Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Tangkap Ikan Gunakan Cara Tradisional


Edisi: 25 - 31 Oktober 2010
No. 240 Tahun V, Hal: 13


TAMBOLAKA, SPIRIT--Sedikitnya 50 kepala keluarga (KK) di Desa Kalena Rango, Kecamatan Kodi Utara, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), hingga kini masih minim sarana tangkap ikan. Nelayan di desa itu masih menggunakan cara tradisional dalam melaut terutama memancing ikan.

Tomas Pati Deta dan Siprianus Pati Waegeo, dua nelayan setempat kepada SPIRIT NTT, Rabu (13/10/2010), menuturkan, selama puluhan tahun sejak Indonesia merdeka sampai saat ini, mereka masih mencari ikan dengan sarana yang minim. Kondisi tersebut mempengaruhi hasil tangkapan mereka, sehingga sulit berkembang memperbaiki kondisi perekonomian keluarganya.

Menurut Tomas Pati Deta, penangkapan ikan yang mereka lakukan sampai saat ini hanya memancing dan juga menggunakan pukat. Selain minimnya sarana tangkap, mereka juga sulit menjangkau laut yang dalam, karena sarana (perahu) yang mereka mimliki tidak menjamin.

"Kami cari ikan hanya saat air laut surut, atau kalau cuaca baik sehingga kami bisa jangkau beberapa mil dari pantai. Tapi, kalau cuaca buruk, kami tidak berani melaut lagi, sebab perahu yang kami punya tidak menunjang kami untuk mencari ikan di laut dalam," kata Pati Deta.

Disinggung tentang hasil tangkapan, Pati Deta menjelaskan, ikan hasil tangkapan jual di sekitar kampung itu. Dan yang membeli ikan pada umumnya sejumlah pegawai negeri sipil (PNS) seperti guru dan petugas kesehatan yang bertugas di desa itu.

Dijelaskannya, ikan yang diperoleh saat melaut adalah ikan-ikan pinggiran pantai yang mereka sebut ikan nimbi, ayam dan ikan kombong. "Selama ini hasil tangkapan ikan belum bisa kami jual ke kota atau pasar, karena masih dalam skala kecil. Karena usaha nelayan ini masih merupakan usaha sampingan, sedangkan pekerjaan utama kami di desa ini adalah petani penggarap lahan kering," katanya

Siprianus Pati Waegeo menambahkan, ikan yang dicari nelayan setempat dilakukan secara musiman dan disesuaikan dengan kondisi laut, karena laut di Kodi Utara sangat terbuka. "Nelayan di sini pernah dapat bantuan alat tangkap berupa pukat, namun itu hanya beberapa saja yang dapat. Kami harapkan bantuan itu bisa merata, atau kalau bisa diberikan kepada kelompok nelayan yang telah terbentuk," kata Siprianus. (yel)

Tidak ada komentar: