Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Ditingkatkan menjadi 100 orang

Spirit NTT, 21 - 27 Juli 2008, Laporan Julius Akoit

ATAMBUA, SPIRIT-- Sejak sepekan tercatat 273 calon mahasiswa (Cama) mendaftar ke Akademi Perawat (Akper) Atambua, di Kabupaten Belu. Padahal kapasitas ruang belajar yang dimiliki hanya untuk 50 orang calon mahasiswa baru. Terkait kasus ini, pihak sekolah akan membuka kelas paralel, dan dalam jangka panjang akan ditambahkan fasilitas ruang belajar. Sementara Sekab JT Ose Luan meminta pengelola agar meningkatkan kuota penerimaan mahasiswa dari 50 menjadi 100 orang.

Direktur Akper Atambua, Djulianus Tesmau, SKP, M.Kes, ketika ditemui di sela-sela pertandingan sepak bola di Lapangan Umum Kota Atambua, Rabu (16/7/2008), membenarkan agenda pendaftaran tersebut. Pertandingan sepak bola ini diadakan menyambut Dies Natalis VII Akper bulan September 2008.

"Minat masyarakat Belu untuk masuk Akademi Keperawatan Atambua sangat tinggi. Buktinya, sudah tercatat 273 calon mahasiswa mendaftar. Padahal kuota hanya 50 orang untuk tahun akademik 2008," jelas Tesmau.

Menyikapi kondisi ini, lanjutnya, pihaknya akan membentuk kelas paralel untuk bisa menampung maksimal 100 calon mahasiswa. "Kondisi ini melecutkan semangat kami untuk melakukan beberapa terobosan pengembangan. Misalnya memberlakukan kelas parallel, atau juga dalam jangka panjang bisa bangun ruang kuliah yang baru dalam jumlah yang memadai," katanya.

Sekab Belu, Drs. JT Ose Luan, dimintai komentarnya soal kondisi di Akper Atambua mengharapkan agar Pemkab Belu melalui Dinas Kesehatan setempat supaya meningkatkan kuota calon mahasiswa yang diterima dari tahun ke tahun. "Kalau bisa dalam tahun ini jumlah kuotanya harus 100 calon mahasiswa yang diterima. Jangan hanya 50 orang," harap Ose Luan.

Karena itu lanjutnya, Akper Atambua melalui beberapa upaya terobosan agar menambah fasilitas ruang kuliah dan jumlah tenaga dosen. "Kewajiban Pemkab Belu membantu pendidikan tinggi di Kabupaten Belu untuk melakukan beberapa terobosan. Misalnya membantu dari dana DAU/DAK untuk membangun ruang kuliah tambahan atau menambah tenaga dosen," ujarnya.*


Tidak ada komentar: