Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Anggur Merah dalam Genggaman Mandiri

Edisi: 07 - 13 Maret 2011
No. 259 Tahun V, Hal: 9

MICHAEL
Mandiri Ozawa, salah serang pencari kerja, memperhatikan Iklan pada sebuah surat kabar harian. " Dibutuhkan seorang Tenaga Konsultan untuk Program Desa Mandiri Anggur Merah dari Perusahan Anggur Merah " yang bergerak di bidang Pemberdayaan Masyarakat lengkap dengan alamat dan nomor telepon perusahaan.

Segera setelah membaca Iklan tersebut , Mikhael Mandiri menelpon ke perusahaan untuk menayakan persyarata-persayaratan yang perlu di bawah untuk melamar ke perusahaan itu. ." Mikhael kaget karena dalam pembicaraan itu Pimpinan perusahaan langsung melakukan wawancara dan tes interviu melalu jaringan telephone seluler.." akhir dari pembicaraan yang cukup memakan waktu itu, Mikhael disuruh Menghadap kekantor perusahaan Anggur Merah tujuh hari setelah tes hari itu."

Silahkan Anda langsung masuk ke ruangan bapak," kata wanita pramu tamu yang duduk di belakang meja di depan kantor Perusahaan Anggur Merah, sambil tersenyum..

Mikhael Mandiri melihat sang manager Perusahaan Anggur Merah berdiri, memandang keluar jendela. Ia berbalik dan menyalami Michael Mandiri dengan jabat tangan yang erat. "Saya Zandy Marhaen Direktur Utama Perusahaan Anggur Merah, .." Senang bertemu Anda."

" Terima kasih, bapak telah meluangkan waktu untuk saya," kata Mikhael Mandiri.
"Jangan terlalu senang dulu, sampai Anda tahu apakah saya dapat membantu Anda atau tidak. Apakah Anda ingat apa yang saya katakan sebelum kita mengakhiri pembicaraan telpon minggu lalu?" Zandy bertanya serius.

Mikhael berpikir sejenak, "Terus terang, tidak."
"Saya katakan pada Anda bahwa Anda sedang memulai sebuah perjalanan."
"Oh, iya," kata Mikhael. "Perihal perjalanan ke Desa Mandiri Anggur Merah sepertinya lebih menyerupai perjalanan menuju Disney World daripada perjalanan ke tempat lain. Namun sejujurnya saya tidak mengerti apa yang bapak maksudkan."

"Desa Mandiri Anggur Merah bukanlah suatu tanah impian," jelasnya. " Ini merupakan dunia nyata. Menurut Anda sendiri, apa artinya?"
"Baiklah," kata Mikhael Mandiri, sambil membiarkan pikirannya berkelana. "Kata perjalanan mengandung arti bahwa diperlukan beberapa waktu untuk sampai ke sana,"
Zandy Marhaen mengangguk.

Dengan penuh semangat, Mikhael melanjutkan bicaranya, "Hal ini juga dapat dipahami sebagai suatu kisah petualangan di mana seorang menapaki jalan di lereng gunung dan melalui hutan rimba. Sesuatu yang tidak diharapkan dapat terjadi. Munculnya banyak ujian di sepanjang jalan. Kira-kira seperti itu."

"Tepat sekali," Zandy Marhaen mengangguk. Dan, bagaimana dengan kata Desa Mandiri Anggur Merah.
"Tampaknya seperti sebuah desa yang berbeda dengan desa lain yang saya tempati saat ini. Saya yakin Desa Mandiri Anggur Merah adalah suatu desa di mana adat kebiasaan penghuninya tidak seperti yang dimiliki orang-orang yang biasa saya lihat. Singkatnya sebuah desa asing. Begitulah kira-kira."

"Bagus," kata Zandy sambil tersenyum puas. "Saya senang bahwa Anda menganggap Desa Mandiri Anggur Merah sebagai desa asing.

"Karena pikiran-pikaran bernas dan ide -ide yang bagus, maka aku nyatakan hari ini Anda kuterima sebagai karyawan dan langsung menduduki posisi strategis sebagai Konsultan Program Desa Mandiri Anggur Merah. "Tetapi masih ada satu syarat yang harus Anda penuhi! Apa itu? sanggah Mikhael Mandiri dengan jidat berkerut.

"Ingat, ada tiga kunci utama yang perlu Anda jaga sepanjang hidup bersama di Desa Mandiri Anggur Merah:

Pertama, Anda harus berbagi informasi yang akurat dengan orang-orang di desa itu. Karena tanpa informasi yang akurat, orang tidak akan dapat bertindak secara bertanggung jawab. Dengan informasi yang akurat orang akan terdorong untuk bertindak secara bertanggung jawab. Sebagai misal Anda harus menjelaskan bahawa Program Anggur Merah adalah sebuah program perusahan, di mana perusahaan menyiapkan sejumlah ANGGaran Untuk Rakyat MEnuju sejahteRA. Khusus untuk kegiatan peningkatan ekonomi produktif di desa, masing-masing desa akan diberikan dana sebesar Rp 250 juta. Usahakan supaya penjelasan Anda secara detail dan dapat diterima, karena ini sangat menetukan Anda untuk melangkah ke kunci utama berikutnya.

Kedua, sebelum melakukan kegiatan Anda harus bersama mereka menciptakan otonomi melalui batas wewenang kerja. Karena dengan adanya otonomi melalui batas wewenang kerja, maka dapat membantu setiap orang untuk belajar bertindak dengan penuh tanggung jawab. Dan..

Ketiga, ubahlah cara berpikir mereka yang hirarkis dengan Tim Mandiri.
"Haaa??? Mengubah pola pikir orang desa ????" Kenapa demikian? Untuk point ketiga saya berkeberatan! Bantah Mikhael Mandiri dengan wajah sembab.
"Anda harus ketahui bahwa pemberdayaan bermula dari mengajarkan kepada orang lain segala sesuatu yang dapat mereka lakukan agar tidak tergantung pada Anda".
Zandy kembali menurunkan tensi pembicaraannya.

Banyak dari kita yang mencoba untuk memberdayakan orang lain dengan cara kita sendiri karena pola pikir kita yang tradisional. Kita ini orang modern dan maju dalam bidang teknologi, meskipun masih memiliki kepercayaan tradisiaonal dan naïf terhadap orang-orang di sekitar kita.

"Benarkah seburuk itu?" tanya Mikhael Mandiri.
Zandy Marhaen tersenyum. "Saya akan merugikan Anda, seandainya saya hanya memberi pembicaraan pendek sekadar sebagai pembangkit semangat menyangkut cara-cara mamberdayakan orang, memberikan Anda seperangkat aturan, dan berkata, "Pergilah dan lakukanlah."

"Ingat apa yang saya katakan di telepon dulu: Pemberdayaan tidak berarti memberikan kekuatan (daya) pada orang-orang. Mereka sebenarnya sudah memilikinya!" ketika Mikhael Mandiri mengangguk, Zandy menunjuk beberapa bingkai papan penuh tulisan yang tergantung di dinding kantornya:

PEMIKIRAN
YANG PERNAH
MEMBAWA KEBERHASILAN
DIMASA LALU
BELUM TENTU MEMBAWA
KEBERHASILAN
DIMASA DATANG

PEMBERDAYAAN
BUKAN PERUBAHAN
SEKEJAB

ANGGUR MERAH
TIDAK AKAN PERNAH
BERBUAH
JIKA TIDAK
DITANAM
DARI
SEKARANG

Setelah menatap papan dengan tulisannya, Mikhael Mandiri Ozawa tertunduk dengan perasaan tenang dan semangat yang membara. Ditatapnya wajah Pa Zandy Marhaen....." Bapak.... Anggur Merah itu kini ada Dalam Genggaman Mandiri. Terima kasih atas kepercayaan ini.

"Selamat bertugas Mandiri. Jadikan semua desa "Mandiri" seperti NamaMu...." Demikian kata akhir Zandy Marhaen mengakhiri pertemuan itu.. (lembata.info.blogspot)

Tidak ada komentar: