Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Sumba Timur Jadi Lumbung Pangan Lokal


Edisi: 01 - 07 November 2010
No. 241 Tahun V, Hal: 11


WAINGAPU, SPIRIT--Bupati Sumba Timur, Drs. Gidion Mbilijora, M.Si, mengatakan, selama lima tahun masa kepemimpinannya ke depan, dirinya bersama wakil bupati akan menjadikan Sumba Timur sebagai lumbung pangan lokal, lumbung ternak dan kabupaten rumput laut. Tiga komoditi ini paling cocok dengan iklim Sumba Timur.

Dia mengungkapkan, pangan lokal merupakan keunggulan lokal Sumba Timur. Karena itu, Gidion minta seluruh komponen di daerah ini ikut berpartisipasi mengembangkan pangan lokal untukmemenuhi kebutuhan pangan rumah tangga.

"Kita perlu mengubah perilaku dari sekarang sehingga stigma negatif itu tidak lagi melekat dengan daerah ini. Program diversifikasi dengan pangan lokal terus kita advokasi ke masyarakat. Alam menyediakan makanan untuk kita. Kita saja yang terlalu jauh bergantung pada beras. Seolah-olah ubi, kacang-kacangan bukan makanan sehingga orang baru merasa sudah makan jika makan nasi. Banyak orang merasa rendah jika konsumsi pangan lokal. Padahal pangan non beras ini memiliki nilai gizi yang tinggi jika diolah secara baik," kata Gidion pada Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-30 di Asrama Pewarta Injil (API) Paradita, Senin (25/10/2010).

Pada kesempatan itu, Bupati Gidion meminta para camat, kepala desa, lurah, Kepala BPP bersama penyuluh terus mendorong masyarakat menanam pangan lokal, memanfaatkan secara optimal curah hujan yang ada.

Kepada semua instansi pemerintah dan dunia usaha, perbankan, Gidion mengimbau agar ikut berpartisipasi menyukseskan program pengembangan pangan lokal dengan menggunakan pangan lokal sebagai menu utama dalam setiap kegiatan.

Kegiatan HPS, menurut Bupati Gidion, sangat penting karena pemerintah daerah kembali menggaungkan pangan lokal sebagai kekuatan daerah untuk mengatasi bencana kelaparan yang sering dialami masyarakat di daerah ini.

Peringatan HPS di Sumba Timur kali ini memang fokus mengusung tema pengembangan pangan lokal untuk memerangi kelaparan di daerah itu. Sejalan dengan tema yang ada, menu makanan yang disajikan dalam acara tersebut semuanya serba lokal. Tidak ada nasi dari beras. Yang ada hanya nasi jagung, nasih singkong, iwi, nasi jagun rote, ubi-ubian dan lauk serba ikan. Tanpa nasi beras, semua makanan yang disajikan tetap habis. (dea)

Tidak ada komentar: