Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Batu Marmer Identitas Masyarakat Timor


Edisi: 25 - 31 Oktober 2010
No. 240 Tahun V, Hal: 4

KUPANG, SPIRIT--"Saya belum berpikir untuk berbicara marmer. Kalau bicara soal marmer, saya mohon maaf karena untuk ambil marmer harus potong gunung marmer dan itu sangat bertentangan dengan adat istiadat suku Timor. Batu marmer adalah identitas dan budaya masyarakat Timor."

Hal ini diungkapkan Bupati Kupang, Drs. Ayub Titu Eki, Senin (18/10/2010). Bupati Titu Eki mengaku lebih cenderung bicara soal batu mangan, batu kali dan garam. Menurutnya, investasi marmer merusak lingkungan. Titu Eki mengatakan, sejak dulu ia tidak mau bicara soal batu marmer. "Saya tidak tertarik untuk itu karena sangat merusak lingkungan," katanya.

Kalau bicara soal marmer, jelas Titu Eki, berarti akan berhadapan dengan tokoh adat yang sudah terbentuk dalam Lembaga Pemangku Adat (LPA). Sementara batu-batu besar itu, menurut adat Timor, bisa menjadi simbol dari suku-suku Timor. Sedangkan kalau mangan, setelah digali, bisa di timbum kembali.

Titu Eki lebih cenderung bicara soal batu mangan, batu kali dan garam. Garam tidak pernah akan habis sepanjang masih ada air laut. Sedangkan soal batu kali memiliki kegunaan ganda pertama untuk industri yang mendatangkan nilai dan juga bisa membersihkan dasar sungai dan tidak merusak lingkungan.

Untuk industri garam, jelas Titu Eki, sudah ada perusahaan yang berminat untuk melakukan investasi garam yakni perusahaan Sinar Mas Group.
"Kami masih menerima siapa saja yang berminat untuk melakukan investasi garam di Kabupaten Kupang. Diharapkan perusahaan jangan hanya datang untuk omong saja tetapi tidak ada tindak lanjut," ujar Titu Eki. (den)

Tidak ada komentar: