Edisi: 25 - 31 Oktober 2010
No. 240 Tahun V, Hal: 6
WANITA hamil yang mengasup banyak junkfood selama kehamilan bukan saja merugikan kesehatan. Temuan terbaru menunjukkan, pola makan tak sehat pada ibu hamil berisiko mewariskan kanker payudara pada anak dan keturunannya setelah dewasa.
Penelitian yang dipresentasikan pada konferensi tahunan Asosiasi Kanker Amerika itu semakin menguatkan bahwa kondisi rahim mempengaruhi kesehatan generasi di masa depan.
Kanker payudara yang merenggut 1.000 nyawa dalam sebulan di dunia mengingatkan pentingnya mengatur pola diet sehat selama kehamilan. Penelitian yang dilakukan terhadap tikus terungkap, makanan berlemak dan junkfood selama kehamilan meningkatkan risiko kanker payudara pada generasi kedua hingga 60 persen.
Tim riset Georgetown Lombardi Comprehensive Cancer Center, Washington DC, mengemukakan alasannya seperti dikutip dari Mail Online. Junk food meningkatkan kadar estrogen, hormon yang memicu pertumbuhan tumor payudara. Rahim juga mengalami mutasi gen secara perlahan yang disebut Epigenetik, dan diturunkan dari ibu ke anak dan cucu.
Dr. Sonia de Assis, salah satu peneliti, mengemukakan implikasi penelitian pada kesehatan manusia secara berkelanjutan, "Ibu hamil harus makan diet seimbang karena mereka dapat mempengaruhi kesehatan anak cucu mereka di masa datang."
Badan standarisasi makanan AS merekomendasikan agar wanita hamil menambah ekstra 200 kalori per hari dengan konsumsi lima porsi buah dan sayuran setiap hari, serta memperbanyak asupan beras gandum, pasta dan roti. Protein yang diasup sebaiknya berasal dari daging tanpa lemak, ayam, ikan, telur, kacang-kacangan, produk susu, dan serat. (vivanews)
Istri Hamil, Suami Bisa Kesakitan
NYERI pungung, panas, rasa lelah yang luar biasa, sulit tidur adalah keluhan yang sering dialami para wanita saat hamil besar. Ternyata keluhan tersebut juga bisa dialami sang suami, bahkan bisa lebih parah. Hal ini disebut "Sindrom Couvade."
Beberapa suami sangat simpati dengan kehamilan istrinya, sehingga mereka juga ikut merasakan keluhan yang dialami selama kahamilan. Kondisi seperti ini, sang suami seperti ingin menyatakan bahwa "bukan hanya kamu sedang hamil, tetapi "kita sedang hamil".
Istilah couvade sindrom ditemukan pada 1865, tetapi sebenarnya fenomena ini sudah terjadi ratusan tahun lalu. Penelitian yang dilakukan tahun 2007, oleh tim dari George's University, pada 282 ayah, menunjukkan kondisi yang dialami oleh para istri saat hamil, juga dialami oleh sang suami.
"Pria-pria ini mengalami hal yang dialami istrinya, mereka mulai menunjukkan gejala yang sama," kata Dr. Arthur Brennan, kepala peneliti seperti VIVAnews kutip dari BBC.
Banyak perdebatan tentang kondisi ini. Hal itu karena cauvade sindrom tidak termasuk dalam kategori DSM-IV, yaitu diagnostik manual untuk psikiatri dan klasifikasi penyakit dari World Health Organization (WHO). Diperkirakan pria yang mengalami gejala couvade presentasenya beraneka ragam, dan tidak selalu sama.
Beberapa psikiater, khususnya mereka yang memiliki spesialisasi dalam bidang psikoanalisis, menyatakan bahwa sindrom couvade adalah ekspresi dari kegelisahan seorang pria atau ambivalensi kehamilan pasangannya. Ada beberapa bukti yang menunjukkan couvade berakar biologis.
Beberapa studi telah menunjukkan, pria yang memiliki pasangan dalam keadaan hamil cenderung memiliki tingkat hormon yang lebih tinggi seperti estradiol, dalam darahnya. Hal ini tentu saja berpengaruh pada kondisi fisik dan psikisnya. (vivanews)
Awas, Ibu Hamil Bisa Wariskan Kanker
Label:
KIA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar