Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Pemkot Gelar Pelatihan Sanitasi Sekolah

Spirit NTT, 23-29 Maret 2009, Laporan Reddy Ngera


KUPANG, SPIRIT --
Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang bekerja sama dengan UNICEF menggelar pelatihan sanitasi sekolah dan pendidikan hygiene (SSPH) di Aula Kantor Bappeda Kota Kupang, Senin (16/3/2009). Peserta pelatihan adalah kepala sekolah, guru-guru dan komite dari 10 sekolah dasar (SD) dari enam kelurahan di Kota Kupang. Ke-10 SD tersebut berasal dari Kelurahan Oesapa, Fatubesi, Solor, Namosain, Kelapa Lima dan Kelurahan Naikoten.
Kepala Bappeda Kota Kupang, Victor Umbu Mana, S.E, mengatakan, pelatihan ini
memberikan pemahaman tentang program Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) khususnya sanitasi sekolah dan pendidikan hygiene bagi SD yang menjadi sasaran program.




Menurut Umbu Mana, salah satu manfaat pelatihan SSPH bagi para guru adalah untuk memberikan informasi serta meningkatkan pemahaman tentang sanitasi dan promosi kesehatan di kawasan kumuh perkotaan di lingkungan sekolah.
Umbu Mana mengharapkan, peserta pelatihan ini nantinya dapat menjadi fasilitator yang mampu mendampingi komunitas sekolah untuk mensukseskan program Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat (AMPL-BL) di Kota Kupang, khususnya sanitasi sekolah.

Kepala Perwakilan UNICEF NTT, Dr. Virginia Kadarsan mengatakan, buruknya kondisi air bersih dan sanitasi pada pemukiman kumuh membuat masyarakat menjadi rentan pada penyakit berbasis lingkungan yang proses penularannya melalui air. Salah satunya, kata Kadarsan, adalah penyakit diare.

Melalui penyediaan sarana air dan sanitasi yang layak, jelas Kadarsan, diharapkan dapat membantu meningkatkan status kesehatan dan akhirnya memutus mata rantai penyebaran penyakit diare.

Ketua panitia pelaksana, Densie F Dethan, ST.MT, dalam laporannya mengatakan, tujuan pelatihan ini agar peserta mampu menjelaskan alur penularan penyakit dan cara menghambatnya, melakukan penataan bangunan, sarana air bersih dan sarana sanitasi di sekolah dan lingkungannya, serta mampu mengelola murid agar dapat merencanakan dan menjaga kebersihan sarana air bersih dan sanitasi. (*)

Read More...

Penghuni Jalur Hijau Dianjurkan Pindah

Spirit NTT, 23-29 Maret 2009, Laporan Hermina Pello


KELAPA LIMA, SPIRIT--
Camat Kelapa Lima, Noce Nus Loa, S.H, M.Si, mengajurkan kepada 159 kepala keluarga yang bermukim di jalur hijau mulai dari daerah patung Ina Boi hingga perbatasan Kelurahan Kelapa Lima agar pindah dari lokasi tersebut.

"Pemerintah kecamatan terus melakukan pendekatan persuasif agar warga pindah dari lokasi jalur hijau," kata Nus Loa di ruang kerjanya, Selasa (17/3/2009).
Menurut Nus Loa, pemerintah selalu melakukan pengawasan terhadap mereka yang berdomisili di jalur hijau agar tidak ada penambahan rumah lagi meskipun hanya bangunan darurat.


"Tahun 2008 lalu, kami membongkar dua bangunan yang baru dibangun karena pemerintah tidak akan mentolerir terhadap mereka yang baru membangun di daerah tersebut. Kalau dibiarkan akan semakin banyak yang membangun di jalur hijau. Karena itu pemerintah harus bertindak tegas," ujar Nus Loa yang tidak lama lagi akan melakukan serah terima jabatan Camat Kelapa Lima kepada pejabat baru ini.
Nus Loa menjelaskan, terhadap 159 kepala keluarga (KK) itu, pemerintah selalu melakukan pendekatan agar mereka mau meninggalkan daerah jalur hijau karena tidak sesuai dengan peraturan daerah.

"Pada umumnya mereka mengerti dan tahu bahwa tanah yang ditempati sekarang ini bukan milik mereka tetapi karena mereka sudah cukup lama berada di daerah tersebut sebelum peraturan daerah itu ada. Pada awalnya mereka meminta untuk berdomisili di tempat tersebut dan disuruh untuk membuat surat pernyataan bahwa mereka bersedia pindah tetapi setelah masuk di daerah itu, sulit sekali memindahkan mereka dari jalur tersebut. Karena itu pemerintah masih melakukan pendekatan persuasif. Tetapi tidak tertutup kemungkinan pada suatu saat pemerintah bisa bertindak lebih tegas," katanya.

Nus Loa mengatakan, pada saat pemerintah meminta mereka pindah dari jalur hijau masyarakat akan bertanya lagi kepada pemerintah dan meminta tempat untuk mereka tinggal.

Pihak kecamatan, lanjutnya, selalu berkoordinasi dengan kelurahan untuk bisa mendapatkan data mengenai pembangunan di sekitar jalur hijau. Karena itu biasanya masyarakat itu dipanggil untuk bertatap muka dengan dinas tata kota karena mereka yang tahu pasti mengenai jalur hijau tersebut.

"Sebagai antisipasi agar tidak membangun di kawasan jalur hijau, pemerintah menanamkan papan yang memberitahukan bahwa daerah tersebut adalah jalur hijau," ujarnya. (*)


Read More...

Beras Hitam yang Bermanfaat

Spirit NTT, 23-29 Maret 2009

BERAS
merah punya bayak manfaat bagi kesehatan tubuh kita. Demikian pula dengan beras hitam yang diketahui dapat mencegah dan menyembuhkan berbagai macam penyakit. Beras hitam hanya dapat dijumpai di Asia, dan tidak mengalami proses penggilingan berkali-kali seperti yang dilakukan pada beras putih biasa.

Dahulu pada masa Cina kuno, beras hitam hanya terbatas di kalangan istana. Penelitian di Cina, beras hitam memiliki kadar vitamin, mikroelemen, dan asam amino yang lebih tinggi dari semua beras yang biasanya kita jumpai.
Warna hitamnya menunjukkan beras ini memiliki pigmen yang tinggi. Pigmen ini mengandung aleuron dan endospermia yang dapat menghasilkan antosianin yang bermanfaat sebagai zat antikarsinogenik, meningkatkan kadar trombosit dan memiliki antioksidan yang tinggi.


Pigmen ini juga kaya akan zat flavonoid yang dapat mencegah pengerasan pembuluh nadi. Kadar zat flavonoid yang terkandung di dalam beras hitam lima kali lebih tinggi dibandingkan zat flavonoid yang terdapat dalam beras putih biasa.
Beras hitam berserat tinggi. And ayang mengkonsumsi nasi hitam akan merasa kenyang lebih lama. Beras ini dipercaya memiliki beragam manfaat, di antaranya:
* Meningkatkan ketahanan tubuh.
* Memperbaiki kerusakan sel hati dalamkasus penyakit hepatitis dan sirosis (pengerasan hati).
* Mencegah fungsi ginjal.
* Mencegah kanker dan tumor.
* Antiaging alami.
* Sebagai antioksidan.
* Membersihkan kolesterol dalam darah.
* Mencegah anemia.
* Mencegah demam berdarah yang dapat mengakibatkan turunnya trombosit dalam darah. (www.kotakupang.com)





Read More...

Kondisi Jalan Propinsi di Teun Rusak Parah

Spirit NTT, 23-29 Maret 2009, laporan paul burin

KUPANG, SPIRIT--
Kondisi jalan propinsi di Desa Teun, Kabupaten Belu kini rusak parah meski tiap tahun Dinas Kimpraswil NTT melakukan perbaikan.
"Mengapa tak dipikirkan untuk merancangnya secara permanen," kata anggota DPRD NTT, Daniel Taolin, S.E, menanggapi penjelasan kunjungan kerja pemerintah oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat Setda NTT,

Yoseph Aman Mamulak, di Ruang Kelimutu, Selasa (17/3/2009).
Menurut Taolin, kondisi demikian hanya menunjukkan bahwa perencanaan dilakukan setengah-setengah dan itu merupakan upaya menghamburkan dana pemerintah.


Hal senada dikemukakan Drs. Gabriel Lim. Ia mengatakan, hampir semua ruas jalan propinsi di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) kini rusak parah dan kurang mendapat perhatian dari Kimpraswil, terutama jalur yang menghubungkan wilayah Eban dan Kabupaten Kupang.

Anggota Dewan lainnya, Thom Taebenu, mengatakan, ruas jalan Kupang- Amfoang tak pernah mendapat perhatian serius.
"Saya melihat sampai Adam dan Hawa ketiga juga jalan itu belum diperbaiki," katanya. Ia meminta agar persoalan jalan ke Amfoang menjadi perhatian utama karena masyarakat di sana mengalami kesulitan transportasi luar biasa. Jika pada musim hujan Thom mengatakan, masyarakat tak bisa bepergian ke Kupang dan sebaliknya karena transportasi darat putus.

Ia mengatakan, pada musim hujan harga berbagai kebutuhan seperti minyak tanah juga mengalami lonjakan luar biasa. Ia menyebut harga satu liter minyak tanah di sana Rp 20 ribu.

Salah seorang staf dari Dinas Kimpraswil NTT menyampaikan terima kasih kepada anggota Dewan yang telah memberi masukan. Karena itu ke depan, Dinas Kimpraswil akan memperhatikannya. (*)


Read More...

Pemerintah Kurang Taktis Jelaskan Persoalan NTT

Spirit NTT, 23-29 Maret 2009, laporan paul burin


KUPANG, SPIRIT--
Anggota DPRD NTT dari Fraksi Golkar, Frans Dima Lendes, menilai, penjelasan Pemerintah Propinsi NTT tentang materi kunjungan kerja hanya membuang-buang waktu serta bertele-tele. Mereka kurang taktis menjelaskan berbagai persoalan itu. Dewan meminta agar materi itu disampaikan secara ringkas untuk memudahkan pemahaman.

Penjelasan pemerintah itu disampaikan Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat Setda NTT, Yoseph Aman Mamulak, S.Ip, di Ruang Kelimutu, DPRD NTT, Selasa (17/3/2009).


Frans Dima Lendes berpendapat, pemerintah tak perlu menyampaikan secara detail persoalan yang ada. Sebaliknya hanya menyampaikan secara garis besar serta hal- hal prinsip yang perlu mendapat perhatian.

Menurut Dima Lendes, pemerintah perlu menjelaskan hal-hal urgen seperti masalah koperasi, pertanian, Kimpraswil dan batas wilayah kabupaten sebagaimana antara Kabupaten Ngada dan Manggarai Timur yang sampai saat ini belum tuntas.

Sedangkan Viktor Mado Watun, S.H, meminta pemerintah untuk memberikan gambaran persoalan lapangan secara jelas. Dengan demikian kata dia, saat ke lapangan anggota Dewan memiliki gambaran persoalan.

Menanggapi hal ini Mamulak meminta kepada para kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) untuk memberikan penjelasan secara ringkas pada sidang berikutnya. (*)



Read More...

Lupakan Borobudur, 'Dandani' TNK...

Spirit NTT,23-29 Maret 2009

KEGAGALAN
candi Borobudur masuk dalam kualifikasi tujuh Keajaiban Dunia diharapkan tidak terulang kembali. Karena itu, pemerintah kini mengeluarkan segala daya dan upaya agar Taman Nasional Pulau Komodo bisa lolos dan masuk dalam daftar bergengsi tersebut. Salah satunya adalah memaksimalkan promosi melalui berbagai media.

"Karena itu pasti akan berdampak pada perkembangan pariwisata di Tanah Air. Bagaimanapun, itu adalah satu-satunya pulau yang menjadi habitat asli Komodo," tegas Direktur Jenderal Pemasaran Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar), Sapta Niwrandar, belum lama ini.


Sapta mengaku pihaknya masih belum bisa melupakan ketika Candi Borobudur gagal masuk dalam kategori Tujuh Keajaiban Dunia. Menurutnya, sedikit banyak hal tersebut telah berdampak terhadap promosi wisata Indonesia. Apa yang terjadi ketika itu adalah karena popularitas Candi Borobudur ternyata turun drastis di dunia internasional. Akibatnya, melalui suatu voting melalui internet yang diadakan New7wonder Foundation, Peninggalan sejarah tersebut tak masuk dalam kategori Tujuh Keajaiban Dunia.
"Sekarang ada voting lagi, dan Indonesia menjagokan Taman Nasional Pulau Komodo, jadi tidak boleh gagal lagi," terang dia.
Untuk memperebutkan tujuh kategori keajaiban dunia dilakukan voting hingga 7 Juli 2009. Voting untuk menetapkan 77 unggulan, peringkat 1-11 untuk tujuh kategori. Dari 77 diperas lagi menjadi 21 kandidat atau tiga kandidat masing-masing kategori. Setelah itu, bulan September 2009 pihak New7wonder Foundation baru menetapkan daftar terbaru Tujuh Keajaiban Dunia.

Hasil voting sampai tanggal 16 Februari 2009 pukul 09.37 yang dipantau di situs new7wonder.com, hari Minggu (22/2/2009), Taman Nasional Pulau Komodo berada sementara di peringkat 13 di kategori kelompok E (hutan/taman nasional/konservasi alam).

Peringkat 1-12 sementara kategori ini adalah berturut-turut Puerto Princesa, Amazon, Sundarbans Forest, Tree of Life, Bialowieza Forest, Balck Forest, Retezat National Park, Dinosaur Park, Christmas Island, Eua National Park, Okawango Delta, dan El Kala National Park.
Sapta menjelaskan, kesadaran masyarakat dunia untuk menjadikan obyek wisata alam unggulannya terpilih sebagai Tujuh Keajaiban Dunia sudah tinggi. Di Italia, misalnya, restoran dan tempat wisata menyediakan internet gratis agar bisa mengakses situs yayasan itu untuk ikut memilih langsung.

Sedangkan di Indonesia, pihaknya akan menyosialisasi kegiatan ini melalui kegiatan musik yang akan dilakukan oleh Dwiki Dharmawan dengan orkestranya pada Mei 2009. Masyarakat yang sudah melek internet diharapkan mau berpartisipasi dan mendukung Taman Nasional Komodo masuk objek kategori Tujuh Keajaiban Dunia.

"Kalau mulai sekarang masyarakat Indonesia serentak mendukung, maka Insya Allah pada Juli 2009, Komodo bisa masuk ranking 11 dunia dan September baru ditetapkan pemenangnya," jelas Sapta. (zul/jpnn/newslink)


Read More...

Costa Allegra Angkut 600 wisman

* Ke Loh Liang, Taman Nasional Komodo
* Saksikan Salah Satu Keajaiban Dunia
Spirit NTT, 23-29 Maret 2009, Laporan oby lewanmeru

LABUAN BAJO, SPIRIT--
Kapal Costa Alegra mengangkut 600 wisatawan mancanegara (wisman) mengunjungi obyek wisata di Pulau Komodo, tepatnya di Loh Liang, kawasan Taman Nasional Komodo (TNK).
Sebagian besar wisman berasal dari benua Eropa dengan tujuan utama melihat binatang komodo (varanus comodoensis), selain ingin menyaksikan langsung kawasan Taman Nasional Komodo (TNK) yang dinominasikan sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia (seven wonder of nature).

Pantauan SPIRIT NTT, Rabu ( 11/3/2009 ), sekitar pukul 11.30 Wita, para wisman masuk kawasan TNK menggunakan kapal Costa Allegra. Kapal ini memiliki kapasitas muat sekitar 1.500 orang dengan bendera Italia dan Indonesia.



Kapal yang mengangkut para wisman ini sebelumnya dari Makassar langsung masuk ke TNK. Para wisman umumnya berasal dari Jepang, Spanyol, Italia, Australia dan Rusia. Mereka yang mengunjungi kawasan TNK bukan cuma orang dewasa, namun juga anak-anak. Karena kapal ini berlabuh beberapa mil dari pelabuhan Loh Liang maka untuk membawa tamu-tamu ini ke darat maka pihak kapal menggunakan speed boat guna membawa tamu-tamu itu ke darat. Mereka diangkut lagi oleh dua speed boat milik Kapal Costa Allegra beberapa kali hingga tiba di daratan.

Mereka dibagi dalam beberapa kelompok guna memudahkan pengawasan selama berada di kawasan TNK. Setiap kelompok selalu diberi pengarahan dan pengenalan oleh petugas BTNK dan PT Putri Naga Komodo (PNK) tentang kawasan TNK dan juga tentang biawak komodo. Kelompok didampingi oleh rangers (jagawana) dan guide (pemandu) serta perwakilan travel agen. Para wisman langsung dibawa melihat komodo dan traking. Ada pula yang hanya melihat komodo di sekitar restoran dan semua wisman tanpa kecuali dipandu agar sekembalinya melihat komodo harus menyinggahi tempat penjualan souvenir berupa patung komodo, mutiara, berbagai cinderamata serta tempat penjualan pakaian berlogo komodo. Ada pula wisman yang melepaskan lelah di pantai dan mandi serta bersenda gurau.

Kepala BTNK, Drs. Tamen Sitorus, melalui Kepala Seksi (Kasie) Pengelolaan TNK Wilayah Konservasi II Pulau Komodo, Vinsensius Latif, menjelaskan bahwa para wisman yang datang itu masuk melalui Makassar.

Menurut Latif, kehadiran ratusan wisman itu ingin melihat binatang purbakala yang ada satu-satunya dalam TNK. Dalam tahun ini sudah ada tiga kapal yang masuk membawa tamu wisatawan ke TNK.
"Dalam tahun 2009 sudah tiga kapal seperti ini yang masuk ke kawasan TNK dengan rata-rata tamu mencapai 500-600 orang sekali masuk. Kehadiran para wisman ini bertujuan melihat langsung kawasan yang akan dinominasikan menjadi tujuh keajaiban dunia," kata Latif. (*)



Read More...

Rumput Laut Terserang Penyakit

Spirit NTT, 23-29 Maret 2009

KUPANG, SPIRIT--
Beberapa kelompok tani rumput laut di Kelurahan Kabola, Kecamatan Kabola, Kabupaten Alor mengeluhkan hasil budidaya mereka yang terserang penyakit sehingga kualitas komoditi ini jelek.

Menurut laporan tim DPRD NTT yang melakukan kunjungan ke wilayah itu 22 sampai 31 Desember 2008, jika kualitasnya bagus, harga rumput laut ini semakin hari semakin menurun sehingga merugikan para petani.


Kini, sebagain dari mereka telah beralih profesi dengan memilih menjadi petani ladang di gunung. Kondisi yang sama juga dialami kelompok petani di Desa Tuleng, Kecamatan Lembur dan Desa Kamot, Kecamatan Alor Timur Laut.
"Jika ke laut tak ada harapan, ke gunung tak ada kepastian, ke mana lagi mereka harus pergi. Kiranya Fren (pasangan Frans Lebu Raya dan Esthon Foenay) dapat menjawabnya," demikian tulis anggota Dewan yang terdiri dari Trisna Lili Dano, S.S (ketua), Nyonya Elisabeth Nd Bolang (sekretaris) dan Drs. Yahidin Umar, M.Si (anggota).

Di sana juga tim Dewan ini menemukan program Fren dengan Spirit Anggur Merah berupa Delapan Agenda Pembangunan belum disosialisasikan kepada warga. Dewan meminta agar pemkab/pemkot dapat menjalin sinergitas program, terutama pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

Selain itu beberapa ruas jalan propinsi seperti Kalabahi-Kolana rusak berat terutama pada musim hujan. Karena itu pemprop diharapkan segera mengambil langkah perbaikan untuk menjamin kelancaran transportasi dan meminimalisir kecelakaan lalu lintas di ruas jalan tersebut.

Di Desa Kamot dan Air Kencur, Kecamatan Alor Timur Laut, warga menyampaikan bahwa PT PLN (Persero) belum memenuhi janjinya untuk memasang listrik bagi mereka. Padahal tiang-tiang listrik sudah dipancangkan sejak dua tahun lalu. Pemprop NTT diminta untuk meningkatkan pelayanan kepada warga.

Di bidang pemerintahan, pelaksanaan Pilkada di Alor telah berjalan dengan sukses, yakni terpilihnya paket Drs. Simeon Pally dan Yusran Tahir sebagai bupati dan wakil bupati periode lima tahun ke depan. Menjelang Pilkada legislatif, para calon telah banyak melakukan sosialisasi diri di daerah itu. (humas dprd ntt)


Read More...

DPRD NTT Tanya Kepastian Perubahan Jadwal Pemilu

* Di Flores Timur dan Lembata
Spirit NTT, 23-29 Maret 2009, laporan paul burin

KUPANG, SPIRIT--
Anggota DPRD NTT, Viktor Mado Watun, S.H, dan Drs. Simon Sanga Mudaj mempertanyakan kepada Pemprop NTT perihal kepastian perubahan Pemilu di Kabupaten Flores Timur (Flotim) dan Lembata.

Pertanyaan dua anggota Dewan ini mengemuka pada rapat Presentasi Materi Kunjungan Kerja oleh Gubernur NTT di hadapan anggota DPRD NTT di Ruang Kelimutu, Selasa (17/3/2009).


Menjawabi pertanyaan dua anggota Dewan ini, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat Setda NTT, Yoseph Aman Mamulak, S.Ip, mengatakan, pemerintah pusat menunda jadwal pemilihan legislatif (Pileg) di Kabupaten Flores Timur (Flotim) dan Lembata, tanggal 9 April 2009. Sedangkan kabupaten lain tetap mengikuti agenda nasional ini meski jadwal penghitungan suara belum dipastikan.

Mamulak mengatakan, kapan jadwal Pemilu di Flotim dan Lembata serta penghitungan suara untuk kabupaten lain di NTT masih menunggu pengumuman dari KPU pusat.

Pengumuman penundaan, kata Mamulak, dilakukan setelah KPU pusat mengadakan pertemuan dengan presiden. Pertemuan itu akan dihadiri oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Menteri Agama, Dirjen Kesbangpol dan Dirjen Bimas Katolik. "Jadi, kita menunggu saja hasil pertemuan itu," katanya disambut tepuk tangan anggota DPRD NTT.

Sebelumnya Viktor dan Mudaj meminta pemerintah propinsi agar segera memberikan jawaban tentang jadwal Pemilu di daerah itu. "Kami minta pemerintah segera menjelaskan apakah Pemilu di Flotim dan Lembata tunda atau tetap berjalan sesuai agenda nasional," tegas Viktor dan Mudaj.

Keduanya mengatakan kondisi psikologis warga di Flotim dan Lembata saat ini tak menentu. Karena itu dibutuhkan penjelasan dari pemerintah. Jika terjadi penundaan maka diharapkan gubernur membuat surat edaran kemudian menyampaikan kepada warga di sana. Sebab pertemuan yang membahas perubahan Pemilu ini telah dilakukan beberapa kali namun belum membawa hasil.
"Jangan sampai pertemuan demi pertemuan dilakukan, namun berakhir tanpa keputusan. Inilah yang nanti membingungkan masyarakat," kata Viktor.
Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya saat dikonfirmasi SPIRIT NTT di Bandara El Tari, Senin (16/3/2009), mengatakan, saat ini pemprop masih menunggu keputusan dari pusat. "Waktu itu kita mengutus Kesbanglinmas ke sana untuk menindaklanjuti sejumlah pertemuan di Kupang," katanya.

Ia mengatakan, jika pemerintah pusat tak mengubah agenda Pemilu maka segera diinformasikan agar pemerintah dapat menyampaikan kepada masyarakat. "Begitu pula bila ada perubahan maka segera disampaikan, " katanya. (*)



Read More...

Bupati Manuk Serahkan Paket Penangkapan Ikan

Spirit NTT, 23-29 Maret 2009

LEWOLEBA, SPIRIT--Bupati Lembata, Drs. Andreas Duli Manuk, menyerahkan bantuan 10 paket penangkapan ikan berupa kapal purseiner 16 GT 6 unit untuk 6 kelompok dan kasko 5 GT 4 unit untuk 4 kelompok nelayan.


Kelompok nelayan yang menerima paket bantuan kapal purseiner 16 GT, antara lain, Kelompok Ujung Pasir, Desa Balauring, Kecamatan Omesuri; Kelompok Emanuel, Kelurahan Lewoleba Tengah; Kelompok Napoleon, Desa Tewaowutun, Kecamatan Nagawutung; Kelompok Tite Ta, Desa Lamalera B, Kecamatan Wulandoni; Kelompok Asmara Lumba-Lumba, Desa Tapolangun, Kecamatan Lebatukan; Kelompok Lia Tama, Kelurahan Lewoleba Tengah.

Sedangkan paket bantuan jenis kasko 5 GT sebanyak 4 unit diserahkan kepada kelompok Leur Lewang, Desa Buriwutung, Kecamatan Buyasuri; Kelompok Makololong, Desa Atakore, Kecamatan Atadei; Kelompok Seguni dari Desa Lamalera A, Kecamatan Wulandoni dan Kelompok Sabar, Desa Balauring, Kecamatan Omesuri.

Sebagaimana disaksikan SPIRIT NTT, acara penyerahan paket bantuan tersebut baru dimulai pukul 11.30 dari jam 09.00 yang direncanakan karena hujan deras terus mengguyuri Kota Lewoleba pagi itu.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lembata, Kedang Paulus, dalam laporannya menjelaskan bahwa salah satu potensi yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Lembata adalah sektor perikanan dan kelautan.

Menurutnya, pengembangannya masih mengalami hambatan berupa dominannya para nelayan skala kecil yang terbatas jangkauan operasi dan daya jelajah kelautannya, terbatasnya akses dan sumber teknologi serta peralatan tangkap dan cara- cara penangkapan yang diperoleh secara turun-temurun.

Kedang juga melaporkan dalam program kerja tahun anggaran 2008 telah disiapkan paket bantuan peralatan tangkap kepada para kelompok nelayan agar meningkatkan produksi melalui produktivitas kerja dengan memanfaatkan potensi kelautan kita yang ada. Selain itu, dapat meningkatkan SDM para nelayan dan masyarakat pesisir lainnya dalam pengelolaan sumber daya kelautan dengan memperhatikan aspek kelestarian lingkungan laut.

Pada kesempatan itu, Bupati Manuk menyerahkan dokumen kapal berupa sertifikat kesempurnaan, Surat Ukur Kapal, TAS (Tabungan Sementara) Surat Izin Usaha Perikanan dan Surat Izin Penangkapan Ikan. (sello)


- blow up-
------------

Potensi Laut Sangat Besar

BUPATI Lembata, Drs. Andreas Duli Manuk, dalam sambutannya, menegaskan, potensi laut kita sangat besar dan semuanya itu harus kita olah untuk kepentingan kita.
Selama ini, katanya, para nelayan kita dengan susah payah memanfaatkan potensi kelautan kita apa adanya, selain untuk keperluan setiap hari dan lebih-lebih untuk membiayai pendidikan anak-anak kita. "Oleh karena itu kalau ada kemudahan untuk membantu para nelayan kita, mengapa tidak dapat kita lakukan," tandas Bupati Manuk.
Kepada ketua dan anggota kelompok yang hadir, Bupati Manuk menekankan agar dapat memanfaatkan sarana penangkapan tersebut bukan untuk diri sendiri tetapi untuk kepentingan seluruh anggota kelompok
Khusus kepada ketua kelompok, Bupati Manuk mengharapkan agar memimpin semua anggota kelompok untuk berusaha dan harus lebih maju dari sebelum menerima bantuan. Harus ada penambahan penerimaan sehingga sarana prasarana yang diberikan oleh pemerintah ini berguna bagi kelompok dan ada imbas bagi masyarakat di sekitarnya.
Bupati Manuk mencontohkan, jika biasanya para nelayan menjual secara pribadi dengan harga Rp 5.000, maka kelompok harus dapat menjual dengan Rp 3.000 itulah manfaat adanya kelompok yang menerima bantuan dari pemerintah bagi masyarakat sekitarnya.
Hadir pada acara itu unsur muspida tingkat Kabupaten Lembata, para kepala dinas, badan, kantor dan bagian lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata dan undangan lainnya. (sello)


Read More...

Kebutuhan Fasilitas PLTS Dipenuhi Secara Bertahap

Spirit NTT, 23-29 Maret 2009, Laporan Ege Moa

LEWOLEBA, SPIRIT--
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lembata mengupayakan kebutuhan fasilitas PLTS bisa dipenuhi secara bertahap. Diharapkan beberapa tahun mendatang kebutuhan penerangan listrik bisa teratasi.

Topografi desa-desa di Kabupaten Lembata yang menyulitkan pemasangan jaringan listrik PT PLN dan PLTD, maka daerah itu lebih cocok menggunakan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
Sampai dengan akhir tahun 2008 telah terpasang 205 unit PLTS, dan masih kekurangan 4.093 unit dari perkiraan kebutuhan 4.298 unit PLTS.


Demikian dikemukakan Kepala Dinas (Kadis) Pertambangan dan Energi Lembata, Raphael Dadu Hayon, S.H, didampingi staf teknik kelistrikan, Frengky Doren, S.T, kepada SPIRIT NTT di Lewoleba, Rabu (11/3/2009).
Pada tahun 2006, jelas Raphael, telah dipasang 100 unit PLTS masing-masing 50 unit di Desa Lerek, Kecamatan Atadei dan di Desa Lusiduawutun. Sedangkan tahun 2008 dipasang 105 unit bantuan Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal yang tersebar di Desa Tobotani, Kecamatan Buyasuri (25) unit, Desa Lamalela, Kecamatan Lebatukan 25 unit, Desa Alap Atadei, Kecamatan Atadei 20 unit dan 30 unit di Desa Dulir, Kecamatan Atadei. Dan pada tahun 2009, pemerintah mengusulkan 750 unit PLTS.

Dijelaskannya, PLTS kapasitas 50 WP (watt peak) dengan tiga mata lampu ukuran 10 watt, menyala delapan jam/semalam cukup memenuhi kebutuhan penerangan masyarakat di desa. Tetapi teknologi baru menggunakan alat bantu inverter, kapasitas PLTS 50 WP bisa dikonversikan ke AC menjadi 500 Watt.

Ia menambahkan, umur ekonomis pemakaian PLTS sangat tergantung pada perawatan peralatan yang menjadi kewajiban penggunanya. Masyarakat penerima bantuan telah diberikan pelatihan memanfaatkan dan merawat fasilitas yang sudah diberikan.
"Kewajiban mereka mengisi air aki, membersihkan permukaan modul (foto folteik) dari debu, kotoran dan pohon yang menghalanginya. Mereka jangan utak-atik perangkatnya. Kalau rambu-rambu ini ditaati, PLTS ini bisa dipakai selama 25 tahun," tandas Raphael.

Pemasangan teknologi PLTS, kata Raphael, sejalan dengan potensi tenaga surya. Hasil penelitian P3TKEBT menyimpulkan pengukuran sesaat di beberapa lokasi diketahui intensitas matahari di Lembata rata-rata 7,1 kWh/m2 di atas rata-rata nasional 4,8 kWh/m2. Karena itu, tim P3TKEBT menyarankan pemanfaatkan energi surya menggunakan sistem terpusat yakni PLTS, bukan sebagai solar home system (SHS).

Pemasangan PLTS di desa-desa mengurangi beban pemerintah kabupaten menyediakan alokasi anggaran membangun fasilitas listrik tenaga diesel di kecamatan. Sampai tahun 2008 telah dibangun enam unit PLTS di enam kecamatan. Meskipun jaringannya hanya bisa menjangkau wilayah sekitar ibukota kecamatan. Sedangkan di desa-desa sulit dijangkau jaringan listrik maka masyarakat secara patungan menggunakan mesin genset walau kebutuhan bahan bakar makin mahal dan perawatan mesin membutuhkan biaya besar menjadi beban bagi konsumen. (*)

--boks-
PREDIKSI KEBUTUHAN PLTS DI LEMBATA
Nubatukan 404 unit; Lebebatukan 504 unit; Ile Ape 206 unit; Omesuri 654 unit; Buyasuri 562 unit; Atadei 1.280 unit; Nagawutun 402 unit; Wulandoni 286 unit. Total Kebutuhan 4.298 unit
---------------------------------------------------------------------------------------------------------



Read More...

Skor 92 Persen, Kopdit Ankara Sehat

Spirit NTT, 23-29 Maret 2009, Laporan Ege Moa

LEWOLEBA, SPIRIT--
Koperasi Kredit (Kopdit) Ankara dikategori sehat dengan skor 92 persen sesuai Kepmenkop Nomor 194 tahun 1998 tentang Penilaian Kesehatan. Kesehatan kopdit ini diperlihatkan melalui pemberian suku bunga tinggi. Deviden (balas jasa) 12,5 persen/tahun, juga cukup tinggi diatas angka inflasi tahun 2008 sebesar 11 persen. Ini merupakan nilai plus Ankara yang belum dimiliki koperasi lainnya.

Hal ini diungkapkan Kepala Seksi Audit dan Monitoring Induk Koperasi Kredit (Inkopdit) Pusat, Edy Subagio, S.E, kepada SPIRIT NTT di Lewoleba, Sabtu (13/3/2009). Edy berada di Lewoleba untuk mengaudit Kopdit Ankara. Audit yang dilakukan Inkopdit dan auditor independen, Budiman dan rekan, menyimpulkan pertumbuhan modal Koperasi Kredit (Kopdit) Ankara-Lewoleba berada di atas angka rata-rata Inkopdit 35 persen/tahun yakni 64 persen/tahun. Sementara tingkat likuiditas yang dicapai cukup baik pada kisaran 48,05 persen dari yang diisyaratkan 15 persen.



"Salah satu keunggulan Ankara yakni sumber modal dari anggota dengan pertumbuhan mencapai 64 persen atau sekitar Rp 10 miliar/tahun selama tahun 2008. Angka pertumbuhan seperti ini jarang terjadi pada kopdit di Indonesia. Demikian juga likuiditas, artinya kalau terjadi sesuatu kondisi pada Ankara, juga cukup baik. Misalnya terjadi rush maka Ankara bisa tutup sampai 49,05 persen. Idealnya 15 persen," kata Edy.

Edy bersama Bernadus Situngkir, S.E dari Inkopdit, Kristoforus Yanuarius dan Wenselaus Vandelins dari Pukopdit Maumere, selama sepekan mengaudit Kopdit Ankara.

Angka pertumbuhan modal Ankara di atas angka standar, kata Edy, hanya bisa disamai Kopdit Obor Mas-Maumere dan Kopdit Swastisari-Kupang, selain kopdit di wilayah Pulau Sumatera dan Kalimantan.

Edy menjelaskan, Inkopdit yang membawahi 30 puskodit/ prapuskopdit dan tujuh binaan di seluruh Indonesia memiliki anggota perorangan 1.153.831 orang. Setiap tahun, Inkopdit melakukan audit dan monitoring.

Audit di Kopdit Ankara dilakukan terhadap lima aspek meliputi badan hukum, organisasi, kuangan, permodalan dan manajemen. Dalam aspek badan hukum, legalitas pendiriannya berbadan hukum dengan AD/ART. Ini ditunjukkan dengan pola kebijakan operasional, perjanjian kerjasama dengan pihak lain dan pajak.
Ia menambahkan, struktur organisasi Ankara mengacu pada ketentuan koperasi umumnya dan kopdit khususnya. Pengurus dan pengawas aktif menjalankan perannya. Pengurus melakukan kegiatan sehari-hari, mengadakan rapat dibuktikan notulen rapat, hasil keputusan rapat berupa surat keputusan atau kebijakan. Peran badan pengawas juga ditunjukkan melalui fungsi pengendalian internal dan pemeriksaan rutin setiap bulan.

Dalam aspek keuangan, lanjut Edy, alur atau sistem berlaku dari transaksi sampai sistem pelaporan menggunkan sistem komputerisasi memenuhi standar Inkopdit dan standar akuntansi umumnya. "Supaya meyakinkan, kami periksa perkiraan kas. Apakah benar atau tidak. Hasilnya tidak ada masalah," tandasnya.

Pada aspek permodalan, Ankara unggul selama 2008 dengan tingkat petumbuhan 64 persen atau sekitar Rp 10 miliar/tahun. Angka pertumbuhan ini jarang terjadi pada kopdit lain di Indonesia. Pertumbuhan modal itu tampak dari mobiliasasi anggota 30 persen atau 2.207 orang. Mobiliasi pinjaman 41 persen atau Rp 6,7 miliar. Simpanan yang diperoleh dikembalikan kepada anggota melalui pelepasan pinjaman.

"Petumbuhan modal yang besar bisa dicapai dari pertumbuhan anggota. Minat menjadi anggota makin banyak karena kepercayaan. Masyarakat tidak khawatir menyimpan atau menabung. Pengurus juga gencar promosi untuk menarik anggota," kata Edy.

Aspek manajemen, sumber daya manusia yang melaksanakan tugas operasional melayani anggota cukup terampil mengaplikasikan komputerisasi melayani anggota. Pelayanan yang baik didukung kantor representatif dan sistem komputerisasi. (*)
Read More...

Beri Apresiasi Melalui Internet

Spirit NTT, 23-29 Maret 2009, Laporan Oby Lewanmeru

LABUAN BAJO, SPIRIT--
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima, Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), membuka e-mail tentang Taman Nasional Komodo (TNK) agar masuk dalam tujuh keajaiban dunia (new 7 wonder of nature). Ini bentuk sosialisasi Pemkab Bima untuk mendukung TNI menjadi wisata dunia.

Dukungan ini disampaikan Bupati Bima, Fery Zulkarnaen, S.T, ketika melakukan silahturahmi dengan kerukunan keluarga Bima dan Dompu (KKBD) di Manggarai Barat (Mabar), Minggu (15/3/2009) malam. Tatap muka yang berlangsung di lapangan pelabuhan laut Labuan Bajo itu, dihadiri Bupati Mabar, Drs. Wilfridus Fidelis Pranda, Ketua TP PKK Kabupaten Bima, Hj. Indah Damayanti Putri, Ketua dan Wakil Ketua TP PKK Mabar, Ny. Elsye Pranda dan Ny. Wis Dula, sejumlah pimpinan Muspida Mabar, Muspida Kabupaten Bima, keluarga besar Bima Dompu, serta undangan lainnya.



Menurut Zulkarnaen, salah satu aset dan potensi di Mabar yang mendunia adalah binatang purbakala, komodo. Binatang itu menghuni Pulau Komodo dan Pulau Rinca, dalam kawasan TNK. "Setelah TNK dinominasikan masuk menjadi new 7 wonder, kami secara tulus menyatakan dukungan. Apalagi Pulau Komodo atau kawasan TNK itu berbatasan langsung dengan Bima, NTB. Jadi, yang bangga itu bukan hanya warga Mabar atau NTT, tetapi juga kami di Bima," ujar Zulkarnaen.

Dia mengimbau seluruh KKBD di Mabar mendukung usaha itu dengan memberikan aspirasi lewat internet. "Saya mohon Pak Ahmad selaku Ketua KKBD di Mabar bisa memberikan sosialisasi kepada keluarga besar agar dapat memberikan dukungan kepada usaha menjadikan komodo sebagai tujuh keajaiban dunia," pesannya. (*)


Read More...

Penjualan Souvenir Tempat Lokasi Strategis

Spirit NTT, 23-29 Maret 2009, Laporan Oby Lewanmeru

LABUAN BAJO, SPIRIT--
Penjualan souvenir atau cinderamata yang dilakukan warga di obyek wisata Loh Liang, kawasan Taman Nasional Komodo (TNK) menempati tempat strategis di pinggir pantai Loh Liang. Para perajin souvenir diberikan tempat khusus untuk berjualan agar tidak mengganggu aktivitas wisatawan yang keluar-masuk kawasan tersebut.

Pantauan SPIRIT NTT di Loh Liang-TNK, Rabu (11/3/2009), sejumlah perajin maupun penjual cinderamata ditempatkan pada salah satu lokasi. Lokasi ini cukup strategis karena berada di tepi pantai dan pada lintasan wisatawan saat kembali dari traking.


Sebelumnya, para penjual cinderamata di kawasan wisata ini bebas berkeliaran sehingga mengganggu wisatawan yang masuk ke kawasan ini. Terganggunya wisatawan akibat penjual kurang tertib menawarkan barang dagangannya kepada wisatawan. Karena itu pengelola TNK menetapkan tempat khusus untuk mereka berjualan cinderamata.

Sejumlah barang cinderamata yang ditawarkan kepada wisatawan yakni patung komodo, kalung mutiara, topeng-topengan, gelang serta aneka pakaian (baju kaos) dengan logo binatang komodo.

Dengan adanya lokasi khusus ini, maka terlihat para penjual vouvenir lebih tertib menjajakan barang dagangannya dan para wisatawan tidak merasa diuber-uber penjual. "Saat ini kami sudah punya lokasi khusus untuk jualan sehingga lebih mudah bagi wisatawan untuk mencari cinderamata," kata Iskandar, dan dibenarkan Mahmud. Keduanya penjual cinderamata. (*)



Read More...

Musrenbang di Naikoten Ungkap Berbagai Persoalan

Spirit NTT, 23-29 Maret 2009, Reddy Ngera

NAIKOTEN, SPIRIT--Pemerintah Kelurahan Naikoten II, Sabtu (14/3/2009), menggelar acara Musrenbang. Dalam kegiatan ini, masyarakat mengungkapkan berbagai persoalan pembangunan di kelurahan itu yang belum terselesaikan. Padahal, hampir setiap tahun masalah yang sama diangkat masyarakat dalam forum musrenbang.

Musrenbang berlangsung di Aula Kantor Kelurahan Naikoten II, dihadiri tokoh masyarakat, para ketua RT dan masyarakat. Turut hadir sejumlah pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Naikoten II, yaitu Ignasius Bataona (ketua), Agustinus Fernandes (sekretaris), Frans Kadju (penasehat), Sekretaris Lurah Naikoten II, Gunawan Usman, S.E. Lurah Naikoten II, Odri CH A Taulo, S.H, tidak hadir karena sedang sakit. Ketua RT 1/RW 2, Melianus Lado menanyakan kelanjutan pembangunan jembatan di wilayahnya. Jembatan yang menghubungkan RT 1 dan RT 2 dikerjakan tahun 2008 tapi belum selesai.




"Sampai saat ini hanya dikerjakan fondasi jembatan yang ada di dua sisi kali. Kami minta perhatian pemerintah untuk segera merampungkan jembatan itu," katanya.
Ketua RT 10/RW 5, Matheos Ola Djawa, menanyakan realisasi pengerjaan pengaspalan jalan yang berada di belakang Gereja St. Yoseph. Menurut dia, jalan tersebut kondisinya sudah rusak parah. Banyak lubangnya. Permintaan pengaspalan jalan itu sudah sejak tiga tahun lalu.

Djawa juga mempersoalkan kinerja aparat Kelurahan Naikoten II. Dari pengalaman selama ini, mengurus administrasi di kelurahan terlalu bertele-tele. Para aparat lurah selalu beralasan karena mesin komputer rusak sehingga urusan menjadi lambat. "Kami mau tanda tangan berkas administrasi harus bawa ke rumahnya lurah. Sementara lurah Naikoten II sering tidak masuk kantor karena alasan sakit," kata Djawa.

Sekretaris Lurah Naikoten II, Gunawan Usman, S.E, mengatakan, belum direalisasikannya beberapa persoalan pembangunan bukan berarti Pemerintah Kota Kupang mengabaikan permintaan masyarakat. Hal ini terjadi karena terbatasnya anggaran sehingga beberapa item pembangunan yang ada di kelurahan dilaksanakan secara bertahap. "Pemerintah kota menggunakan sistem skala prioritas dalam pembangunan," kata Usman. (*)

Read More...

156 CPNS Kota Ikut Diklat Prajabatan

Sprit NTT, 23-29 Maret 2009

KUPANG, SPIRIT--Seratus lima puluh enam calon pegawai negeri sipil daerah (CPNSD) Pemkot Kupang golongan I dan II mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Prajabatan di Hotel Kupang Beach, Selasa (10/3/2009). Diklat ini dibuka Walikota Kupang, Drs. Daniel Adoe.

Walikota Kupang, Drs. Daniel Adoe, dalam sambutannya, mengatakan, Diklat Prajabatan bukanlah sekadar untuk memenuhi syarat formal administratif untuk diangkat menjadi PNS, tetapi perlu dimaknai sebagai salah satu upaya strategis untuk membentuk jati diri dan performa CPNS sebagai bagian integral dari aparatur negara dan abdi masyarakat yang memiliki kualitas tertentu.

span class="fullpost">
Kualitas itu, antara lain, memiliki sikap, mental, perilaku, dan karakter PNS yang bermartabat, memahami nilai-nilai dan etika birokrasi pemerintahan, memiliki kemampuan yang dapat diandalkan untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan daerah.

Menurut Walikota, pelaksanaan diklat ini didasari pada tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap para CPNS agar mampu melaksanakan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan secara lebih profesional. "Diklat ini harus berfungsi sebagai wahana menciptakan calon-calon pegawai negeri sipil yang memiliki bobot sebagai aparatur PNS yang profesional dengan pengetahuan dan kompetensi yang memadai," katanya.

Kepada seluruh peserta diklat, Walikota mengingatkan untuk mengikuti kegiatan diklat ini dengan baik dan mematuhi seluruh tata tertib serta mampu membangun komunikasi yang efektif baik dengan sesama peserta maupun dengan para widyaiswara, sehingga proses pendidikan dan pelatihan ini dapat berjalan dalam pola pembelajaran interaktif, yang memberi ruang bagi peserta untuk lebih aktif mengeksplorasi pengetahuan sebanyak-banyaknya.

"Saya perlu ingatkan bahwa lulus atau tidak bagi saudara-saudara dalam diklat ini, akan ditentukan oleh sejauhmana kesungguhan dan kedisplinan yang saudara-saudara tunjukkan pada setiap sesion pelajaran," tegas Walikota.

Walikota berharap agar diklat ini dapat ditempatkan sebagai bagian dari proses pembelajaran dalam rangka membentuk calon pegawai negeri sipil menjadi seorang aparatur birokrat yang handal, dan yang terutama mampu mengembangkan secara baik seluruh pengetahuan yang diperoleh ke dalam bidang tugas dan fungsi masing-masing, sehingga dapat menghasilkan kinerja yang optimal.

Sementara itu, Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kota Kupang, Alis Siokain, S.H, dalam laporannya, menyebut peserta yang mengikuti diklat prajabatan golongan I dan II ini, berjumlah 156 orang, merupakan formasi tenaga ex honorer tahun 2007.
Diklat prajabatan ini, menurut Alis, dilaksanakan selama 54 hari dengan jumlah jam pembelajaran sebanyak 174 jam, dan akan dibagi dalam tiga gelombang, dimulai tanggal 10 Maret sampai 15 Mei 2009, bertempat di Hotel Kupang Beach.

Hadir dalam acara pembukaan, pimpinan dinas, badan, kantor, dan camat lingkup Pemkot Kupang. Acara pembukaan ditandai dengan penyematan tanda peserta oleh Walikota Kupang kepada perwakilan peserta, serta pembacaan ikrar oleh salah satu peserta diklat. (humas infokom kota kupang) Read More...

Guru Sekolah Dasar Tidak Sekadar Mentransfer Ilmu

Spirit NTT, 23-29 Maret 2009

JAKARTA, SPIRIT--Guru sekolah dasar (SD) dituntut tidak sekadar mampu mentransfer ilmu atau materi pembelajaran saja. Mereka juga harus mampu mengenali perkembangan psikologi anak.

"Para guru yang berkecimpung di sekolah dasar harus mampu membangun sikap dan pribadi murid sedari dini. Masa SD merupakan saat peletakan dasar," kata Arifin Maksum, Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Negeri Jakarta, belum lama ini.



Oleh karena itu, pembelajaran di SD sangat memerhatikan karakteristik peserta sekolah dasar. Karena itu pula, pendidikan yang ideal bagi guru SD seyogianya melalui pendidikan khusus karena yang diutamakan lebih kepada aspek psikologis.

PGSD Universitas Negeri Jakarta, menurut dia, sudah menyusun kurikulum yang utuh untuk pendidikan sarjana guru SD agar program studi yang dipimpinnya tersebut dapat menerima lulusan sekolah menengah atas. Sejak tahun 2002, PGSD Universitas Negeri Jakarta merupakan salah satu dari enam universitas eks IKIP negeri yang sedang uji coba kelas alih dari PGSD program diploma dua (D2) menjadi tingkat sarjana. Selama ini mereka baru diperkenankan menerima peserta didik PGSD D2 yang hendak meningkatkan kualifikasinya menjadi sarjana.

Pascapenerbitan UU Guru dan Dosen, maka guru harus berkualifikasi minimal D4 atau S1, termasuk guru SD. Ke depan, PGSD tingkat sarjana menjadi salah satu wadah peningkatan kualifikasi guru.

Penekanan pembelajaran di PGSD adalah mengarahkan mahasiswa calon guru untuk menilai kinerja sendiri melalui penelitian tindakan kelas. Apa saja yang dirisaukan di SD akan diteliti. Selain itu, ada kompetensi tambahan, yakni pilihan konsentrasi bidang studi seperti variasi Matematika dan Bahasa, katanya. Di samping itu, secara umum para calon guru juga diberikan semua materi mata pelajaran yang akan diajarkan di SD.

Aplikasi Pedagogis
Secara terpisah, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Atmajaya Jakarta Laura FN Sudarnoto mengatakan, Universitas Atmajaya juga telah mengembangkan PGSD tingkat sarjana. Para peserta didiknya, selain mereka yang melanjutkan dari PGSD D2, juga lulusan SMA.

Kami berniat meningkatkan kualitas pendidikan dasar, khususnya melalui pendidikan guru SD. Hal ini sudah kami rintis sejak tahun 1992. Dua tahun sebelum sekolah pendidikan guru ditutup, tetapi izin operasional dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi untuk penyelenggaraan program studi PGSD tingkat sarjana baru diperoleh tahun 2002, katanya.

Dia mengatakan, dalam pembelajaran tidak hanya ditekankan pada aspek pembelajaran atau how to teach, melainkan juga sisi pendewasaan diri atau how to educate, yaitu pembentukan pribadi yang bertanggung jawab dan aplikasi tindakan pedagogis pada siswa. (kcm/ine)

Read More...

Palue Dalam Bingkai Budaya...

SPIRIT NTT/HERMINA PELLO
Panorama alam di Palue. Hijau, indah, dan memesona








Spirit NTT, 23-29 Maret 2009

PALUE demikian nama sebuah kecamatan yang ada di Kabupaten Sikka. Palue juga merupakan nama dari sebuah pulau di antara 17 buah pulau yang ada dalam wilayah Kabupaten Sikka. Pulau terbesar dari 17 buah pulau terebut memiliki gunung berapi Rokatenda yang masih aktif, salah satu gunung berapi dari dua gunung berapi di Sikka.

Untuk mencapai Pulau Palue dari Pelabuhan Sadang Bui Maumere (ibu kota Kabupaten Sikka) membutuhkan waktu sekitar 4-6 jam, menggunakan kapal motor laut yang biasanya disewakan untuk mengangkut penumpang.


Alamnya gersang dengan topografi berbukit. Dulunya dikenal sebagai pulau yang sering kekurangan air minum dan miskin fasilitas. Namun dari pulau ini jugalah melahirkan banyak orang pintar yang kini tersebar di kabupaten dan propinsi, rohaniwan-rohaniwan khatolik dan para pelaut serta perantau yang ulet dan tangguh. Pun kain tenun ikatnya menawan.

Masyarakat Palue terkenal sebagai masyarakat yang memiliki adat budaya dan tradisi turun temurun yang beragam dan unik. Sampai kini masih terus dilestarikan oleh para generasinya.

Suku Palue merupakan salah satu suku terbesar dari enam suku besar yang ada di tanah Sikka. Berikut sedikit tentang tradisi dan budaya dalam masyarakat Palue
***
MASYARAKAT di Pulau Palue mengenal dua tarian besar yang sering dipentaskan dalam upacara-upacara adat masyarakat setempat seperti tarian Misa dan tarian Togo. Tarian Misa adalah tarian yang khusus untuk muda-mudi yang dilaksanakan di bulan Juni sampai September dan biasanya berlangsung di pinggir pantai. Para muda-mudi di Palue jika akan memulai masa pacaran, biasanya mementaskan tarian ini. Daerah pinggir pantai menjadi tempat dilaksanakannya tarian Misa.

Sementara tarian Togo dipentaskan pada upacara-upacara khusus atau terbilang istimewa dalam masyarakat Palue. Misalnya, upacara pemotongan kerbau, upacara membuat perahu, upacara tarik perahu ke pantai dan upacara-upacara besar lainnya. Pementasan tarian Togo dalam upacara-upacara tersebut akan menambah kemeriahan pesta adat masyarakat setempat. Misalnya, dalam upacara tarik perahu ke pantai, terlihat meriah dan istimewa karena tarian togo dipentaskan di atas perahu yang sedang ditarik ke pantai

Dalam adat budaya Palue dikenal pula budaya-budaya lain yang sesuai dengan siklus hidup manusia, seperti saat kelahiran, dewasa, perkawinan dan kematian. Pada saat lahir atau berumur masih belia, semua anak-anak di Palue diajarkan untuk bisa berenang. Orang tua akan membawa anak-anak mereka berumur 1-2 tahun ke tengah laut dan dibuang di sana. Dan, anak tersebut akan berusaha berenang, namun jika tidak bisa berenang akan diambil lagi dan dilemparkan kembali ke laut sampai si anak tersebut bisa berenang.

Karena diajarkan demikian sedari kecil, maka jarang sekali menemukan orang Palue yang tenggelam atau meninggal di tengah laut. Sebab orang Palue kalau berlayar dan tenggelam di mana saja akan berusaha semampunya berenang ke tepi pantai meski akhirnya harus meninggal di tepi pantai. Haram bagi orang Palue meninggal karena tenggelam di tengah laut.
***
DALAM budaya masyarakat Palue juga dikenal sebuah upacara adat yang sangat penting dan besar bernama Mula Rate yang biasanya diadakan setiap lima tahun sekali. Orang Palue boleh meninggal di tempat di mana saja di seluruh dunia, tapi jasadnya tidak perlu dibawa ke Palue (boleh dikuburkan di mana saja). Yang perlu dibawa cuma kuku dan rambut dari jenazah tersebut. Mula Rate adalah sebuah upacara adat penanaman batu nisan untuk seluruh orang Palue yang meninggal di mana saja. Satu tahun berikutnya baru akan diadakan upacara pemotongan kerbau. Upacara pemotongan kerbau adalah upacara perayaan untuk mensyukuri keberhasilan setiap orang Palue dan biasanya diadakan setiap lima tahun.

Budaya lainnya yang ada dalam masyarakat Palue adalah upacara adat mengusir tikus dari daratan Pulau Palue yang biasa disebut dengan bahasa setempat sebagai upacara Tung Te'u. Upacara ini diadakan secara besar-besaran dengan menangkap tikus yang berpasangan dan kemudian melayarkan pasangan tikus tersebut ke tengah laut dengan sebuah perahu yang dibuatkan khusus untuk membawa tikus-tikus tersebut. Dalam kepercayaan adat setempat, pada saat itu juga semua tikus yang ada daratan Pulau Palue akan hilang dengan sendirinya.

Demikian sebagian dari adat budaya dalam masyarakat Palue yang unik dan menyimpan nilai-nilai hidup dalam kemasyarakatan yang sampai kini masih terus dilestarikan dan menjadi bagian dari keragaman budaya yang ada ditanah Sikka serta tanah air kita tercinta. (www.inimaumere.com)




Read More...

Palue Dalam Bingkai Budaya...

Spirit NTT, 23-209 Maret 2009

PALUE
demikian nama sebuah kecamatan yang ada di Kabupaten Sikka. Palue juga merupakan nama dari sebuah pulau di antara 17 buah pulau yang ada dalam wilayah Kabupaten Sikka. Pulau terbesar dari 17 buah pulau terebut memiliki gunung berapi Rokatenda yang masih aktif, salah satu gunung berapi dari dua gunung berapi di Sikka.

Untuk mencapai Pulau Palue dari Pelabuhan Sadang Bui Maumere (ibu kota Kabupaten Sikka) membutuhkan waktu sekitar 4-6 jam, menggunakan kapal motor laut yang biasanya disewakan untuk mengangkut penumpang.


Alamnya gersang dengan topografi berbukit. Dulunya dikenal sebagai pulau yang sering kekurangan air minum dan miskin fasilitas. Namun dari pulau ini jugalah melahirkan banyak orang pintar yang kini tersebar di kabupaten dan propinsi, rohaniwan-rohaniwan khatolik dan para pelaut serta perantau yang ulet dan tangguh. Pun kain tenun ikatnya menawan.

Masyarakat Palue terkenal sebagai masyarakat yang memiliki adat budaya dan tradisi turun temurun yang beragam dan unik. Sampai kini masih terus dilestarikan oleh para generasinya.
Suku Palue merupakan salah satu suku terbesar dari enam suku besar yang ada di tanah Sikka. Berikut sedikit tentang tradisi dan budaya dalam masyarakat Palue
***
MASYARAKAT di Pulau Palue mengenal dua tarian besar yang sering dipentaskan dalam upacara-upacara adat masyarakat setempat seperti tarian Misa dan tarian Togo. Tarian Misa adalah tarian yang khusus untuk muda-mudi yang dilaksanakan di bulan Juni sampai September dan biasanya berlangsung di pinggir pantai. Para muda-mudi di Palue jika akan memulai masa pacaran, biasanya mementaskan tarian ini. Daerah pinggir pantai menjadi tempat dilaksanakannya tarian Misa.

Sementara tarian Togo dipentaskan pada upacara-upacara khusus atau terbilang istimewa dalam masyarakat Palue. Misalnya, upacara pemotongan kerbau, upacara membuat perahu, upacara tarik perahu ke pantai dan upacara-upacara besar lainnya. Pementasan tarian Togo dalam upacara-upacara tersebut akan menambah kemeriahan pesta adat masyarakat setempat. Misalnya, dalam upacara tarik perahu ke pantai, terlihat meriah dan istimewa karena tarian togo dipentaskan di atas perahu yang sedang ditarik ke pantai

Dalam adat budaya Palue dikenal pula budaya-budaya lain yang sesuai dengan siklus hidup manusia, seperti saat kelahiran, dewasa, perkawinan dan kematian. Pada saat lahir atau berumur masih belia, semua anak-anak di Palue diajarkan untuk bisa berenang. Orang tua akan membawa anak-anak mereka berumur 1-2 tahun ke tengah laut dan dibuang di sana. Dan, anak tersebut akan berusaha berenang, namun jika tidak bisa berenang akan diambil lagi dan dilemparkan kembali ke laut sampai si anak tersebut bisa berenang.

Karena diajarkan demikian sedari kecil, maka jarang sekali menemukan orang Palue yang tenggelam atau meninggal di tengah laut. Sebab orang Palue kalau berlayar dan tenggelam di mana saja akan berusaha semampunya berenang ke tepi pantai meski akhirnya harus meninggal di tepi pantai. Haram bagi orang Palue meninggal karena tenggelam di tengah laut.
***
DALAM budaya masyarakat Palue juga dikenal sebuah upacara adat yang sangat penting dan besar bernama Mula Rate yang biasanya diadakan setiap lima tahun sekali. Orang Palue boleh meninggal di tempat di mana saja di seluruh dunia, tapi jasadnya tidak perlu dibawa ke Palue (boleh dikuburkan di mana saja). Yang perlu dibawa cuma kuku dan rambut dari jenazah tersebut. Mula Rate adalah sebuah upacara adat penanaman batu nisan untuk seluruh orang Palue yang meninggal di mana saja. Satu tahun berikutnya baru akan diadakan upacara pemotongan kerbau. Upacara pemotongan kerbau adalah upacara perayaan untuk mensyukuri keberhasilan setiap orang Palue dan biasanya diadakan setiap lima tahun.

Budaya lainnya yang ada dalam masyarakat Palue adalah upacara adat mengusir tikus dari daratan Pulau Palue yang biasa disebut dengan bahasa setempat sebagai upacara Tung Te'u. Upacara ini diadakan secara besar-besaran dengan menangkap tikus yang berpasangan dan kemudian melayarkan pasangan tikus tersebut ke tengah laut dengan sebuah perahu yang dibuatkan khusus untuk membawa tikus-tikus tersebut. Dalam kepercayaan adat setempat, pada saat itu juga semua tikus yang ada daratan Pulau Palue akan hilang dengan sendirinya.

Demikian sebagian dari adat budaya dalam masyarakat Palue yang unik dan menyimpan nilai-nilai hidup dalam kemasyarakatan yang sampai kini masih terus dilestarikan dan menjadi bagian dari keragaman budaya yang ada ditanah Sikka serta tanah air kita tercinta. (www.inimaumere.com)



Read More...

Pengembangan Rumput Laut Terkendala Dana

Spirit NTT, 23-29 Maret 2009, Laporan Ferdinandus Dole Hayong

ATAMBUA, SPIRIT--
Pengembangan rumput laut warga di pesisir Desa Fatukeki, Kecamatan Kakulukmesak, Belu, terkendala dana. Anggota kelompok masyarakat (pokmas) rumput laut di desa itu sudah mengajukan proposal ke Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Belu, namun hingga saat ini dana belum dicairkan. Anggota kelompok pun mendatangi Dewan untuk mencarikan jalan keluarnya.

Wakil Ketua Komisi C DPRD Belu, Cyprianus Temu, S.Ip, mengatakan hal ini di Atambua, Sabtu (14/3/2009). Ia menjelaskan, pengembangan proyek rumput laut di pantai utara Belu, masyarakat pesisir pantai seperti di Desa Fatuketi telah membentuk kelompok masyarakat. Warga membuat proposal untuk mendapatkan dana pendampingan guna pengembangan rumput laut yang ada dalam pengawasan DKP Belu.


Namun, kata Temu, saat anggota pokmas hendak mengambil dana ternyata instansi teknis belum siap memberikan dengan alasan gelombang masih tinggi. Akibatnya, warga mengadukan persoalan ini ke DPRD Belu untuk dicarikan solusinya.

"Beberapa hari lalu anggota kelompok usaha rumput laut dari Fatuketi mendatangi Komisi C. Mereka pertanyakan dana bagi kelompok yang belum dicairkan DKP Belu. Karena itu, Komisi perlu pertanyakan alasan mendasar sehingga dana kelompok ini belum dicairkan padahal dari segi persyaratan sudah terpenuhi," kata Temu.

Secara terpisah Kadis DKP Belu, Yeremias Nahak, S.H mengakui adanya pengaduan warga kelompok rumput laut itu. Dia mengaku dana itu tidak dikelola langsung dinas ini karena dana pusat yang dikirim langsung ke rekening kelompok melalui BRI.

"Kami tidak punya kepentingan apapun dalam urusan dana kelompok usaha rumput laut. Tugas dinas sebatas memfasilitasi sehingga dana itu tidak mubazir. Dana itu sudah masuk rekening kelompok sejak Desember 2008. Hingga kini belum bisa diambil karena pertimbangan masih tingginya gelombang laut," tegasnya. (*)


Read More...

Pemimpin Harus Jadi Contoh dan Teladan

Spirit NTT, 23-29 Maret 2009

KUPANG, SPIRIT--
Seorang pemimpin harus menjadi contoh, teladan, dan harus mempunyai seusuatu yang lebih dari orang lain. Menjadi seorang pemimpin tidak bisa melalui jalan pintas atau cara instan tetapi pemimpin itu dibentuk.

Menjadi seorang pemimpin harus melalui sebuah proses dan tahapan-tahapan pengkaderan yang bertujuan memperluas wawasan dan intelektual, serta memperkuat integritas diri dan mentalitas kepemimpinan.



Hal ini diungkapkan Wakil Walikota Kupang, Drs. Daniel Hurek, ketika membuka kegiatan Latihan Kepemimpinan Tingkat Dasar (LKTD) Ikatan Mahasiswa Lewolema (IKMAL) di Aula Yayasan Sanlima-Kupang, Jumat (6/3/2009).
Menurut Daniel Hurek, untuk menjadi seorang pemimpin, kita harus mengawal diri kita atau menjaga moralitas diri kita. Selain moralitas, kata Hurek, yang perlu dijaga adalah kapasitas intelektual seorang pemimpin harus berbeda dengan orang lain.

Kepada seluruh peserta LKTD, Hurek menyampaikan bahwa pilihan untuk membaurkan diri dalam sebuah organisasi merupakan sebuah keputusan yang bijaksana. Karena, menurutnya, seorang pemimpin lahir dari sebuah proses pembentukan dan penggodokan melalui sebuah organisasi.

Kepada para peserta LKTD, Hurek meminta agar memperkaya wawasan dan khazanah berpikir melalui kemampuan mengakses informasi pengetahuan dan teknologi sebanyak-banyaknya.

Menyangkut dengan maraknya aksi tawuran yang sering terjadi antar mahasiswa dan pelajar, Wakil Walikota berharap agar para mahasiswa IKMAL sebagai masyarakat intelek mampu menjaga citra almamater dengan mengedepankan kualitas akademik yang terpuji dan tidak terbawa oleh fenomena negatif tersebut, yang pada akhirnya akan merugikan diri sendiri maupun lembaga pendidikan.
Hurek juga minta agar seluruh pengurus IKMAL mampu mempertahankan sikap independensi organisasi agar tidak ditunggangi dengan kepentingan-kepentingan sesaat terutama menjelang pemilu 2009.

"Mari bersama-sama kita ciptakan ketentraman dan ketertiban di lingkungan masing-masing agar seluruh proses pemilu legislatif tahun 2009, dapat berjalan dengan aman dan sukses," pinta Hurek. (humas infokom kota kupang)






Read More...

Visi, Misi dan Prioritas Pembangunan Pemkot 2007-2012 (4)

Spirit NTT, 23-20 Maret 2009

III. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM STRATEGIS SESUAI MISI PEMBANGUNAN 2007-2012

1. Kebijakan yang ditempuh sesuai Misi pertama yaitu terwujudnya peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan kualitas pendidikan, penataan manajemen sekolah yang bermutu dengan memperbesar akses bagi warga masyarakat kurang mampu, dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, penyediaan sarana dan prasaran pendidikan yang memadai serta memperluas jaringan kerjasama pendidikan baik di tingkat lokal, regional maupun internasional.
Kebijakan permbangunan Kota Kupang tahun 2007-2012 sebagaimana tersebut diatas merupakan pilihan prioritas yang dikembangkan kedalam program dengan sasaran-sasaran program sebagai berikut:




1.1. Fungsi Bidang Pendidikan
1.1.1. Program Kerja Pendidikan Usia Dini
a. Peningkatan kualitas pendidikan Pra Sekolah;
b. Fasilitasi sarana prasarana pendidikan pra sekolah.
Sasaran sub fungsi Pendidikan Usia Dini:
a. Tersedianya modul standar pembelajaran pendidikan pra sekolah (PADU) formal.
b. Meningkatnya kualitas pendidikan pra sekolah sebagai persiapan siswa memasuki pendidikan dasar.

1.1.2. Program Kerja sub fungsi Pendidikan Dasar:
a. Pemerataan jangkauan dan daya tampung pendidikan dasar. b. Peningkatan kualitas tenaga pendidikan.
c. Peningkatan kualitas manajemen pendidikan dasar.
d. Peningkatan sarana dan prasarana sekolah Dasar.

Sasaran sub fungsi Pendidikan Dasar
a. Mewujudkan keberhasilan pelaksanaan Wajar Dikdas 100%.
b. Meningkatkan pengelolaan dan kemandirian Institusi pendidikan.
c. Meningkatkan sarana prasarana sekolah;
d. Meningkatkan kualitas pendidikan.

1.1.3. Program Kerja sub fungsi Pendidikan Menengah:
a. Pemerataan jangkauan dan daya tampung pendidikan menengah.
b. Peningkatan kualitas tenaga pendidikan.
c. Peningkatan manajemen berbasis sekolah.
d. Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan.

Sasaran sub fungsi Pendidikan Menengah
a. Memperluas jangkauan dan kesempatan bagi anak usia sekalah untuk melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan menengah terutama bagi keluarga miskin.
b. Optimalnya manajemen pengelolaan pendidikan menengah; c. Meningkatkan kualitas pendidikan yang sesuai dengan standar pendidikan nasional.
d. Terpenuhinya sarana prasarana sekolah yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan menengah.
e. Meningkatnya kualitas pendidikan menengah yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja.

1.1.4. Program Kerja Sub fungsi Pendidikan Luar Sekolah:
a. Peningkatan kualitas peserta didik lembaga pendidikan non formal.
b. Peningkatan kualitas lembaga pendidikan non formal.
c. Peningkatan kualitas tenaga pendidik non formal.

Sasarana sub fungsi Pendidikan Luar Sekolah adalah:
a. Menyediakan pelayanan pendidikan alternatif bagi yang tidak atau belum memperoleh kesempatan mengikuti pendidikan formal.
b. Memberikan pengetahuan dasar dan keterampilan berusaha secara profesional.
c. Meningkatkan kualitas pendidikan luar sekolah sesuai dengan kebutuhan pengguna.

2. Kebijakan yang ditempuh sesuai Misi kedua yaitu mewujudkan pengembangan derajat kesehatan masyarakat melalui perbaikan dan peningkatan system pelayanan kesehatan, penyiapan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai, dengan memberikan akses yang luas bagi pelayanan kesehatan bermutu bagi golongan masyarakat kurang mampu.
Kebijakan permbangunan Kota Kupang tahun 2007-2012 sebagaimana tersebut diatas merupakan pilihan prioritas yang dikembangkan kedalam program dengan sasaran-sasaran program sebagai berikut :

2.1. Fungsi Bidang Kesehatan
2.1.1. Program kerja Kesehatan
1) Pelayanan Kesehatan masyarakat
2) Peningkatan Kesehatan Keluarga dan Gizi Mayarakat.
3) Pencegahan dan pemberantasan penyakit.
4) Lingkungan sehat.
5). Pemberdayaan masyarakat.
6) Manajemen kesehatan dan perizinan.
7) Peningkatan sarana dan prasarana kesehatan.
8) Pengawasan obat serta pengadaan perbekalan kesehatan.

Sasaran fungsi kesehatan
a. Menurunnya angka kematian ibu sebesar 40/100.000 kelahiran hidup.
b. Menurunnya angka kematian bayi 10/1000 kelahiran hidup
c. Menurunnya status gizi buruk 0,50 persen.
d. Mempertahankan umur harapan hidup diatas 65 tahun.
e. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan.
f. Meningkatnya pengawasan obat dan makanan.
g. Meningkatnya ketersediaan obat yang bermutu, aman dan efektif sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

3. Kebijakan yang ditempuh melalui misi ketiga yaitu Memantapkan kinerja pertumbuhan ekonomi kota secara terpadu dan sinergi diantara para pelaku ekonomi yang berbasis pada perdagangan dan jasa, serta didukung Industri Kecil dan Rumah Tangga berbasis eksport, mendorong kemudahan berinvestasi, penguatan dan perluasan jaringan kerja sama ekonomi lokal, regional dan nasional/internasional. (kotakupang.com/bersambung)





Read More...

156 CPNS Kota Ikut Diklat Prajabatan

Spirit NTT, 23-29 Maret 2009

KUPANG, SPIRIT--
Seratus lima puluh enam calon pegawai negeri sipil daerah (CPNSD) Pemkot Kupang golongan I dan II mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Prajabatan di Hotel Kupang Beach, Selasa (10/3/2009). Diklat ini dibuka Walikota Kupang, Drs. Daniel Adoe.

Walikota Kupang, Drs. Daniel Adoe, dalam sambutannya, mengatakan, Diklat Prajabatan bukanlah sekadar untuk memenuhi syarat formal administratif untuk diangkat menjadi PNS, tetapi perlu dimaknai sebagai salah satu upaya strategis untuk membentuk jati diri dan performa CPNS sebagai bagian integral dari aparatur negara dan abdi masyarakat yang memiliki kualitas tertentu.


Kualitas itu, antara lain, memiliki sikap, mental, perilaku, dan karakter PNS yang bermartabat, memahami nilai-nilai dan etika birokrasi pemerintahan, memiliki kemampuan yang dapat diandalkan untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan daerah.

Menurut Walikota, pelaksanaan diklat ini didasari pada tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap para CPNS agar mampu melaksanakan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan secara lebih profesional. "Diklat ini harus berfungsi sebagai wahana menciptakan calon-calon pegawai negeri sipil yang memiliki bobot sebagai aparatur PNS yang profesional dengan pengetahuan dan kompetensi yang memadai," katanya.

Kepada seluruh peserta diklat, Walikota mengingatkan untuk mengikuti kegiatan diklat ini dengan baik dan mematuhi seluruh tata tertib serta mampu membangun komunikasi yang efektif baik dengan sesama peserta maupun dengan para widyaiswara, sehingga proses pendidikan dan pelatihan ini dapat berjalan dalam pola pembelajaran interaktif, yang memberi ruang bagi peserta untuk lebih aktif mengeksplorasi pengetahuan sebanyak-banyaknya.

"Saya perlu ingatkan bahwa lulus atau tidak bagi saudara-saudara dalam diklat ini, akan ditentukan oleh sejauhmana kesungguhan dan kedisplinan yang saudara-saudara tunjukkan pada setiap sesion pelajaran," tegas Walikota.
Walikota berharap agar diklat ini dapat ditempatkan sebagai bagian dari proses pembelajaran dalam rangka membentuk calon pegawai negeri sipil menjadi seorang aparatur birokrat yang handal, dan yang terutama mampu mengembangkan secara baik seluruh pengetahuan yang diperoleh ke dalam bidang tugas dan fungsi masing-masing, sehingga dapat menghasilkan kinerja yang optimal.

Sementara itu, Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kota Kupang, Alis Siokain, S.H, dalam laporannya, menyebut peserta yang mengikuti diklat prajabatan golongan I dan II ini, berjumlah 156 orang, merupakan formasi tenaga ex honorer tahun 2007.

Diklat prajabatan ini, menurut Alis, dilaksanakan selama 54 hari dengan jumlah jam pembelajaran sebanyak 174 jam, dan akan dibagi dalam tiga gelombang, dimulai tanggal 10 Maret sampai 15 Mei 2009, bertempat di Hotel Kupang Beach.
Hadir dalam acara pembukaan, pimpinan dinas, badan, kantor, dan camat lingkup Pemkot Kupang. Acara pembukaan ditandai dengan penyematan tanda peserta oleh Walikota Kupang kepada perwakilan peserta, serta pembacaan ikrar oleh salah satu peserta diklat. (humas infokom kota kupang)



Read More...

Kupang, Kawasan Bebas Narkoba

Spirit NTT, 23-20 Maret 2009

KUPANG, SPIRIT--
Walikota Kupang, Drs. Daniel Adoe, mengatakan, Kota Kupang harus jadi kawasan bebas narkoba. Untuk mewujudkan obsesi ini, walikota meminta agar Badan Narkotika Kota Kupang berkoordinasi dan bekerja sama dengan aparat kepolisian untuk memperketat pengawasan di pintu-pintu masuk ke Kota Kupang, seperti bandara dan pelabuhan. Pengetatan dimaksud dapat memperkecil kemungkinan masuknya barang-barang terlarang tersebut ke Kota Kupang.

Ketika membuka kegiatan penyuluhan bahaya narkoba bagi karang taruna se-Kota Kupang di Hotel Kupang Beach, Rabu (11/3/3009), yang dihadiri Pelaksana Harian Badan Narkotika Kota Kupang, Drs. Imanuel J Foes MM; Kasat Binluh Narkoba Polda NTT, Kompol Imanuel Kawangmani, serta 200-an pengurus Karang Taruan se-Kota Kupang, Walikota Daniel Adoe, mengatakan, ancaman peredaran narkoba di Kota Kupang perlu diwaspadai sejak dini, karena selain posisi geografis Kota Kupang sebagai pintu gerbang selatan pasifik, narkoba juga adalah sebuah fenomena sosial yang cenderung telah menjadi bagian dari dinamika kehidupan masyarakat modern dewasa ini, bahkan di kota-kota besar penggunaan narkoba telah dianggap sebagai bagian dari gaya hidup.



Walikota mengatakan, penyalahgunaan narkoba biasanya diawali oleh penggunaan coba-coba, dan biasanya dilakukan hanya sekadar iseng tanpa bermaksud untuk menjadi pecandu. Namun demikian, jelas Walikota, kenyataan membuktikan bahwa niat untuk mencoba tersebut akan berakibat fatal karena biasanya kenikmatan yang dirasakan, akan mendorong untuk terus mencoba dan proses selanjutnya akan menimbulkan ketergantungan yang hebat.

Kepada para pengurus karang taruna, Walikota Daniel Adoe mengingatkan agar jangan sekali-kali berkeinginan untuk mencoba barang haram tersebut, karena ketika adik-adik terjebak dalam pengaruh kenikmatan sesaat narkoba, ada dampak psikologis dan sosial yang benar-benar merugikan, seperti emosi yang tidak terkendali, kecenderungan untuk berbohong, tidak memiliki rasa tanggung jawab, relasi dengan keluarga dan dunia luar menjadi terganggu, tidak peduli dengan nilai dan norma yang ada, bahkan ada kecenderungan yang kuat untuk melakukan tindak pidana.

"Percayalah bahwa narkoba bukanlah jalan keluar terhadap persoalan yang dihadapi. Karena benda ini hanya akan menawarkan kenikmatan sesaat dan sesudah itu adik-adik akan mengalami persoalan yang lebih berat, bahkan kerusakan permanen yang mendera kehidupan adik-adik seumur hidup," tegas walikota.

Walikota minta agar generasi muda dapat memanfaatkan masa muda dengan melakukan kegiatan-kegiatan positif. "Masa muda hanya datang sekali saja, oleh karena itu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya agar tidak menyesal di kemudian hari," ujarnya.

Menurut Walikota, peran strategis para pengurus karang taruna untuk menjauhkan generasi muda dari ancaman narkoba dapat diwujudkan melalui upaya menggalang anak-anak muda di masing-masing kelurahan untuk berlomba-lomba melakukan kegiatan-kegiatan yang positif dan konstruktif seperti olahraga, seni budaya, pendidikan, keterampilan, dan beragam kegiatan kerohanian.

Pemerintah Kota Kupang, jelas Walikota, akan mendukung sepenuhnya setiap prakarsa para pengurus karang taruna untuk menjadi pioner dari gerakan-gerakan merevitalisasi peran dan kompetensi para pemuda di setiap kelurahan di Kota Kupang.

Kepada camat dan lurah, Walikota minta agar mendukung sepenuhnya kiprah karang taruna di wilayah masing-masing. "Saya minta agar kegiatan-kegiatan karang taruna diagendakan secara rutin dan dilampirkan dalam laporan bulanan para lurah," tegas walikota.

Walikota berharap agar setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini, para pengurus karang taruna dapat menjadi informan yang baik bagi teman-teman di lingkungan kelurahan masing-masing, sehingga gaung dari komitmen untuk memerangi narkoba akan tersebar secara meluas bagi seluruh lapisan masyarakat. (humas infokom kota kupang)





Read More...

Kembangkan Potensi Pertanian yang Ada

Spirit NTT, 23-29 Maret 2009

ATAMBUA, SPIRIT--
Para petani di Indonesia dan Belu khususnya harus memiliki semangat yang tinggi dan berkomitmen untuk terus maju di bidang pertanian, perikanan dan peternakan.

Menteri Pertanian RI, Dr. Ir. Anton Apriyantono, M.S, mengatakan hal itu ketika memberikan sambutan pada acara kunjungan kerja di Atambua, Sabtu (14/3/2009). Ia mengatakan, tujuan dari kunjungan ini adalah ingin bersilaturahmi dengan petani guna melihat dari dekat potensi baru apa yang akan dikembangkan lagi, termasuk jagung dan padi.


Ia mengajak para petani untuk memaksimalkan potensi yang ada termasuk tanaman jagung dan padi. Selain itu sektor laut pun harus berkembang karena jumlah penduduk bertambah setiap tahun sedangkan lahan pertanian tak bertambah.

Karena itu kata menteri, sektor pertanian masih memungkinkan untuk dijadikan lahan usaha. Untuk itu diperlukan perbaikan infrastruktur yang mendukungnya. Para petani perlu bergabung dalam kelompok tani. Begitu pula penyuluh pertanian perlu dioptimalkan dan kreatif melalui sekolah lapang. Selain itu petani perlu diberikan modal kerja dari lembaga pemerintah.

Asisten Tata Praja Setda NTT, Yoseph Aman Mamulak, mewakili gubernur mengatakan, agenda utama pembangunan di NTT dengan maskot utama Anggur Merah (anggaran untuk rakyat menuju sejahtera) akan memprioritaskan sektor unggulan yakni pertanian.

Terkait dengan program ini, pemerintah propinsi telah menandatangani MoU (memorandum of understanding) bupati/walikota se-NTT, belum lama ini. Kendati demikian kata dia, program ini masih mengalami kendala dalam pelaksanaannya karena keterbatasan sarana dan prasarana pendukungnya.

Wakil Bupati Belu, Taolin Lodovikus, mengatakan, pembangunan pertanian di daerah ini membutuhkan pendekatan sosial budaya dengan melibatkan semua komponen masyarakat. Pasalnya kata dia, permasalahan pertanian disebabkan karena masih rendahnya tingkat pendidikan petani, iklim tak menentu sehingga berdampak pada rawan pangan dan gizi buruk. (humas pemkab belu)





Read More...

Bupati Belu Canangkan Kampanye Damai

Spirit NTT, 23-29 Maret 2009

ATAMBUA, SPIRIT--Bupati Belu, Drs. Joachim Lopez, mencanangkan kampanye damai pemilihan umum legislatif tahun 2009 di Lapangan Umum Atambua, Senin (16/3/2009). Acara ini dihadiri 38 partai peserta pemilu legislatif.

Dalam arahannya, Bupati Belu mengatakan bahwa pemilihan umum merupakan salah satu mekanisme dan amanat dari undang-undang bagi warga negara untuk turut menentukan masa depan bangsa. Hal ini memiliki alasan-alasan yakni pemilihan umum merupakan salah satu sarana untuk mewujutkan kedaulatan rakyat dalam penyelenggaraan pemerintahan dan negara.



Sedangkan alasan kedua adalah pemilihan umum tidak saja untuk memilih wakil rakyat tetapi merupakan sarana untuk mewujutkan tata kehidupan bernegara ke depan bernafaskan Pancasila dan UUD 1945.

Oleh karena itu kata bupati, tak ada tawar menawar bagi seluruh rakyat Belu untuk menyukseskan pemilu legislatif tahun 2009. "Satu suara dapat menentukan masa depan bangsa sebab untuk menyukseskan pemilu tak diukur dengan terpilihnya anggota Dewan. Suksesnya pemilu ditentukan oleh setiap warga negara dapat menggunakan hak politiknya," katanya.

Bupati berharap agar partai politik peserta pemilu menghindari kampanye menyerang pribadi atau golongan. Kampanye kata dia, merupakan salah satu sarana memberikan pendidikan politik kepada rakyat.

Selain itu kata bupati, rambu-rambu kampanye atau undang-undang telah ditetapkan. Untuk itu semua peserta pemilu dapat mengikuti aturan yang telah ditetapkan KPU dan Panwaslu. Ketua KPUD Belu, Drs. Paulus Klau pada kesempatan itu mengatakan, pada pembukaan kampanye ini dicanangkan kampanye damai.
Tujuannya untuk menyadarkan para jurkam sebagai perpanjangan tangan partai politik. Jurkam kata dia merupakan putra-putra terbaik. Karena itu diharapkan memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat saat berkampanye. (humas pemkab belu)



Read More...

Palue Dalam Bingkai Budaya...

Spirit NTT, 23-29 Maret 2009

PALUE
demikian nama sebuah kecamatan yang ada di Kabupaten Sikka. Palue juga merupakan nama dari sebuah pulau di antara 17 buah pulau yang ada dalam wilayah Kabupaten Sikka. Pulau terbesar dari 17 buah pulau terebut memiliki gunung berapi Rokatenda yang masih aktif, salah satu gunung berapi dari dua gunung berapi di Sikka.

Untuk mencapai Pulau Palue dari Pelabuhan Sadang Bui Maumere (ibu kota Kabupaten Sikka) membutuhkan waktu sekitar 4-6 jam, menggunakan kapal motor laut yang biasanya disewakan untuk mengangkut penumpang.




Alamnya gersang dengan topografi berbukit. Dulunya dikenal sebagai pulau yang sering kekurangan air minum dan miskin fasilitas. Namun dari pulau ini jugalah melahirkan banyak orang pintar yang kini tersebar di kabupaten dan propinsi, rohaniwan-rohaniwan khatolik dan para pelaut serta perantau yang ulet dan tangguh. Pun kain tenun ikatnya menawan.

Masyarakat Palue terkenal sebagai masyarakat yang memiliki adat budaya dan tradisi turun temurun yang beragam dan unik. Sampai kini masih terus dilestarikan oleh para generasinya. Suku Palue merupakan salah satu suku terbesar dari enam suku besar yang ada di tanah Sikka. Berikut sedikit tentang tradisi dan budaya dalam masyarakat Palue
***
MASYARAKAT di Pulau Palue mengenal dua tarian besar yang sering dipentaskan dalam upacara-upacara adat masyarakat setempat seperti tarian Misa dan tarian Togo. Tarian Misa adalah tarian yang khusus untuk muda-mudi yang dilaksanakan di bulan Juni sampai September dan biasanya berlangsung di pinggir pantai. Para muda-mudi di Palue jika akan memulai masa pacaran, biasanya mementaskan tarian ini. Daerah pinggir pantai menjadi tempat dilaksanakannya tarian Misa.

Sementara tarian Togo dipentaskan pada upacara-upacara khusus atau terbilang istimewa dalam masyarakat Palue. Misalnya, upacara pemotongan kerbau, upacara membuat perahu, upacara tarik perahu ke pantai dan upacara-upacara besar lainnya. Pementasan tarian Togo dalam upacara-upacara tersebut akan menambah kemeriahan pesta adat masyarakat setempat. Misalnya, dalam upacara tarik perahu ke pantai, terlihat meriah dan istimewa karena tarian togo dipentaskan di atas perahu yang sedang ditarik ke pantai

Dalam adat budaya Palue dikenal pula budaya-budaya lain yang sesuai dengan siklus hidup manusia, seperti saat kelahiran, dewasa, perkawinan dan kematian. Pada saat lahir atau berumur masih belia, semua anak-anak di Palue diajarkan untuk bisa berenang. Orang tua akan membawa anak-anak mereka berumur 1-2 tahun ke tengah laut dan dibuang di sana. Dan, anak tersebut akan berusaha berenang, namun jika tidak bisa berenang akan diambil lagi dan dilemparkan kembali ke laut sampai si anak tersebut bisa berenang.

Karena diajarkan demikian sedari kecil, maka jarang sekali menemukan orang Palue yang tenggelam atau meninggal di tengah laut. Sebab orang Palue kalau berlayar dan tenggelam di mana saja akan berusaha semampunya berenang ke tepi pantai meski akhirnya harus meninggal di tepi pantai. Haram bagi orang Palue meninggal karena tenggelam di tengah laut.
***
DALAM budaya masyarakat Palue juga dikenal sebuah upacara adat yang sangat penting dan besar bernama Mula Rate yang biasanya diadakan setiap lima tahun sekali. Orang Palue boleh meninggal di tempat di mana saja di seluruh dunia, tapi jasadnya tidak perlu dibawa ke Palue (boleh dikuburkan di mana saja). Yang perlu dibawa cuma kuku dan rambut dari jenazah tersebut. Mula Rate adalah sebuah upacara adat penanaman batu nisan untuk seluruh orang Palue yang meninggal di mana saja. Satu tahun berikutnya baru akan diadakan upacara pemotongan kerbau. Upacara pemotongan kerbau adalah upacara perayaan untuk mensyukuri keberhasilan setiap orang Palue dan biasanya diadakan setiap lima tahun.

Budaya lainnya yang ada dalam masyarakat Palue adalah upacara adat mengusir tikus dari daratan Pulau Palue yang biasa disebut dengan bahasa setempat sebagai upacara Tung Te'u. Upacara ini diadakan secara besar-besaran dengan menangkap tikus yang berpasangan dan kemudian melayarkan pasangan tikus tersebut ke tengah laut dengan sebuah perahu yang dibuatkan khusus untuk membawa tikus-tikus tersebut. Dalam kepercayaan adat setempat, pada saat itu juga semua tikus yang ada daratan Pulau Palue akan hilang dengan sendirinya.

Demikian sebagian dari adat budaya dalam masyarakat Palue yang unik dan menyimpan nilai-nilai hidup dalam kemasyarakatan yang sampai kini masih terus dilestarikan dan menjadi bagian dari keragaman budaya yang ada di tanah Sikka serta tanah air kita tercinta. (www.inimaumere.com)


Read More...

SATU KATA


Spirit NTT, 23-29 Maret 2009, Laporan Egi Moa


KABUPATEN Lembata. Sudah sepuluh tahun menjadi daerah otonom. Bagaimana geliat pembangunannya? Di bidang ekonomi, pertumbuhannya belum signifikan. Namun angka pencapaian 4,88 persen masih di bawah pertumbuhan ekonomi Propinsi NTT 5,15 persen pada 2007.

Di bidang sumber daya manusia (SDM)? Bupati Lembata, Drs. Andreas Duli Manuk, mengingatkan satu hal, "Semua aparat pemerintah harus memiliki semangat satu kata dan satu bahasa."



"Tidak ada seorang kepala daerah mengatakan saya tidak setuju begitu dengar presiden omong dunia pemerintahan. Tidak ada istilah. Kalau mau sampaikan ada forumnya di rapat kerja misalnya. Jangan berpendapat ke arah timur dan barat, padahal masyarakat sama yang kita urus," kata Bupati Manuk.

Berbicara pada forum musyawarah rencana kerja pemerintah daerah (Musyawarah RKPD) 2010 yang digelar di Aula Dekenat Lembata, pekan lalu, Bupati Manuk mengatakan, untuk mendorong percepatan ekonomi, kebijakan pembangunan 2010 difokuskan pada pendekatan pertumbuhan dengan memperhatikan pemerataan. Alokasi anggaran harus lebih besar pada kegiatan sektor basis dan pertanian dalam arti luas.

Bupati Manuk mengatakan, musrenbang RKPD dilaksanakan setiap tahun, bukan sebuah formalitas belaka, tetapi menjadi media untuk menjamin agar pembangunan berjalan lebih efektif, efisien, tepat sasaran dengan mempertemukan berbagai pemikiran, gagasan, aspirasi dari semua komponen masyarakat.
Muatan materi rencana kerja pemda dihasilkan, katanya, harus bisa membuat program atau kegiatan yang dapat menjangkau pencapaian sasaran makro pembangunan dalam RPJMD Lembata 2006-2011 yang termuat dalam Perda Lembata No. 2/2007.

Pertama, pertumbuhan ekonomi. Meski terjadi peningkatan setiap tahun, pertumbuhan ekonomi Lembata berada di bawah angka pertumbuhan Propinsi NTT, 4,88 persen pada 2007, sedangkan pertumbuhan ekonomi NTT 5,15 persen.
Kedua, tingkatan pengangguran dan pendapatan perkapita masih rendah. Pada 2007, angka pengangguran Lembata 1,6 dan pendapatan perkapitan Rp 2.226.506 masih setengah dari angka pendapatan perkapita propinsi Rp 4,8 juta/kapita. Kegiatan yang direncanakan harus bisa menyediakan lapangan kerja baru atau minimal memberi ruang keterlibatan masyarakat secara langsung. Hal ini harus menjadi titik perhatian, bagaimana bisa membuka peluang kerja bagi masyarakat.
"Ada banyak peluang kerja tapi orang kita tunggu kerja yang ringan. Kerja proyek jalan, cetak batu bata bukan orang Lembata tapi Alor, Kefamenanu dan Belu. Kita butuh peluang penciptaan lapangan kerja tapi butuh peran swasta. Kita harus dorong ciptakan suasana yang bagus supaya orang dapat berinvestasi di daerah kita," ujar bupati.

Menurutnya, pertumbuhan penduduk di Lembata terus bertambah. Apakah karena ada kelahiran baru atau perantau yang kembali dari rantau karena di sana tak tersedia lagi pekerjaan? "Ini menjadi beban baru masyarakat. Menjadi masalah selama mereka belum mendapatkan lagi pekerjaan," katanya.

Ketiga, tingkat kemiskinan masih tinggi 34,45 persen dari total 50 ribu orang di kabupaten ini. Angka ini masih diatas rata-rata propinis 27,5 persen. Menurutnya, pengentasan kemiskinan masih prioritas dari setiap sektor. Jangan ada kelakuan ego sektor. "Kadang waktu rapat koordinasi baru kita tahu ada dana," tandasnya.
Gubernur NTT, Drs. Fran Lebu Raya dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Simon Mesah, mengharapkan musrenbang mendiskusikan rancangan, kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaan dari pemerintah atau mendorong partisipasi masyarakat.

Musrenbang selama tiga hari ini dihadiri staf ahli Gubernur NTT, Simon Mesah; Wabup Lembata, Drs. Andreas Nula Liliweri; pimpinan dewan, pimpinan dinas, para camat, kades dan BPD. (*)

Read More...

Mencari Format Kurikulum Muatan Lokal

Spirit NTT, 16-22 Maret 2009, Laporan Gerardus Manyela

WAIBAKUL, SPIRIT--
Bupati Sumba Tengah, Drs. Umbu Sappi Pateduk, mengatakan, pemerintah setempat sedang mencari format yang tepat untuk kurikulum muatan lokal.

Salah satu alasan substansial diberlakukannya kebijakan kurikulum muatan lokal adalah terjadinya tarik menarik kepentingan antara elit tentang pewarisan nilai budaya kepada generasi muda lewat pendidikan formal.



NTT dikenal dengan masyarakat plural. Karena itu, tidak satu pun nilai budaya masyarakat tertentu yang reprensentatif untuk diwariskan kepada generasi muda. Itulah sebabnya setiap daerah diberi kewenangan untuk memformulasikan kurikulum muatan lokal.

"Sudah saatnya kita lakukan terobosan yang bermakna dalam menentukan kurikulum muatan lokal. Pada satu sisi, kita mesti loyal dan akomodatif terhadap kepentingan masyarakat lokal tetapi pada sisi lain kita juga harus antisipatif, aspiratif dan akomodatif pada kepentingan masyarakat Sumba Tengah," kata bupati yang disapa Umbu Bintang ini ketika ditemui di Waibakul belum lama ini.

Untuk memperbaiki basis kualitas pendididkan SD, kata Umbu Bintang, dibutuhkan political will (keputusan politik) pemerintah Sumba Tengah meningkatkan kualitas guru-guru SD. Berbagai cara dapat ditempuh misalnya menugaskan guru SD untuk menempuh pendidikan DII, DIII, atau S1 melalui universitas terbuka atau kelas intensif, penataran, seminar. Kebijakan ini dilakukan secara berjenjang hingga guru SLTA. Untuk keberhasilan program ini, Pemerintah Kabupaten Sumba Tengah menyiapkan sejumlah anggaran pendidikan dalam APBD.

Ke depan, kata Umbu Bintang, pejabat yang menempati jabatan di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (PPO), harus mengikuti fit and proper test. Selama ini jabatan strategis dalam jajaran diknas PPO diisi oleh pejabat eselon II yang belum mengikuti seleksi yang ketat soal kemampuannya.

Demikian pula untuk jabatan kepala sekolah, mesti dilakukan fit and proper test untuk memperoleh kepala sekolah yang berkompeten. Pemerintah akan selektif dalam mengangkat seseorang dalam jabatan di lingkungan dinas PPO.
Mengapa? Karena taruhannya adalah masa depan Kabupaten Sumba Tengah. Atas dasar itu, secara sistematis pemerintah menyiapkan calon-calon pemimpin yang profesional dalam bidang pendidikan. (*)

Read More...

Pendidikan Sesuai Karakteristik Daerah

Spirit NTT, 16-22 Maret 2009, Laporan Gerardus Manyela

WAIBAKUL, SPIRIT--
Sudah saatnya Kabupaten Sumba Tengah (Sumteng) mengelola pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik daerahnya. Sumteng memang membutuhkan standar mutu pendidikan secara nasional, dan itu dimungkinkan lewat ujian nasional (UN).

Daerah-daerah (kecamatan/desa) dapat mengelola pendidikan yang bermutu sesuai karakteristiknya. Misalnya, kita memberi kesempatan kepada Mamboro, Kondamaloba dan Lenang untuk konsentrasi dalam bidang pendidikan, perikanan, peternakan dan lain-lain. Kecamatan Umbu Ratunggay, Umbu Ratunggay Barat, Katikutana Selatan dan Katikutana untuk bidang pendidikan, kehutanan dan seterusnya.


Pandangan ini dilandasi oleh pemikiran bahwa setiap daerah mesti memiliki kemampuan komparatif dan kompetitif dalam skala nasional. Tidak seperti saat ini, di mana semua daya unggul dan kompetitif berada di Jawa. Sementara pendidikan di luar Jawa sekadar dijadikan sarana pemerataan pendidikan sesuai amanat UUD 1945.

Atas dasar pemikiran ini, Bupati Sumba Tengah, Drs. Umbu Sappi Pateduk, yang biasa disapa Umbu Bintang, mulai merintis Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kelautan dan Perikanan di Mamboro. Sekolah yang disiapkan untuk mendidik putra-putri Sumba Tengah khususnya dan Sumba umumnya untuk terampil dan bersahabat dengan laut sehingga mampu menggarap potensi keluatan yang dimiliki daerah itu, akan dibuka tahun ini.
Semua persyaratan administrasi sudah dipenuhi. Anggarannya juga sudah ada, tinggal proses tender dan pembangunan fisiknya.

Umbu Bintang yang ditemui di Waibakul bulan lalu, menuturkan, dirinya sangat memahami kondisi obyektif daerah. Dia berobsesi potensi yang dimiliki di wilayah itu perlu dioptimalkan. Satu-satunya langkah yang perlu dipersiapkan adalah sumber daya manusia (SDM) melalui pengembangan pendidikan sesuai kondisi obyektif wilayah.

"Kita sudah melakukan analisis potensi wilayah, termasuk aspek demografis dan geografisnya. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran riil tentang potensi wilayah dan kemudian kita desain pendidikan macam apa yang dapat menopang pengembangan potensi wilayah. Jika potensi wilayahnya di bidang pertanian, maka kita harus dukung dengan sekolah pertanian. Jika wilayahnya berpotensi di bidang perikanan, kita harus dukung dengan sekolah perikanan, jika wilayahnya berpotensi di bidang peternakan, maka kita harus dukung dengan sekolah peternakan. Jika wilayahnya berpotensi di bidang kelautan, kita dukung dengan sekolah kelautan, dan seterusnya.
Jika perlu dapat mendirikan sekolah usaha tani serta SLTP di setiap kecamatan untuk mendidik dan melatih tenaga kerja produktif kita yang DO atau yang tidak tamat SD. Jenis dan tingkatan sekolahnya disesuaikan dengan target pembangunan sesuai program pembangunan daerah (PROPEDA) dan Rencana Strategis Pembangunan (RENSTRA). Selama ini, kita sibuk dengan proyek penambahan jenis sekolah umum dengan anggaran yang besar tanpa target yang jelas," kata Umbu Bintang.

Pemerintah juga, kata Umbu Bintang, telah melakukan analisis unit cost (biaya per unit) sebagai bentuk perhatian terhadap ekonomi pendidikan yang berupaya memetakan kondisi riil masyarakat dengan menggunakan indeks harga satuan. Selama ini, para perencana pendidikan di daerah menyusun perencanaan pendidikan beserta pembiayaan pendidikan sesuai indeks harga satuan yang berlaku di kota. Akibatnya, terjadi pengelolaan yang salah dalam distribusi anggaran pendidikan pada daerah/kecamatan.

"Kalau kita sepakat menjadikan kecamatan sebagai basis pertumbuhan/pengembangan terpadu tanpa melupakan basis pembangunan daerah modal versi pembangunan dan pengembangan regional, mestinya unit cost pendidikan antara kecamatan yang satu berbeda dengan kecamatan yang lain," katanya.

Dia mengatakan, sudah saatnya di era otonomi daerah, pemerintah dan rakyat memiliki gambaran jelas tentang analisis unit cost sebagai pegangan bagi pejabat dan pelaku pendidikan di daerah dalam memformulasikan perencanaan pendidikaan. (*)


Read More...

Anak SD Perlu Diberi Pendidikan Seks

Spirit NTT, 16-22 Maret 2009, Laporan Reddy Ngera

KUPANG, SPIRIT--
Anak perlu diberi pendidikan seks sejak dini. Hal ini perlu agar dalam perkembangannya anak tidak melakukan hal-hal di luar norma-norma yang ada. Ketika anak-anak semakin dewasa, umumnya mereka sedang mencari identitas diri, mencari kepercayaan diri dan harga diri.

Hal ini disampaikan Ketua PKBI NTT, Ny. Adinda Lusia Lebu Raya, saat ditemui usai acara pembukaan Pelatihan Dasar Peer Education dan peresmian Kelas Sehat di Aula SMPN 6 Kota Kupang, Kamis (12/3/2009).



Ny. Lusia mengatakan, anak yang masih usia sekolah dasar (SD) harus sudah diberi pendidikan seks sesuai tingkat usianya. Tetapi harapan ini terkendala karena berbicara tentang seks bagi sebagian masyarakat di NTT masih merupakan satu hal yang sangat tabu. Hal ini merupakan satu mata rantai yang sulit diputuskan karena budaya.

Namun jika kita tetap terkungkung dalam budaya dan adat istiadat yang menabukan pembicaraan tentang seks, itu akan sangat berbahaya bagi generasi penerus daerah ini. "Budaya adat istiadat perlu kita hormati, tetapi anak-anak juga perlu mendapat pendidikan tentang seksualitas," katanya.

Tujuan Pelatihan Dasar Peer Education, jelas Ny. Lusia, adalah untuk membantu remaja mengetahui persoalan remaja. Ditanya pemahaman remaja saat ini tentang HIV/AIDS, Ny. Lusia mengatakan, sejauh ini banyak remaja yang telah mengerti tentang HIV/AIDS. Namun mereka harus terus menerus diberi pengertian.
"Remaja saat ini banyak melakukan sesuatu yang mereka sendiri tidak tahu apa dampak dari apa yang mereka lakukan. Karena itu, mereka harus terus-menerus diberi sosialisasi tentang kesehatan reproduksi," katanya.

Sementara Direktur Pelaksana Harian PKBI NTT, Drs. Markus Alibrandi, mengatakan, kegiatan ini untuk pendidikan sebaya yang melibatkan perwakilan dari siswa-siswa sekolah model di Kota Kupang. Mereka akan dilatih untuk menjelaskan kepada teman sebayanya tentang isu kesehatan reproduksi. (*)

Read More...




Read More...




Read More...

Wakil Walikota Saksikan Penyerahan Tanah untuk SD

Spirit NTT, 16-22 Maret 2009, Laporan

ALAK, SPIRIT---
Warga Kelurahan Fatukoa, Kelurahan Manulai II dan Kelurahan Alak, menyerahkan tanah kepada Pemerintah Kota Kupang untuk dijadikan lokasi pembangunan sekolah dasar (SD) kelas paralel. Penyerahan disaksikan Wakil Walikota Kupang, Drs. Daniel Hurek.

Sekolah dasar kelas paralel bertujuan membuka akses pendidikan yang selama ini sangat sulit bagi anak-anak di tiga wilayah tersebut.
Penyerahan tanah diawali dengan penunjukan lahan kepada Wakil Walikota Kupang, Drs. Daniel Hurek, Jumat (13/3/2009). Hurek didampingi Kepala Dinas Pendidikan, Dra. Desmarlen Bengngu, Kepala Tata Usaha Dinas Kesehatan, Wenslaus Nahak, Kasubdin TK/SD, Jemmy Didoek, Kasubag Kependudukan, Kententraman dan Ketertiban pada Bagian Tatapem, Andreas Wuli, S.H.


Penunjukan lahan dimulai dari Kelurahan Fatukoa. Felipus Taebenu dan Jeremias Lasa selaku pemilik tanah memperlihatkan lahan seluas 4.000 m2 di RT 18 RW 5 kepada wakil walikota. Lurah Fatukoa, Oktavianus Kosus, dan Kepala Sekolah SD Inpres Fatukoa, Trianus Malafo, hadir dalam acara tersebut.

Felipus Taebenu yang juga menjabat sebagai Ketua RW 5, mengatakan, tanah yang diserahkan bukan hanya untuk bangun sekolah kelas paralel tetapi juga untuk lokasi pembangunan puskesmas pembantu (Pustu).

Felipus mengatakan, penyerahan tanah dilakukan dengan didasari kesadaran bahwa anak-anak mereka sangat sulit bersekolah. Untuk sampai ke SD Fatukoa, anak-anak harus berjalan sejauh 5 km. Karena itu dibukanya sekolah kelas pararel akan sangat membantu anak-anak.

Di Kelurahan Manulai II, Marianus Neno Gasu, selaku pemilik tanah menyerahkan lahan sekitar 1 hektar untuk lokasi pembangunan sekolah kelas pararel dan pustu. Penunjukan lahan disaksikan oleh Lurah Manulai II, Nufri J Lobang, Ketua LPM Kelurahan Manulai II, Iman Buan, Kepala SD GMIT Manulai II, Rosalin Toy, S.Pd dan warga sekitar.

Sedangkan di Kelurahan Alak, penyerahan tanah dilakukan tiga pemilik tanah yakni Semuel Tosi, Nikolas Sakatu dan Samuel Nifu. Tanah sekitar 1 hektar yang terletak di RT 1 dan 2, di atasnya ada satu rumah warga. Rumah tersebut akan dipindahkan setelah dibuka jalan setapak di bagian utara. Hadir dalam acara penunjukan lokasi, Lurah Alak, Drs. Johanes Adoe, dan masyarakat sekitarnya.

Penunjukan lahan akan ditindaklanjuti oleh pemkot dengan menurunkan tim dari Badan Pertanahan Nasional (BPN), Bagian Tatapem dan Dinas Pendidikan untuk pengukuran lokasi. Kegiatan tersebut akan dilakukan pekan depan.

Setelah melihat tiga lokasi, Daniel Hurek mengatakan, sumber dana untuk pembangunan sekolah kelas pararel dari Dana Alokasi Khusus (DAK).
Hurek menegaskan, dana bantuan pemerintah pusat itu tidak untuk pengadaan lahan sekolah tetapi untuk pembangun fisik sekolah, pustu serta sarana lainnya. (*)

Read More...

Satlantas Sikka Bantu Balita Gizi Buruk

Spirit NTT, 16-22 Maret 2009

MAUMERE, SPIRIT --
Kepala Satuan Lalulintas (Kasatlantas) Polres Sikka, AKP Indra Wijatmiko beserta jajaran polisi di satlantas setempat akan melaksanakan "Program Gila" antara lain memberikan bantuan bagi balita gizi buruk, mendatangi murid Taman Kanak-kanak (TK) hingga siswa SMA. Bahkan, pihaknya akan merazia pengendara yang tidak memiliki surat izin mengemudi (SIM) dan kelengkapan kendaraan bermotor di sekolah-sekolah dan melaksanakan tilang lengkap.

Demikian penjelasan Kapolres Sikka, AKBP Agus Suryatno melalui Kasatlantas Polres Sikka, AKP Indra Wijatmiko kepada wartawan di ruang kerjanya, Kamis (12/3/2009) siang.


Indra yang baru dua hari menjabat Kasatlantas Polres Sikka mengatakan, pihaknya akan mengubah pola penertiban berlalulintas dengan pendekatan emosional melalui program baru yang inovatif yang disebut sebagai Program Gila karena upaya penertiban berlalulintas dilakukan dengan cara yang berbeda dari cara-cara atau pendekatan yang selama ini dilakukan jajaran polantas.

Program itu, yakni mengunjungi murid TK hingga SMA secara rutin untuk diberikan penyuluhan tentang tata tertib berlalulintas kepada siswa/i dimaksud. "Mengunjungi anak TK itu adalah cara yang efektif. Karena jika sejak dini sudah mendapat arahan yang baik mengenai tertib berlalin maka ke depannya mereka akan terus membawa ketertiban itu dalam kehidupan sehari-harinya," kata mantan Kasatlantas Prabumuli-Pelembang ini.

Petugas lantas juga akan mendatangi rumah sakit atau puskesmas guna memberikan sumbangan bagi balita gizi buruk. Di sana, mereka akan melakukan penyuluhan kepada pasien dan keluarganya mengenai tertib lalin.
"Kalau dulu polantas bagi-bagi bunga kepada pengendara kendaraan bermotor, maka polantas sekarang akan bagi-bagi sembako untuk balita gizi buruk," kata Indra.

Pelaksanaan razia tidak saja dilakukan di jalan raya namun polantas akan masuk ke sekolah SMP dan SMA untuk merazia kendaraan bermotor dan pemiliknya.
Razia kendaraan bermotor akan dilakukan dengan sistem 'tilang lengkap'. Artinya kendaraan yang kena tilang bisa keluar jika pemelik atau pengendaranya melengkapi surat bermotor dan kelengkapan kendaraan itu.

"Jika ada pengendara yang kena razia ditilang dan tidak punya SIM atau kelengkapan kendaraan bermotor maka saat itu dia harus mengurus SIM dan melengkapi kendaraan bermotornya baru kendaraan dikeluarkan," tegas Indra.
Ia juga akan berkordinasi dengan Organda dan para ojek terkait penertiban pangkalan ojek juga akan berkordinasi dengan pengusaha pemilik toko guna penertiban parkiran kendaraan plus bongkar muat barang oleh kendaraan ekspedisi. Plus penertiban parkiran kendaraan umum.

"Saya sebut program saya ini `program gila' karena merupakan terobosan baru kaya inovasi. Kalau selama ini masyarakat membuat tindakan `gila' dalam berlalulintas sehingga polisi bingung menghadapi mereka, maka sekarang saya akan buat anggota lantas menjadi `gila inovatif' dengan ide-ide gila untuk bisa mengubah tingkah laku masyarakat di Sikka menjadi tertib berlaulintas," tegas Indra. (*)

Read More...