Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

PUAP Entaskan Kemiskinan di TTS


Edisi: 01 - 07 November 2010
No. 241 Tahun V, Hal: 1


SOE, SPIRIT--Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan bagian dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MP) telah membantu para petani di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) untuk mengentaskan kemiskinan dan membuka peluang lapangan kerja bagi warga di desa-desa.

Demikian dijelaskan Asisten Administrasi Pembangunan Setda Kabupaten TTS, Drs. Obed Naitboho, M.Si, ketika membuka pelatihan bagi penyuluh pendamping dan pengukuhan gabungan kelompok tani (Gapoktan) Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) Kabupaten TTS Tahun 2010 di Wisma Sukajadi SoE, Selasa (19/10/2010).

"PUAP telah masuk tahun ketiga di Kabupaten TTS. PUAP dianggap berhasil membantu petani di TTS untuk mengentaskan kemiskinan dan membuka peluang lapangan kerja di desa. Sebab program ini memberikan fasilitas modal usaha agribisnis pada masyarakat di pedesaan yang disalurkan melalui Gapoktan dengan pendampingan oleh penyuluh pertanian," jelas Naitboho.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa kelompok tani merupakan kelembagaan pelaku utama yang dibentuk atas dasar kesepakatan di antara pelaku utama dari, oleh dan untuk mereka sendiri yang dalam pengembangan kelembagaannya didorong untuk tumbuh menjadi Gabungan Kelompok Tani (Gopoktan) yang berbadan hukum, berorientasi ekonomi, dan mampu membentuk jejaring kerja yang lebih luas.

"Cuma sayang, salah satu kendala yang menghambat berkembangnya kelompok tani dan Gapoktan di TTS adalah masih lemahnya kemampuan di bidang organisasi, administrasi keuangan dan manajemen agribisnis," papar Naitboho.

Oleh karena itu, lanjutnya, peran penyuluh pertanian sebagai pendamping sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan gapoktan agar dapat berfungsi sebagai unit usaha tani, unit usaha pengolahan, unit usaha sarana dan prasarana produksi, unit usaha pemasaran, unit usaha keuangan mikro serta unit jasa penunjang lainnya sehingga menjadi organisasi tani yang kuat dan mandiri.

Untuk mencapai kondisi tersebut, kata Naitboho, bukan merupakan hal mudah karena sangat dibutuhkan ketekunan, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman bahkan kinerja yang optimal dari semua pemangku kepentingan di daerah ini.

"Untuk itu atas nama Pemkab TTS menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Balai Besar Pelatihan Peternakan Kupang yang telah menyelenggarakan kegiatan pelatihan bagi penyuluh pendamping di Kabupaten TTS," tukasnya.

Panitia pelaksana dalam laporannya yang dibacakan oleh Zakarias AD Toto, S.TP, M.Si, menyebut tujuan dan sasaran dari kegiatan pelatihan itu adalah mengembangkan kapasitas Gapoktan atau embrio Gapoktan dalam berorganisasi yang lebih formal dan berorientasi bisnis, meningkatkan kapasitas Gapoktan dalam pengembangan agribisnis perdesaan berbasis komoditas unggulan daerah.

Dan, sasaran dari kegiatan ini adalah penyuluh pendamping yang berasal dari 20 desa lokasi PUAP tahun 2010 yang ditetapkan sebagai penyuluh pendamping Gapoktan penerima dana program PUAP dengan Surat Keputusan Bupati TTS. (humas pemkab tts)

Read More...

Olahraga, Apa Efektif Bakar Lemak?


Edisi: 01 - 07 November 2010
No. 241 Tahun V, Hal: 14

DALAM menjalani program pelangsingan tubuh atau diet, olahraga adalah salah satu faktor yang sangat menentukan. Dengan olahraga yang tepat dan rutin, tujuan pengikisan lemak dalam tubuh pun bisa berlangsung efektif.

Masih banyak orang terjebak anggapan bahwa jenis olahraga yang cepat membakar lemak adalah olahraga dengan intensitas tinggi dan mengeluarkan banyak keringat seperti lari cepat, bersepeda dengan kencang atau mungkin bulu tangkis berlama-lama.

"Padahal pembakaran lemak yang efektif justru dapat terjadi melalui olahraga berintensitas rendah, namun dengan durasi yang cukup lama," ungkap spesialis nutrisi klinis dan konsultan diet, dr. Samuel Oetoro, M.S. SpGK di Jakarta, belum lama ini.

Olahraga yang paling efektif mengikis lemak tubuh, terang dr. Samuel, harus berintensitas rendah hingga sedang. "Anda bisa berjalan kaki santai di atas 30 menit, atau pun berenang dengan gaya dada pelan-pelan lebih dari setengah jam," tandasnya. Supaya efektif, olahraga ringan ini minimal harus dilakukan lebih dari 30 menit.

"Kenapa? Karena saat kita bergerak, tubuh menghabiskan energi dari glukosa (karbohidrat) dalam darah serta cadangan gula yang ada otot dan sel hati (glikogen). Cadangan ini baru akan habis bila Anda bergerak selama 30 menit," jelasnya.

Nah, lanjut dr. Samuel, bila Anda melakukan olahraga ringan di atas 30 menit, kemungkinan besar tubuh akan mengambil energi dari sumber cadangan lain yaitu lemak.

Lalu, apa yang terjadi bila Anda melakukan olahraga berintensitas tinggi dalam waktu lama. "Yang justru terjadi bukanlah pembakaran lemak, namun protein dari otot," jelas dr. Samuel.

Saat berolahraga berat seperti berlari, tubuh akan menghabiskan cadangan energi yang konstan dan cepat. Sementara sumber enegi cadangan ini hanya dapat diperoleh dari protein otot dan bukannya lemak.

"Lemak tidak akan bisa menyediakannya karena metabolismenya berlangsung lambat. Oleh karena itu, program diet tidak akan efektif dengan berolahraga berat, karena yang dibakar justru bukan lemak," ungkapnya. Jadi, buat Anda yang ingin menurunkan berat badan, lakukanlah olahraga ringan secara teratur di atas 30 menit. (kompas.com)

Read More...

Menelusuri Potensi Wisata di Pulau Sumba


Edisi: 01 - 07 November 2010
No. 241 Tahun V, Hal: 1


PULAU Sumba, salah satu dari gugusan pulau di Propinsi Nusa Tenggara Timur, berada pada busur luar kepulauan Nusa Tenggara, antara Pulau Sumbawa dan Pulau Timor.

Lebih tepatnya lagi, pulau yang merupakan salah satu wilayah kerajaan Majapahit pada abad ke XIV dan saat ini telah memiliki empat daerah otonom itu, terletak persis di barat daya propinsi NTT. Tepatnya berjarak sekitar 96 km di sebelah selatan Pulau Flores, 295 km di sebelah barat daya Pulau Timor dan 1.125 km di sebelah barat laut Darwin Australia.

Pulau yang terkenal dengan pohon cendana pada abad ke-18 ini, telah memancing orang Belanda untuk datang dan mulai mendudukinya pada tahun 1906 itu. Selain karena Pulau Sumba memiliki sejumlah panorama dan potensi wisata, yaitu wisata bahari, wisata budaya serta wisata atraktif. "Kami memiliki sejumlah pesona wisata di antaranya, pesona wisata bahari, wisata budaya serta wisata atraktif," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), Antonius Umbu Zaza.

Umbu Zaza mengatakan, untuk wisata bahari, Kabupaten SBD yang baru mekar pada tahun 2007 silam dari Kabupaten Sumba Barat sebagai kabupaten induknya tersebut, memiliki sejumlah lokasi pantai, yaitu Pantai Mananga Aba, Pantai Weekurri di Kecamatan Kodi Utara yang cocok untuk selancar angin dan ski air.

Ada pantai Rate Garo di Kecamatan Kodi Bangedo, dengan hamparan pasir putih yang luas serta dihiasi sejumlah kuburan tua berbentuk menhir bak zaman megalitik, serta danau laut Mandorat di Kecamatan Kodi Utara.

Ia menjelaskan pantai Mananga Aba, menawarkan bentangan garis pantai sepanjang 10 km dengan hamparan pasir putih yang bersih serta jernihnya air laut. Bukan hanya itu, pantai yang berada di bagian utara Kecamatan Loura, dengan menempuh 30 menit menggunakan kendaraan bermotor itu, juga menawarkan pesona indahnya kemilau jingga matahari yang hendak redup di kala senja.

Untuk wisata budaya, terdapat sejumlah perkampungan situs, dimana masyarakat yang mendiami kampung adat tersebut dipagari dengan tataan rapih bebatuan di atas puncak perbukitan berbentuk lingkaran. Di dalam kampung budaya itu juga kata Umbu Zaza, dilengkapi dengan jajaran kemegahan batu kubur megalitik yang terkesan angker namun sakral, dan merupakan sumber keyakinan penganut merapu, yang meyakini bahwa rumah adat dan kubur batu merupakan simbol kehidupan dan kematian.

Dijelaskannya, merapu adalah suatu kepercayaan yang pada hakekatnya, manusia akan mengalami kematian sebagai akhir kehidupan dunia nyata dan beralih kepada dunia yang tidak nyata atau merapu atau dunia arwah. "Dalam kehidupan tidak nyata inilah, manusia masih terus berhubungan dengan manusia yang hidup melalui ritual adat," kata Umbu Zaza.

Khusus di wilayah Sumba Barat Daya, kata dia, tercatat 11 perkampungan situs, di antaranya, situs Wainyapu di Kecamatan Kodi Bangedo, dengan jarak sekitar 45 km arah barat Kota Tambolaka.

Untuk wisata atraktif, dia menyebut Pasola, sebuah permainan rakyat yang berisiko, dengan masing-masing orang menunggang kudanya dan saling menghajar dan melempar dengan kayu (sola) dengan keras ke arah tubuh lawannya. "Jika ada yang cidera bahkan hingga tewas pun, tidak ada yang dipersoalkan apalagi diperkarakan, karena dinilai sebagai tanda kesuburan dan kesejahteraan atau berkah dari sang maha dewi," kata dia.

Pelaksanaan pasola, lanjut dia, selalu dibarengi dengan kemunculan nyale (cacing laut), yang menurut kepercayaan, jika munculnya dalam jumlah banyak dan bersih, pertanda hasil panen yang akan dilakukan pada tahun itu akan berlimpah.

Pasola, dilaksanakan pada bulan Februari atau Maret, yang ditetapkan oleh Rato adat (imam atau kepala suku), berdasarkan perhitungan bulan purnama. Wisata atraktif lainnya, adalah ritual kematian dengan seremoni kepercayaan merapu, dimana seorang yang meninggal dikremasi dan dibungkus dengan kain hasil tenunan dan disemayamkan beberapa hari dengan cara didudukkan, sebelum dikuburkan dalam kubur batu megalitik.
Seremoni penguburan, disertai pembantaian sejumlah hewan (kerbau dan babi) dalam jumlah banyak, setara dengan strata sosial orang yang meninggal tersebut.

Sejumlah pesona wisata bahari, budaya dan atraktif termasuk tarian adat ini, hampir merata di tiga kabupaten lainnya, masing-masing Sumba Barat, Sumba Tengah dan Sumba Timur yang tentunya telah dipengaruhi oleh perkembangan zaman kekinian yang terjadi.

Pergeseran Budaya
Seiring degan perkembangan zaman di era modernisasi saat ini, telah banyak memberikan pengaruh terhadap cara serta pola hidup masyarakat merapu di pulau Sumba. Semakin ke arah timur pulau tersebut, pengaruh modernisasi terhadap budaya juga semakin kuat dan nampak.

Sebagai contoh, rumah-rumah adat kepercayaan merapu berarsitektur menjulang menggunakan atap alang-alang dengan tiga lapisan, masing-masing bagian bawah untuk hewan, tengah untuk manusia dan atas untuk lumbung makanan serta barang-barang berharga, mulai berubah.

Ditemukan sejumlah rumah menjulang berarsitektur rumah khas adat Sumba di Kabupaten Sumba Barat, Sumba Tengah dan Sumba Timur, yang semestinya menggunakan atap alang-alang, tetapi sudah menggunakan atap seng dan berdinding papan berpelitur, yang semestinya hanya dengan belahan bambu hutan. "Karena di zaman ini masyarakat kesulitan mendapatkan alang-alang untuk mengganti atap yang sudah rusak, maka digunakan seng sebagai penggantinya," kata Sekda Sumba Tengah, Umbu Puda.

Selain itu, kata dia, semua ritual adat yang dulunya selalu menggunakan puluhan ekor hewan (kerbau dan babi) yang dibantai untuk dimakan bersama, juga sudah mengalami pengurangan yaitu hanya tiga ekor saja, dengan peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah otonomi, demi penghematan.

Semakin ke wilayah timur di Kabupaten Sumba Timur, tidak lagi ditemukan hamparan kampung adat yang memiliki jajaran pekuburan megalitik. Perkampungan adat yang memiliki nilai sejarah di Kabupaten Sumba Timur dan pekuburan megalitik mulai bergeser ke pedalaman. Bahkan di Kabupaten Sumba Timur sudah terlihat lokasi kuburan umum, layaknya di daerah lain dan tidak ada di tiga kabupaten lainnya, yaitu di Sumba Barat Daya, Sumba Barat dan Sumba Tengah.

Di Kabupaten Sumba Timur, tidak lagi mengenal wisata atraktif pasola sebagaimana yang masih ada di Kabupaten Sumba Barat Daya dan Sumba Barat. "Kami di sini hanya mengenal pacuan kuda," kata Bupati Sumba Timur, Gidion Mbilijora.

Yang unik di Sumba Timur, khususnya di kampung adat Prai Yawang ialah budaya kremasi jenazah yang meninggal hingga bertahun-tahun hanya dengan ramuan bunga serta bungkusan kain hasil tenunan tanpa menyebar bau mayat, sebelum mendapatkan kata sepakat dari keluarga besar untuk dikebumikan dalam kubur batu megalitik. "Jika keluarga besar belum memiliki kesempatan untuk duduk bersama menentukan waktu penguburan kerabat yang meninggal, maka jenazah tetap disimpan dalam rumah dengan posisi duduk," kata Rambu Ana Intan.

Untuk menghindari bau dari jenazah yang akan dibiarkan selama bertahun-tahun sebelum dikuburkan, secara ritual adat, jenazah dimandikan dengan sebuah bunga yang disebut bunga Walahanggi.

Pasca dimandikan dan jenazah dipakaikan pakaiannya, bagian tempat duduk jenazah berbentuk kotak yang pinggirannya dibuat dengan kulit kerbau, ditaburi kembang yang sama yang sudah dihaluskan, sebelum jenazah didudukkan di atasnya. "Itulah yang membuat jenazah tetap awet dan tidak bau, disamping keluarga terus melakukan pembalutan dengan kain adat setiap bulannya selama belum dikubur," kata dia.

Yang meninggal, kata dia, terus dijaga oleh warga yang ditunjuk dan terus diberikan makan tiga kali sehari, pada saat orang hidup melakukannya. "Jadi di setiap jam makan orang hidup, bagian orang yang meninggal disisihkan dan ditaruh di dekat jenazahnya," kata Rambu Ana Intan.

Perlu Perbaikan Infrastruktur
Berbagai fasilitas mulai dibangun di seluruh kabupaten di pulau Sandalwood (kayu cendana) itu, seperti pelabuhan, akses jalan ke lokasi wisata, hotel dan restoran, sarana lain pendukung di lokasi wisata serta keamanannya. "Pembangunan di sektor lain terus kita lakukan, pembangunan dan perhatian untuk perbaikan infrastruktur ke lokasi wisata juga menjadi perhatian serius," kata Sekda Sumba Barat Daya, Antonius Umbu Zaza.

Menurut dia, potensi pariwisata wilayahnya bisa menjadi peluang bagi pemasukan dan pertumbuhan PAD di daerah yang baru mekar tersebut, sehingga pembangunan infrastruktur khusus jalan ke lokasi wisata terus dilakukan setiap tahunnya. Hal yang sama diakui oleh kepala daerah di tiga kabupaten lainnya.

"Pariwisata adalah merupakan primadona pelaksanaan pembangunan di daerah ini. Karena itu kita sedang dorong percepatan pembangunan infrastruktur untuk bisa memudahkan akses kepariwisataan di daerah ini," kata Bupati Sumba Timur, Gidion Mbilijora.

Selain itu, keamanan juga terus ditingkatkan, untuk menjaga keamanan dan kenyamanan pengunjung ke setiap obyek wisata yang ada. "Saya jamin keamanan di Sumba Timur sangat kondusif, sehingga bisa mendukung pariwisata di daerah ini," kata Kapolres Sumba Timur, AKBP IMD Giri. Menurut dia, semakin kondusifnya keamanan dan ketertiban di ujung timur pulau Sumba tersebut, karena kesadaran masyarakat sudah mulai tinggi terhadap pentingnya kehidupan yang aman dan damai di daerah tersebut.

Dengan sejumlah sentuhan infrastruktur dan peningkatan kualitas keamanan di pulau Sumba yang kian baik dan kondusif, diharapkan bisa menjadi tambahan daya tarik para penikmat wisata bahari, budaya dan atraktif di Sumba untuk berbondong-bondong ke pulau tersebut. Dengan begitu upaya pemerintah Propinsi NTT untuk menggelar Visit Flobamora Year 2011, dengan mendatangkan 1.000 orang wisatawan ke NTT, bisa terlaksana. (adrianus rianghepat/ant)

Read More...

Gaharu, Harta di Kebun Kita (2)

Edisi: 25 - 31 Oktober 2010
No. 240 Tahun V, Hal: 12


PERISET Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan, Yana Sumarna, MS, menjelaskan, paling sedikit ada 27 spesies pohon yang dapat membentuk gaharu. Spesies-spesies itu tumbuh di hutan hujan tropis Nusantara seperti genus Aquilaria, Aetoxylon, Enkleia, Excoccaria, Dalbergia, Gonystylus, Gyrinops, dan Wikstroemia. Genus Aquilaria dan Gyrinops paling banyak jenisnya, masing-masing ada 9 spesies. Abdulqodir dan Syamhuddin termasuk yang membudidayakan Aquilaria malaccensis.

Dua tahun terakhir banyak pekebun yang memanen gaharu hasil budidaya. Pemicunya gaharu alam yang terus menyusut. Pada 2000 Asgarin (Asosiasi Pengusaha Eksportir Gaharu Indonesia) mensurvei populasi gaharu alam di berbagai hutan. Hasilnya di Sumatera tersisa 26%, Kalimantan (27%), Nusa Tenggara (5%), Sulawesi (4%), Maluku (6%), Papua (37%).

Menyusutnya populasi di alam karena sebagian besar pemburu tak mampu mengidentifikasi pohon gaharu yang sudah terinfeksi cendawan. Untuk memperoleh sebuah pohon yang mengandung gubal, mereka menebang hingga puluhan pohon. Pohon yang belum bergubal dan telanjur ditebang, dibiarkan begitu saja. Ini hampir terjadi di semua hutan alam.

Kadir Ade, pemburu gaharu di Desa Serawai, Nangapinoh, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, menebang di atas 10 pohon untuk memetik 20-30 kg teras super (gubal dalam bahasa Dayak, Red). Itu dilakukan Kadir di hutan-hutan di hulu Sungai Kapuas dan hulu Sungai Melawi. Ia tergiur harga jual teras yang tinggi, Rp350.000 per kg. Dari 10 pohon yang dibabat hanya 2 pohon yang setelah dibelah berisi teras.

Fenomena itu tercium oleh dunia luar. Pada Konvensi ke-9 CITES (Convention on International Trade in Endangered Species) di Florida, Amerika Serikat pada November 1994, diputuskan pohon gaharu spesies malaccensis masuk appendix II. Artinya anggota famili Thymelaeaceae itu dibatasi perdagangannya. Tiga belas tahun kemudian diputuskan, kuota ekspor spesies itu yang boleh diambil dari alam hanya 30 ton, dari sebelumnya 50 ton. Total kuota ekspor gaharu Indonesia dari tahun ke tahun terus turun. Data PHKA dan CITES menyebutkan kuota ekspor pada 2000, sejumlah 225 ton; 2001 (200 ton); 2002 (180 ton); dan 2003-2005 (175 ton).

Pascakonvensi ke-13 CITES di Bangkok, Thailand pada 2004, pembatasan perdagangan juga berlaku untuk semua spesies gaharu alam. Seluruh produk dan hasil gaharu masuk CITES appendix II. Keputusan itu dilandasi sulitnya pasar dunia membedakan produk asal spesies malaccensis atau bukan. 'Konsekuensinya penjualan ekspor dan impor produk gaharu ditentukan kuota dan harus ada izin dari CITES,' ungkap Dr Tonny Soehartono, direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati, Direktorat Jenderal PHKA Departemen Kehutanan. Penerapan kuota bertujuan untuk memastikan sebaran spesies pohon gaharu di alam mampu berkembang biak dengan baik.

Menurut koordinator otoritas ilmiah CITES, Dr. Gono Semiadi APU, kuota itu tidak membedakan gaharu alam atau budidaya. "Sebaiknya pekebun budidaya melapor pada BKSDA setempat untuk mendapat surat rekomendasi. Itu untuk mempermudah ketika menjual hasil panen di masa depan," katanya. Proses pelaporan hingga pembuatan berita acara pemeriksaan dari kegiatan penanaman itu gratis.

* Marak budidaya
Dengan rambu-rambu itu makanya mengebunkan gaharu menjadi pilihan. Apalagi gaharu dapat dibudidayakan di ketinggian 0-1.500 m dpl, kelembapan 80%, curah hujan 1.200-1.600 mm per tahun, dan adaptif di berbagai tipe tanah. Itu sebabnya kebun-kebun gaharu kini banyak bermunculan di Lombok Barat (Nusa Tenggara Barat), Kabupaten Ketapang (Kalimantan Barat), Kelurahan Bentiring dan Kecamatan Argamakmur (Bengkulu), Pangkalpinang (Bangka Belitung), Bogor dan Sukabumi (Jawa Barat), serta Kecamatan Kotabaru (Jambi). Tak kurang dari Malem Sambat Kaban, Menteri Kehutanan Kabinet Indonesia Bersatu mendorong penanaman gaharu.

Adi Saptono, pekebun di Pangkalbalam, Pangkalpinang, Bangka Belitung, menanam 300 spesies malaccensis, microcarpa, dan beccariana pada 2004. Ia menanam gaharu secara monokultur itu dengan jarak tanam 2 m x 2 m. Pohon yang dipelihara di kebun belakang rumah itu kini tingginya 3,5 m berdiameter 10 cm. Setahun lalu pohon-pohon itu diinokulasi menggunakan ramuan 'rahasia'. Isi ramuan bermacam-macam cendawan: fusarium, acremonium, dan aspergillus. Seliter cendawan ini dipakai untuk menyuntik 2.000 lubang per pohon. Sejauh ini Adi belum dapat menebak hasilnya. Namun, di luar itu Adi sudah mencicipi pendapatan dari ramuan 'rahasia' itu.

Bermitra dengan pekebun karet yang di kebunnya 'tumbuh liar' 1-2 pohon gaharu, pada November 2008 ia memanen 5 pohon setinggi 8 m berdiameter 25 cm. Pohon itu telah diinokulasi seliter cendawan pada pertengahan 2005. Adi memperoleh 22,5 kg gaharu terdiri atas 2,5 kg gubal mutu B dan 20 kg kemedangan. Temannya membeli gubal itu seharga Rp2-juta/kg dan kemedangan per kg Rp 500.000-Rp 1-juta. Minimal pendapatan Rp15-juta ditangguk. Pendapatan itu dibagi dua dengan pemilik kebun; Adi mengantongi Rp7,5-juta. Masih ada 70 pohon gaharu lagi yang tengah menanti saat dipanen.

Di Desa Gunungselan, Kecamatan Argamakmur, Bengkulu Utara, Rita Rosita menanam 1.700 pohon gaharu spesies malaccensis di lahan 7.000 m2. Ia menumpangsarikan malaccensis berumur 1,5 tahun itu (jarak tanam 2,5 m x 2,5 m) dengan tanaman jati Tectona grandis berumur 4 tahun dan kakao Theobroma cacao berumur 3 tahun. Di pinggir-pinggir kebun itu berderet pohon pinang Areca cathecu yang tengah berbuah lebat.

Tumpangsari ini bukan tanpa sebab. Pendapatan lain bisa diraih Rita sambil menunggu pohon-pohon gaharu itu siap diinokulasi cendawan. Tanaman kakao sudah berproduksi 2 kg/pohon. Panen dilakukan 2 minggu sekali sebanyak 7 kg kering dengan harga Rp 12.000 per kg. Pinang sesekali dipanen dan dijual dengan harga Rp 3.500 per kg. Sekali menjual sebanyak 30 kg. (wahanagaharu.blogspot.com/bersambung)
Read More...

Pabrik Garam Diresmikan, Bupati TTS Bangga

Edisi: 25 - 31 Oktober 2010
No. 240 Tahun V, Hal: 8


SOE, SPIRIT--Pabrik Garam Yodium yang dibangun tahun 2008 di Desa Toineke, Kecamatan Kualin, Kabupaten TTS diresmikan Asisten Tata Praja, Drs. Daniel Pobas, M.Si mewakili Bupati TTS, Ir. Paul VR Mella, Jumat (15/10/2010).

Puncak acara peresmian ditandai penandatanganan prasasti oleh Pobas, disaksikan Wakil Ketua DPRD TTS, Ampera Seke Selan, bersama masyarakat serta pimpinan dinas instansi serta camat setempat.

Bupati TTS, Paul Mella, dalam sambutannya yang dibacakan Daniel Pobas, menyampaikan rasa bangga dengan peresmian pabrik garam beryodium yang baru pertama di Kabupaten TTS. Hal ini terkait dengan bidang pengembangan industri garam. Menurutnya, terobosan pembangunan pabrik garam sangat berarti bagi masyarakat karena garam adalah bagian dari kebutuhan manusia yang harus dipenuhi.

Pobas mengatakan, Pemda TTS berkomitmen memperdayakan potensi yang ada untuk memenuhi kebutuhan garam bagi masyarakat di wilayah ini. Walau demikian, lanjutnya, masih ada masalah dasar yang dihadapi petani tambak dalam pengembangan industri kecil terkait minimnya pengetahuan dan keterampilan serta alat produksi masih sangat sederhana.

Selain itu, kata Pobas, masih kurangnya modal usaha dalam pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi yang siap pakai. Untuk itu, Pemda TTS telah mengambil kebijakan untuk mengatasi masalah tersebut dengan mengalokasikan anggaran melaui Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi secara bertahap, serta membangun kerja sama dengan pemerintah propinsi dan kementerian teknis terkait dalam rangka mengembangkan industri kecil dan menengah di daerah ini.

Ampera Seke Selan pada kesempatan itu minta pemerintah mendorong petani tambak tradisional yang sudah sekian lama menjalankan usahanya agar bersama Pabrik Garam "Oe Matnua" saling mendukung memenuhi kebutuhan garam di TTS sehingga terjadi persaingan yang sehat.

Seke Selan menyatakan, prinsipnya DPRD TTS selalu mendukung pengembangan usaha kecil dan menengah di TTS, asal dilakukan melalui perencanaan yang matang dan terarah.
Kadis Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi TTS, Drs. Daniel Bali Dede dalam laporannya mengatakan, bangunan gedung pabrik garam sejak tahun 2008 dengan dana APBD II. Pengadaan mesin produksi serta pengepakan dibiayai dana APBN.

Menurut Bali Dede, luas lahan secara keseluruhan 150 ha dan baru diolah 5 ha oleh masyarakat secara tradisional dan pihak pabrik garam "Oe Matnua." Menurutnya, dalam uji coba tahun 2008, telah diprodulsi 50 ton garam yodium, dan tahun 2009 sebanyak 100 ton. Sedangkan tahun 2010 terjadi gagal panen akibat perubahan cuaca yang ekstrem.

Dia mengatakan, kebutuhan garam masyarakat TTS mencapai 1.200 ton/tahun, sementara kapasitas produksi baru 200 ton/ tahun sehingga masih kekurangan 1.000 ton yang harus didatangkan dari luar NTT. Untuk itu, ke depan akan dilakukan perluasan lahan serta penambahan mesin produksi dan pengadaan kincir angin untuk memindahkan air laut ke lokasi tambak guna menghemat biaya produksi. (mas)


Read More...

Gubernur NTT Minta Pupuk Gotong Royong

Edisi: 25 - 31 Oktober 2010
No. 240 Tahun V, Hal: 8

SOE, SPIRIT--Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Drs. Frans Lebu Raya, meminta agar semangat gotong royong harus terus dipupuk oleh umat gereja dan masyarakat di Kecamatan Kolbano, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Sebab, semangat gotong royong adalah modal dalam membangun di desa ketika segala sesuatu berada dalam keterbatasan.

Penegasan Gubernur Lebu Raya ini disampaikan melalui sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Kepala Badan Perpustakaan Propinsi NTT, Nahor Talan, pada acara pentahbisan gedung Gereja Ora et Labora di Desa Kolbano, Kecamatan Kolbano, Minggu (10/10/2010) lalu.

"Gedung gereja Jemaat Ora et Labora Kolbano yang berdiri kokoh ini tidak dibangun oleh satu dua orang saja, tetapi dibangun dalam semangat kebersamaan, persaudaraan, solidaritas dan gotong royong. Ini merupakan modal berharga yang harus kita jaga dan tingkatkan di waktu yang akan datang, bukan hanya untuk pembangunan di bidang kerohanian semata, tetapi juga untuk pembangunan Nusa Tenggara Timur secara keseluruhan, dalam semua aspek dan dimensinya," tandas Lebu Raya.

Untuk itu, Gubernur Drs. Frans Lebu Raya mengharapkan dukungan dari semua elemen masyarakat, termasuk lembaga gereja, demi mensukseskan berbagai program pembangunan yang telah dicanangkan. "Terutama di tengah berbagai macam kesulitan dan permasalahan yang dihadapi, karena Pemerintah tidak mungkin berjalan sendirian tetapi sangat membutuhkan dukungan dan peran serta masyarakat dan lembaga gereja," kata Lebu Raya.

Pada kesempatan yang sama, Bupati Ir. Paul VR Mella, M.Si, dalam sambutannya mengatakan walaupun Kabupaten TTS tercatat sebagai kabupaten dengan penduduk miskin yang cukup besar, namun satu hal yang menjadi kebanggaan bersama adalah komitmen yang teguh dari semua warga masyarakat TTS yang sebagian besar adalah warga GMIT untuk membangun sebuah tempat ibadah yang permanen.

"Hal ini menunjukkan bahwa dalam keterbatasan tersebut, sesungguhnya ada satu potensi terbesar yang dimiliki yakni kebersamaan dan gotong royong, yang harus terus ditingkatkan dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Apalagi, Kecamatan Kolbano merupakan salah satu wilayah di Kabupaten TTS yang letaknya sangat strategis dan mengalami perkembangan yang cukup pesat," kata Bupati Mella.

Bupati Ir. Paul Mella juga mengingatkan bahwa wilayah-wilayah yang terletak di selatan Kabupaten TTS dilewati oleh jalan provinsi yang saat ini sedang diperjuangkan untuk ditingkatkan statusnya menjadi jalan negara. Untuk itu, Bupati Ir. Paul Mella berharap agar dalam perencanaan pembangunan, baik oleh pemerintah, swasta maupun masyarakat, harus memperhatikan aturan-aturan yang ada, termasuk jarak bangunan dari jalan.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kabupaten TTS, Ir. Abraham Taopan, dalam sambutannya, mengatakan tugas utama dari gereja dan warga gereja setelah berhasil membangun sebuah tempat ibadah adalah bagaimana menjaga serta memelihara persekutuan dan kerukunan intern warga gereja maupun antar warga gereja dengan pemeluk agama lainnya. Untuk itu, harus ada kerendahan hati dan saling terbuka dalam mengkomunikasikan segala sesuatu, termasuk segala isu yang beredar di tengah masyarakat. (humas pemkab tts)


Read More...

Pemkab Sumteng Dorong Swasta Bangun Hotel


Edisi: 25 - 31 Oktober 2010
No. 240 Tahun V, Hal: 12


WAIBAKUL, SPIRIT--Kabupaten Sumba Tengah (Sumteng) sampai saat ini belum mempunyai hotel dan restoran. Menyikapi kondisi yang cukup mempengaruhi geliat sektor pariwisata di daerah itu, pemerintah setempat mendorong peran swasta untuk membangun hotel.

Pantauan SPIRIT NTT, Jumat (15/10/2010) di sepanjang wilayah Kabupaten baru itu tidak ditemukan satu bangunan hotel. Yang ada hanyalah sejumlah wisma darurat yang diusahan warga setempat di ibukota Kabupaten Sumteng, maupun d isejumlah kota kecamatan yang padat penduduknya.

Menanggapi kondisi itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Sumteng, Umbu Puda, kepada SPIRIT NTT, Jumat (15/10/2010), menjelaskan, semenjak daerah itu mekar pada 2007 lalu, hingga kini belum memiliki hotel dan restoran.

"Ini salah satu kendala kami di sini yang sampai sekarang belum punya hotel maupun restoran. Banyak kegiatan pemerintahan yang butuh hotel dan restoran terpaksa kami gelar di Sumba Barat," kata Umbu Puda.

Dijelaskannya, untuk mengatasi masalah itu, pada tahun 2009 lalu pemerintah setempat sudah membangun sebuah wisma dan sampai saat ini dalam tahap penyelesaian yaitu pengadaan meubeler. "Untuk tahap awal, pemerintah sendiri bangun wisma dengan APBD 2009/2010. Kita masih benahi dan diperkirakan sudah bisa dimanfaatkan pada akhir tahun 2010 ini," katanya.

Umbu Puda juga mengatakan, pemerintah Sumteng sementara mendorong pihak swasta untuk berinvestasi dalam bidang pariwisata, terutama pembangunan hotel dan restoran.
Disinggung model wisma yang dibangun, ia mengakui, wisma pemerintah itu dibangun dengan model satu lantai dan jumlah kamar 20 yang terdiri dari kamar VIP sebanyak lima kamar dan sisanya kamar standar.

Asisten I Setda Sumteng, Chris Umbu Riada, menambahkan, pemerintah setempat saat ini sedang mendorong pihak swasta untuk membangun hotel dan restoran di wilayah itu. "Tahap awal pemerintah yang bangun, tapi masih dalam bentuk wisma sedangkan ke depan pemerintah terus dorong pihak swasta. Pihak swasta harus lebih berperan dalam membangun bidang perhotelan dan restoran guna mendukung pariwisata di Sumteng," kata Umbu Riada. (yel)


Read More...

Tangkap Ikan Gunakan Cara Tradisional


Edisi: 25 - 31 Oktober 2010
No. 240 Tahun V, Hal: 13


TAMBOLAKA, SPIRIT--Sedikitnya 50 kepala keluarga (KK) di Desa Kalena Rango, Kecamatan Kodi Utara, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), hingga kini masih minim sarana tangkap ikan. Nelayan di desa itu masih menggunakan cara tradisional dalam melaut terutama memancing ikan.

Tomas Pati Deta dan Siprianus Pati Waegeo, dua nelayan setempat kepada SPIRIT NTT, Rabu (13/10/2010), menuturkan, selama puluhan tahun sejak Indonesia merdeka sampai saat ini, mereka masih mencari ikan dengan sarana yang minim. Kondisi tersebut mempengaruhi hasil tangkapan mereka, sehingga sulit berkembang memperbaiki kondisi perekonomian keluarganya.

Menurut Tomas Pati Deta, penangkapan ikan yang mereka lakukan sampai saat ini hanya memancing dan juga menggunakan pukat. Selain minimnya sarana tangkap, mereka juga sulit menjangkau laut yang dalam, karena sarana (perahu) yang mereka mimliki tidak menjamin.

"Kami cari ikan hanya saat air laut surut, atau kalau cuaca baik sehingga kami bisa jangkau beberapa mil dari pantai. Tapi, kalau cuaca buruk, kami tidak berani melaut lagi, sebab perahu yang kami punya tidak menunjang kami untuk mencari ikan di laut dalam," kata Pati Deta.

Disinggung tentang hasil tangkapan, Pati Deta menjelaskan, ikan hasil tangkapan jual di sekitar kampung itu. Dan yang membeli ikan pada umumnya sejumlah pegawai negeri sipil (PNS) seperti guru dan petugas kesehatan yang bertugas di desa itu.

Dijelaskannya, ikan yang diperoleh saat melaut adalah ikan-ikan pinggiran pantai yang mereka sebut ikan nimbi, ayam dan ikan kombong. "Selama ini hasil tangkapan ikan belum bisa kami jual ke kota atau pasar, karena masih dalam skala kecil. Karena usaha nelayan ini masih merupakan usaha sampingan, sedangkan pekerjaan utama kami di desa ini adalah petani penggarap lahan kering," katanya

Siprianus Pati Waegeo menambahkan, ikan yang dicari nelayan setempat dilakukan secara musiman dan disesuaikan dengan kondisi laut, karena laut di Kodi Utara sangat terbuka. "Nelayan di sini pernah dapat bantuan alat tangkap berupa pukat, namun itu hanya beberapa saja yang dapat. Kami harapkan bantuan itu bisa merata, atau kalau bisa diberikan kepada kelompok nelayan yang telah terbentuk," kata Siprianus. (yel)
Read More...

Ratenggaro dan Wainyapu 'Dihiasi' Jualan Barang Antik

Edisi: 25 - 31 Oktober 2010
No. 240 Tahun V, Hal: 13

TAMBOLAKA, SPIRIT--Warga Kecamatan Kodi, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), menggeluti bisnis barang-barang antik. Lokasi pemasaran barang antik itu hanya terfokus di lokasi-lokasi obyek wisata yang ada di wilayah setempat.

Pantauan SPIRIT NTT, Rabu (13/10/2010), penjualan barang antik oleh warga Kodi mendominasi dua obyek wisata, yakni di Pantai Ratenggaro dan Pantai Wainyapu. Mereka umumnya menjual pedang dan keris bermotif antik, benda-benda lain seperti patung-patung yang terbuat dari tanduk kerbau. Ada juga tempat penyimpanan kapur sirih pinang yang juga terbuat dari tanduk kerbau. Taring babi dan juga berbagai bentuk benda yang terbuat dari pohon kayu waru laut.

Penjualan baru dilakukan apabila ada kendaraan yang masuk ke lokasi wisata itu, sehingga warga yang berjualan barang antik itu selalu memantau lokasi obyek wisata tersebut. Jika ada kendaraan yang masuk, mereka yang terutama menjual barang antik langsung menyusul dan memajangkan barang tersebut. Sedangkan warga yang tidak menjual barang antik di lokasi itu ada yang hanya berniat melihat wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata itu.

Kondisi ini membuat warga setiap saat hanya memantau ke arah jalan masuk ke lokasi obyek wisata. Tiga warga penjual barang antik masing-masing, Thomas Tariwunga, Yosep Radakaka dan Samuel, saat ditemui SPIRIT NTT di lokasi itu, mengatakan, mereka sudah menjual barang antik itu sejak akhir tahun 1990-an hingga awal 2000-an. Sampai saat ini usaha yang mereka geluti sudah mampu untuk membiayai hidup dan makan-minum keluarga.

"Tiap minggu pasti ada orang yang berkunjung ke lokasi ini, meskipun memang masih fluktuatif. Biasanya terjadi peningkatan kalau ada event pasola, sedangkan untuk liburan hari biasa tidak begitu banyak pengunjungnya," kata Tariwunga.
Menurut Tariwunga, pembelian barang antik cukup ramai mulai pada bulan Februari atau Maret karena saat itu warga Sumba sedang menggelar Pasola.

Yosep Radakaka, penjual barang antik lainnya, mengatakan, pembeli barang antik biasanya banyak berasal dari wisatawan mancanegara. "Kalau ada wisatawan mancanegara yang datang ke lokasi wisata, pasti ada barang antik yang mereka beli. Usaha bisnis barang antik yang kami geluti ini merupakan salah satu mata pencaharian untuk menopang usaha produksi pangan dari kebun," kata Radakaka.

Seperti dipantau SPIRIT NTT, barang antik yang mereka jual rata-rata dengan harga Rp 50.000 - Rp 100.000/unit barang. Untuk pedang, biasanya dijual Rp 500.000 - Rp 800.000. Sedangkan keris dijual Rp 250.000 - Rp 300.000.

"Kalau pengunjung obyek wisata ini jumlahnya banyak, maka dalam satu minggu kami bisa dapat uang Rp 500.000 - Rp 1 juta. Jadi kalau obyek wisata ini menarik maka akan banyak kunjungan yang akhirnya juga dapat memberi keuntungan kepada kami dengan cara para pengunjung membeli barang antik ini," katanya. (yel)

Read More...

Populasi Berkurang, Bantu Bibit Kuda


Edisi: 25 - 31 Oktober 2010
No. 240 Tahun V, Hal: 12


WAIBAKUL, SPIRIT--Kepala Desa (Kades) Ubu Riri di Kecamatan Katikutana, Kabupaten Sumba Tengah, Lingu Bolu, mengatakan, tahun 2010 ini desanya mendapat bantuan bibit kuda 10 ekor, yaitu sembilan kuda betina dan satu ekor jantan. Bantuan itu sesuai permohonan yang diajukan kepada Pemkab Sumba Tengah.

Kades Bolu mengatakan bahwa dia mengajukan permohonan bantuan bibit kuda mengingat populasi kuda di desanya sudah semakin berkurang. Bahkan di kampung-kampung hanya terlihat puluhan ekor saja. Langkah pemerintah sebagai upaya untuk menjadikan Sumba Tengah khususnya Desa Ubu Riri sebagai daerah penghasil ternak kuda, kerbau dan sapi.

Kades Bolu mengatakan itu di sela-sela mendampingi Kepala Bidang (Kabid) Produksi Dinas Peternakan Sumba Tengah, Aini Umbu Sulung, yang datang menyerahkan bantuan 10 ekor kuda di desa itu, Sabtu (16/10/2010).

Dikatakannya, 10 ekor bibit kuda itu akan dibagikan kepada 10 penggadu untuk memeliharanya. Setelah berkembang biak, penggadu wajib menyerahkan kembali satu ekor kepada ketua kelompok untuk disalurkan kepada yang belum mendapatkan bantuan, sedangkan induk kuda resmi menjadi milik penggadu.

Menurut Kades Bolu, warganya rajin berternak namun sering diganggu pencuri atau perampok. Selain itu untuk urusan adat (belis) pun membutuhkan banyak ternak sehingga populasi ternak makin menurun di desa ini.

Untuk keamanan, pihaknya bekerjasama dengan tokoh masyarakat, terutama di wilayah bagian perbatasan mengingat desa yang dipimpinnya ini adalah desa perbatasan antara Kabupaten Sumba Tengah dengan Kabupaten Sumba Barat.

Dia juga berharap agar pemerintah segera menyelesaikan persoalan perbatasan. Sebab selama ini terasa sekali saat mengurus pajak bumi dan bangunan. Ada warga Sumba Barat berdomilisi di Desa Ubu Riri tapi menolak membayar PBB di Sumba Tengah dengan alasan bukan warga Sumba Tengah. Kondisi yang sama dialami aparat pemerintahan desa perbatasan Sumba Barat. (pet)
Read More...

Pejabat di Sumteng Wajib Canangkan 3 Gerakan Moral

Edisi: 25 - 31 Oktober 2010
No.240 Tahun V, Hal: 12


WAIBAKUL, SPIRIT--Semua pejabat di Kabupaten Sumba Tengah (Sumteng) wajib bersama bupati dan wakil bupati selama 10 hari mencanangkan Tiga Gerakan Moral di seluruh kecamatan.

Menyukseskan pencanangan itu, Bupati Sumteng, Drs. Umbu Sappi Pateduk, melarang semua pejabat setempat melakukan perjalanan dinas ke luar daerah mulai tanggal 18 Oktober 2010 sampai 28 Oktober 2010.

Ketiga Gerakan Moral itu adalah kembali ke kebun, hidup hemat dan desa aman. Karena itu, tidak ada alasan bagi pejabat ke luar daerah kecuali mendapat izin dari bupati atau wakil bupati.

Demikian Kepala Bagian (Kabag) Humas Setda Sumba Tengah, Ari Umbu Dauta, saat ditemui di ruang kerjanya, Sabtu (16/10/2010). Larangan bupati itu, katanya, dipertegas dalam surat Sekda Sumba Tengah, Umbu Puda, tanggal 15 Oktober 2010. Surat itu menegaskan kepada para pejabat hanya boleh ke luar daerah atas izin bupati atau wakil bupati.

Sesuai agenda yang telah ditetapkan, Senin (18/10/2010), bupati dan wakil bupati memulai pencanangan Tiga Gerakan Moral mulai di Kecamatan Mamboro. Selanjutnya, di Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat, Umbu Ratu Nggay, Katikutana Selatan, Kecamatan Katikutana dan pencanganan tingkat kabupaten dilakukan tanggal 28 Oktober 2010.

Pencanangan Tiga Gerakan Moral itu sebagai bagian dari upaya untuk membangkitkan semangat masyarakat kembali rajin mengerjakan kebun, sadar akan hidup hemat dan bertanggungjawab bersama memelihara keamanan di wilayahnya masing-masing. Dengan suasana yang aman maka seluruh aktivitas usaha masyarakat berjalan aman dan lancar.

Dikatakannya, Bupati dan Wakil Bupati Sumba Tengah bertekad menggerakkan masyarakat masuk kebun menyiapkan lahan menghadapi musim tanam. Masyarakat diminta menjauhi sikap hidup tidak boros.

Di samping itu, keamanan menjadi hal utama perhatian pemerintah guna mendukung pergerakan ekonomi masyarakat. Diakuinya, selama ini gangguan keamanan mulai berkurang dan diharapkan suasan seperti itu terus terpelihara agar daerah ini makin kondisif dan perkembangan pembangunan ekonomi masyarakat semakin baik. (pet)
Read More...

Canangkan Gerakan Konsumsi Garam Yodium


Edisi: 25 - 31 Oktober 2010
No. 240 Tahun V, Hal: 11


WAINGAPU, SPIRIT--Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumba Timur (Sumtim) harus membuat sebuah gerakan agar masyarakat mengonsumsi garam beryodium. Gerakan dimulai dari rumah tangga yang ada di desa-desa.

Pemerintah daerah juga diharapkan bersikap tegas terhadap penjual garam tidak beryodium karena hal itu melanggar aturan. Pemerintah harus menjelaskan kepada masyarakat bahwa menjual garam untuk dikonsumsi manusia tidak seperti menjual tahu atau tempe. Ada aturannya.

Saran ini disampaikan Konsultan Unicef untuk akselerasi konsumsi garam beryodium, Sunawang, dalam pertemuan Pembaharuan Penguatan Strategi Percepatan USI (Universal Salt Iodization) di Waingapu, Jumat (15/10/2010). Pertemuan itu berupakan wujud kerja sama Unicef dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumba Timur.

Pentingnya gerakan mengonsumsi garan yodium karena saat ini Sumba Timur menghadapi keadaan darurat penurunan kualitas sumber daya manusia. Kondisi ini terjadi akibat tingkat konsumsi garam beryodium di daerah ini masih rendah.

Sunawang memaparkan bahwa hasil survai interaktif tahun 2007 di Sumba Timur menunjukkan konsumsi garam beryodium di daerah ini masih sangat rendah. Sebagian besar masyarakat Sumba Timur masih mengonsumsi garam tradisional yang diproduksi masyarakat dengan cara memasak.

Survai ini mengidentifikasi wilayah-wilayah di Sumba Timur yang masuk dalam kategori endemik berat dan ringan karena kekurangan garam beryodium. Wilayah yang masuk dalam endemi berat, yaitu Kecamatan Lewa, Nggaha Ori Angu, Tabundung, Pinupahar, Karera, Paberiwai, Matawai Lapawu, Kahaungu Eti dan Kecamatan Umalulu. Sedangkan daerah yang masuk dalam endemik ringan, yaitu Rindi, Pahunga Lodu, Wulawaijelu, Pandawai, Kota dan Hahar.

Daerah yang masuk dalam kategori endemik berat merupakan daerah yang jauh dari pantai. Sedangkan daerah endemik sedang berada di pesisir pantai. Sunawang mengatakan, garam yang dijual masyarakat sebenarnya untuk makanan ternak tapi dikonsumsi manusia. Garam yang dijual masyarakat itu tidak mengandung yodium. Yodium sangat dibutuhkan tubuh manusia terutama ibu hamil untuk perkembangan otak janin dan balita untuk merangsang perkembangan syaraf.

Percuma pemerintah membuat kebijakan pendidikan gratis dan kesehatan gratis tapi tidak memperhatikan pola konsumsi masyarakat terhadap garam yodium. "Tidak ada gunanya sekolah gratis dan kesehatan gratis kalau kualitas manusianya yaitu kemampuan berpikirnya rendah," ujarnya.

Dia mengatakan, alasan masyarakat tidak mengkonsumsi garam beryodium karena mahal. Padahal harga 3 kg garam (standar kebutuhan garam/orang/tahun) jauh lebih rendah dibanding harga rokok. Dari segi produksi, kata Sunawang memang masih lebih kecil dibanding kebutuhan garam di daerah ini.

"Kalau penduduk Sumba Timur 200.000 orang kali 3 kg berarti 600.000 kg (600 ton) kebutuhan garam untuk Sumba Timur setiap tahun. Sedangkan produksi normal rata-rata 100 ton per tahun. Kekurangan ini terpaksa didatangkan dari luar," katanya.

Industri garam
Strategi untuk memenuhi kebutuhan garam di kabupaten ini, kata dia, bisa dilakukan dengan mendorong pertumbuhan industri garam beryodium skala rumah tangga. Pemerintah daerah harus mengeluarkan kebijakan jangka pendek dan jangka panjang untuk yodiosasi langsung terhadap seluruh garam yang ada di daerah itu, melaksanakan dan menetapkan peraturan daerah Sumba Timur tentang pengawasan dan pengendalian peredaran garam non yodium.

Pemerintah juga diharapkan bisa mengembangkan kapasitas pengendalian mutu garam beryodium, mengeluarkan kebijakan jangka pendek dan jangka panjang untuk memecahkan masalah yang dihadapi perajin garam rebus. Juga, memberikan pendidikan kepada masyarakat dan pendidikan usia dini tentang pentingnya mengonsumsi garam beryodium.
Strategi itu, kata Sunawang, harus sesegera mungkin dilakukan agar target Sumba Timur bebas garam `bodoh' 2012 bisa tercapai.

DAMPAK KEKURANGAN YODIUM
* Pada ibu hamil menyebabkan keguguran
* Pada janin menyebabkan lahir mati, cacat bawaan, kematian perinatal, meningkatnya jumlah kematian bayi, kretin neurology (keterbelakangan mental, tuli, juling, lumpuh) cebol dan kelainan fungsi psikomotor.
* Pada remaja mengakibatkan gangguan mental, gangguan pertumbuhan, gangguan fisik.
* Pada orang dewasa mengakibatkan gangguan produktivitas, gangguan fungsi mental, kesuburan, gangguan libido dan lain-lain.
* Gondok. (dea)
Read More...

Kantor Megah, Pelayanan Prima


Edisi: 25 - 31 Oktober 2010
No. 240 Tahun V, Hal: 1


TAMBOLAKA, SPIRIT--Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Drs. Frans Lebu Raya, yang mewakili Mendagri hadir di Sumba Barat Daya (SBD) untuk meresmikan Pusat Pemerintahan di Kadula, Minggu (10/10/2010). Masyarakat SBD menyambut gembira peresmian tersebut.

Gubernur Lebu Raya menyampaikan rasa kagum melihat antusiasme ribuan mayarakat SBD 'membanjiri' Kadula menyaksikan acara peresmian, yang diawali pengarakan Gubernur Frans Lebu Raya menuju podium.

Sebelum peresmian, Gubernur Frans Lebu Raya menyaksikan tarian massal oleh para pelajar tingkat SMU se-Sumba Barat Daya yang membentuk formasi huruf SBD. Setelah itu dimeriahkan dengan acara terjun payung oleh 10 anggota TNI Angkatan Udara.

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Lebu Raya menyerahkan bantuan dana sebesar Rp 50 juta kepada dua koperasi yakni Koperasi Waimangura di Kecamatan Wewewa Barat, Kabupaten Sumba Barat Daya, dan Koperasi Sobawawi di Kecamatan Loli, Kabupaten Sumba Barat.

Gubernur Lebu Raya dalam sambutannya mengingatkan kepada Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya agar jangan hanya gedung kantornya yang megah tetapi harus dibarengi pelayanan pemerintahan yang prima agar memuaskan setiap masyarakat yang membutuhkannya. "Masyarakat merindukan pelayanan yang baik, santun dan ramah. Wujudkanlah harapan masyarakat itu," tegas Lebu Raya.

Gubernur Lebu Raya juga meminta Pemkab Sumba Barat Daya khususnya dan pemerintahan di Pulau Sumba umumnya supaya mulai membangun dari desa. Dengan cara itu, pertumbuhan ekonomi masyarakat desa terangkat.

Mengakhiri sambutannya, Gubernur Lebu Raya meminta seluruh pimpinan pemerintahan di Pulau Sumba mengembangkan empat isu atau tekad utama untuk mengembalikan kejayaan Sumba sebagai penghasil cendana, gaharu, ternak dan Propinsi Koperasi.

Sebagai tanda peresmian pusat Pemerintahan Kabupaten Sumba Barat Daya, Gubernur Frans Lebu Raya menekan tombol sirene dan melepas burung merpati serta melepas balon-balon ke udara yang berisikan kupon (20 sak semen). Selanjutnya penandatanganan prasasti tentang pengembangan jaringan air minum dengan panjang 972 meter dan 9 unit hidran umum dan prasasti peresmian Pusat Pemerintahan Kabupaten Sumba Barat Daya.

Hadir dalam acara peresmian tersebut, Bupati Sumba Barat, Drs Jubilate Pieter Pandango, M.Si; Wakil Bupati Sumba Barat, Reko Deta; Bupati Sumba Tengah, Drs. Umbu Sappi Pateduk; Anggota DPRD NTT, Yohanes Umbu Deta; para investor dari luar Sumba. (humas pemkab sbd)
Read More...

Pol PP Menyisir Pertokoan Tangkap Siswa

Edisi: 25 - 31 Oktober 2010
No. 240 Tahun V, Hal: 9


MAUMERE, SPIRIT--Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasat Pol PP) Kabupaten Sikka, Minggus Dominikus, akan menyisir kawasan pertokoan Kota Maumere, Kabupaten Sikka untuk menangkap siswa-siswi yang berkeliaran pada jam sekolah.

Penegasan Kasat Pol PP ini menyikapi makin banyaknya siswa SMP dan SMA di Kota Maumere yang mangkal di emperan toko, jalan, tempat umum dan pasar pada jam sekolah. Dampak dari mereka berkeliaran, sudah terjadi aksi kriminal yang mengganggu kamtibmas di Sikka.

"Saya akan menyisir daerah pertokoan. Tapi, saya akan keliling dan imbau dulu. Jika ada yang bandel, kita tangkap. Siswa yang ditangkap, orangtua dan gurunya harus menghadap. Saya heran ada satpam dan pagar di sekolah, tapi siswa bisa berkeliaran di pasar, toko, jalan dan tempat umum. Kami akan tertibkan. Ini tugas kami," kata Minggus kepada SPIRIT NTT, Selasa (19/10/2010).

Pihaknya siap menerima kritikan dan saran jika dalam pelaksanaan tugas masih ada kendala dan ketidakberesan. "Kita akan tetap menertibkan siswa SMP dan SMA yang masih berkeliaran ke jalan dan pasar," tandasnya.

Hasil penelusuran SPIRIT NTT di Kota Maumere, siswa SMP dan SMA di Kota Maumere biasa mangkal di pertokoan Kota Baru, Pasar Tingkat, Jalan El Tari, Jalan Anggrek, Km 2 Maumere, Pasar Kota Baru dan Taman Kota. Selain itu, mereka berkeliaran di tempat biliar. Ada juga yang pesiar dengan angkot dan alih profesi menjadi kondektur.

Jam siswa berkeliaran mulai pukul 08.00 Wita sampai pukul 11.00 Wita. Pada jam tersebut semua lokasi ini dipenuhi siswa berseragam, baik perempuan maupun laki- laki. Mereka duduk berjejer lalu bercanda menggunakan HP, tanpa rasa
malu. (ris)
Read More...

Sosi: Saatnya Maumere Menjadi Kota Otonom


Edisi: 25 - 31 Oktober 2010
No. 240 Tahun V, Hal: 9

JAKARTA, SPIRIT--Bupati Sikka, Drs. Sosimus Mitang, menegaskan, sudah saatnya Maumere menjadi Kota Otonom. Dengan demikian pelayanan administrasi kepada masyarakat, pengelolaan potensi sumber daya alam (SDA) dan pembangunaan bisa lebih difokuskan demi kesejahteraan masyarakat dan daerah.

Saat ini di Sikka terdapat 147 desa dan 21 kecamatan, dengan belasan pulau dan potensi perikanan, kelautan, pertanian dan perkebunan yang sangat besar. "Dengan pemekaran sebagai kota otonom dengan lima kecamatan yakni Kangae, Nele, Alok Timur, Alok Barat dan Alok, maka Maumere akan menjadi kota yang sangat maju," kata Sosimus di Jakarta, Kamis (21/10/2010).

Bupati Sosimus berada di Jakarta bersama Bupati Belu, Yoachim Lopez, dan Penjabat Bupati Flotim, Muhammad Wongso untuk membahas persiapan pemekaran Belu (Malaka), Flotim (Adonara) dan Sikka (Kodya Maumere) di hadapan Komisi II DPR RI, Kamis (21/10/2010). Mereka meminta dukungan DPR agar pemekaran ketiga wilayah itu segera direalisasikan.

Dalam rapat bersama Komisi II DPR, ketiga kepala daerah itu menegaskan bahwa semua persyaratan administrasi pemekaran wilayah sesuai PP No. 78 Tahun 2007 sudah dipenuhi. Pemekaran wilayah yang dimaksud adalah Kabupaten Malaka (mekar dari Kabupaten Belu), Kodya Maumere (Kabupaten Sikka) dan Kabupaten Adonara (mekar dari Kabupaten Flotim).

Dalam rapat tersebut, selain ketiga kepala daerah, hadir juga pimpinan dan anggota DPRD, Kepala Bapedda, sejumlah pejabat dan tokoh masyarakat dari tiga kabupaten. Turut hadir Yos Mamulak (Pemprop NTT) dan anggota DPRD NTT.

Komisi II DPR RI hadir Banjar Purnomo, Melchias Markus M Bapa, Jefri Riwu Kore dan anggota lainnya. Dalam rapat tersebut, setiap kepala daerah diberikan kesempatan memaparkan kesiapan pemekaran wilayahnya. Ketiga kepala daerah menegaskan bahwa semua persyaratan administrasi yang diamanatkan PP No. 78 Tahun 2007 sudah dipenuhi. Mereka meminta dukungan politik dari DPR untuk segera merealisasikan pemekaran yang diaspirasikan masyarakat.

Pada saat itu, Yoseph Mamulak mengatakan bahwa setiap kali pejabat dan DPRD NTT turun ke tiga kabaputen itu, masyarakat selalu menanyakan kapan pemekaran wilayah direalisasikan. "Masyarakat di tiga kabupaten ini selalu bertanya, kapan dilakukan pemekaran. Kapan? Sebab semua persyaratan sudah dipenuhi. Kami sudah tiga kali ke Jakarta, harapannya, dengan bertemu Komisi II DPR RI ini, kami pulang membawa kabar kepada masyarakat bahwa pemekaran kabupaten sudah bisa terwujud," kata Yoseph.

Menanggapi itu, Banjar Purnomo menyatakan menyambut baik usulan dan aspirasi tentang pemekaran tersebut dan menyatakan siap memberikan dukungan politik. Namun, katanya, Komisi II masih harus membahas dan melakukan uji petik. "Kami akan melakukan uji petik ke kabupaten sebelum menyetujuinya," katanya.

Melchias Markus Mekeng menilai sudah sepantasnya tiga kabaupten di NTT dimekarkan untuk lebih mendekatkan pelayanan kepada masyarakat, untuk percepatan pembangunan dan peningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Setelah ini akan dilakukan pertemuan guna pembahasan lebih lanjut, seperti membentuk pansus, tim panja dan lainnya," kata Melki. Usai pertemuan, Pemprop NTT memberikan kenang-kenangan cinderamata sasando dan selendang kepada Komisi II DPR yang diterima Banjar Purnomo. (vel)

Read More...

Tambah Modal Rp 588 Miliar


Edisi: 25 - 31 Oktober 2010
No. 240 Tahun V, Hal: 5

BANK Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur (BPD NTT) meningkatkan modal dasar pada tahun 2010 menjadi Rp 1 triliun dari posisi saat ini sebesar Rp 412 miliar untuk memperbesar kapasitas ekspansi bisnis di sektor usaha mikro kecil dan menengah serta ritel konsumer.

Direktur Utama BPD NTT, Daniel Tagu Dedo, mengatakan penambahan modal diajukan kepada pemegang saham seluruh pemerintah daerah di wilayah NTT melalui rapat umum pemegang saham belum lama ini.

"Penambahan modal dasar itu diperlukan untuk meningkatkan kemampuan BPD NTT dalam memperbesar kapasitas dalam melakukan ekspansi pembiayaan khususnya di sektor usaha kecil menengah dan ritel konsumer," ujarnya di Jakarta, belum lama ini.

Daniel menjelaskan kinerja kredit selama beberapa tahun terakhir rata-rata tumbuh sekitar 35% per tahun atau dengan kenaikan kredit baru sebesar Rp 500 miliar, sehingga membawa perseroan menguasai pangsa pasar mencapai 50% terhadap perbankan di wilayahnya.

Sampai dengan Mei 2010, katanya, posisi kredit yang telah dikucurkan mencapai Rp 3 triliun, namun untuk pembiayaan baru selama 2010 ini baru tersalurkan sebesar Rp 100 miiar karena pasarnya baru akan meningkat.

Hingga Maret 2010, bank yang dikuasai pemerintah provinsi NTT itu memiliki aset sebesar Rp 4,57 triliun atau tumbuh 34% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3,41 triliun. Kinerja kredit pada posisi itu juga tumbuh cukup baik ke angka Rp 3,01 triliun atau tumbuh sekitar 25,4% dari setahun sebelumnya sebesar Rp 2,40 triliun.

Dari sisi rasio keuangan juga terlihat baik diantaranya rasio kecukupan modal masih tergolong tinggi di level 22,9% meskipun terlah turun dari sebelumnya mencapai 39,98%.

Fungsi intermediasi juga tergolong optimal dengan rasio kredit terhadap dana (loan to deposit ratio) mencapai 97,12% atau naik dari 86,20% secara tahunan. Sedangkan jumlah dana pihak ketiga yang dapat dihimpun sebesar Rp 3,1 triliun.

Namun, dari sisi kualitas pembiayaan terjadi peningkatan rasio kredit bermasalah (non performing loan (NPL gross) yang meningkat ke posisi 2,5% dari sebelmnya cukup baik di level 0,99%. (bisnis.com)

Read More...

Pemkot Reklamasi Pantai Kelapa Lima

Edisi: 25 - 31 Oktober 2010
No. 240 Tahun V, Hal: 3

KUPANG, SPIRIT-- Pemerintah Kota Kupang berencana mereklamasi pantai Kelapa Lima, khususnya bagi penjual ikan yang sekarang ini berjualan di pinggir pantai. Dengan reklamasi pantai, maka pembeli ikan tidak lagi memarkir kendaraan di pinggir jalan seperti sekarang ini karena lokasi tempat jualan ikan akan mundur ke belakang.

"Tempat jualan ikan yang sekarang, menjadi tempat parkir kendaraan. Tapi ini belum dilakukan karena membutuhkan dana yang cukup besar. Rencananya sudah ada," ungkap Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Kupang, Ir. Cornelis Isak Benny Sain, di ruang kerjanya, Rabu (20/10/2010).

Kini, Pemkot membangun jalan pantai kurang lebih lima kilometer, menghubungkan pantai Kepala Lima-pantai Oeba sampai pelataran pantai Fatubesi. Pengerjaan dimulai dari pantai Kelapa Lima. "Sejak tiga hari lalu, kami sudah mulai membangunan ruas jalan di pinggir pantai. Dimulai dari pantai Kepala Lima menuju Pantai Oeba, bertemu dengan pelataran di Fatubesi. Rencananya kurang lebih lima kilometer tetapi tahap awal hanya 300 meter," jelas Benny Sain.

Menurutnya, lebar ruas jalan yang dikerjakan mencapai 10 meter. "Meski dibangun di pinggir pantai, namun garis pantai akan tetap ada dan akses warga ke pantai tetap ada, misalnya tempat orang bermain atau mandi di pinggir laut tetap terjamin. Ruas jalan yang berdekatan dengan laut atau di sisi luar akan menggunakan tiang cor," katanya.

Benny Sain mengatakan, ruas jalan pantai akan dibangun secara bertahap karena membutuhkan dana yang cukup besar. "Untuk tahap awal ini kami baru membangun 300 meter dengan dana Rp 3,9 miliar. Dana ini berasal dari APBN tahun 2010," jelasnya.

Dikatakannya, pembangunan ruas jalan tergantung dari kondisi yang ada di pantai tersebut, misalnya ada lokasi yang pantainya sedikit sekali dan lebih banyak batu karang. Benny Sain menambahkan, untuk pekerjaan ruas jalan pantai juga disesuaikan dengan pasang naik dan pasang surut air laut. "Kita tidak mungkin mengerjakan pada saat pasang naik. Kalau pasang surut malam hari maka pekerjaan dilanjutkan pada malam hari," ujar Benny Sain.

Dengan pekerjaan jalan pantai, lanjut Benny Sain, menandakan bahwa view Kota Kupang menuju ke arah laut dan pembangunan tidak lagi membelakangi laut melainkan menghadap ke laut. Menurutnya, dengan adanya jalan pantai merupakan akses bagi masyarakat. Kendaraan yang akan keluar dari pasar Oeba tidak perlu lagi macet seperti sekarang ini (ira)

Read More...

RT/RW Bangkitkan Semangat Solidaritas

Edisi: 25 - 31 Oktober 2010
No. 240 Tahun V, Hal: 2


KUPANG, SPIRIT--Wakil Walikota Kupang, Drs. Daniel Hurek, meminta kepada bapa dan ibu ketua RT dan RW di Kota Kupang agar membangkitkan semangat solidaritas dan partisipasi serta kekompakan dalam menjalankan tugas. Hal itu demi mendukung roda pembangunan pemerintah.

"Ketua RT/RW berperan membantu lurah dalam menjalankan tugas kepemerintahan. Ketua RT/RW perlu menggali pengetahuan dan keterampilan sebanyaknya kemudian dibagikan kepada masyarakat," kata Hurek ketika melantik 19 ketua RT dan tujuh ketua RW se-Kelurahan Belo di Aula Kantor Lurah Bello, Selasa (19/10/2010).

Hurek mengharapkan ketua RT dan ketua RW bergandengan tangan untuk membantu lurah menjalankan roda pemerintahan di kelurahan. Hal itu merupakan fungsi RT dan RW sebagai lembaga kemasyarakatan dalam upaya peningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Dengan pengetahuan yang ada, kata Hurek, masyarakat dapat memberdayakan dirinya sendiri demi peningkatkan kualitas hidup.

Menurut Hurek RT dan RW dalam menjalankan tugas tidak perlu mempersoalkan gaji. "Saya sampaikan kepada bapak ibu bahwa RT dan RW merupakan lembaga kemasyarakatan yang memiliki fungsi yakni, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat, menjalin hubungan kemitraan dengan baik serta menjaga etika dan norma yang ada di masyarakat. Dalam menjalankan tugas sosial, RT dan RW serta lembaga kemasyarakatan lainya tidak mendapat imbalan secara materi tetapi lewat pengakuan sosial yang ada di masyarakat," katanya.

Hurek menegaskan RT dan RW tidak mendapat imbalan secara materi karena RT dan RW merupakan lembaga sosial kemasyarakatan yang lahir dan dibesarkan di tengah masyarakat untuk menjalin persatuan. (hh)
Read More...

Penggunaan Dana APBD Sesuai Aturan yang Berlaku


Edisi: 25 - 31 Oktober 2010
No. 240 Tahun V, Hal: 3

KUPANG, SPIRIT--Walikota Kupang, Drs. Daniel Adoe, mengatakan, dengan ditetapkannya perubahan APBD, diharapkan penggunaannya sesuai dengan peraturan yang berlaku sehingga tidak menimbulkan masalah-masalah hukum dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

Adoe mengatakan, meski dalam pembahasan materi persidangan dewan cukup dinamis ditandai dengan perdebatan alot dan pemikiran argumentatif bahkan sering kali terdapat perbedaan sudut pandang yang kadang kala menegangkan suasana baik pada pembahasan komisi, fraksi dan badan anggaran.

"Namun di balik itu semua, justru membanggakan hati karena berbagai ketajaman kritik, pengkajian dan identifikasi terhadap maksud penggunaan keuangan pada akhirnya mengkristal menjadi perspektif yang memperkaya khasanah kita bersama dan menghasilkan kesepakatan politik," ujar Adoe pada acara penutupan sidang II DPRD Kota Kupang Tahun 2010, Senin (18/10/2010).

Untuk diketahui, DPRD dan pemerintah Kota Kupang telah menyepakati perubahan APBD Kota Kupang tahun 2010 senilai Rp 604.139.610.119. Menurut Daniel Adoe, dari dana Rp 604.139.610.119 disebarkan dalam belanja modal sebesar 130.901.763.465 dan belanja publik sebesar Rp 235.285.337.373 dan SILPA sebesar Rp 66.432.951.844.

Ketua DPRD Kota Kupang, Viktor Lerik, S.E menegaskan, kebanggaan bukan terletak pada keberhasilan menetapkan perubahan APBD akan tetapi pada proses implementasinya sesuai dengan sasaran, peruntukan dan hasil yang direncanakan dapat terwujud, sejalan dengan kesepakatan yang telah dibangunan secara terarah, terpadu dan sistematis.

Kepada semua pihak, Lerik berpesan agar bisa bekerja keras dengan rasa tanggung jawab yang tinggi, melakukan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi lebih lanjut dengan cara meningkatkan efektivitas dan mensinergikan hubungan kerja yang harmonis antara komponen yang satu dengan yang lainnya. (ira)



Read More...

Dinas Pertanian Bagikan Bibit Jagung kepada Petani

Edisi: 25 - 31 Oktober 2010
No. 240 Tahun V, Hal: 2


KUPANG, SPIRIT--Pemerintah Kota Kupang melalui Dinas Pertanian, Peternakan dan Kehutanan setempat melakukan pembagian bibit jagung dan padi jenis unggul kepada petani di sejumlah kelurahan di wilayah ibu kota Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) itu.

"Bibit sudah kita distribusikan selama tiga hari dan hari ini merupakan hari terakhir pembagiannya," kata Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, dan Kehutanan Kota Kupang, Elly Wairata, di Kupang, Senin (18/10/2010).

Dia menyebutkan, bibit jagung yang didistribusikan merupakan bibit unggul dan merupakan Program Bantuan Benih Unggul Jagung dan Padi. Untuk jagung, kata Wairata, bibit yang diberikan adalah bibit jagung hibrida dan dibagikan sebanyak 2,2 ton, sedangkan untuk jenis padi bibit yang diberikan adalah bibit padi jenis IR-64 sebanyak 6,250 ton.

Menurut dia, secara geografis, wilayah Kota Kupang bukan merupakan daerah pertanian, maka pembagian bibit bantuan itu hanya akan dikhususkan kepada kelompok tani yang ada di sejumlah kelurahan yang memiliki potensi pertanian, sehingga benar-benar akan digunakan secara maksimal, demi peningkatan produktivitas pertanian untuk kesejahteraan petani.

Dia menyebutkan, dari 51 kelurahan yang ada di wilayah Kota Kupang, ada sejumlah kelurahan yang memiliki potensi sebagai wilayah pertanian dan mendapatkan bantuan bibit, masing-masing, Kelurahan Bakunase dan Oebufu. Selain itu, kata dia, juga ada di Kelurahan Naioni, Manulai II, Oebobo, Belo, Sikumana, Naikoten I, Batuplat, Oepura, Maulafa dan Fatululi.

Dia mengatakan bahwa pembagian bibit jagung dan padi itu dilakukan karena para petani saat ini sedang dalam persiapan lahan untuk memasuki masa tanam tahun 2010. "Pada awal bulan November merupakan awal waktunya bagi petani di Kota Kupang untuk mulai menanam," katanya.

Terhadap kemungkinan bantuan bibit bagi kelompok tani, Wairata mengaku sedang dalam upaya negosiasi dengan sejumlah elemen termasuk pemerintah pusat agar para petani yang sudah tergabung dalam kelompok tani yang ada di sejumlah kelurahan tersebut, bisa mendapatkannya.

Dia berharap dengan sejumlah intervensi pemerintah melalui sejumlah bantuan bibit kagung dan padi unggul tersebut, tingkat produktivitas petani di Kota Kupang bisa semakin bertambah, sehingga bisa meningkatkan roda perekonomian masyarakat petani khususnya dan masyarakat Kota Kupang pada umumnya. "Mudah-mudahan semua jenis bantuan yang diberikan oleh pemerintah bisa dimanfaatkan secara baik dan maksimal oleh para petani penerima," kata Wairata. (kotakupang.com)


Read More...

Ibu dan Bahaya si Nyamuk Belang


Edisi: 25 - 31 Oktober 2010
No. 240 Tahun V, Hal: 6


MUSIM kemarau yang malah hujan seperti sekarang ini menjadikan si nyamuk belang (aedes aegypti) berkeliaran di mana-mana. Padahal, nyamuk itu bukan sembarang nyamuk. Gigitan nyamuk itu menyebabkan demam berdarah dengue (DBD) yang bisa mengakibatkan kematian. Dan, anak-anak adalah sasaran empuk sang nyamuk.

Ibu rumah tangga seyogianya menyadari benar bahaya akibat nyamuk aedes aegypti terhadap anak. Tak cukup bagi ibu hanya membuatkan makanan, mengajari membaca, dan mengantar anak ke sekolah. Tak kalah penting dari itu adalah memperhatikan kesehatan sang anak, karena bagaimanapun kesehatan adalah modal utama bagi anak untuk beraktivitas.

Jadi, selain mengetahui metode pemberantasan nyamuk Aedes aegypti dengan menguras, menutup, dan mengubur (M3), seorang ibu mesti mengetahui berbagai hal membahayakan kesehatan anak.

Kenali tanda-tanda jamak diketahui khalayak, demam, apa pun jenisnya, adalah sakit panas. DBD pun diindikasikan dengan panas. Ketika anak panas, ibu mesti memberikan perhatian penuh. Seorang ibu harus tanggap atas penderitaan anak. Jika anak hanya deman biasa, tentu bukan hal yang menghawatirkan. Namun jika panas itu disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti, ibu harus segera memberikan fasilitas kesehatan untuk mengklarifikasi dan menangani si anak.

Namun hingga saat ini banyak ibu rumah tangga kesulitan mengenali tanda-tanda gejala DBD. Secara umum, gejala klinis DBD ditandai oleh demam, nyeri pada seluruh tubuh, ruam, dan perdarahan. Pertama, demam akibat DBD sangat tinggi dan mendadak. Ketinggian suhu panas akibat nyamuk aedes aegypti itu bisa 39-40 derajat celcius.

Kemendadakan penyakit DBD sering dapat ditengarai oleh ibu rumah tangga pada anak yang sehat mendadak panas tinggi. Karena itulah ibu rumah tangga perlu mencermati anak yang berangkat bermain dengan teman-teman dalam kondisi sehat, tetapi ketika pulang dalam keadaan demam cukup tinggi.

Biasanya demam itu hanya sepekan. Penurunan suhu pun sering terjadi secara mendadak. Saat demam menurun, anak sering pucat lemas. Selain itu, demam yang diderita juga acap kali berhenti sebentar dan kambuh kembali hingga turun kembali saat sudah sembuh.

Kedua, nyeri seluruh tubuh atau bagi orang awam biasa disebut flu tulang. Kenyerian timbul akibat gejala panas pada penderita infeksi virus dengue, sehingga akan segera diikuti rasa nyeri pada seluruh tubuh. Rasa nyeri itu umumnya dirasakan dengan nyeri otot, nyeri sendi, nyeri punggung, dan nyeri pada bola mata. Seseorang yang terkena DBD makin banyak bergerak kian terasa nyeri. Untuk menghilangkan nyeri tidak mudah.
Namun saat DBD sudah hilang, rasa nyeri yang dirasakan pun segera hilang.

Ketiga, ruam. Ruam pada orang yang terkena DBD berupa bercak-bercak merah kecil seperti bercak pada penyakit campak. Ruam itu diketahui setelah empat hari menderita DBD. Tanda-tandanya berupa kemerahan di leher, muka, dada, kaki, dan tangan.

Keempat, perdarahan. Tanda terkena DBD berupa perdarahan tak semua bisa diketahui. Bahkan beberapa pasien DBD tak mengalami perdarahan. Jika seseorang yang terkena DBD mengalami perdarahan, kesehatannya harus diwaspadai dan diperhatikan secara intensif. Perdarahan akibat DBD bisa menyebabkan kematian. Jenis perdarahan akibat DBD sangat beragam. Bisa berupa perdarahan kecil-kecil di kulit (petechiae), perdarahan agak besar di kulit (echimosis), perdarahan gusi, perdarahan hidung, dan perdarahan masif.

Perdarahan yang terakhir itulah yang sering dapat berakhir pada kematian. Nah, ibu rumah tangga yang mendapati salah satu gejala klinis DBD pada anak, harus waspada dan bertindak cepat. Jangan sampai karena ketidaktahuan akan tanda-tanda itu dan kekurangcepatan mengambil tindakan, menyebabkan nyawa sang anak melayang.

Tidur pagi sebagai pencegahan, sejak awal ibu harus mencegah anak terkena DBD. Pepatah menyatakan mencegah lebih baik daripada mengobati. Namun tanpa pengetahuan, ibu pun kebingungan melakukan upaya pencegahan. Alhasil, ada keinginan mencegah tetapi malah anak makin parah.

Ada banyak macam pencegahan yang bisa dilakukan ibu rumah tangga. Misalnya, melaksanakan 3M dan mengusulkan pengasapan (fogging). Hal lain yang sangat penting dan sering tak dimengerti ibu rumah tangga adalah memperhatikan tidur sang anak.

Para ibu hendaknya dapat mengendalikan anak agar tak tidur pada pagi dan sore hari. Sebab, nyamuk aedes aegypti berkeliaran dan menggigit pada pukul 08.00-12.00 dan sore menjelang magrib. (endaryati/alumnus SITY Yogyakarta)

Read More...

Awas, Ibu Hamil Bisa Wariskan Kanker


Edisi: 25 - 31 Oktober 2010
No. 240 Tahun V, Hal: 6


WANITA hamil yang mengasup banyak junkfood selama kehamilan bukan saja merugikan kesehatan. Temuan terbaru menunjukkan, pola makan tak sehat pada ibu hamil berisiko mewariskan kanker payudara pada anak dan keturunannya setelah dewasa.

Penelitian yang dipresentasikan pada konferensi tahunan Asosiasi Kanker Amerika itu semakin menguatkan bahwa kondisi rahim mempengaruhi kesehatan generasi di masa depan.

Kanker payudara yang merenggut 1.000 nyawa dalam sebulan di dunia mengingatkan pentingnya mengatur pola diet sehat selama kehamilan. Penelitian yang dilakukan terhadap tikus terungkap, makanan berlemak dan junkfood selama kehamilan meningkatkan risiko kanker payudara pada generasi kedua hingga 60 persen.

Tim riset Georgetown Lombardi Comprehensive Cancer Center, Washington DC, mengemukakan alasannya seperti dikutip dari Mail Online. Junk food meningkatkan kadar estrogen, hormon yang memicu pertumbuhan tumor payudara. Rahim juga mengalami mutasi gen secara perlahan yang disebut Epigenetik, dan diturunkan dari ibu ke anak dan cucu.

Dr. Sonia de Assis, salah satu peneliti, mengemukakan implikasi penelitian pada kesehatan manusia secara berkelanjutan, "Ibu hamil harus makan diet seimbang karena mereka dapat mempengaruhi kesehatan anak cucu mereka di masa datang."

Badan standarisasi makanan AS merekomendasikan agar wanita hamil menambah ekstra 200 kalori per hari dengan konsumsi lima porsi buah dan sayuran setiap hari, serta memperbanyak asupan beras gandum, pasta dan roti. Protein yang diasup sebaiknya berasal dari daging tanpa lemak, ayam, ikan, telur, kacang-kacangan, produk susu, dan serat. (vivanews)

Istri Hamil, Suami Bisa Kesakitan

NYERI pungung, panas, rasa lelah yang luar biasa, sulit tidur adalah keluhan yang sering dialami para wanita saat hamil besar. Ternyata keluhan tersebut juga bisa dialami sang suami, bahkan bisa lebih parah. Hal ini disebut "Sindrom Couvade."

Beberapa suami sangat simpati dengan kehamilan istrinya, sehingga mereka juga ikut merasakan keluhan yang dialami selama kahamilan. Kondisi seperti ini, sang suami seperti ingin menyatakan bahwa "bukan hanya kamu sedang hamil, tetapi "kita sedang hamil".

Istilah couvade sindrom ditemukan pada 1865, tetapi sebenarnya fenomena ini sudah terjadi ratusan tahun lalu. Penelitian yang dilakukan tahun 2007, oleh tim dari George's University, pada 282 ayah, menunjukkan kondisi yang dialami oleh para istri saat hamil, juga dialami oleh sang suami.

"Pria-pria ini mengalami hal yang dialami istrinya, mereka mulai menunjukkan gejala yang sama," kata Dr. Arthur Brennan, kepala peneliti seperti VIVAnews kutip dari BBC.

Banyak perdebatan tentang kondisi ini. Hal itu karena cauvade sindrom tidak termasuk dalam kategori DSM-IV, yaitu diagnostik manual untuk psikiatri dan klasifikasi penyakit dari World Health Organization (WHO). Diperkirakan pria yang mengalami gejala couvade presentasenya beraneka ragam, dan tidak selalu sama.

Beberapa psikiater, khususnya mereka yang memiliki spesialisasi dalam bidang psikoanalisis, menyatakan bahwa sindrom couvade adalah ekspresi dari kegelisahan seorang pria atau ambivalensi kehamilan pasangannya. Ada beberapa bukti yang menunjukkan couvade berakar biologis.

Beberapa studi telah menunjukkan, pria yang memiliki pasangan dalam keadaan hamil cenderung memiliki tingkat hormon yang lebih tinggi seperti estradiol, dalam darahnya. Hal ini tentu saja berpengaruh pada kondisi fisik dan psikisnya. (vivanews)

Read More...

Batu Marmer Identitas Masyarakat Timor


Edisi: 25 - 31 Oktober 2010
No. 240 Tahun V, Hal: 4

KUPANG, SPIRIT--"Saya belum berpikir untuk berbicara marmer. Kalau bicara soal marmer, saya mohon maaf karena untuk ambil marmer harus potong gunung marmer dan itu sangat bertentangan dengan adat istiadat suku Timor. Batu marmer adalah identitas dan budaya masyarakat Timor."

Hal ini diungkapkan Bupati Kupang, Drs. Ayub Titu Eki, Senin (18/10/2010). Bupati Titu Eki mengaku lebih cenderung bicara soal batu mangan, batu kali dan garam. Menurutnya, investasi marmer merusak lingkungan. Titu Eki mengatakan, sejak dulu ia tidak mau bicara soal batu marmer. "Saya tidak tertarik untuk itu karena sangat merusak lingkungan," katanya.

Kalau bicara soal marmer, jelas Titu Eki, berarti akan berhadapan dengan tokoh adat yang sudah terbentuk dalam Lembaga Pemangku Adat (LPA). Sementara batu-batu besar itu, menurut adat Timor, bisa menjadi simbol dari suku-suku Timor. Sedangkan kalau mangan, setelah digali, bisa di timbum kembali.

Titu Eki lebih cenderung bicara soal batu mangan, batu kali dan garam. Garam tidak pernah akan habis sepanjang masih ada air laut. Sedangkan soal batu kali memiliki kegunaan ganda pertama untuk industri yang mendatangkan nilai dan juga bisa membersihkan dasar sungai dan tidak merusak lingkungan.

Untuk industri garam, jelas Titu Eki, sudah ada perusahaan yang berminat untuk melakukan investasi garam yakni perusahaan Sinar Mas Group.
"Kami masih menerima siapa saja yang berminat untuk melakukan investasi garam di Kabupaten Kupang. Diharapkan perusahaan jangan hanya datang untuk omong saja tetapi tidak ada tindak lanjut," ujar Titu Eki. (den)

Read More...

Pemkab Belu Bantu Olah 135 Ha Lahan

Edisi: 25 - 31 Oktober 2010
No. 240 Tahun V, Hal: 10


ATAMBUA, SPIRIT--Dalam musim tanam (MT) 2010/2011 ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Belu membantu masyarakat Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, dengan cara mengolah 135 hektar (ha) lahan perkebunan milik warga setempat. Pemerintah menyiapkan bibit, pupuk dan membantu traktor secara gratis.

Hal ini disampaikan Bupati Belu, Drs. Joachim Lopez, ketika melakukan peninjauan persiapan lahan pertanian jelang musim tanam tahun ini di Desa Silawan, Jumat (15/10) siang. Lopez didampingi Ketua Bappeda Belu, drg. Valentinus Pareira, dan Kabag Humas Belu, Drs. Michael Baba.

"Dalam musim tanam tahun ini, Pemkab Belu membantu masyarakat Desa Silawan untuk mengolah lahan perkebunannya seluas 135 hektar. Pemerintah memberikan bibit, pupuk dan traktor secara gratis untuk digunakan para petani. Kalau sudah gratis tetapi tidak kerja, malas dan terus mengeluh lapar, sebaiknya ceburkan diri saja dalam laut dan mati," jelas Bupati Lopez dengan nada sinis.

Terkait keluhan para petani setempat tentang banyak ternak yang tidak dikandangkan dan dibiarkan berkeliaran merusak tanaman pertanian, Bupati Belu meminta kepala desa dan aparat desa setempat agar mengimbau warga mengandangkan ternaknya. "Itu tanggungjawab kepala desa dan aparat desa untuk menghimbau warga mengandangkan ternaknya. Bila perlu membuat peraturan desa (perdes) untuk mengandangkan ternak.
Jadi ketika ada ternak yang berkeliaran, ternak itu ditangkap dan pemiliknya diberikan sanksi hukum karena punya acuan perdes," jelas Bupati Lopez.

Ia juga mengatakan mulai tahun 2011 yang akan datang, Pemkab Belu akan membantu warga Desa Silawan dengan program Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Rumah warga akan dibantu dengan memasang intalasi listrik tenaga surya. "Biar supaya di malam hari desa ini terlihat terang benderang. Apalagi Desa Silawan terletak di daerah perbatasan Timor Leste," janji Bupati Lopez.

Sementara itu Kepala Bappeda Kabupaten Belu, drg. Valentinus Pareira menambahkan selain bantuan traktor, bibit dan pupuk secara gratis, Pemkab Belu juga membantu membangun satu unit sumur bor secara gratis untuk melayani kebutuhan air bersih warga Desa Silawan. "Semua bantuan gratis itu masuk dalam program kerja bantuan Program Pengembangan Wilayah Perbatasan," jelas Pareira. (humas pemkab belu)
Read More...

Terapi Hormon Alami Susu Kedelai


Edisi: 25 - 31 Oktober 2010
No. 240 Tahun V, Hal: 14

TAK banyak orang yang suka menyeruput susu berbahan baku kedelai. Alasannya bisa beragam, antara lain bau langu serta rasa yang tidak gurih, apalagi susu kedelai tidak memiliki kalsium sebanyak susu sapi.

Namun tunggu dulu! Susu kedelai juga memiliki berbagai kelebihan dibandingkan susu sapi. Salah satunya, kedelai memiliki senyawa mirip estrogen bernama fitoestrogen.

"Minum susu kedelai satu kali sehari sama dengan terapi hormon estrogen secara alami," kata Phaidon Toruan, dokter dari Anti Aging & Executive Fitness Consultant.
Mengonsumsi susu kedelai secara rutin bisa menghambat gejala pengeroposan tulang atau osteoporosis. Pun begitu dengan keluhan pegal-pegal pada wanita menjelang menopause dan pasca-menopause.

Bahkan, susu kedelai juga bisa mencegah rematik. Maklum, susu kedelai mengadung vitamin Bl, B2, dan niasin dalam jumlah setara dengan susu sapi. Kedelai juga mengandung vitamin E dan K yang berguna sebagai sumber anti-aging atau penghambat penuaan. Jadi, "Mengonsumsi susu kedelai sedini mungkin, lebih baik," ujar dia. (sanny cicilia simbolon/kompas.com)
Read More...

Menyingkap Tabir Misteri Penuaan


Edisi: 25 - 31 Oktober 2010
No. 240 Tahun V, Hal: 14


ANDA yang gemar menonton The Oprah Winfrey Show tentu tak asing dengan wajah dr. Mehmet C Oz. Ia begitu piawai menjelaskan ihwal kesehatan dan kedokteran yang rumit dengan amat sederhana dan populer. Tak heran jika buku yang ia tulis bersama dr. Michael F Roizen tahun 2007 berjudul You Staying Young: The Owner's Manual Extending Your Warranty menjadi best seller nomor satu New York Times.

Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan oleh Penerbit Qanita (grup Mizan) dengan judul Staying Young: Jurus Menyiasati Kerja Gen agar Awet Muda Sepanjang Hidup. Yang menarik, di dalam buku ini dibahas dua hal, yaitu telomer dan mitokondria, keduanya bagian dari sel yang memengaruhi cepat lambatnya proses penuaan kita.

Tentang telomer, ternyata tahun ini tiga peneliti yang menyelidikinya: Carol Greider, Elizabeth Blackburn, dan Jack Szoztak, memperoleh Hadiah Nobel Kedokteran.

Mereka dinilai berjasa menemukan bagaimana kromosom-kromosom dilindungi telomer dan enzim telomerase sehingga proses penuaan dapat diperlambat. Telomer sering dibandingkan dengan bagian plastik pada ujung- ujung tali sepatu (aglet) yang menahan agar tali sepatu itu tidak terurai (Kompas, 6/10).

Dalam buku You Staying Young, Oz dan Roizen menulis: "Setiap kali sel-sel kita membelah diri, telomer akan memendek, seperti ujung tali sepatu yang usang karena terlalu sering dipakai. Saat pelindung di ujung kromosom lepas, DNA dan tali sepatu Anda akan berumbai dan menjadi lebih sulit dipakai. Itu yang menyebabkan sel-sel berhenti membelah dan berkembang. Saat sel-sel menyadari tidak dapat lagi membantu Anda, program bunuh diri sel (apoptosis) diaktifkan, yang akan memengaruhi kondisi penuaan. Namun, tubuh Anda juga memiliki protein- disebut telomerase-yang secara otomatis melengkapi dan menata ulang ujung-ujung kromosom supaya sel-sel tubuh (dan Anda) tetap sehat."

Telomer yang pendek di antaranya dapat terjadi karena hidup yang penuh stres. "Tekanan hidup yang berat dapat berpengaruh besar terhadap cara sel tubuh membelah diri-atau berhenti membelah diri. Dengan meditasi, Anda akan mampu memperbaiki telomer dan memperlambat penuaan," demikian Oz dan Roizen.

* Mitokondria seperti generator
Bagaimana dengan mitokondria? Jika telomer terdapat di kromosom dalam inti sel, mitokondria terdapat di luar inti sel. Di dalam satu sel tubuh kita terdapat ratusan mitokondria, yang berfungsi mengubah nutrisi yang berasal dari makanan menjadi bentuk energi yang dimanfaatkan tubuh dalam menjalankan fungsinya.

"Mereka berperan sebagai penggerak utama proses metabolisme. Fungsi dan kondisi disfungsi mereka menjadi tulang punggung yang membangun teori penuaan," tulis kedua dokter Amerika ini, yang membandingkan mitokondria dengan gedung pembangkit listrik tubuh.

Jika mitokondria diiris horizontal, akan terlihat pola mirip labirin, dan di dalam satu mitokondrion terdapat lusinan untai asam deoksiribo-nukleat (DNA). Saat mitokondria mengubah makanan menjadi bentuk energi, mereka menghasilkan radikal bebas oksigen-molekul-molekul penyebab terjadinya peradangan yang berbahaya bagi mitokondria. Ibarat pabrik yang sudah tua, mitokondria yang menua memuntahkan lebih banyak limbah industri ke lingkungan.

Kian banyak radikal bebas akan lebih banyak kerusakan terhadap DNA mitokondria sehingga kerja mereka tidak efisien. Berarti mitokondria tidak memperoleh sebagian besar energi yang berasal dari pembakaran gula dan oksigen. Akibatnya, terjadi penurunan kadar adenosin trifosfat (ATP), sumber energi utama, walaupun tubuh kita mendapat asupan nutrisi yang cukup.

Kerusakan akibat radang yang terjadi dalam sel tubuh dan mitokondria ini menyebabkan beberapa gangguan yang berhubungan dengan penuaan, di antaranya penyumbatan arteri yang menyebabkan serangan jantung. Kerusakan mitokondria juga terjadi pada penderita diabetes karena mitokondria memengaruhi kemampuan pankreas dalam memproduksi insulin.

Penjelasan populer tentang mitokondria di atas dipuji oleh Prof Dr. Sangkot Marzuki, Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, yang meneliti dan telah menulis ratusan makalah tentang aparat sel tubuh ini. "Memang betul mitokondria itu mirip generator penghasil listrik dan energi dalam tubuh kita," katanya.

Menurut Sangkot, riset tentang ATP yang sebagian besar dibuat di mitokondria itu telah menghasilkan dua buah Hadiah Nobel Kimia, yaitu tahun 1978 untuk Peter Mitchell (yang menemukan model transfer energi biologis lewat formulasi teori osmotik kimiawi yang lazim disebut sebagai Proton Motive Force) dan tahun 1997 bagi Paul D Boyer, John E Walker, dan Jens C Skou yang membuktikan terjadinya proses sintesis ATP.

"ATP yang dihasilkan mitokondria dipakai oleh tubuh kita untuk pergerakan, panas tubuh, dan pertumbuhan/regenerasi. Perlambatan proses penuaan dapat diintervensi dengan meningkatkan efisiensi produksi ATP, antara lain dengan konsumsi vitamin K, vitamin C, dan koenzim Q10," tutur Sangkot.

Penelitian dan teori Sangkot tentang kaitan mitokondria dan proses penuaan ini di antaranya pernah dipublikasikan di jurnal Lancet, 25 Maret 1989. "Saya dan beberapa peneliti lain menemukan bahwa aktivitas mitokondria manusia terus menurun seiring dengan meningkatnya usia. Batas usia tertinggi manusia maksimum adalah 120 tahun. Mau berumur panjang lebih panjang lagi? Hambat kerusakan mitokondria," katanya.

Betapapun peran mitokondria tak bisa dipandang kalah penting daripada telomer. Hanya peluang memperoleh pengakuan seperti Nobel Kedokteran, menurut Sangkot, jauh lebih sulit karena biologi molekuler mitokondria jauh lebih sulit dan kompleks ketimbang telomer. Kendati ia termasuk salah satu perintis teori kaitan kerusakan mitokondria dan penuaan, kesibukannya sebagai pemimpin sejak Institut Ejikman dihidupkan lagi tahun 1990 membuat peneliti lain seperti Doug Wallace (AS) leading.

Hal yang melegakan Sangkot, jurnal Nature tahun 2004 pernah memublikasikan temuan tentang mencit transgenik yang mengalami penuaan dini karena sintesis DNA mitokondrianya dihambat. Prof. Yazuo Kagawa, tokoh sintesis ATP, mengirim kartu tahun baru dan menyatakan teorinya terbukti.

Juga untuk kumpulan makalahnya tentang mitokondria tahun 1974-1995 yang ia serahkan ke Universitas Monash, Melbourne, tahun 1997 untuk doktor tinggi (DSc)-nya, dua profesor yang menilainya mengakui kontribusi Sangkot dalam menerangkan kaitan penuaan dengan kerusakan mitokondria.

Tidak mustahil bakal ada Hadiah Nobel Kedokteran untuk riset kaitan mitokondria dan penuaan, dengan atau tanpa Sangkot. Tabir misteri penuaan pun kian tersibak. (irwan julianto/kompas.com)

Read More...

Makanan Ini Bikin Perut Anda Buncit


Edisi: 25 - 31 Oktober 2010
No. 240 Tahun V, Hal: 14


ANDA mungkin memiliki kerinduan bisa makan apapun makanan yang Anda inginkan tanpa harus takut menimbun lemak, terutamadi bagian perut.
Tentu saja ada jalannya untuk mencapai keinginan itu, yakni mengonsumsi makanan yang sehat dan tentu saja bergizi.

Nah, sekarang yang perlu Anda ketahui ialah makanan yang dapat mengakibatkan timbunan lemak berlebihan di tubuh Anda yang sebetulnya dapat dihindari mulai sekarang. Dengan begitu Anda tetap bisa makan dengan nikmat tanpa takut kelebihan berat badan. Modernmom menyebut beberapa makanan itu.

* Makanan cepat saji
Makanan yang kelebihan kalori dapat membuat Anda sulit melepaskan diri dari pakaian yang super besar. Laporan pada 2005 yang diterbitkan University of Minnesota School of Public Health, menyebutkan konsumsi fast food dapat menyebabkan epidemi obesitas. Ini mungkin disebabkan oleh makanan dengan ukuran porsi besar, yang mengandung jumlah kalori yang berlebihan.

Beban glisemik dalam makanan berlemak, asin, dan manis juga dapat meningkatkan resiko terkena diabetes. Tapi, ini bukan berarti Anda tidak boleh sesekali mengonsumsi makanan cepat saji. Hanya saja yang perlu diingat, pastikan tetap memilih makanan yang sehat, rendah kalori, dan rendah lemak, seperti salad dan daging panggang.

* Pemanis buatan
Jika Anda mencoba mengurangi lemak di badan, Anda sebaiknya mengurangi konsumsi minuman yang dibuat dengan pemanis buatan. Sebab, minuman jenis ini dapat merusak diet Anda. Sebuah studi 2004 Purdue University menunjukkan bahwa pemanis buatan dapat menyebabkan tubuh kehilangan kemampuannya untuk mengukur asupan kalori. Para peneliti menyatakan bahwa penggunaan pemanis buatan bisa merusak hubungan antara rasa manis dan konsumsi kalori.

* Makanan berlemak
Meskipun tubuh Anda membutuhkan lemak untuk tetap sehat, terlalu banyak lemak tidak bagus buat berat badan Anda. The US Department of Health and Human Services menyarankan untuk membatasi asupan asam lemak jenuh hingga kurang dari 10 persen dari asupan kalori harian. Jumlah lemak sebaiknya di bawah 35 persen dari asupan kalori harian. Terlalu banyak lemak dalam diet Anda mungkin sama dengan terlalu banyak kalori.

* Minuman bersoda
Menurut Ilmu Kesehatan Northwestern University, orang yang kelebihan berat badan biasanya yang mengonsumsi minumam soda yang berlebihan. Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa peminum bersoda memiliki risiko 60 persen lebih besar untuk meningkatkan berat badan daripada mereka yang minum soda pop sangat sedikit. (umi/vivanews)


Read More...

Kebanggaan Belu


Edisi: 25 - 31 Oktober 2010
No. 240 Tahun V, Hal: 1


LUAR biasa. Itulah komentar Ketua Dekranasda Kabupaten Belu, Ny. Theresia Lopez Parera, ketika busana tradisional asal kabupaten itu keluar sebagai juara pertama Parade Busana Tradisional Masa Lampau di Aula Rumah Jabatan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT)-Kupang, Sabtu-Minggu (9-10/10/2010). Busana asal Belu ini diperagakan dua remaja asal Belu, Daniel Nahak, S.STP, dan Luciana Assis Padma.

Parade Busana Tradisional Masa Lampau dan Masa Kini tersebut digelar oleh Unit Pelaksana Teknik (UPT) Taman Budaya NTT-Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Propinsi NTT dan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Propinsi NTT. Kegiatan ini diikuti 21 tim dari kabupaten/kota se-Propinsi NTT.

Peragaan busana dari Kabupaten Belu dipilih sebagai juara oleh lima juri masing- masing Leni Agustina (Wasta Prima Jakarta), Tedy Foeh (pakar tenun ikat NTT), Dr. Felicianus Sanga, M.Pd (budayawan, seniman NTT), Jimmy Sianto, S.E (pemerhati busana) dan Ance Sumarsono (Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi NTT).

Ketua Dekranasda Kabupaten Belu, Ny. Theresia Lopez Parera, yang dimintai tanggapan atas hasil maksimal dalam lomba fashion busana tradisional masa lampau itu mengatakan sangat gembira dan menganggap hasil itu memacu Dekranasda Belu untuk berbuat lebih banyak lagi untuk menghidupkan dan memperkenalkan busana tenun ikat Belu ke luar daerah. "Ini hasil yang luar biasa. Hasil yang membanggakan. Dan, itu memacu Dekranasda Belu untuk mempromosikan tenun ikat Belu ke luar daerah," katanya senang.

Dikatakannya, sudah banyak program yang dibuat Dekranasda Belu untuk menghidupkan usaha tenun ikat di Kabupaten Belu. "Dekranasda bersama Pemkab Belu akan membuat program terobosan untuk menghidupkan usaha tenun ikat di Belu," janji Ny. Lopez Parera.

Hormati Perajin
Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya, pada penutupan Pagelaran Busana Tradisional Masa Lampau dan Masa Kini di Aula Rumah Jabatan Gubernur NTT, Minggu (10/10/2010), mengatakan, setiap masyarakat NTT harus terus menerus untuk mempromosikan tenun ikat khas NTT, karena karya seni tenun ikat merupakan kebanggaan NTT.

Menurut gubernur, tenun ikat hanya ada di NTT dan yang lebih unik adalah setiap daerah di NTT memiliki corak yang berbeda. "Kita orang NTT harus bangga dengan tenun ikat ini, dan kita tidak boleh bosan dengan tenun ikat ini," kata gubernur.

Dia menjelaskan, menggunakan tenun ikat juga berarti menghormati para ibu yang sudah bekerja keras membuat tenun ikat. Penghargaan tersebut adalah dengan mengenakan tenun ikat setiap saat. "Kita harus menghargai karya ibu-ibu yang ada di desa-desa karena proses tenun ikat dari mereka," jelasnya.

Pada kesempatan itu, Lebu Raya juga mengecam beredarkan motif-motif tenun ikat NTT buatan pabrik. Menurutnya, motif tenun ikat asal NTT yang dibuat di pabrik merupakan bentuk pelecehan para perajin tenun ikat NTT. Ia mengajak masyarakat tidak perlu memakai kain tenun ikat pabrikan tersebut.

Kepala Taman Budaya NTT yang juga ketua panitia kegiatan ini, Dra. Yohana Lingu Lango, pada kesempatan tersebut mengatakan tujuan kegiatan ini untuk mengembalikan nilai-nilai dasar budaya daerah sebagai sumber inspirasi dalam upaya penggalian, pengkajian dan pengembangan kebudayaan. (humas pemkab belu/alf)

Read More...