perkebunan melalui pelatihan dan pendampingan petani dan petugas.
* Peningkatan efisiensi usaha dan pangsa pasar baik domestik maupun internasional melalui upaya peningkatan mutu, diversifikasi usaha, promosi dan proteksi.
* Peningkatan pengembangan wilayah melalui pengembangan wilayah tertinggal, perbatasan, DAS, dan optimalisasi sumber daya.

B. Kebijaksanaan

1. Kebijaksanaan Umum
Kebijaksanaan Umum pembangunan perkebunan adalah memberdayakan di hulu dan memperkuat di hilir guna menciptakan peningkatan nilai tambah dan daya saing usaha perkebunan, dengan pemberian insentif, penciptaan iklim usaha yang kondusif dan peningkatan partisipasi masyarakat perkebunan serta penerapan organisasi modern yang berlandaskan kepeda penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Untuk merlaksanakan kebijaksanaan umum tersebut dijabarkan kedalam Kebijaksanaan Teknis, meliputi : Kebijaksanaan Penembangan Komoditas. Peningkatan kemampuan SDM perkebunan, peningkatan dukungan terhadap sistem ketahanan pangan, pengembangan dukungan terhadap pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup, dan pengembangan sistem informasi manajemen.


2. Kebijaksanaan Teknis
* Kebijaksanaan Pengembangan Komoditi. Kebijaksanaan pengembangan komoditas perkebunan ditempuh melalui optimasi asset perkebunan yang sudah ada dan pengembangan baru baik untuk komoditas konvensional maupun komoditas potensial lainnya, sehingga menjadi Negara produsen utama. Untuk itu ditempuh upaya sebagai berikut :
1. Menerapkan paket teknologi budidaya yang baik (GAP) melalui intensifikasi, rehabilitasi, ektensifikasi dan diversifikasi.
2. Mendorong pengembangan komoditas unggulan nasional dan lokal sesuai dengan peluang pasar, karakteristik dan potensi wilayah dengan penerapan teknologi budidaya yang baik.
3. Optimasi pemanfaatan sumberdaya lahan, seperti lahan pekarangan, lahan pangan, lahan cadangan dan sisa asset lainnya dengan pengembangan cabang usahatani lain yang sesuai.
4. Mendorong pengembangan usaha budidaya tanaman perkebunan untuk mendukung penumbuhan sentra-sentra kegiatan ekonomi pada wilayah khusus, wilayah perbatasan dan penyangga (bufferzone) serta wilayah pemekaran.
5. Mendorong pengembangan aneka produk (products development) perkebunan serta upaya peningkatan mutu untuk memperoleh peningkatan nilai tambah.
6. Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana pendukung pengembangan perkebunan.
7. Meningkatkan upaya pengembangan sistem informasi mencakup aspek teknologi, peluang pasar, manajemen dan permodalan.


* Kebijaksanaan Pengembangan Sumberdaya Manusia. Pengembangan sumberdaya manusia perkebunan diarahkan untuk menumbuhkembangkan berlangsungnya proses perubahan guna terwujudnya sistem dan usaha agribisnis perkebunan yang bertumpu kepada kemampuan dan kemandirian pelaku usaha perkebunan. Berkenaan dengan hal tersebut, kebijaksanaan pengembangan SDM perkebunan adalah sebagai berikut:
1. Jajaran Birokrasi Sub Sektor Perkebunan Meningkatkan kualitas, moral dan etos kerja aparat, meningkatkan lingkungan kerja yang kondusif dan membangun sistem pengawasan yang efektif, meningkatkan penerapan sistem karir yang terprogram dan transparan untuk mewujudkan aparat yang profesional, meningkatkan dan mengembangkan kemampuan dan sikap prakarsa aparat yang pro-aktif dalam mewujudkan pelayanan prima sesuai kebutuhan pelaku usaha.
2. SDM Petani dan Masyarakat. Meningkatkan kemampuan dan kemandirian petani untuk mengoptimalisasikan usahanya secara berkelanjutan, memfasilitasi dan mendorong kemampuan petani untuk dapat mengakses peluang usaha dan sumber daya dalam memperkuat/mempertangguh usaha taninya, menumbuhkan kebersamaan dan mengembangkan kemampuan petani dalam mengelola kelembagaan petani dan kelembagaan usaha serta menjalin kemitraan.

* Kebijaksanaan Investasi Usaha Perkebunan. Kebijaksanaan investasi usaha perkebunan dimaksudkan untuk lebih mendorong iklim investasi yang kondusif dalam pengembangan agribisnis perkebunan untuk meningkatkan peran serta petani, UKM dan masyarakat seluas-luasnya termasuk peningkatan investasi sektor dunis usaha, sehingga potensi sumberdaya yang tersedia dapat dimanfaatkan secara optimal. Untuk itu kebijaksanaan pengembangan investasi usaha perkebunan adalah sebagai berikut:
1. Fasilitasi, advokasi dan bimbingan dalam memperoleh kemudahan akses untuk pelaksanaan investasi usaha perkebunanMengembangkan sistem informasi, mencakup kemampuan memperoleh dan menyebar luaskan informasi yang lengkap mengenai peluang usaha tanaman perkebunan untuk mendorong dan menumbuhkan minat petani dan masyarakat.
2. Menciptakan iklim investasi yang kondusif, mencakup pengembangan sistem pelayanan prima, jaminan kepastian dan keamanan berusaha.
3. Mendorong penggalian sumber dana dari komoditi untuk pengembangan komoditi.

* Kebijaksanaan Peningkatan dukungan terhadap Pengembangan Sistem Ketahanan Pangan. Pengembangan sistem ketahanan pangan di wilayah perkebunan dimaksudkan untuk mendukung ketersediaan, distribusi dan keamanan pangan sebagai bagian dari sistem ketahanan pangan nasional. Untuk itu kebijaksanaan peningkatan dukungan terhadap pembangunan sistem ketahanan pangan adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan pengembangan usahatani tumpangsari pangan di areal perkebunan secara intensif dan berkelanjutan.
2. Meningkatkan penyediaan protein hewani melalui integrasi cabang usahatani ternak yang sesuai.
3. Mendorong ketersediaan benih tanaman pangan varietas unggul baru secara melembaga pada wilayah-wilayah sentra produksi perkebunan.

* Kebijaksanaan Pengembangan Dukungan terhadap Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup.
Kebijaksanaan pengembangan dukungan terhadap pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup adalah memanfaatkan sumberdaya perkebunan secara optimal sesuai dengan daya dukung sehingga kelestariannya dapat tetap terjaga. Kebijaksanaan ini dimaksudkan agar pengembangan perkebunan dapat dilaksanakan secara harmonis ditinjau dari aspek ekonomi, sosial dan ekologi. Untuk itu ditempuh kebijaksanaan sebagai berikut:
1. Meningkatkan penerapan sistem pertanian konservasi pada wilayah-wilayah perkebunan sesuai kaidah-kaidah konservasi tanah dan air.
2. Meningkatkan penerapan paket teknologi ramah lingkungan (GAP dan GMP).
3. Meningkatkan dukungan dalam rangka rehabilitasi lahan kritis, DAS hulu dan pengembangan perkebunan di kawasan penyangga untuk mengurangi gangguan terhadap kawasan lindung.
4. Meningkatkan penerapan teknologi pemanfaatan limbah usaha perkebunan yang ramah lingkungan.
5. Meningkatkan kampanye peran perkebunan dalam kontribusi penyerapan karbon dan penyedia oksigen.

* Kebijaksanaan Pengembangan Kelembagaan dan Kemitraan Usaha. Kebijaksanaan pengembangan kelembagaan dimaksudkan utnuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian kelembagaan agribisnis perkebunan dalam memanfaatkan peluang usaha yang ada. Sedangkan kebijaksanaan pengembangan kemitraan usaha dimaksudkan untuk dapat memperoleh manfaat maksimal dari kegiatan agribisnis perkebunan. Untuk itu kebijaksanaan yang ditempuh adalah sebagai berikut:
1. Mendorong peningkatan kemampuan dan kemandirian kelembagaan petani untuk menjalin kerjasama usaha dengan mitra terkait serta mengakses berbagai peluang usaha dan sumberdaya yang tersedia.
2. Mendorong terbentuknya kelembagaan komoditi yang tumbuh dari bawah.
3. Mendorong penumbuhan kelembagaan keuangan pedesaan.
4. Mendorong lebih berfungsinya lembaga penyuluhan.
5. Mendorong kemitraan yang saling menguntungkan, saling menghargai, saling bertanggung jawab, saling memperkuat dan saling ketergantungan antara petani, pengusaha, karyawan dan masyarakat sekitar perkebunan. (disbun- sumbatimur.net)




Read More...

Diwisuda, 32 murid gugus TK dan Paud di Amsel

Spirit NTT, 21 - 27 Juli 2008

OINLASI, SPIRIT--Wakil Bupati (Wabup) Timor Tengah Selatan (TTS), Drs. Pieter R Lobo, M.Si, menghadiri wisuda perdana 32 orang murid Gugus TK dan Paud tahun ajaran 2007/2008 di TK Mutiara Oinlasi Kecamatan Amanatun Selatan (Amsel), Rabu (9/7/2008).

Wisuda ini juga dihadiri oleh Ketua DPC GOT TKI Kabupaten TTS, Ny. Sartji A. Kase-Fuah, Camat Amanatun Selatan dan Ibu, Kapolsek Oinlasi, para kepala desa, tokoh masyarakat dan dewan guru.

Wabup Pieter Lobo, dalam sambutannya, mengatakan, pendidikan bangsa menempati kedudukan yang sangat penting dalam proses pembangunan.
Pendidikan terhadap anak usia dini, diakuinya, sangat penting, karena melalui pendidikan dapat mewujudkan manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cerdas, terampil, berbudi pekerti luhur, berkepribadian kuat, dan bersemangat kebangsaan tinggi agar dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa di masa mendatang.
Oleh karena itu, lanjutnya, pendidikan harus dimulai sedini mungkin karena pada masa usia dini atau anak usia 0-5 tahun mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam menentukan proses pendidikan atau anak usia dini adalah usia emas, usia pembentukan dasar atau SDM.

Ketua DPC GOP TKI Kabupaten TTS, Ny. Sartji A.Kase-Fuah, pada kesempatan tersebut menyampaikan terima kasih kepada para guru TK yang telah berupaya mendidik anak-anak usia dini yang ada di Kecamatan Amanatun Selatan, sehingga nantinya mereka juga dapat bertumbuh menjadi manusia yang berguna bagi bangsa dan negara.

Kepada orang tua murid, Ny. Kase-Fuah menyampaikan penghargaan karena telah memiliki kesadaran yang tinggi terhadap pendidikan serta memberikan dukungan yang baik untuk mengembangkan Taman Kanak-Kanak dan Paud di Kecamatan Amanatun Selatan sebagai salah satu bentuk kepedulian masyarakat terhadap pendidikan. Tujuannya untuk mendidik dan membimbing anak-anak sejak dini mulai dari usia dini, guna turut menyukseskan wajib belajar 9 tahun, sehingga tujuan dari pembangunan nasional yaitu masyarakat yang adil dan sejahtera dapat tercapai.

Ketua Panitia Pelaksana, Danial Nomeni, dalam laporannya menjelaskan bahwa ke-32 siswa yang diwisuda berasal dari TK Mutiara 15 orang, dan TK Santo Paulus Oinlasi 17 orang. Tujuannya untuk menjawab salah satu tujuan peningkatan mutu pendidikan nasional melalui pra sekolah, dan untuk memberantas buta huruf yang masih merupakan kendala utama dalam meningkatkan mutu pendidikan Nasional. (humas setda tts)


Dievaluasi, pelaksanaan APBD TTS

SOE, SPIRIT--Evaluasi pelaksanaan kegiatan APBD Kabupaten TTS merupakan hal yang penting bagi satuan kerja untuk mengukur sampai sejauh mana pemanfaatan penggunaan dana dalam melaksanakan berbagai kegiatan baik itu fisik maupun non fisik.
Hal ini diungkapkan oleh Asisten Administrasi Pembangunan, Drs. Salmun Tabun, M.Si, ketika memimpin rapat Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan APBD Kabupaten TTS Tahun 2008, dari bulan Januari sampai tanggal 15 Juli 2008, di Aula Bapeda Kabupaten TTS, pekan lalu.
Salmun Tabun mengatakan bahwa kehadiran kepala satuan kerja dalam evaluasi tersebut sangat penting dan berarti karena bisa memberikan masukan-masukan yang berarti dalam melaksanakan kegiatan pembangunan di Kabupaten TTS, sekaligus bisa menyampaikan kendala yang dihadapi, baik itu menyangkut dana yang berhubungan dengan kegiatan fisik akibat dari pengaruh kenaikan BBM.
Salmun mengingatkan para pimpinan yang hadir agar dalam melaksanakan kegiatan fisik harus berpedoman pada Keppres 80 tentang Pengadaan Barang dan Jasa dan jangan melaksanakan kegiatan fisik kalau ada muatan kepentingan.
Dari hasil rapat evaluasi kegiatan APBD Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2008 dari bulan Januari-Juni untuk kegiatan belanja langsung 35 persen, kegiatan fisik 15 persen. Sedangkan penerimaan PAD baru mencapai 24,49 persen. Rapat evaluasi ini berlangsung selama satu hari efektif, dihadiri oleh pimpinan dinas, badan, kantor dan bagian. (humas setda tts)


Panitia HUT RI gelar festival budaya

SOE, SPIRIT--Dalam rangka memperingati HUTke-63 RI tingkat Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), panitia seksi pameran dan kesenian akan menyelenggarakan pameran pembangunan dan festival budaya.
Agenda ini dijelaskan Kepala Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Timor Tengah Selatan, Drs. Stef Monekaka, selaku Ketua Seksi Pameran Pembangunan ketika memimpin rapat di Aula Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten TTS, tanggal 17 Juli 2008.
Monekaka mengatakan bahwa kegiatan pameran kali ini direncanakan akan diikuti oleh dinas, badan, kantor dan bagian, BUMD, BPN, BPS, organisasi profesi dan swasta.
Dikatakannya, untuk memeriahkan pameran tersebut, maka akan diadakan festival budaya Kabupaten Timor Tengah Selatan yang menurut rencana akan diikuti oleh sanggar dari 32 kecamatan yang ada di TTS. Juga dimeriahkan oleh siswa-siswi dari sekolah-sekolah yang ada dalam Kota SoE, mulai dari tingkat TK, SD, SMP, SMU dan SMK.
Pameran pembangunan direncanakan dimulai pada tanggal 22-29 Agustus 2008, bertempat di Lapangan Upacara SoE.
Mengakhiri pertemuan, Monekaka mengharapkan kepada para peserta yang hadir agar menyampaikan rekomendasi rapat kepada pimpinan masing-masing agar bisa mengikuti kegiatan tersebut. (humas setda tts)



Read More...

PNS diingatkan tidak lupa tugas pokok

Spirit NTT, 21 -27 Juli 2008

SOE, SPIRIT-- Wakil Bupati (Wabup) Timor Tengah Selatan (TTS), Drs. Pieter R Lobo, M.Si, bertindak sebagai Inspektur Upacara pada apel kekuatan di halaman depan Kantor Bupati TTS, Senin (14/7/2008). Pada kesempatan ini, Wabup Pieter Lobo mengingatkan PNS setempat tidak melupakan tugas pokok melayani masyarakat.

Apel ini dihadiri oleh sekretaris daerah, para asisten, pimpinan dinas, badan, kantor dan bagian serta karyawan-karyawati di lingkup Setda Kabupaten TTS.
Dalam amanatnya, Wabup Pieter mengingatkan untuk selalu bersikap waspada dalam menjaga keamanan lingkungan supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Kepada aparat Polisi Pamong Praja yang bertanggung jawab terhadap keamanan di lingkungan Setda TTS, Wabup Pieter Lobo mengimbau untuk melaksanakan tugas dalam menjaga keamanan dengan sebaik-baiknya dan penuh rasa tanggung jawab.
Selain itu, katanya, para Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam melaksanakan tugasnya tidak melupakan tugas pokok dan fungsinya, dan diharapkan dalam menghadapi pemilu dan pemilihan kepala daerah bersikap netral dan tidak melakukan politik praktis.

Diberitakan pula bahwa dalam upacara apel kekuatan tersebut yang bertindak sebagai komandan upacara serta pengucapan UUD 1945 serta Panca Prasetia Korps Pegawai Republik Indonesia adalah karyawan dari Bagian Bina Sosial Setda Kabupaten TTS. (humas setda tts)



Read More...

'Membumi' di Mitos Sial

Spirit NTT, 21- 27 Juli 2008, Oleh Benny Dasman

SAYA menyebut Danrem 161/Wirasakti Kupang, Kolonel (Inf) Winston Perdamean Simanjuntak, sebagai salah satu di antara begitu banyak kaum rasionalis. Ketika mengunjungi Redaksi Pos Kupang, Selasa (15/7/2008), Winston mengaku tak memercayai mitos sial angka 13. "Bagi saya angka 13 itu hoki," katanya.

Muasal cerita, di akhir dialog, Pemimpin Umum Harian Pos Kupang, Damyan Godho, menyampaikan niatnya mengundang Danrem Winston menghadiri acara peluncuran Pos Kupang TV, tanggal 9 Agustus 2008. "Mengapa tidak tanggal 8 saja, supaya tepat bulan 8 dan tahun 2008. Itu hoki. Sama seperti saya angka 13 itu hoki. Bukan sial," timpal Danrem Winston. Benar? Pak Damyan hanya mengulum senyum.

Tetapi dalam tatanan masyarakat modern, kepercayaan-kepercayaan tahayul dan mitos-mitos sial angka 13 ternyata tetap eksis, bahkan berkembang dan merasuk ke dalam banyak segi kehidupan masyarakatnya. Kepercayaan-kepercayaan ini bahkan ikut mewarnai arsitektural kota dan juga gedung-gedung pencakar langit.

Contoh, di berbagai gedung tinggi di China, tidak ada yang namanya lantai 13 dan 14. Menurut kepercayaan mereka, kedua angka tersebut tidak membawa hoki. Di Barat, angka 13 juga dianggap sial. Demikian pula di berbagai belahan dunia lainnya. Kalau kita perhatikan nomor-nomor di dalam lift gedung-gedung tinggi dunia, Anda tidak akan jumpai lantai 13. Biasanya, setelah angka 12, langsung 'loncat' ke angka 14. Atau dari angka 12 maka 12a dulu baru 14. Fenomena ini terdapat di banyak negara dunia, termasuk Indonesia.

Benarkah 13 dianggap angka yang membawa kekurangberuntungan? Fakta ini membantahkannya. Ingat prestasi gemilang Michael Ballack. Berkostum nomor 13, pemuda ganteng itu berhasil membawa Jerman menembus babak final piala dunia tahun 2006. Tak hanya itu, masih berkostum nomor 13, di perhelatan kompetisi sepak bola negara-negara Eropa (Euro 2008), lagi-lagi Michael Ballack menbawa Jerman masuk perempat final.

Sama seperti Ballack, Telkomsel pun bernomor punggung 13 (ultah ke-13, Red), bermain dikancah bisnis telekomunikasi Indonesia. Tak mengenal kata sial, bahkan memecahkan mitos, Telkomsel terus mencetak gol kemenangan sehingga tetap menjadi market leader. Yang terdepan. Semakin membumi dan membumi merangkul dunia.

Buktinya, para pelanggan tak bosan-bosan dipuaskannya. Memberi kado spesial berupa program tarif bicara untuk kartu prabayar Simpati dengan hitungan waktu serba 13. Tarif itu Rp 0,5 per detik ditawarkan kepada pelanggan setianya.
Banyak lagi pembuktian pemecahan mitos sial di umur ke-13 tahun telkomsel. Lahir dari anak perusahaan BUMN, Telkomsel memiliki komitmen kuat untuk memberikan pelayanan publik dalam memajukan negeri. Penggelaran jaringan melalui pembangunan BTS (Base Transceiver Station) secara cepat dilakukan melalui program IKC (Ibu Kota Kecamatan) pada tahun 2007 berbuah sukses. Target menjangkau hingga pelosok daerah lebih dari 95 persen tercapai.

Awalnya, telkomsel beroperasi dengan 149 BTS yang dibangun untuk melayani para pelanggan. Melihat pesatnya pertumbuhan pelanggan dan komitmen yang kuat untuk memerdekakan Indonesia dari keterisolasian komunikasi dan informasi, di tahun 2005 telkomsel menambah kapasitas BTS menjadi 22.000 BTS.
Peningkatan pelayanan terus dilakukan untuk memberikan keamanan dan kenyamanan kepada 52 juta pelanggannya. Mewujudkan hal itu, telkomsel di tahun 2008 berencana menambah 5.000 BTS baru dengan investasi US$ 1,5 miliar (sekitar Rp 14 triliun). Dengan demikian total BTS yang dimiliki telkomsel menjadi 27.000 BTS. Dan, yang menggembirakan lagi, di usia ke-13, telkomsel terus berbuat sebagai contoh menghadirkan solusi teknologi Remote Solution System yang menggunakan GSM Pico IP (Internet Protocol) via Satelite IP.

Teknologi ini merupakan inovasi teknologi GSM IP pertama kali di Indonesia maupun internasional. Ini satu pembuktian bahwa telkomsel memiliki jaringan terluas dengan kualitas jaringan yang saat ini telah menjelajah wilayah-wilayah yang selama ini kesulitan mendapatkan layanan telekomunikasi, seperti pedesaan dan pulau-pulau terluar Indonesia termasuk jalur bahari PELNI (Pelayaran Nasional Indonesia).

Pendiri Bridge BMA
Kini, untuk mensejajarkan bangsa Indonesia dengan negara berkembang lainnya, telkomsel juga bermitra dengan 288 operator International Roaming di seluruh belahan dunia. Kondisi ini membuat pelanggan merasakan komunikasi yang tak terputus (seamless roaming), dan memandu industri selular Indonesia untuk Go International dengan menjadi salah satu pendiri Bridge Mobile Alliance (BMA) yang merupakan aliansi operator selular terbesar di Asia Pasifik.

Dan, telkomsel juga telah sukses meluncurkan layanan simPATI Kangen di Hongkong dimana sebelumnya layanan ini telah diluncurkan kali pertama di Taiwan. Melalui layanan ini, telkomsel menjadi pelopor dalam memandu industri memasuki era mobile wallet melalui layanan T-Cash (Telkomsel Cash) di Indonesia. Layanan ini sangat bermanfaaf bagi masyarakat Indonesia yang bekerja di luar negeri dan keluarganya yang ada di Indonesia, baik dari sisi hemat berkomunikasi maupun kemudahan pengiriman uang lintas negara secara cepat, aman dan lebih murah.

Sebagai market leader dan pencapaian leading in service (terdepan dalam pelayanan) telkomsel terus selalu memperhatikan lima parameter kebutuhan pokok pelanggan dan calon pelanggan, yaitu jaringan yang luas, kualitas jaringan yang handal, kelengkapan fasilitas produk dan inovasi, kenyamanan pelayanan purna jual, dan tarif yang wajar.

Telkomsel memandang bahwa pada dasarnya jaringan yang luas dengan core network yang senantiasa dipersiapkan untuk mendukung implementasi teknologi terkini merupakan hal utama dalam melayani masyarakat selular Indonesia.
Oleh karenanya, jaringan Telkomsel dilengkapi dengan ragam teknologi, seperti GPRS (Global Packet Radio Service), EDGE (Enhanced Data rate GSM Evolution), WiFi (Wireless Fidelity), 3G WCDMA (Wideband Code Division Multiple Access), dan 3,5 G berbasis HSDPA (High Speed Downlink Packet Access).

Pionir
Berbagai pendapat dan kajian pakar menggambarkan bahwa ketersediaan sarana telekomunikasi akan meningkatkan daya tarik investasi, memperluas peluang berusaha, menciptakan lapangan kerja baru, mendinamisasi lingkungan bisnis dan berbagai manfaat lainnya.

Wajar jika ada pendapat bahwa selain meningkatkan kelancaran komunikasi antarpenduduk dan mempersatukan negeri, kehadiran Telkomsel juga meningkatkan percepatan pertumbuhan perekonomian dan kemasyarakatan. Tak terbayangkan jika suatu daerah tidak ada sarana telekomunikasi, selain terisolir, dunia luar akan memandang sebagai suatu indikasi keterbelakangan wilayah itu.
Lahir dari rahim Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berorientasi pada pelayanan publik dalam suasana kompetisi dan menghadapi situasi dengan segala keterbatasan gerak, namun tekad dan semangat melayani Indonesia bagai tak lekang di panas terik dan tak lapuk di hujan. Begitu nyata derap langkah Telkomsel dalam memajukan semua daerah hingga ke wilayah terpencil.
Tahun 2005, telkomsel menorehkan sejarah sukses melayani semua ibukota kecamatan di Pulau Jawa, Bali sampai Lombok (IKC Jawa-Bali). Selanjutnya tahun 2006, Telkomsel berhasil melayani seluruh kecamatan Pulau Sumatera (IKC Jawa-Bali dan Sumatera). Tahun 2007, Telkomsel melayani kecamatan di Pulau Kalimantan dan Nusa Tenggara Timur (IKC Jawa-Bali-Nusra, Sumatera dan Kalimantan).

Memang belum sepenuhnya tercapai. Namun telkomsel tetap berobsesi meningkatkan pelayanan hingga dapat melayani semua pelosok negeri, agar tak ada lagi wilayah Indonesia yang terisolir.

Terdapat ratusan daerah hingga wilayah terpencil, di mana Telkomsel yang pertama dan sendirian melayaninya. Contoh di Sumatera (Titik 0 atau KM 0 Sabang, Pulau Batu, Pulau Hibala Nias, Pulau Balai Singkil, Pulau Mentawai, Pulau Siberiut, Pulau Tambelan Natuna, Ulurawas, Suwoh, Jangkat Jambi, Enggano Bengkulu, Pulau Bulan, Moro, Pulau Buru, Sungai Guntung dan Tanjung Samak), Jatim-Madura (Pulau Raas, Pulau Giligenting, Pulau Mandangin, Pulau Masalembu, Karang Penang, Bulu Timur, Hutan Baluran, Tempursari, Supit Urang, Watu Ulo, Sendang Biru, Gucialit dan Ngluyu).

Untuk wilayah Bali-Nusa Tenggara (Aegela, Alimere, Ayotopas, Balauring, Batu Putih, Bena Panite, Bondo Kodi, Detusoko, Kolbana, Maubesi, Mauponggo, Moni, Ngalu, Pulau Ende, Riung, Talibura, Waigete, Waipukang, Wedomu, Baranusa, Boas, Bolou, Eilogo, Haharu, Iteng, Jerebuu, Kamanggih, Manubelon, Nun Kollo, Pandedewatu, Tanarara, Tena Teke, Uwa, Waiklibang, Watuneso, Werang, Wolojita dan Wula).

Sedangkan di Kalimantan (Tanjung Seloka, Muara Batuan, Pudi, Batu Besar, Kuripan, Samalantaka, Hampang, Lempake, Sambaliung, Gunung Tabur, Maratua, Tanah Lia, Sasayap Ilir, Tanjung Palas, Sekatak, Sebatik, Sebuku, Lumbis, Sembakung, Krayan, Malinau dan Mentarang), Sulawesi-Maluku-Papua (Sangirtalaud, Ogotua, Lasolo, Abuki Konawe, Pakue Kolaka, Lombe Buton, Dobo, Saumlaki, Halmahera, Namlea, Pulau Buru, Pegunungan Jaya Wijaya, Raja Ampat Sorong dan Asmat Agat Timika-Merauke).


Tidak pilih-pilih
Keterbukaan pasar seluler dan dinamisnya industri ini tidak lepas dari kiprah Telkomsel dalam memelopori bisnis ini untuk semakin terbuka. Membuka jaringan tidak pilih-pilih guna memajukan daerah, merupakan jiwa khas Telkomsel. Selain meningkatkan daya tarik investasi, nilai tambah promosi daerah wisata, kawasan industri, perumahan, pusat perbelanjaan, hotel dan apartemen, sampai membuka keterisolasian wilayah terpencil.

Membuka keterlibatan mitra dalam distribusi produk dari pedagang besar hingga tingkat pengecer, juga merupakan kreasi kepeloporan Telkomsel yang dimulai tahun 1996 (sebelumnya simcard dan ponsel hanya dijual oleh operator).
Begitu banyak lapangan berusaha terbuka dengan hadirnya lebih dari 10.500 titik pelayanan Telkomsel, baik yang dikelola sendiri maupun yang dikelola bersama mitra, yakni 68 GraPARI, 210 GeraiHALO, 2.300 KiosHALO, 2.950 Retail Nasional, dan 5.000 Outlet Dealer. Tidak terhitung jumlah tenaga kerja yang terserap, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Konvergensi layanan secara nyata diimplementasikan Telkomsel sebagai upaya menghadirkan manfaat bagi lingkungan bisnis. Contoh: konvergensi dengan industri perbankan (m-banking, m-ATM dan e-wallet), media massa dan konten (mobile TV live dan mobile video streaming), industri musik yang sekaligus membangkitkan dari keterpurukan karena pembajakan (ring back tone atau Nada Sambung Pribadi), industri otomotif (layanan info otomotif seperti m-Toyota). Bahkan Telkomsel juga melahirkan era baru untuk menggairahkan olahraga nasional (layanan sepakbola Indonesia *465#).

Peduli Lingkungan
Sepanjang 13 tahun perjalanannya, Telkomsel yang saat ini sahamnya dimiliki BUMN Telkom 65 persen dan SingTel 35 persen terus berupaya mengimplementasikan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai upaya menghadirkan nilai tambah bagi masyarakat dan lingkungan, dengan aktif melakukan berbagai kegiatan sosial.

Dengan tema "Semakin Sehat Indonesiaku", Telkomsel berupaya membantu mereka yang kurang mampu untuk menikmati hidup yang lebih sehat. Sekitar 5.000 anak di berbagai wilayah Indonesia difasilitasi khitanan massal, 200 anak operasi bibir sumbing, donor darah sekitar 6.000 orang karyawan dan mitra Telkomsel, perbaikan sarana sanitasi 100 SD negeri, serta pengobatan gratis kerja sama dengan puskesmas setempat.

Dengan tema "Semakin Cerdas Indonesiaku", lebih dari 4.000 anak yatim piatu mendapat paket alat sekolah dan tas, 2.000 buku doa pilihan bagi anak panti asuhan dan korban bencana, 1.000 buku mengenal seluler untuk siswa SMP dan SMA, ratusan buku di 15 lokasi baca "Grawidya" untuk program Ayo Membaca, student visit layani 5.000 mahasiswa berbagi ilmu dan pengalaman praktis, Telkomsel goes to campus di 30 kampus, serta membantu 500 unit komputer ke pesantren dan yayasan sosial.

Melalui program "Telkomsel Peduli", Telkomsel melakukan kepedulian terhadap masyarakat yang terkena bencana dalam beberapa tahun terakhir ini. Saat Tsunami Aceh, menyewa dua pesawat Hercules untuk mengangkut bantuan bagi masyarakat (makanan, obat-obatan, selimut, kantung mayat) serta berbagai perangkat telekomunikasi guna mempercepat pemulihan layanan telekomunikasi. Di samping itu juga menyediakan posko telepon gratis, pusat layanan info korban, ambulans, bantuan sarana komunikasi (ponsel dan kartu seluler) bagi petugas lapangan, serta membuka SMS donasi.

Hal serupa juga dilakukan saat gempa di Nias dan tsunami di Pangandaran, dengan memberi bantuan pangan, obat-obatan dan telepon gratis. Begitu juga saat terjadi gempa di Bantul dan Klaten, di mana Telkomsel membuka tenda pengungsi, sekolah darurat untuk anak-anak sekaligus menjadi terapi healing bagi mereka, WC umum 20 buah, bantuan 200 sepeda untuk warga dan membuka SMS donasi bersama PMI.

Telkomsel juga secara aktif melakukan kepedulian saat bencana banjir besar melanda Jabodetabek Februari 2007 lalu. Selain rumah dan perkantoran, sejumlah infrastruktur telekomunikasi pun ikut terendam. Jakarta nyaris lumpuh akibat pasokan listrik yang terganggu. Namun kesigapan dan tekad Telkomsel untuk memberikan yang terbaik, membuat layanan Telkomsel pulih dalam waktu cepat. Seiring pemulihan jaringan, kepedulian Telkomsel diwujudkan dengan mendirikan 27 tenda kemanusiaan, 36 posko telepon gratis, bantuan logistik (nasi bungkus, makanan bayi, susu, mie instan, air bersih), selimut, serta bantuan kesehatan di 72 lokasi.

Peduli pedesaan
Tak hanya peduli terhadap masalah-masalah sosial yang terjadi di lingkungan sekitarnya, telkomsel juga berkontribusi memajukan perekonomian di desa. Tak heran bila perekonomian rakyat menjadi terbantu dengan hadirnya jaringan Telkomsel ini. Hubungan perdagangan menjadi lebih lancar dari kota ke desa, begitupun sebaliknya.

Tak heran pula bila hampir semua lapisan masyarakat dari kalangan elit hingga pembantu rumah tangga dari kota besar hingga pelosok desa, bisa mengakses sarana telekomunikasi, yang menyebabkan masyarakat maupun konsumen makin cerdas dan akses perhubungan makin dekat.

Kemajuan teknologi yang dihadirkan Telkomsel juga berpengaruh besar terhadap pembangunan kota dan perdesaan. Seperti peluncurkan produk Telkomsel Flash Unlimited untuk pelanggan regular dan pelanggan corporate kartuHALO. Bertepatan dengan ulang tahun ke 13. Dimulai dari Rp 125 ribu per bulan, pelanggan dapat menikmati akses internet unlimited di seluruh Indonesia. Bukan tak mungkin kedepannya Indonesia menjadi sejajar dalam hal perkembangan industri seluler dengan Negara maju lainnya di dunia.

Kini, telkomsel maju sangat pesat. Berbagai produk dengan inovasi-inovasi terbaru yang didukung dengan jaringan terluas dan beragam teknologi seperti, layanan 3G di Indonesia, diluncurkan.

3G adalah singkatan dari generasi ketiga, suatu istilah untuk standar teknologi internasional yang mempunyai tujuan meningkatan efisiensi dan memperbaiki kinerja jaringan seluler. 3G menawarkan peningkatan aplikasi yang ada sekarang sehingga aktivitas browsing di internet bisa lebih ngebut, kualitas panggilan suara lebih oke dan pengiriman data lebih instan. 3G bisa dimanfaatkan untuk download musik, kartu kredit ala ponsel dan nonton televisi.

Standar ISO
Seiring perjalanan 13 tahun Telkomsel dalam melayani Indonesia. Telkomsel telah bersertifikasi manajemen mutu standar internasional ISO. Dan mendapat penghargaan dari berbagai pihak, baik dalam maupun luar negeri, seperti Service Quality Award untuk GraPARI, Best Call Center Award (3 tahun berturut-turut), serta internasional Best Asia Pacific Call Center Award. Telkomsel berhasil memperoleh sertifikat ISO 9001 versi 2000 dari lembaga internasional "TUV-NORD" karena mampu memberikan kualitas layanan berstandar internasional. Ini hoki nomor punggung 13. Yang lain, capek deh!

* Penulis, Penanggung jawab Mingguan SPIRIT NTT, wartawan Pos Kupang


Read More...

Proyek komersialisasi sekolah

Spirit NTT, 21 - 27 Juli 2008

DUNIA pendidikan Indonesia sedang memasuki tahun ajaran baru 2008/2009. Setiap tahun, tahun ajaran baru selalu diwarnai dengan ragam gejolak ihwal naiknya biaya pendaftaran dan registrasi. Institusi pendidikan terus "menancap gas" dalam menaikkan biaya pendidikan, terlebih seiring dengan naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) sekarang.

Kenaikan biaya itu, oleh institusi pendidikan, dianggap sebagai sesuatu yang wajar, sesuai dengan kenaikan harga kebutuhan manusia yang juga terus melonjak naik.
Rasionalisasi tersebut akhirnya memakan korban yang sangat tragis. Ya, kaum miskin yang berpenghasilan sederhana akan semakin meratapi nasib, karena anak-anak mereka pasti 'gagal' menangkap peluang strategis di institusi pendidikan. Rakyat kecil akan semakin terpinggirkan aksesibilitas publiknya, karena hak pendidikannya terpasung oleh ambisi dan arogansi kuasa pasar. Sangat ironis, memang. Institusi pendidikan sudah diibaratkan 'barang dagangan' (komoditas) yang diperjualbelikan, sesuai dengan tingkat kenaikan harga di pasar.

Nasib rakyat kecil yang menjadi korban kapitalisasi pendidikan sedang meradang. Lihat saja kasus di Semarang, di mana biaya masuk sekolah negeri mencapai biaya Rp 5 juta sampai Rp 6 juta. Demikian juga yang terjadi di Jakarta, sekolah berlomba menaikkan biaya pendaftaran dan registrasi, sehingga kaum miskin kehilangan kesempatan menyekolahkan anaknya di sekolah negeri. Nasib tragis warga miskin di berbagai pelosok negeri masih bergentayangan. Terlebih di Indonesia wilayah timur. Selain gagal menggapai pendidikan, nasib mereka masih dikerubungi aneka krisis gizi, kekeringan, dan sebagainya.

Slogan pendidikan untuk semua sekarang hanya isapan jempol. Rakyat miskin terlunta-lunta mendapatkan akses pendidikan yang berkualitas. Akhirnya, kaum miskin biasanya menjatuhkan pilihan pendidikan di berbagai sekolah swasta yang miskin kualitas. Harapan merenda masa depan di sekolah yang sejajar mungkin sudah tertutup. Sebuah petanda buruk bahwa eksistensi pendidikan sedang diperjual-belikan demi memperoleh proyek komersialisasi yang bisa mendatangkan keuntungan sebanyak-banyaknya.

Proyek komersialisasi sekolah yang sedang berjalan sekarang sangat mungkin mencerminkan kesulitan, bahkan kegagalan pendidikan dalam melepaskan diri dari jerat kapitalisasi. Jerat kapitalisasi pendidikan, menurut Darmanistyas (2005), menjadikan pendidikan harus 'menyembah' kepada aturan main pasar, sehingga kebijakan dunia pendidikan bukan lagi berorientasi kepada pencerdasan dan pemanusiaan manusia, tetapi justru menjadi ajang mengeruk keuntungan finansial. Menyembah kepada pasar, mengakibatkan dunia pendidikan menjadi salah satu sarana rekolonialisasi dan reimprealisasi neoliberal dalam menghegemoni seluruh ruang gerak manusia.

Gerak laju dunia pendidikan akhirnya terjebak dalam statistik yang penuh rentetan data sebagai bahan laporan bagi lembaga yang disetir dunia pasar. Data-data itu kemudian menjadi bahan dasar 'pengelola pasar' dalam monitoring laku-tidaknya aksentuasi formalitas pendidikan dalam pertarungan dunia industri global. Dalam tataran demikian, siswa dan mahasiswa dijebak dalam jerat permainan industri global.

Memasuki dunia pendidikan, maka mindsetnya dicetak dalam bingkai laku-tidaknya dalam dunia pasar. Terbukti, jurusan-jurusan yang menjadi favorit mesti jurusan yang selalu 'laku keras' dalam arus industri global. Jurusan yang tidak laku, maka akan ditinggalkan, bahkan kalau perlu 'dimuseumkan', sehingga tidak lagi menjadi incaran peminat.

Menggiring mindset siswa dalam logika pasar inilah yang sedang berlangsung sangat kolosal dalam alur dunia pendidikan di Indonesia. Misi dunia pendidikan dalam upaya memanusiakan manusia jadi terganggu. Sekolah sekarang mencetak siswa-siswa yang segera layak jual di dunia industri. Guru-guru dan seluruh insan dunia pendidikan kemudian sibuk dengan agenda birokratisasi 'proyek yang sedang ramai' setiap tahun ajaran baru menggelinding. Atau setiap babakan momentum penting yang terjadi, maka akan selalu dimanfaatkan untuk mensukseskan sekian proyek kapitalisasi yang mendatangkan keuntungan finansial tinggi.

Tragedi komersialisasi sekolah telah menghadirkan duka sejarah yang berulang-ulang. Mengapa tidak? Setiap tahun ajaran baru, tragedi itu terus diulang-ulang. Bukannya disudahi, tetapi justru prakyek komersialisasi semakin merajalela. Jurus-jurus komersialisasi juga semakin canggih, sehingga sulit diendus publik.

Sampai titik ini, institusi pendidikan sejatinya sedang dalam gawat darurat. Peserta didik akan menjadi manusia robot, yang seluruh gerak langkahnya ditentukan oleh mesin produksi pasar. Jadilah mereka menjadi sosok yang saklek, monoton, dan tak berkreasi mencipta hal baru yang inspirasional. Terjebak dalam instanisme dan pragmatisme. Kaku dalam bertindak, miskin gagasan mencipta visi.
Maka, sudah saatnya sekarang semua pihak harus berupaya memutus benang kusut proyek komersialisasi sekolah. Sekolah harus dikembalikan kepada hakikatnya sebagai proses memanusiakan manusia. Proses belajar-mengajar adalah proses agung dalam mentransfer tata nilai kehidupan dan tata nilai gagasan. Tahun ajaran baru harus dikembalikan sebagai ritus suci mencipta manusia baru yang berjuang demi membela hakekat kemanusiaan dan kehidupan.

Atau menurut Sayed Husain Al-Attas (2005), proses pendidikan adalah proses menemukan kesejatian menuju kefitrian (al-fithrah). Fitrah kemanusiaan (al-fithrah al-insaniyyah) inilah yang akan menjadi landasan gerak proses pendidikan dalam transformasi tata nilai kehidupan berdasarkan hakekat kemanusiaan universal. Disinilah kita akan kembali kepada pemaknaaan sejati pendidikan. (muhammadun as/www.republika.co.id)



Read More...

Hapuskan ujian nasional

Spirit NTT, 21 - 27 Juli 2008

DEWAN Perwakilan Daerah (DPD) mendesak pemerintah menghapus pelaksanaan Ujian Nasional (UN). Demikian pernyataan PAH III DPD yang disampaikan Parlindungan Purba, Pdt Lambe, Santori Hasan, Muhi Abidin dan Ali Warsito di Gedung DPD di Senayan Jakarta, belum lama ini.

DPD menilai, UN tidak dapat menjembatani kondisi sekolah di daerah. Selain itu, ada tiga prinsip yang tidak tercakup dalam bejalar dan mengajar, yaitu kognitif (penilaian yang tidak tergambar secara baik) dan prinsip afektif karena UN tidak dapat dijadikan indikator penilaian atas perubahan sikap anak didik) dan prinsip psikomotorik.

Begitu juga prinsip psikomotorik tidak terpenuhi. UN tidak dapat dijadikan ukuran perkembangan anak, sehingga penilaian atas hal tersebut perulu dikembalikan lagi ke sekolah.

UN dinilai tidak sesuai dengan program pendidikan Dasar Sembilan Tahun sehingga terjadi kontraproduktif. UU tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan dasar adalah SD dan SMP sehingga tidak tepat jika UN diberlakukan juga untuk SMA.

DPD menyatakan, UN tidak mampu/tidak dapat memetakan pencapaian kompetensi atau pengendalian mutu pendidikan karena yang diujikan hanya tiga hingga lima mata pelajaran. Hal itu tidak konsisten dengan substansi perundang-undangan dalam bidang lingkup standar nasional pendidikan (PP No.19/2005).

"UN mengabaikan kecerdasan, potensi dan kemampuan siswa yang bersifat multilevel dan mengabaikan keunggulan dan kemampuan khusus," kata Pdt. Lambe.

Padahal, kata Lambe, pendidikan diarahkan untuk pengembangan sikap dan kemampuan kepribadian anak, bakat, kemampuan mental dan fisik sampai mencapai potensi mereka yang optimal. Selain itu, anak/siswa yang memiliki keunggulan diberikan kesempatan dan aksesibilitas untuk memperoleh pendidikan khusus.

Hal senada disampaikan Rektor Universitas Timbul Nusantara (Utirta-IBEK) Jakarta Prof Dr. Laurence A Manullang. Dia mengemukakan, tidak tepat proses belajar-mengajar hanya dinilai dalam waktu tiga hari selama UN.
"Ketidaklulusan akan menimbulkan frustasi di kalangan siswa. Mereka yang tidak lulus bisa stres dan selanjutnya bisa kena stroke," katanya. Karena itu, dia berpendapat, sebaiknya pelaksanaan UN ditinjau ulang. (ant)



Read More...

Ditingkatkan menjadi 100 orang

Spirit NTT, 21 - 27 Juli 2008, Laporan Julius Akoit

ATAMBUA, SPIRIT-- Sejak sepekan tercatat 273 calon mahasiswa (Cama) mendaftar ke Akademi Perawat (Akper) Atambua, di Kabupaten Belu. Padahal kapasitas ruang belajar yang dimiliki hanya untuk 50 orang calon mahasiswa baru. Terkait kasus ini, pihak sekolah akan membuka kelas paralel, dan dalam jangka panjang akan ditambahkan fasilitas ruang belajar. Sementara Sekab JT Ose Luan meminta pengelola agar meningkatkan kuota penerimaan mahasiswa dari 50 menjadi 100 orang.

Direktur Akper Atambua, Djulianus Tesmau, SKP, M.Kes, ketika ditemui di sela-sela pertandingan sepak bola di Lapangan Umum Kota Atambua, Rabu (16/7/2008), membenarkan agenda pendaftaran tersebut. Pertandingan sepak bola ini diadakan menyambut Dies Natalis VII Akper bulan September 2008.

"Minat masyarakat Belu untuk masuk Akademi Keperawatan Atambua sangat tinggi. Buktinya, sudah tercatat 273 calon mahasiswa mendaftar. Padahal kuota hanya 50 orang untuk tahun akademik 2008," jelas Tesmau.

Menyikapi kondisi ini, lanjutnya, pihaknya akan membentuk kelas paralel untuk bisa menampung maksimal 100 calon mahasiswa. "Kondisi ini melecutkan semangat kami untuk melakukan beberapa terobosan pengembangan. Misalnya memberlakukan kelas parallel, atau juga dalam jangka panjang bisa bangun ruang kuliah yang baru dalam jumlah yang memadai," katanya.

Sekab Belu, Drs. JT Ose Luan, dimintai komentarnya soal kondisi di Akper Atambua mengharapkan agar Pemkab Belu melalui Dinas Kesehatan setempat supaya meningkatkan kuota calon mahasiswa yang diterima dari tahun ke tahun. "Kalau bisa dalam tahun ini jumlah kuotanya harus 100 calon mahasiswa yang diterima. Jangan hanya 50 orang," harap Ose Luan.

Karena itu lanjutnya, Akper Atambua melalui beberapa upaya terobosan agar menambah fasilitas ruang kuliah dan jumlah tenaga dosen. "Kewajiban Pemkab Belu membantu pendidikan tinggi di Kabupaten Belu untuk melakukan beberapa terobosan. Misalnya membantu dari dana DAU/DAK untuk membangun ruang kuliah tambahan atau menambah tenaga dosen," ujarnya.*


Read More...

Diperbaiki jaringan pipa air di SoE

Spirit NTT, 21 - 27 Juli 2008, Laporan Muchlis Al Alawi

SOE, SPIRIT--Jaringan perpipaan di wilayah Kota SoE yang sudah tua mendapatkan perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Timor Tengah Selatan (TTS) untuk diperbaiki dan dibenahi. Melalui Perusahaan Daerah Air Minum TTS, pemkab setempat segera memperbaiki jaringan perpipaan dalam Kota SoE, Ibukota Kabupaten TTS sepanjang tiga kilometer.

Direktur PDAM TTS, Didi Edy Haryadi, BE, dikonfirmasi di SoE, Sabtu (19/7/2008) mengatakan, perbaikan jaringan perpipaan di Kota SoE menelan dana sebesar Rp 1 miliar. Menurutnya, perbaikan tersebut merupakan bagian dari rencana PDAM TTS menggantikan jaringan perpipaan hingga 9,6 km.

"Lewat pergantian jaringan pipa, maka akan memperlancar distribusi air PDAM kepada masyarakat. Masalahnya, selama ini pendistribusian air kurang lancar lantaran jaringan perpipaan yang ada belum pernah diganti sejak 1980-an. Parahnya lagi, jaringan perpipaan yang ada sejak tahun itu terbuat dari asbes," jelasnya.
Didi mengatakan, jaringan perpipaan asbes rentan bocor dan pecah. Hal itu terbukti sering terjadinya pipa pecah dan bocor di wilayah Kota SoE dan sekitarnya. Untuk itu, pergantian pipa asbes ke pipa PVC menjadi solusi tepat untuk mengatasi persoalan tersebut.

Tentang efektivitas pipa PVC, Didi mengatakan pipa tersebut dapat bertahan hingga puluhan tahun. Selain itu, pipa PVC harganya lebih murah dibanding pipa besi.
Menurut Didi, jaringan perpipaan yang sudah diperbaiki belum dioperasionalkan lantaran aksesoris yang dipesan belum tiba di SoE. Aksesoris itu harus didatangkan dari Pulau Jawa karena di wilayah NTT belum ada yang menjualnya.

"Kami sudah memesan sejak bulan lalu. Persoalan cuaca mengakibatkan pengiriman aksesoris pipa tertunda hingga kini. Mudah-mudahan cuaca membaik saat ini tidak menghambat lagi pengiriman asesoris ke SoE-TTS," tandasnya.*


Read More...

Sidang LKPJ setelah audit BPK

Spirit NTT, 21 - 27 Juli 2008, Laporan Marsel Ali

KUPANG, SPIRIT -- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kupang akan mengagendakan sidang laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPJ) akhir tahun anggaran 2007 oleh Bupati dan Wakil Bupati Kupang, setelah mendapat hasil audit dari BPK. Dengan demikian, Dewan tidak keliru dalam menetapkan anggaran.

Ketua DPRD Kabupaten Kupang, W Tabais-Kefan mengemukakan hal itu ketika ditemui SPIRIT NTT di Gedung DPRD Kabupaten Kupang, Sabtu (12/7/2008), usai i rapat panitia musyawarah membahas agenda sidang LKPJ Bupati Kupang, Drs. IA Medah.


"Kami baru saja menggelar rapat panitia musyawarah untuk membahas masalah itu. Dewan belum menetapkan tanggal sidang karena hasil audit dari BPK belum ada. Kalau hasil audit sudah kami terima, maka sidang bisa dilaksanakan," ujarnya.

Tabais mengatakan, berdasarkan pengalaman tahun 2007, penetapan anggaran sudah dilakukan sebelum ada audit dari BPK. Akibatnya, hasil audit berbeda dengan anggaran yang ditetapkan. Karena itu, lanjutnya, DPRD mengubah keputusan yang telah ditetapkan. "Kami tidak mau kecolongan lagi. Makanya, sebelum kami terima hasil audit BPK, kami belum menetapkan waktu yang tepat untuk sidang LKPJ," ujarnya.

Ditanya rancangan yang telah dibicarakan dalam kaitan rapat pembahasan LKPJ Bupati IA Medah, Tabais mengatakan, Dewan merencanakan tanggal antara 5 -15 Agustus 2008. Di atas tanggal itu, lanjutnya, ada agenda lain seperti penetapan anggaran dan masuk sidang perubahan APBD II Kabupaten Kupang.

Anggota DPRD Kabupaten Kupang, Thomas Goa, mengharapkan agenda yang telah ditetapkan bisa berjalan, sehingga dewan atau pun pemerintah dapat menjalankan kegiatan lain dalam rangka percepatan pembangunan. "Kami sudah rapat soal ini. Sekarang ini masih menunggu hasil negosiasi antara Sekwan dan pemerintah soal kepastian tanggal sidang," ujar Goa. *

Read More...

JALAN TDM AGAR DIPERBAIKI

Spirit NTT, 21 - 27 Juli 2008, Laporan Thomas Duran

KUPANG, SPIRIT--Warga Kelurahan Tuak Daun Merah (TDM), Kecamatan Oebobo, Kota Kupang meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang memperbaiki ruas Jalan TDM. Soalnya, ruas Jalan TDM 1 hingga TDM 4 sudah rusak parah.

Lurah TDM, Yesaya M Ndoen, menyampaikan hal itu ketika ditemui SPIRIT NTT di Kantor Walikota Kupang, Selasa (22/7/2008). "Warga mengeluhkan kondisi jalan yang rusak itu saat saya berkunjung ke setiap RT. Warga meminta agar kerusakan itu segera diperbaiki," ujarnya.

Dikatakannya, kondisi ruas jalan itu memang cukup memrihatinkan. Aspalnya sudah terbongkar dan jalan itu pun berlubang-lubang. Kerusakan itu sudah berlangsung lama, tetapi sampai sekarang belum diperbaiki. Bila musim kemarau, kata Yesaya, dari ruas jalan yang rusak itu debu-debu beterbangan sehingga sangat mengganggu masyarakat. Sementara di musim hujan, warga juga mengeluh karena ruas jalan itu berubah menjadi kolam. Air menggenangi lubang-lubang tersebut.

"Karena itu, instansi teknis sebaiknya segera memperbaiki kerusakan itu, sehingga kondisinya kembali normal. Lebih cepat diperbaiki akan lebih baik, selain anggaran yang dikeluarkan pun tidak terlalu banyak," ujar Yesaya.

Dia mengatakan, selain keluhan tentang kondisi jalan yang rusak, warga juga meminta agar Pemerintah Kota Kupang memasang 10 dari 13 mata lampu yang telah diusulkan pada Musyawarah Rencana Pembangunan Kelurahan (Musrenbangkel) 2007 lalu. Ke- 13 mata lampu yang diusulkan ini, tiga di antaranya telah dipasang, yakni di depan Masjid TDM, Gereja Katolik serta Gereja Tiberias. *

Read More...

Jual PT SK kepada investor swasta

Spirit NTT, 21 - 27 Juli 2008, Laporan Gerardus Manyella

KUPANG, SPIRIT--Ketua Komisi B DPRD NTT, Drs. Hendrikus Rawambaku, M.Pd, mengatakan, PT Semen Kupang (SK) sebaiknya dijual kepada investor swasta. Hal ini perlu dibicarakan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS), karena kondisi riilnya, perusahaan itu hidup enggan mati tak mau, sementara pasarnya masih bagus.

Menurut Rawambaku, permintaan pasar akan semen di NTT masih bagus, yang konyol adalah manajemen dan pemasarannya. Kondisi riil saat ini, kata anggota Fraksi Partai Golkar ini, tidak bisa dibenahi lagi, karena manajemennya mandeg.

"Utang-utang sudah menumpuk hingga Rp 600 miliar. Jika dijual, juga hanya membayar utang. Dana penyehatan Rp 50 miliar bantuan pemerintah pusat melalui perjuangan DPRD NTT, hanya untuk membayar gaji karyawan dan para direksi. Pemerintah sudah tidak berani lagi mengucurkan dana, karena terjadi mismanajemen," kata Rawambaku, pekan lalu.

Menurut Rawambaku, kalau mau sehat penyertaan modalnya harus Rp 1 triliun. "Apakah Pemerintah Propinsi NTT mampu? Ini berat," katanya. Jika tidak dijual ke swasta, demikian Rawambaku, pemerintah pusat harus menyerahkan sahamnya kepoda Pemerintah Propinsi NTT sehingga bisa dilakukan pembenahan secara menyeluruh. Pemprop NTT bisa mengawasi secara rutin pengelolaan manajemennya dan memberikan suntikan dana setiap tahun melalui APBD sampai kondisinya betul-betul sehat.

Jika dicermati gerak pembangunan saat ini, kata Rawambaku, permintaan akan semen oleh masyarakat sangat tinggi. Buktinya, setiap hari di depan sejumlah toko bangunan di Jalan Soedirman dipadati warga membeli bahan bangunan. Salah satunya adalah semen. Kondisi ini tidak mengenal musim. Jika Semen Kupang normal, pasti bisa membantu masyarakat karena harganya relatif lebih murah dari semen luar. Hal ini perlu dicermati pemerintah baik pusat, propinsi maupun kabupaten/kota.

"Siapa yang talang? Kalau bisa saham Pemerintah Propinsi NTT yang hanya 1,7 persen dinaikan sampai 50 persen sehingga kewenangan mengawasi manajemen lebih luas," kata Rawambaku.*

Read More...

Pengabdian guru harus dibanggakan

Spirit NTT, 21 - 27 Juli 2008, Laporan John Oriwis

MAUMERE, SPIRIT--"Yang harus dibanggakan masyarakat adalah besarnya pengabdian yang tulus dan ikhlas dari seorang guru, bukan kehadiran sebuah bangunan."

Demikian disampaikan Wakil Ketua DPRD Sikka, EP da Gomez, ketika meresmikan bangunan baru kelas jauh SD Negeri Blatat di Bola Wolon, Desa Tana Duen, Kecamatan Kangae, Kamis (10/7/2008). Bangunan baru sekolah ini diresmikan Bupati Sikka, Drs. Sosimus Mitang.

Pengabdian seorang guru harus dibanggakan, kata da Gomez, karena dengan kemauannya yang besar, siap mengabdi, membangun dan mencerdaskan anak didik dalam kondisi apa pun.

"Bangunan gedung sekolah hanya merupakan alat dalam memacu semangat untuk memajukan pendidikan. Sementara kunci suksesnya pelaksanaan pendidikan terletak pada semua kompenen yang terlibat dalam sebuah lembaga pendidikan. Karena pendidikan adalah bagian dari tanggung jawab semua komponen, baik sekolah, guru, anak didik, orang tua, masyarakat dan pemerintah," ujarnya.

"Kegagalan dan rendahnya prestasi dan mutu pendidikan di Kabupaten Sikka merupakan kesalahan bersama, sehingga kita tidak perlu saling menyalahkan satu sama lain," jelas da Gomez.

Selain dibutuhkan pengabdian mulia dari guru, katanya, yang juga dibutuhkan adalah pengabdian dari masyarakat yang perlu ditunjukkan dengan pengorbanan untuk melakukan swadaya dan bergotong-royong membangun gedung pendidikan yang memadai. Hal ini sebagai bentuk dukungan dalam mengentaskan pendidikan secara baik dan bermartabat.

Dia mengatakan, pada 2007 sedikitnya terdapat ratusan proposal yang masuk dari desa yang isinya adalah permohonan bantuan untuk peningkatan bidang pendidikan. Kalau ditotalkan, katanya, bisa mencapai Rp 500 miliar lebih. Sementara PAD Kabupaten Sikka per tahunnya tidak mencapai angka Rp 400 miliar. "Ini belum ditambah dengan kebutuhan lain dari masyarakat Sikka. Melalui kesepakatan DPRD dan Pemerintah Kabupaten Sikka, kebutuhan masyarakat akan dunia pendidikan harus dipangkas maupun ditunda pada tahun anggaran berikutnya," tegasnya.

Sementara Bupati Sikka, Drs. Sosimus Mitang, dalam arahannya sebelum meresmikan Kelas Jauh SD Negeri Blatat, mengharapkan agar semua komponen pendidikan yang ada di Desa Tana Duen supaya ikut mencerdaskan peserta didik yang ada di Kelas Jauh SD Negeri Blatat secara baik.

Sosimus Mitang menyebut langkah awal yang perlu dilakukan adalah memantapkan manajemen pengelolaan kelas jauh yang ada secara mantap. Dan, yang terpenting adalah adanya kemauan dan penampilan kompenen pendidikan yang ada dalam mengerahkan semua kemampuannya dalam upaya mengelola dan meningkatkan kecerdasan anak didik di Kabupaten Sikka, khususnya di Tana Duen.

Ditegaskan Sosimus Mitang bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab semua pihak, baik pemerintah, sekolah, guru maupun orang tua dan masyarakat.
Usai menyampaikan sambutannya, Bupati Sikka Drs. Sosimus Mitang, didampingi Wakil Ketua DPRD Sikka, EP da Gomez, Dandim 1603 Sikka, Wakapolres Sikka, jajaran Muspida, Asisten Tata Praja Setda Sikka dan Kepala Dinas P dan K Sikka, melakukan pengguntingan pita dan memantau bangunan sekolah tersebut.

Bangunan sekolah jauh SD Negeri Blatat dikerjakan CV Kencana Jaya dengan biaya mencapai Rp 283 juta lebih. Dengan sasaran pembangunan tiga ruang belajar, 38 set meja kursi dan tiga lemari kelas.*

Read More...

49 Sepeda motor sampah

Spirit NTT, 21 - 27 Juli 2008, Laporan Yoseph Sudarso

KUPANG, SPIRIT -- Dinas Kebersihan Kota Kupang dalam waktu dekat mendatangkan 49 unit sepeda motor roda tiga untuk mengangkut sampah. Pengadaan sepeda motor ini menelan dana sekitar Rp 900 juta yang dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Kupang Tahun Anggaran 2008.

Kepala Dinas Kebersihan Kota Kupang, Adrianus Lusi menyampaikan hal ini ketika ditemui di ruang kerjanya, Senin (14/7/2008). Ia mengatakan, saat ini dinas kebersihan sudah membentuk panitia pelelangan 49 unit sepeda motor ini. Direncanakan sekitar minggu depan, proses pelelangan mulai terlaksana.


Apakah ini berarti dinas kebersihan akan merekrut 49 pengendara sepeda motor? Lusi mengatakan, teknis pengaturan hal ini akan dibicarakan kemudian. Tetapi ia juga memastikan bahwa tidak mungkin semua pengendara diambil dari dinas kebersihan karena akan menelan biaya operasional yang besar. Dia berharap, ada partisipasi dari kelurahan-kelurahan karena rencananya kendaraan ini akan dipakai di 49 kelurahan di kota ini.

Ditanya apakah pengadaan ini sudah mendesak, Lusi mengatakan, pihaknya hanya melanjutkan program yang sudah disusun sebelum dirinya ditunjuk menjadi pimpinan pada dinas ini. Tetapi ia mengakui, armada angkutan sampah dinas kebersihan saat ini perlu ditambah.

Ia menerangkan, di Kota Kupang setidaknya terdapat 71 tempat pembuangan sampah (TPS). Jumlah ini di luar TPS yang diciptakan sendiri oleh warga yang diperkirakan mencapai ratusan titik. Untuk mengangkut sampah-sampah ini, katanya, saat ini dinasnya memiliki 26 mobil pengangkut sampah.

Ditanya kendala lain yang dihadapi dinasnya, Lusi mengatakan, jumlah armada angkutan masih menjadi faktor utama. Apalagi dari 26 armada yang ada, ada beberapa yang sudah berumur sehingga sering macet.

Selain itu, ia juga menyebut faktor perlengkapan kerja pasukan kuning di lapangan. Hampir semua sopir dan awak kendaraan pengangkut sampah, katanya, tidak memiliki masker, sarung tangan dan sepatu boneng padahal sarana ini mereka butuhkan saat mengangkut sampah-sampah.

Ditanya tentang sistem pengangkutan sampah di pasar-pasar, Lusi menjelaskan, pengangkutan sampah di pasar memang tanggung jawab bersama antara perusahaan daerah (PD) pasar dan dinas kebersihan. Mobil pengangkut sampah, katanya, mengangkut sampah dari TPS sedangkan PD Pasar punya kewajiban mengumpulkan sampah-sampah ke TPS.*

Read More...

Terima kartu Jamkesmas

Spirit NTT, 21 - 27 Juli 2008, Laporan Thomas Duran

SIKUMANA, SPIRIT--Sebanyak 6.302 warga miskin di Kelurahan Sikumana, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, menerima kartu jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas). Ke-6.302 warga penerima Jamkesmas ini berasal dari 42 RT.

Hal ini disampaikan Kepala Seksi (Kasi) Pemerintahan, Angry W Ledoh, S.STP kepada SPIRIT NTT di kantor lurah setempat, Selasa (15/7/2008). Menurut Angry, program Jamkemas ini, menggantikan semua kartu identitas miskin yang selama ini diberikan kepada masyarakat miskin di masing-masing kelurahan. Identitas miskin kata Angry, berupa surat keterangan tidak mampu (SKTM), jaminan pengamanan sosial (JPS) serta asuransi kesehatan masyarakat miskin (Askeskin). Angry mengatakan, ke- 6.302 warga penerima Jamkesmas ini semuanya warga Kelurahan Sikumana yang layak mendapat bantuan. "Masih banyak KK miskin di Kelurahan Sikumana yang perlu dibantu," katanya.

Menurut dia, warga penerima Jamkesmas ini merupakan warga penerima Askeskin, SKTM maupun JPS yang didata oleh masing-masing ketua RT pada beberapa tahun sebelumnya. Walau data lama, kata Angry belum semua terakomodir, karena masih ada laporan dari masyarakat bahwa ada warga yang belum menerima Jamkesmas.

Angry mengatakan, kartu Jamkesmas ini untuk membantu pengobatan bagi warga miskin, baik di Puskemas maupun di RSU Kupang. Kartu ini juga membebaskan biaya opname di kelas tiga. Menurut dia, kartu Jamkesmas ini dikeluarkan oleh Askes setelah mendapatkan data dari maing-masing kelurahan. Ia juga mengatakan, kartu tersebut dikirim ke kelurahan, kemudian diambil oleh masing-masing warganya sejak tanggal 7 dan berakhir pada tanggal 18 Juli 2008.*

Read More...

HUT Mabar, panitia gelar festival budaya

Spirit NTT, 21 - 27 Juli 2008, Laporan Oby Lewanmeru

LABUAN BAJO, SPIRIT--Festival seni dan budaya menyemarakkan peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-5 Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) dengan menampilkan aneka atraksi dari 20 sanggar budaya di daerah itu. Festival ini bertujuan untuk memupuk rasa persaudaraan di antara sesama, selain tetap menghidupkan nilai-nilai budaya yang ada di daerah ini.

Demikian dijelaskan Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata dan Kebudayaan Mabar, Drs. Viktor Raul, kepada SPIRIT NTT di Labuan Bajo, Selasa (15/7/2008). Menurut Raul, kegiatan pagelaran atau festival seni dan budaya di Mabar digelar setiap tahun menyambut HUT daerah ini. Bahkan sudah merupakan program rutin dari dinas ini dengan harapan dapat menghidupkan nilai-nilai budaya daerah setempat.

"Apalagi daerah ini adalah daerah tujuan wisata sehingga kita perlu mencari terobosan, serta tetap mempertahankan nilai-nilai luhur budaya yang ada karena menjadi aset bagi daerah ini," kata Raul.

Dia menjelaskan, festival seni dan budaya yang sedianya digelar, Senin (14/7/2008), diundur hingga tanggal 21 Juli mendatang dengan alasan akan dipadukan dengan Hari Koperasi yang akan terpusat di Labuan Bajo. Dengan memadukan dua acara ini, kata Raul, acara ini menjadi momen penting bagi daerah untuk mempromosikan budaya yang ada agar tetap lestari. "Kita upayakan agar nilai budaya yang kita miliki ini tidak luntur, tapi tetap tertanam dalam kehidupan kita saat ini maupun yang akan datang," katanya.

Menarik wisatawan
Wakil Bupati Mabar, Drs. Agustinus Ch Dula, mengatakan, kegiatan festival seni dan budaya yang selalu digelar di daerah ini merupakan bukti bahwa daerah Mabar memiliki sejumlah budaya sebagai modal dasar pembangunan.

"Ini daerah tujuan wisata, karena itu kita harus berani membuktikan dengan menampilkan berbagai budaya dan seni. Pertunjukan ini akan menarik wisatawan datang ke daerah ini," katanya. *


Read More...

September, realisasi pembayaran BLT

Spirit NTT, 21 - 27 Juli 2008, Laporan Oby Lewanmeru

LABUAN BAJO, SPIRIT--Realisasi pembayaran bantuan langsung tunai (BLT) di Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) diperkirakan bulan September 2008. Hal ini terjadi karena Rumah Tangga Sasaran (RTS) penerima BLT sedang diverifikasi.

Demikian dijelaskan Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial (Kesos) Mabar, Thomas Alex Subino, S.H, kepada SPIRIT NTT di Labuan Bajo, Selasa (15/7/2008).

Menurut Subino, realisasi BLT bagi masyarakat miskin di daerah ini masih dalam tahapan verifikasi data. Karena proses verifikasi belum rampung, maka diperkirakan realisasi pembayarannya baru akan dilakukan bulan September.

"Verifikasi data dilakukan mulai dari tingkat Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW). Verifikasi dilakukan untuk cek jangan sampai ada warga yang tidak penuhi syarat," kata Subino.

Dia menjelaskan, saat ini tim verifikasi masih berada di lapangan untuk verifikasi RTS sasaran sehingga realisasinya belum dapat dilakukan hingga selesainya tahapan verifikasi. Diperkirakan pembayaran baru bisa dilakukan bulan depan.
Tentang warga yang terdata namun tidak memenuhi persyaratan, Subino mengatakan, warga itu akan diganti dengan orang lain yang memenuhi syarat. "Yang tidak penuhi syarat, misalnya, orang yang bersangkutan pindah tempat lain, meninggal dunia maka diganti," katanya.

Dikatakannya, setelah diverifikasi dan menemukan kondisi ini, pemerintah desa dapat melakukan pergantian dengan cara musyawarah. "Ini perlu dilakukan musyawarah bersama di tingkat desa kemudian ditentukan pengganti yang memenuhi syarat. Setelah itu dituangkan dalam berita acara," tuturnya.

Dia mengakui, pihaknya sudah membagikan formulir berita acara di setiap desa agar dalam proses verifikasi jika ditemukan hal tersebut maka langsung diganti, dan dimuat pada berita acara untuk dipertanggungjawabkan.

Dia mengakui, BLT berbeda dengan Program Keluarga Harapan (PKH), sebab PKH adalah bantuan yang bersyarat, yakni bagi ibu hamil, memiliki balita dan untuk menyekolahkan anak.*


Read More...

BPN gencar lakukan pensertifikatan tanah

Spirit NTT, 21 - 27 Juli 2008, Laporan Oby Lewanmeru

LABUAN BAJO, SPIRIT--Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) kini gencar melakukan pensertifikatan tanah. Tahun ini, BPN setempat menerbitkan 1.100 sertifikat tanah selain bekerja sama dengan Departemen Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) membantu masyarakat memberi sertifikat bagi 100 bidang tanah.

Kepala BPN Kabupaten Mabar, Sipri Reku, S.Ip, kepada SPIRIT NTT di Labuan Bajo, Sabtu (12/7/2008) lalu, menjelaskan, dalam tahun 2008 ini BPN Mabar gencar melakukan program pensertifikatan tanah bagi masyarakat di daerah ini karena adanya sejumlah program yang cukup meringankan, atau cukup membantu masyarakat dalam memberikan kepastian hukum hak atas tanahnya.

Menurut Reku, pihaknya segera menerbitkan 1.100 sertifikat untuk 1.100 bidang tanah yang terdiri dari 1.000 bidang dari program redistribusi dan 100 bidang dilakukan atas kerja sama dengan pihak Koperasi dan UKM. "Untuk 1.000 bidang dari program redistribusi sudah selesai, tinggal kita serahkan. Sedangkan sertifikat hasil kerja sama dengan UKM masih dalam proses pengukuran dan dalam waktu dekat akan selesai," kata Reku.

Ditanyai tentang biaya pembuatan semua sertifikat tersebut, ia mengaku kepada masyarakat diberikan secara gratis karena merupakan program pemerintah untuk memberikan kepastian hak atas kepemilikan tanah milik masyarakat.

Dikatakan Reku, untuk 1.000 bidang tanah yang disertifikasi melalui program redistribusi, pembuatan sertifikatnya dilakukan di Kupang. "Khusus hasil kerja sama dengan Dinas Koperasi dan UKM, Kabupaten Mabar adalah salah satu dari enam kabupaten di NTT yang mendapat program tersebut. Dan ini adalah bentuk kerja sama antara BPN Pusat dengan Departemen Koperasi dan UKM," tegas Reku.

Menyinggung tentang pemberian sertifikat tanah dengan program nasional (prona), Reku mengatakan, dalam tahun 2008 pihaknya menyelesaikan tunggakan tahun lalu, yakni penyerahan sertifikat kepada masyarakat untuk program tahun lalu. "Kami baru serahkan 100 sertifikat kepada warga Desa Cunca Lolos, Kecamatan Sano Nggoang melalui prona tahun 2007. Karena prosesnya butuh waktu sehingga kita baru tuntaskan tahun ini," ujarnya.

Selain di Desa Cunca Lolos, kata Reku, BPN setempat juga sudah menyerahkan 140 sertifikat kepada warga yang tinggal di transmigrasi lokal (Translok) Longge, Desa Raba, Kecamatan Macang Pacar.*

Read More...

'BLACK LIST'

Spirit NTT, 21 - 27 Juli 2008, laporan Oby Lewanmeru

DEWAN Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) tidak main-main dalam menjalankan fungsi pengawasan atau kontrol. Apalagi yang berhubungan dengan proyek-proyek pembangunan yang hasilnya dinikmati masyarakat di daerah itu. Benar-benar tidak kenal kompromi.

Soal proyek pembangunan, Dewan meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mabar mem-black list semua kontraktor yang dinilai nakal atau tidak mengerjakan proyek sesuai aturan. "Upaya ini dilakukan agar ke depan proyek yang dikerjakan bisa dipertanggungjawabkan mutunya," ujar Ketua DPRD Mabar, Mateus Hamsi, S.Sos, di Gedung DPRD Mabar, Jumat (11/7/2008).

"Kami segera turun ke lapangan untuk memantau proyek fisik hasil pekerjaan tahun 2007. Kami tidak main-main. Jika ada temuan, maka kami minta pemerintah segera melakukan pembinaan kontraktor termasuk mem-black list-nya," katanya.

Hamsi menyatakan, Dewan selaku mitra eksekutif memiliki hak untuk memberikan pembinaan kepada pengusaha yang ada di daerah ini, apalagi pengusaha yang kerja proyek tidak sesuai aturan.

Dikatakannya, Dewan tetap melaksanakan tiga fungsi sebagai perintah undang-undang, dan salah satunya adalah fungsi pengawasan atau kontrol. Selain proyek tahun 2007, Hamsi mengakui, Dewan juga akan memantau proyek yang dikerjakan tahun 2006 karena ada proyek lanjutan hingga tahun 2007 maupun 2008. "Kami akan evaluasi semua. Jika kami ke lapangan ada temuan, maka kami tidak main-main dan akan minta ditindaklanjuti," tegasnya.

Dewan, kata Hamsi, akan memberikan pertimbangan dan masukan kepada eksekutif terkait pengerjaan proyek di daerah ini karena Dewan maupun eksekutif memiliki kewenangan untuk membina pengusaha yang ada di daerah ini.*

Read More...

DPRD NTT bantu selesaikan PT Semen Kupang

Spirit NTT, 21 - 27 Juli 2008

KUPANG, SPIRIT-- Ketua DPRD NTT, Drs. Melkianue Adoe, mengatakan, DPRD NTT akan berusaha membantu penyelesaian masalah PT Semen Kupang dengan melakukan koordinasi dengan semua pihak terkait.

"Kita akan berusaha agar satu-satunya pabrik semen di NTT beroperasi kembali. Ini tentu harus dikoordinasikan dengan pihak terkait, terutama pemerintah pusat sebagai pemegang saham mayoritas," katanya di Kupang, Jumat (11/7/2008).

Dia mengatakan, apa pun caranya, industri terbesar satu-satunya di daerah ini harus bisa kembali beroperasi seperti biasa. Sementara itu, para pemegang saham PT Semen Kupang, diminta segera menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) luar biasa untuk menghentikan dewan direksi dan mempertanggungjawabkan tidak beroperasinya pabrik Semen Kupang sejak Maret lalu.

Permintaan itu disampaikan oleh Serikat Karyawan Semen Kupang (SKSK) dalam dialog dengan DPRD Nusa Tenggara Timur (NTT), di Kupang, Jumat (11/7/2008).
Hadir dalam dialog itu, Ketua DPRD NTT, Mell Adoe, Ketua Komisi B DPRD NTT, Hendrik Rawanbaku, anggota DPRD NTT dari Fraksi Partai Golkar, Inye Sayuna, Adrianus Ndu Ufi dari fraksi gabungan dan Jhon Umbu Deta dari Fraksi PDI Perjuangan.

SKSK juga meminta agar pemerintah provinsi dan DPRD NTT segera mengambil langkah-langkah konkrit untuk menyelamatkan PT Semen Kupang sebagai pioner industri satu-satunya di bumi Flobamora itu.

"Hal penting yang harus segera dilakukan adalah para pemegang saham supaya menggelar RPUS luar biasa untuk menghentikan dewan direksi, dan meminta pemerintah dan DPRD NTT untuk mengambil langkah-langkah untuk menyelamatkan PT Semen Kupang," kata Sekretaris Umum SKSK, Djabir Alkatiri.
Setelah menggelar RUPS LB, penegak hukum harus mengambil langkah penyelidikan terhadap penggunaan dana penyertaan modal negara sebesar Rp 50 miliar.

"Ini penting untuk mengetahui apakah penggunaan dana penyertaan modal itu sesuai dengan permintaan atau ada penyalahgunaan oleh direksi," katanya.
Alkatiri juga menjamin, semua karyawan PT Semen Kupang siap mendukung setiap investor baik dari dalam negeri maupun asing yang ingin menghidupkan kembali PT Semen Kupang. (ant)



Read More...

Pata: Audit dana bencana di Manggarai

Spirit NTT, 21 - 27 Juli 2008

KUPANG, SPIRIT--Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diminta untuk melakukan audit terhadap penggunaan dana bantuan bencana alam senilai Rp72,5 miliar untuk Kabupaten Manggarai, pada tahun 2006 lalu.

"Audit ini penting karena diduga kuat telah terjadi penyalahgunaan keuangan negara tersebut," kata anggota DPRD NTT asal daerah pemilihan Manggarai, Vincen Patah, SH, di Kupang, Sabtu (12/7/2008).

"Kami baru saja kembali dari Manggarai untuk melakukan kunjungan kerja dan kami menemukan sejumlah kejanggalan dalam pemanfaatan dana tersebut di lapangan, sehingga perlu ada audit dari KPK," katanya.

Pemerintah pusat telah mengalokasikan dana bantuan untuk bencana tanah longsor di Kabupaten Manggarai tahun 2006 sebesar Rp 72,5 miliar.
Dana tersebut diberikan dalam dua tahap. Tahap pertama diberikan Rp 65 miliar dan tahap dua sebesar Rp 7,5 miliar.

Dana tahap pertama digunakan untuk sembilan item kegiatan di antaranya bidang kesehatan, pembangunan rumah ibadah, jalan dan jembatan, pengairan, pemukiman yang meliputi jalan lingkungan dan air bersih, rehap rumah warga, pembangunan sektor pertanian dan perkebunan serta pendidikan.

Menurut dia, salah satu masalah yang ditemukan di lapangan adalah belum selesainya pembangunan 646 unit rumah di Kecamatan Reo dan di Cibal.
"Kalau di Reo itu dari 646 unit rumah baru dibangun 38 unit rumah. Ini sesungguhnya disebabkan karena kontraktor pemenang lelang mensubkan pekerjaan ke kontraktor lain," katanya.

Akibatnya, selain kualitas bangunan tidak terjamin dan pengusaha yang merasa tidak sanggup melarikan diri dan membiarkan pekerjaan terhenti, katanya.
"Saya mendengar informasi di lapangan bahwa, satu unit rumah sudah ditetapkan anggaran sebesar Rp 20 juta tetapi disubkan dengan harga Rp 12,5 juta sehingga kontraktor tidak bisa menyelesaikan pekerjaan," katanya.

Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD NTT ini juga menyatakan keheranannya karena pemerintah sangat tertutup terhadap pengelolaan dana bantuan bencana alam tersebut.
Kondisi ini justeru mempekuat dugaan bahwa telah terjadi penyimpangan dalam pengelolaan dana bantuan bencana alam tersebut, katanya. Karena itu, KPK dan juga BKP perlu segera melakukan audit pengelolaan dana tersebut untuk disampaikan kepada publik, kata Vincen Patah. (ant)


Read More...

DPRD NTT jaring aspirasi di Sikka

Spirit NTT, 21 - 27 Juli 2008, Laporan Alfons Nedabang

KUPANG, SPIRIT-- Anggota DPRD NTT, Drs. John Dekresano, didampingi sejumlah PNS yang mewakili instansi teknis dan Sekretariat DPRD NTT melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sikka untuk menjaring aspirasi masyarakat, belum lama ini.

Di Maumere, John Dekresano melakukan pertemuan dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sikka yang diwakili Sekda Sikka, Drs. Sabinus Nabu. Dalam pertemuan ini, Pemkab Sikka meminta perhatian lebih dari Pemerintah Propinsi NTT untuk mengatasi berbagai masalah pembangunan dan kemasyarakatan di sektor kesehatan, pendidikan, ekonomi, sosial dan infrastruktur. Sinergi dan koordinasi yang baik antara Pemprop NTT dan Pemkab Sikka sangat dibutuhkan.

Di sektor kesehatan, Pemkab Sikka mengharapkan koordinasi antara pemprop dengan pemkab untuk penanganan masalah rabies. Selama ini penanganan rabies dilaksanakan secara sendiri-sendiri oleh setiap kabupaten. Perhatian pemprop juga perlu diberikan kepada Rumah Sakit Umum (RSU) dr. TC Hillers Maumere sebagai salah satu rumah sakit rujukan.

Di sektor infrasktruktur dan sarana prasarana, Pemkab Sikka mengharapkan pemprop menyerahkan Asrama Transito Maumere. "Asrama Transito di sini (Maumere) merupakan aset propinsi. Pemkab minta diserahkan karena Asrama Transito di Ende juga sudah diserahkan kepada Pemkab Ende," kata Dekresano mengutip penjelasan Sabinus Nabu.

Perhatian pemprop juga perlu diarahkan pada pembangunan jalan lintas utara Flores yang sampai saat ini belum beres. Pada beberapa titik masih rusak seperti jurusan Mudajebak.

"Jalan lintas utara pada beberapa titik di jurusan Mudajebak sudah rusak, padahal jalan ini baru dikerjakan tahun lalu. Penyebabnya karena badan jalan ada di dekat pantai. Saat gelombang, air laut mengikis badan jalan sehingga rusak. Ini disebabkan karena tidak ada tanggul penyokong. Kalau kondisi seperti ini terus dibiarkan jalan dikerjakan terus juga akan tetap rusak. Jadi perlu dibangun tanggul penyokong. Selain itu perlu penanaman bakau di daerah sekitar sehingga mampu menahan gelombang," kata Dekrasano.

Untuk pembangunan tanggul penyokong, kata Dekresano, sudah diperjuangkan hampir tiap tahun pada saat pembahasan APBD tapi tidak diakomodir. Masalah lain yang diangkat adalah penyelesaian masalah TNI Angkatan Laut yang sampai saat ini belum tuntas. Hal lainnya adalah soal dana bantuan desa dari pemprop yang masih sangat kecil. Dekrasano mengatakan, tahun 2007 dana bantuan desa yang dialokasikan sebesar Rp 2 juta/desa. "Nanti kita berjuang untuk ditingkatkan lagi," ujarnya.

Di sektor ekonomi, perhatian pemprop dengan cara koordinasi yang baik dalam pelaksanaan program Gerakan Masuk Laut (Gemala) perlu ditingkatkan lagi, karena masih banyak masyarakat yang belum mendengar bahkan belum melihat hasilnya.*


Read More...

DICUEKIN

Spirit NTT, 21 - 27 Juli 2008

SEORANG pemuda sudah sangat putus asa. Ia merasa hidupnya sudah gagal. Segala upayanya tak membuahkan hasil sedikitpun. Ia merasa gamang dalam hidupnya. Suatu saat ketika ia merasa mentok, tiba-tiba ia bertemu dengan seorang kyai. Kyai itu berkata "Nak, berdoalah selalu. Jangan putus asa. Tuhan pasti akan mendengar doamu. Teruslah berdoa, setiap hari."
Maka berdoalah sang pemuda.

Hari pertama ia berdoa: "Tuhan, tunjukkanlah jalan pada hambamu yang hina ini, biar hidupku ini menjadi jelas."

Namun, di hari pertama itu ia belum menemukan perubahan apa-apa.
Lalu hari kedua ia berdoa: "Tuhan, bagaimana, kira-kira mau nggak menunjukkan jalan pada hambamu yang hina ini."

Tapi rupanya Tuhan masih diam saja.
Lalu hari ketiga ia berdoa: "Tuhan, masak aku dicuekin." *


Tak suka FILM Indonesia

SUATU saat di dalam kelas kesenian sedang dilangsungkan diskusi seru seputar perkembangan film Indonesia. Pak dosen memberi prolog bahwa saat ini industri film Indonesia sedang dalam gairah-gairahnya. Yang jadi persoalan untuk didiskusikan adalah bagaimana kualitas film Indonesia saat ini diukur dari ide, kreativitas, tawaran-tawaran barunya, tematiknya, dan lain-lain.

Maka terjadilah perdebatan seru seputar analisis, kritik dan apresiasi film Indonesia. Ada yang berpendapat bahwa banyaknya film yang diproduksi bukan indikator kemajuan film Indonesia. Ada juga yang berpendapat bahwa bagaimanapun banyaknya film yang sudah diproduksi merupakan bukti kemajuan film Indonesia.
Mahasiswa yang lain berpendapat meskipun film Indonesia saat ini banyak sekali, namun semua tak berkualitas, "masa nggak ada bedanya film sama video klip," katanya. Wah pokoknya seru sekali perdebatan saat itu.

Namun, ada satu mahasiswa yang dari awal diskusi hingga akhir tampak bengong saja seperti enggan terlibat dalam diskusi. Pak dosen bertanya: "Anton, dari tadi kamu kok diam saja. Apa kamu nggak suka dengan film Indonesia?"
"Nggak, Pak."

"Lho, kenapa?"
"Nggak ada teksnya, Pak. Kalau film barat kan ada teksnya." *


Apple cake and COFFE

BAMBANG yang tidak bisa berbahasa Inggris pergi ke New York. Ia mendapat pekerjaan, dan teman-temannya mengajarinya untuk mengucapkan "Apple Cake and Coffe" (kue apel dan kopi) dalam bahasa Inggris agar ia dapat memesan makanan sendiri.
Keesokan harinya, Bambang masuk ke sebuah rumah makan. "Pesan apa?" tanya pelayan.
"Apple Cake and Coffe" kata Bambang.
Karena hanya itu yang dapat dikatakannya, ia terpaksa memakan kue apel dan kopi setiap hari selama satu bulan. Ketika ia mengeluh pada teman-temannya, mereka mengajarinya untuk mengucapkan "Meat bread".

Dengan berbekal tambahan kata-kata barunya, Bambang masuk ke restoran dan langsung memesan, "Meat bread."
"Chiken or beef?" tanya si pelayan.
Apple Cake and Coffe" kata Bambang. *


SALAH sambung

PADA suatu hari seorang pria menelpon rumahnya dari ruang kantornya, dan seorang wanita yang tidak dikenal mengangkatnya.
Pria : Siapa nih...?

Pembantu : Saya Pembantu di sini.
Pria : Tapi saya tidak punya pembantu...?
Pembantu : Iya Pak, saya baru saja masuk pagi tadi, setelah ketemu Ibu.
Pria: Saya Suaminya ... kalo gitu Ibu ada ..?
Pembantu : Hmmmm ... Ibu ada di kamar atas, sama pria yang menurut saya adalah suaminya.
Pria: APA...!!!!
Pria : Dengar yah, kamu mau uang Rp 10 juta...nggak?
Pembantu : Apa yang harus saya lakukan ...?
Pria : Kamu ke meja saya, dan di laci meja saya ada pistol saya, kamu ambil dan kamu tembak kedua orang itu.
Kemudian Pembantu tersebut meletakkan gagang telepon dan melaksanakan apa yang di perintahkan oleh pria itu. Dari gagang telepon pria tersebut mendengar suara kaki yang menaiki tangga dan DOR ... DOR ....!!!
Pembantu: Sudah Pak! Apa yang harus saya lakukan sekarang?
Pria : Buang mereka di kolam renang di halaman belakang.
Pembantu: Kolam yang mana Pak? Di sini tidak ada kolam.
Suasana menjadi hening....
Pria : Uhhh...apakah ini 797 7789
Pembantu: Bukan.
Pria: Oh maaf .. salah sambung. (kapanlagi)



Read More...

Warga Desa Oelfatu buka jalan baru

Spirit NTT, 21 - 27 Juli 2008

AMFOANG BARAT LAUT, SPIRIT--Roda perekonomian masyarakat di Desa Oelfatu yang selama ini terganggu karena sarana transportasi berupa jalan belum berfungsi baik, kini bakal teratasi. Saat ini masyarakat setempat sedang membuka jalan baru yang menghubungkan masyarakat Dusun IV Desa Oelfatu dengan jalan poros tengah antara Amfoang Selatan dengan Amfoang Utara. Jalan baru yang dibuka sepanjang 4.000 meter. Warga juga memperbaiki jalan lama sepanjang 6.000 meter.

Hal ini diungkapkan Camat Amfoang Barat Laut, Petrus E Reinsini, S.Ip, saat ditemui SPIRIT NTT di Kecamatan Amfoang Barat Laut, 27 Juni 2008 lalu.
Ruas jalan dari dan ke Dusun IV, Desa Oelfatu, Kecamatan Amfoang Barat Laut, yang langsung berhubungan dengan jalan poros tengah antara Amfoang Selatan dengan Amfoang Utara merupakan penghubung aktivitas kendaraan penunjang perekonomian masyarakat yang berada di Dusun IV Desa Oelfatu. Sebanyak 100 orang warga masyarakat setempat terlibat aktif dalam membuka jalan baru dan memperbaiki jalan lama.

Selama ini, kata Camat Reinsini, jika masyarakat setempat bepergian, sarana jalan yang selalu dilewati adalah jalan setapak. "Namun sekarang terjawab sudah. Dengan membuka jalan baru ini, aktivitas perekonomian masyarakat semakin lancar dalam memenuhi kebutuhan hidup," ujarnya.

Menurutnya, pekerjaan yang sementara dilaksanakan oleh masyarakat saat ini bukan dilakukan secara proyek akan tetapi tekad masyarakat untuk melakukan pekerjaan ini dengan bekerja bersama-sama secara bergotong royong tanpa imbalan jasa/upah kerja. "Membuka jalan baru itu dilandasi tekad membangun desa untuk segera menghapus predikat desa terisolir," tuturnya.

Menanggapi aktivitas warga itu, salah seorang tokoh masyarakat setempat, Luther Baitanu mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Kabupaten Kupang melalui Camat Amfoang Barat Laut. "Membuka jalan baru adalah tekad warga untuk membangun. Dengan membuka jalan baru masuk Dusun IV ini berarti semua kesulitan transportasi terjawab sudah dan telah memudahkan pelayanan kemasyarakatan maupun pemerintahan," ujarnya. (humas kabupaten kupang)



Read More...

Digelar, pesta pujian-pujian gerejawi

Spirit NTT, 21 - 27 Juli 2008

KUPANG, SPIRIT--Puji-pujian yang disampaikan kepada Tuhan bukan hanya dalam bentuk doa tetapi bisa diharmonisasikan melalui alunan irama dan lagu. Seperti yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kupang dalam pembinaan rohani kepada masyarakat dikemas dalam bentuk pesta Paduan Suara Gerejawi.
Hal ini diungkapkan Kabag Humas Setda Kabupaten Kupang, Th. Naisanu, SIP, M.Si, di ruang kerjanya, 25 Juni 2008 lalu.

Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Kupang melaksanakan pesta Paduan Suara Gerejawi tingkat Kabupaten Kupang yang kedua tanggal 2 Juli 2008 dengan kategori peserta yang dibagi dalam kategori dewasa, vokal grup pemuda, paduan suara anak-anak dan remaja. Kegiatan ini dilaksanakan di Gedung Gereja Getsemani Babau-Kupang Timur.

Naisanu menginformasikan peserta yang sudah siap dalam mengikuti Pesta Paduan Suara Gerejawi adalah KPWK dari perwakilan Kupang Tengah, Kupang Barat, Kupang Timur, Fatuleu Barat, Amarasi Timur dan Amarasi Barat. Sedangkan untuk wilayah Sabu dan Amfoang belum mendaftarkan diri sebagai peserta lomba untuk
meramaikan pesta paduan suara gerejawi kali ini.

Paduan Suara Gerejawi ini, katanya, bertujuan untuk mempererat hubungan antar sesama kelompok paduan suara baik dewasa, remaja dan anak-anak agar dapat meningkatkan dan menumbuhkan iman Kristiani melalui kidung puji-pujian.
Dia menyebut perkiraan anggaran yang akan digunakan untuk membiayai pesta Paduan Suara Gerejawi ini bersumber dari Pemerintah Kabupaten Kupang lewat APBD II Rp 25.000.000. Dan, tidak menutup kemungkinan untuk bagi pihak lain yang ingin berpartisipasi dalam pembiayaan Pesta Paduan Suara Gerejawi namun tidak mengikat. (humas kabupaten kupang)



Read More...

Warga Dusun Manuat konsumsi air kali

Spirit NTT, 21 - 27 Juli 2008, Laporan Marsel Ali

KUPANG, SPIRIT --Warga Dusun Manuat, Desa Baumata Timur, Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang, hingga kini sulit mendapat pasokan air bersih. Warga setempat masih mengambil air di kali dengan jarak tiga kilometer.

Kepala Seksi Pemerintahan pada Kantor Camat Taebenu, John Lama, membenarkan hal ini ketika ditemui SPIRIT NTT di ruang kerjanya, Kamis (17/7/2008).

"Masalah yang paling mendasar bagi warga Dusun IV Baumata Timur hanya air bersih," katanya. Menurut dia, dalam tahun 2007 lalu, Pemerintah Kabupaten Kupang sudah membangun reservoir, tetapi belum difungsikan karena jaringan perpipaan belum sampai di Dusun IV.

"Kami tidak tahu seperti apa program pemerintah ke depan. Mudah-mudahan ada kucuran dana untuk penyelesaian pekerjaan perpipaan menuju Dusun Manuat. Kalau tidak, masyarakat akan tetap kekurangan air bersih," ujarnya.

Dikatakannya, nasib warga Dusun Manuat saat ini sangat bergantung pada kebijakan Pemerintah Kabupaten Kupang. Masalah air bersih ini berdampak pula pada penempatan rumah dinas pegawai di Kecamatan Taebenu. Para pegawai menolak menempati rumah dinas karena sulit memperoleh air bersih.

Salah seorang pegawai yang menempati rumah dinas saat ini, Edy Pinto mengatakan, ia harus bersusah payah mengambil air bersih di Baumata sejauh tiga kilometer.*


Read More...

Dilantik, 145 anggota PPK 29 kecamatan

Spirit NTT, 21 - 27 Juli 2008, laporan marsel Ali

KUPANG, SPIRIT--Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Kupang, Johny K Tiran, S.H, melantik 145 orang anggota panitia pemilihan kecamatan (PPK) dari 29 kecamatan di Kabupaten Kupang. Pelantikan ini dalam rangka Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kupang termasuk pemilu legislatif tahun 2009. Pelantikan itu berlangsung di aula Gereja St Yoseph Naikoten I Kupang, Selasa (15/7/2008).

Ketua KPUD Kabupaten Kupang, Johny K Tiran, S.H, mengingatkan PPK yang baru dilantik agar bekerja sesuai dengan tata aturan. Pengalaman dalam Pilgub yang lalu, saat rapat pleno pada tingkat kabupaten ternyata tidak ada masalah. Itu berarti, PPK telah menjalankan tugas dengan baik. "Mari kita profesional dalam bekerja. Kita tidak boleh memihak kepada siapa pun tetapi berpihak pada aturan yang berlaku," ujarnya.

Demi kelancaran tugas, tambahnya, ia meminta kepada PPK agar tetap melakukan koordinasi dengan lembaga lain sehingga semua masalah bisa teratasi dengan baik. "Saya minta agar kita membuka diri. Pelajari aturan yang berlaku," ujar Tiran.*


Read More...