Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Populasi Berkurang, Bantu Bibit Kuda


Edisi: 25 - 31 Oktober 2010
No. 240 Tahun V, Hal: 12


WAIBAKUL, SPIRIT--Kepala Desa (Kades) Ubu Riri di Kecamatan Katikutana, Kabupaten Sumba Tengah, Lingu Bolu, mengatakan, tahun 2010 ini desanya mendapat bantuan bibit kuda 10 ekor, yaitu sembilan kuda betina dan satu ekor jantan. Bantuan itu sesuai permohonan yang diajukan kepada Pemkab Sumba Tengah.

Kades Bolu mengatakan bahwa dia mengajukan permohonan bantuan bibit kuda mengingat populasi kuda di desanya sudah semakin berkurang. Bahkan di kampung-kampung hanya terlihat puluhan ekor saja. Langkah pemerintah sebagai upaya untuk menjadikan Sumba Tengah khususnya Desa Ubu Riri sebagai daerah penghasil ternak kuda, kerbau dan sapi.

Kades Bolu mengatakan itu di sela-sela mendampingi Kepala Bidang (Kabid) Produksi Dinas Peternakan Sumba Tengah, Aini Umbu Sulung, yang datang menyerahkan bantuan 10 ekor kuda di desa itu, Sabtu (16/10/2010).

Dikatakannya, 10 ekor bibit kuda itu akan dibagikan kepada 10 penggadu untuk memeliharanya. Setelah berkembang biak, penggadu wajib menyerahkan kembali satu ekor kepada ketua kelompok untuk disalurkan kepada yang belum mendapatkan bantuan, sedangkan induk kuda resmi menjadi milik penggadu.

Menurut Kades Bolu, warganya rajin berternak namun sering diganggu pencuri atau perampok. Selain itu untuk urusan adat (belis) pun membutuhkan banyak ternak sehingga populasi ternak makin menurun di desa ini.

Untuk keamanan, pihaknya bekerjasama dengan tokoh masyarakat, terutama di wilayah bagian perbatasan mengingat desa yang dipimpinnya ini adalah desa perbatasan antara Kabupaten Sumba Tengah dengan Kabupaten Sumba Barat.

Dia juga berharap agar pemerintah segera menyelesaikan persoalan perbatasan. Sebab selama ini terasa sekali saat mengurus pajak bumi dan bangunan. Ada warga Sumba Barat berdomilisi di Desa Ubu Riri tapi menolak membayar PBB di Sumba Tengah dengan alasan bukan warga Sumba Tengah. Kondisi yang sama dialami aparat pemerintahan desa perbatasan Sumba Barat. (pet)

Tidak ada komentar: