Edisi: 11 - 17 Oktober 2010
No. 238 Tahun V
MAUMERE, SPIRIT--"Jangan alirkan air ke pekarangan dan lahan pertanian milik petani yang malas karena hanya akan menyia-nyiakan potensi sumber daya alam yang ada. Keempat titik mata air yang hari ini diberkati, juga diharapkan tidak hanya sekadar sebuah mercusuar, di sini mesinnya hidup sedangkan di lahan yang lain mesinnya cuma redup-redup."
Demikian ditegaskan Bupati Sikka Drs. Sosimus Mitang, pada pemberkatan empat titik mata air di Desa Langir, Kecamatan Kangae, Senin (4/10/2010). Sosimus mengatakan, hari ini kita secara istimewa menyatakan syukur atas sudah berfungsinya empat titik mata air bantuan program P2AT Propinsi NTT. Maka ungkapan syukur itu, katanya, harus disertai tindakan konkrit dan kerja keras.
Pada upacara misa syukur yang dipimpin Uskup Maumere, Mgr. G Kherubim Parera, SVD, ini Bupati Sikka didampingi Wakil Bupati dr. Wera Damianus; Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Sikka, Ny. Firmina Sedo Mitang, para imam dan pimpinan SKPD Kabupaten Sikka.
Bupati Sosimus di penghujung perayaan itu, mengatakan, bila selama ini warga Desa Langir dan desa-desa lain di Kecamatan Kangae banyak yang mengalami kelaparan dan jatuh sakit, salah satu solusinya adalah memanfaatkan sumber-sumber air yang tersedia untuk kesejahteraan dan kesehatan.
"Pemerintah telah berusaha memberikan berbagai bantuan bagi masyarakat. Manfaatkanlah bantuan-bantuan itu dengan sebaik-baiknya demi kemaslahatan hidup Anda," kata Sosimus.
Bupati Sosimus juga meminta warga untuk berusaha hidup berhemat dan menghentikan kebiasaan pesta supaya jangan ada kesulitan dalam hal pangan, kesehatan dan pendidikan.
Sehubungan dengan perawatan mesin-mesin pompa yang ada, Bupati Sosimus meminta Camat Kangae dan para kepala desa untuk mensosialisasikan program ini dan membentuk tim teknis sehingga menjamin keselamatan dan berfungsinya perangkat yang ada.
Hal itu disampaikan Bupati Sosimus karena di banyak tempat, bantuan pemerintah hanya sekadar "proyek" yang berfungsi pada awal masa proyek dan sesudah itu matisuri tanpa keberlanjutan.
Tidak Hanya Berjoget
USKUP Maumere, Mgr. G Kherubim Parera, SVD, dalam kotbah misa syukur mengatakan, keempat titik air yang ada merupakan tumpuan hidup bagi warga dan umat di lokasi proyek ini. Air yang mengalir ini menyadarkan kita bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan dan bagi orang-orang yang bekerjasama dengan-Nya. "Oleh campur tangan Tuhan, lokasi yang gersang ini menjadi sumber hidup," kata uskup Kherubim.
Uskup mengajak seluruh hadirin agar bekerja keras memanfaatkan sumber daya air yang ada. Air adalah masalah serius. Karena itu, kata uskup, lokasi di seputar mata air ini harus dihijaukan agar suatu saat kelak air dapat muncul secara alamiah.
Lebih jauh, Uskup Kherubim mengatakan, hal yang perlu diketahui generasi muda kita dari peristiwa hari ini adalah bagaimana memanfaatkan teknologi demi kesejahteraan kita. Generasi muda kita harus melek dan tidak gagap teknologi.
"Dari arena ini kita perlu mengajarkan mereka tentang bagaimana mendeteksi kandungan air tanah demi memenuhi kebutuhan manusia. Mereka harus melek teknologi dan tidak hanya senang berjoget di tenda-tenda pesta," tegasnya.
Usai misa syukur, rangkaian acara dilanjutkan dengan pemberkatan empat titik air dan panen perdana. (el-cipto/humas pemkab sikka)
Kebun Orang Malas Jangan Dialiri Air
Label:
Kabupaten Sikka
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar