Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

MENJILAT KE ATAS


Edisi: 07 - 13 Maret 2011
No. 259 Tahun V. Hal: 1

"JANGAN
menjilat ke atas dan menendang yang di bawah. Rangkul dan laksanakan tugas sesuai dengan tupoksi."

Pesan moral ini disampaikan Bupati Sumba Timur (Sumtim), Drs. Gidion Mbilijora, M.Si, ketika melantik dan mengambil sumpah 76 pejabat eselon III lingkup Setda Sumtim di Waingapu, Jumat (25/2/2011).

Sebanyak 76 jabatan eselon III itu mengisi kekosongan akibat ditinggal pejabat sebelumnya karena promosi atau pensiun. Dalam acara pelantikan pejabat eselon III yang dihadiri para pimpinan muspida setempat, pimpinan SKPD di daerah itu, Gidion mengatakan, dalam struktur organisasi dan managemen pemerintahan, posisi pejabat eselon III sebagai middle management sangat strategis karena dapat memberikan pertimbangan kepada pimpinan dalam proses perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan. Juga dituntut untuk mampu mengartikulasi dan menjabarkan ide, gagasan serta kebijakan organisasi secara teknis.

"Bagi pejabat eselon III diharapkan selain memberikan pertimbangan kepada atasan juga harus memperhatikan bawahan. Bukan sebaliknya menjilat ke atas dan menendang di bawah," kata Gidion.

Gidion menegaskan, dalam diri pejabat eselon III melekat sejumlah kewenangan yang harus dijalankan berkaitan dengan tugas pembinaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan organisasi.

Pertautan tugas dan fungsi dalam menggerakkan organisasi, demikian Gidion, ditentukan sejauhmana para pejabat struktural memahami tugas pokok dan fungsinya, bekerja dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai serta mampu bekerja sama dalam tim. Pejabat eselon III, lanjut Gidion, harus mampu mengemban peran sebagai inisiator dan dinamisator dalam mendukung pimpinan dan memberdayakan staf. "Jangan berperan sebagai penunggu perintah atau menanti order pekerjaan dari atasan," tegas Gidion.

Gidion mengatakan, perubahan terus berlanjut. Karena itu, menuntut tata kelola pemerintahan yang baik. Perubahan peraturan, demikian Gidion, selalu diikuti dengan perubahan sistem dan prosedur dalam bekerja. Kondisi ini menimbulkan resiko-resiko baru yang harus diidentifikasi dan diantisipasi oleh seluruh jajaran pemerintahan.

"Kita semua berada dalam era persaingan yang mengedepankan keunggulan dan kualitas. Belajar dan terus belajar untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang menjadi pintu masuk dalam berkompetisi secara sehat. Efisiensi dan profesionalisme dalam bekerja dengan pelayanan yang cepat, terpadu, persyaratan yang jelas, target, waktu dan biaya yang pasti merupakan bagian dari keuanggulan kualitas pelayanan sehingga meningkatkan kepercayaan publik terhadap pemerintah," jelas Gidion.

Gidion menegaskan, mutasi atau pergeseran pejabat merupakan kepercayaan dan penghargaan terhadap prestasi, kompetensi dan dedikasi yang telah ditunjukkan dalam tugas sekaligus untuk penyegaran dan perluasan pengalaman dalam rangka penguasaan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat. Gidion meminta para pejabat yang dilantik memelihara penghargaan dan kepercayaan yang diberikan tersebut dengan menunjukkan prestasi dan perbaikan kinerja.

Dikatakan Gidion, setiap pejabat harus memiliki keterikatan secara fungsional, struktural dan emosional terhadap organisasi serta pemahaman, komitmen dan kemauan yang sama untuk bersinergi dalam mengemban tugas dan tanggung jawab pelayanan. (dea)


Tidak ada komentar: