KUPANG, PK---Tarian njara humba dari Sumba, tarian ja'i dari Ngada dan musik sasando dari Rote tampil dalam Host Partner Country for Vakantiebeurs 2010 di Kota Utrecht, Belanda, 11-7 Januari 2010. Pameran pariwisata terbesar di Belanda ini diikuti 160 negara.
Kontingen Indonesia diwakili utusan dari lima propinsi, yakni Maluku, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, Gorontalo dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Dari NTT Taman Budaya Daerah NTT ditunjuk untuk mengkoordinir kontingen asal NTT ke Belanda.
Kepala Taman Budaya Daerah NTT, Dra. Yohana Lingu Lango, kepada Pos Kupang di Kupang, Selasa (19/1/2010), menjelaskan, kontingen NTT itu terdiri dari delapan orang.
Rinciannya, lima penari, satu pemain sasando dan dua ofisial.
Yohana mengatakan, pameran pariwisata ini merupakan ajang yang sangat strategis mempromosikan potensi budaya di luar negeri, khususnya di Eropa. "Ini kesempatan yang sangat baik mempromosikan potensi wisata kita di Eropa. Momen seperti ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin memperkenalkan potensi wisata kita sehingga orang Eropa tahu apa saja potensi wisata yang ada di NTT," kata Yohana.
Di arena pameran dengan tajuk "Meet the Locals" ini, kata Yohana, semua kontingen Indonesia tampil di Hall Indonesia. Aset-aset wisata seperti musik, tarian dan lagu yang dibawa ke Belanda dipertunjukkan di Hall Indonesia. "Yang membanggakan tarian njara humba diminta tampil dua kali, dan bahkan diminta juga untuk tampil di hall utama. Pengunjung suka dengan tarian njara humba," kata Yohana.
Sambutan para pengunjung terhadap penampilan NTT, kata Yohana, luar biasa dan di luar dugaan. "Bagus sekali sambutan orang Belanda terhadap penampilan NTT. Mereka sangat menghargai nilai-nilai budaya. Yang datang itu banyak orang tua, bahkan ada yang duduk di kursi roda. Padahal, cuaca sangat dingin," katanya.
Yohana juga menuturkan, sambutan hangat juga diperlihatkan para misionaris yang pernah bertugas di NTT. "Banyak pastor yang pernah bertugas di NTT datang menyaksikan. Mereka sangat senang bisa bertemu dengan orang NTT di sana," katanya.
Lebih lanjut Yohana mengatakan, kain tenun ikat asal NTT juga menjadi incaran pengunjung. Banyak yang ingin beli, tetapi tidak bisa dilayani karena kesibukan ofisial. "Kalau ada pengusaha yang ikut pamerkan tenun ikat, pasti akan lebih baik. Banyak yang ingin beli, tetapi kita tidak bisa layani karena sibuk dengan pagelaran," kata Yohana. (len)
Pos Kupang 20 Januari 2010 halaman 5






Tidak ada komentar:
Posting Komentar