Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Pemkot Tata Kembali Wilayah Ruang Ternak


SPIRIT NTT/PT.INCO.CO.OD
KAMBING--Pola beternak seperti kambing masih dilakukan kebanyakan warga Kota Kupang dengan cara-cara tradisionil seperti dilepas di kawasan umum sehingga mengganggu arus lalu lintas. Gambar diabadikan belum lama ini.

Spirit NTT, 22-28 Juni 2009, Laporan Rosalina Langa Woso

-- pol out-
"Saya tidak mengerti, ada staf saya yang beternak babi di tengah rumah penduduk dalam kota."
- Drs. Daniel Adoe-
--------------------------------------------------------------------------

KUPANG, SPIRIT--Walikota Kupang, Drs. Daniel Adoe, berjanji akan menata kembali wilayah tata ruang ternak di Kota Kupang sebab ada warga Kota Kupang memiliki kebiasaan beternak yang buruk.

Selain itu, warga beternak di tengah wilayah pemukiman penduduk. Hal ini tidak diperbolehkan karena mencemarkan lingkungan dan bisa membawa penyakit.
"Saya tidak mengerti, ada staf saya yang beternak babi di tengah rumah penduduk dalam kota," kata Adoe saat menerima kunjungan tim DPRD NTT di Kantor Walikota, Senin (15/6/2009). Tim DPRD NTT terdiri dari Drs. Mell Adoe (Ketua DPRD NTT), Ir. Karel Yani Mboeik dan Adrianus Ndu Ufi.

Adoe merespons pertanyaan Karel Yani Mboeik perihal kondisi peternakan dan tata ruang wilayah ternak di Kota Kupang. Adoe menegaskan, penyakit flu babi, flu burung dan penyakit lainnya perlu dicegah dengan tidak membangun lokasi ternak di daerah pemukiman penduduk.



Adoe mempersilakan tim DPRD NTT memonitor secara langsung kebiasaan beternak warga Kota Kupang. Tentang tata ruang wilayah ternak, Adoe mengatakan, akan ditata kembali.
Sebelumnya, Yani Mboeik mengatakan, masalah ternak bukan hanya menjadi masalah nasional tetapi juga merupakan masalah lokal NTT, termasuk Kota Kupang. "Masalah ternak menjadi sorotan media massa. Jadi DPRD NTT mau melihat secara langsung kondisi peternakan di Kota Kupang," ujar Yani Mboeik.
Menurut Yani Mboeik, Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya, punya program menjadikan NTT sebagai propinsi ternak. Program inni harus disusul dengan langkah nyata penataan wilayah ternak di setiap kota dan kabupaten. Ironisnya, lanjut Yani Mboeik, program ini tidak diikuti dengan dukungan dana yang seimbang.

Yani Mboeik mencontohkan, untuk menjadikan NTT sebagai propinsi ternak, pemerintah harus menyiapkan dana senilai Rp 800-900 miliar. "Biayanya tidak bisa diakomodir secara komprehensif, tetapi disiapkan secara bertahap dengan biaya yang kecil," katanya. (*)


Tidak ada komentar: