Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Anak SD Perlu Diberi Pendidikan Seks

Spirit NTT, 16-22 Maret 2009, Laporan Reddy Ngera

KUPANG, SPIRIT--
Anak perlu diberi pendidikan seks sejak dini. Hal ini perlu agar dalam perkembangannya anak tidak melakukan hal-hal di luar norma-norma yang ada. Ketika anak-anak semakin dewasa, umumnya mereka sedang mencari identitas diri, mencari kepercayaan diri dan harga diri.

Hal ini disampaikan Ketua PKBI NTT, Ny. Adinda Lusia Lebu Raya, saat ditemui usai acara pembukaan Pelatihan Dasar Peer Education dan peresmian Kelas Sehat di Aula SMPN 6 Kota Kupang, Kamis (12/3/2009).



Ny. Lusia mengatakan, anak yang masih usia sekolah dasar (SD) harus sudah diberi pendidikan seks sesuai tingkat usianya. Tetapi harapan ini terkendala karena berbicara tentang seks bagi sebagian masyarakat di NTT masih merupakan satu hal yang sangat tabu. Hal ini merupakan satu mata rantai yang sulit diputuskan karena budaya.

Namun jika kita tetap terkungkung dalam budaya dan adat istiadat yang menabukan pembicaraan tentang seks, itu akan sangat berbahaya bagi generasi penerus daerah ini. "Budaya adat istiadat perlu kita hormati, tetapi anak-anak juga perlu mendapat pendidikan tentang seksualitas," katanya.

Tujuan Pelatihan Dasar Peer Education, jelas Ny. Lusia, adalah untuk membantu remaja mengetahui persoalan remaja. Ditanya pemahaman remaja saat ini tentang HIV/AIDS, Ny. Lusia mengatakan, sejauh ini banyak remaja yang telah mengerti tentang HIV/AIDS. Namun mereka harus terus menerus diberi pengertian.
"Remaja saat ini banyak melakukan sesuatu yang mereka sendiri tidak tahu apa dampak dari apa yang mereka lakukan. Karena itu, mereka harus terus-menerus diberi sosialisasi tentang kesehatan reproduksi," katanya.

Sementara Direktur Pelaksana Harian PKBI NTT, Drs. Markus Alibrandi, mengatakan, kegiatan ini untuk pendidikan sebaya yang melibatkan perwakilan dari siswa-siswa sekolah model di Kota Kupang. Mereka akan dilatih untuk menjelaskan kepada teman sebayanya tentang isu kesehatan reproduksi. (*)

Tidak ada komentar: