Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Kembangkan Potensi Pertanian yang Ada

Spirit NTT, 23-29 Maret 2009

ATAMBUA, SPIRIT--
Para petani di Indonesia dan Belu khususnya harus memiliki semangat yang tinggi dan berkomitmen untuk terus maju di bidang pertanian, perikanan dan peternakan.

Menteri Pertanian RI, Dr. Ir. Anton Apriyantono, M.S, mengatakan hal itu ketika memberikan sambutan pada acara kunjungan kerja di Atambua, Sabtu (14/3/2009). Ia mengatakan, tujuan dari kunjungan ini adalah ingin bersilaturahmi dengan petani guna melihat dari dekat potensi baru apa yang akan dikembangkan lagi, termasuk jagung dan padi.


Ia mengajak para petani untuk memaksimalkan potensi yang ada termasuk tanaman jagung dan padi. Selain itu sektor laut pun harus berkembang karena jumlah penduduk bertambah setiap tahun sedangkan lahan pertanian tak bertambah.

Karena itu kata menteri, sektor pertanian masih memungkinkan untuk dijadikan lahan usaha. Untuk itu diperlukan perbaikan infrastruktur yang mendukungnya. Para petani perlu bergabung dalam kelompok tani. Begitu pula penyuluh pertanian perlu dioptimalkan dan kreatif melalui sekolah lapang. Selain itu petani perlu diberikan modal kerja dari lembaga pemerintah.

Asisten Tata Praja Setda NTT, Yoseph Aman Mamulak, mewakili gubernur mengatakan, agenda utama pembangunan di NTT dengan maskot utama Anggur Merah (anggaran untuk rakyat menuju sejahtera) akan memprioritaskan sektor unggulan yakni pertanian.

Terkait dengan program ini, pemerintah propinsi telah menandatangani MoU (memorandum of understanding) bupati/walikota se-NTT, belum lama ini. Kendati demikian kata dia, program ini masih mengalami kendala dalam pelaksanaannya karena keterbatasan sarana dan prasarana pendukungnya.

Wakil Bupati Belu, Taolin Lodovikus, mengatakan, pembangunan pertanian di daerah ini membutuhkan pendekatan sosial budaya dengan melibatkan semua komponen masyarakat. Pasalnya kata dia, permasalahan pertanian disebabkan karena masih rendahnya tingkat pendidikan petani, iklim tak menentu sehingga berdampak pada rawan pangan dan gizi buruk. (humas pemkab belu)





Tidak ada komentar: