Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Dievaluasi, kinerja sekolah di Sumtim

Spirit NTT, 21 - 27 Juli 2008, laporan Adiana Ahmad

WAINGAPU, SPIRIT-- Tim Asia Development Bank (ADB) atau Bank Pembangunan Asia, Senin (14/7/2008), mulai mengevaluasi kinerja sekolah di Sumba Timur (Sumtim).

Evaluasi itu terfokus pada kegiatan Desentralisasi Pendidikan Dasar (Decentralized Basic Education Project/ DBEP-Dutch Grant) yang dibiayai Pemerintah Belanda. Hasil evaluasi itu akan menentukan apakah program tersebut diperpanjang sampai tahun 2009 atau ditutup tahun 2008.

Sebelum melakukan evaluasi, tim ADB bertemu Bupati Sumtim, Ir. Umbu Mehang Kunda, beserta pejabat Dinas Pendidikan setempat. Tim dipimpim Project Officer ADB, Wendy Dunken, yang berkedudukan di Manila didampingi Koordinator Program DBEP-Dutch Grant Pusat, Didi Karyana, para konsultan, dan Nining dari Kedubes Belanda.

Wendy Dunken, mengatakan kunjungan tim ADB kali ini untuk melihat sejauh mana implementasi program DBEP di sekolah dasar yang ada di Sumtim. Menurut Wendy, tim selain ingin melihat dari dekat pelaksanaan program DBEP juga dalam rangka mengevaluasi kemungkinan ada kegiatan yang sudah tidak cocok dengan kondisi terkini sehingga perlu penyesuaian.
"Program ini didesain tahun 1999, dan baru disetujui tahun 2002. Semula direncanakan untuk Bali, NTB, tapi dalam perkembangan ada tambahan dana hibah dari Pemerintah Belanda, maka wilayah program diperluas ke enam kabupaten termasuk di Sumba Timur," kata Wendy.

Sesuai rencana, kata Wendy, program DBEP harus ditutup tahun 2008. Namun jika ada hal yang memerlukan intervensi lebih lanjut, maka akan dilanjut hingga 2009.

Dia minta pemkab memonitor dan mengevaluasi kinerja sekolah dan membuat laporan ke kantor pusat di Jakarta mengingat waktu pelaksanaan program ini sangat ketat.

Ia juga menegaskan, salah satu tolok ukur dari program ini adalah kesetaraan gender. Karena itu, dalam setiap kegiatan akan melibatkan perempuan. "Kalau ada pelatihan pesertanya 50 persen harus perempuan, dan dalam pengelolaan program berbasis sekolah harus melibatkan perempuan minimal 30 persen termasuk dalam program beasiswa 50 persen harus siswa perempuan," katanya.

Bangun balai pelatihan guru

BUPATI Sumtim, Ir. Umbu Mehang Kunda, mengatakan, manajemen berbasis sekolah sudah berlangsung di Sumtim sebelum ada program hibah dari Belanda. Yang dibutuhkan daerah saat ini, yakni peningkatan mutu guru karena daerah memiliki keterbatasan dalam hal peningkatan mutu guru. Apalagi belum ada Balai Pelatihan Guru. Jika masih ada hibah dari Pemerintah Belanda bisa diarahkan untuk pembangunan Balai Pelatihan Guru kerja sama dengan pemerintah daerah serta untuk pembangunan unit sekolah baru dalam rangka pendekatan pelayanan kepada masyarakat.

Kepala Dinas Pendidikan Sumtim, Dra. Rambu Lika Atahumba, dalam laporan mengatakan, dana hibah Pemerintah Belanda tahap II tahun 2006 sebesar Rp 24 miliar sudah terealisasi 100 persen untuk fisik dan 90 persen untuk program peningkatan mutu. Partisipasi masyarakat cukup bagus karena DBEP telah memacu peningkatan Angka Partisipasi Kasar (APK) di tingkat SD 113 persen, SMP dari 69 persen menjadi 73 persen, serta mampu menurunkan angka drop out.

Seperti diketahui, dana program DBEP diterima Kabupaten Sumtim Rp 24.643.473.000,00 terdiri dari dana pengembangan sekolah Rp 15.120.000.000,00 serta Dana Pengembangan Pendidikan Kabupaten (DPPK) Rp 9.523.473.000,00. Terdapat 131 sekolah penerima bantuan terdiri dari 119 SD dan 12 SMP.*

Tidak ada komentar: