SPIRIT NTT/JOMARYA.MULTIPLY.COM
SEORANG ibu di Sikka sedang menenun tenun ikat
Spirit NTT, 11-17 Mei 2009
SEJARAH panjang yang diciptakan Kartini tidak sia-sia. Buktinya, sejumlah perempuan di Kabupaten Sikka telah mendapat tempat dan kepercayaan sebagai pemimpin. Baik di sejumlah instansi eksekutif maupun lembaga swasta.
Pandangan ini disampaikan Wakil Bupati (Wabup) Sikka, dr. Wera Damianus, M.M, dalam sambutannya ketika membuka kegiatan peragaan busana tenun ikat di halaman Sekretariat Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Sikka, Jumat (24/4/2009).
Wabup Wera Damianus mengajak masyarakat Sikka agar tetap mempertahankan keberadaan tenun ikat, dengan terus mengenakan busana tenun ikat pada setiap kesempatan dan acara. "Dalam budaya kita, laki-laki masih mendapat prioritas perhatian dari masyarakat. Namun pada kondisi saat ini prioritas untuk mendapatkan tugas dan tanggung jawab tidak saja kepada kaum laki-laki tetapi kaum perempuan di zaman ini terus mendapat peran dan kepercayaan di berbagai bidang," tukasnya.
Sementara Ketua TP Penggerak PPK Sikka, Ny. Firmina Sedo Mitang, mengharapkan kaum wanita Sikka terus berkarya dengan mengerahkan segala daya upaya dalam menyukseskan pelaksanaan pembangunan di Sikka. "Kehadiran kaum wanita di mana saja, telah memberi sumbangan yang cukup berarti dalam kehidupan berbangsa dan negara, juga turut serta dalam pelaksanaan roda pembangunan," ujar Ny. Firmina.
Perempuan Kabupaten Sikka, lanjutnya, juga harus berbuat sesuatu yang akan memberikan manfaat pada orang lain, seperti apa yang telah dilakukan Kartini kepada negeri ini.
Kini, diakuinya, kaum perempuan Indonesia mulai lebih aktif dalam dunia politik. "Lihat saja, jumlah perempuan Indonesia yang ikut serta sebagai calon anggota legislatif pada pemilihan umum legislatif, 9 April 2009, sangat banyak. Makin banyak peran perempuan dalam berbagai kegiatan pembangunan merupakan kemajuan yang harus kita syukuri," tandas Ny. Firmina.
Kegiatan peragaan busana tenun ikat yang dikuti sedikitnya 48 pasangan dari 24 peserta tersebut, merupakan bagian dari rangkaian kegiatan TP PKK Sikka dalam rangka memperingati Hari Kartini, 21 April 2009. (john oriwis/humas sikka)
SEORANG ibu di Sikka sedang menenun tenun ikat
Spirit NTT, 11-17 Mei 2009
SEJARAH panjang yang diciptakan Kartini tidak sia-sia. Buktinya, sejumlah perempuan di Kabupaten Sikka telah mendapat tempat dan kepercayaan sebagai pemimpin. Baik di sejumlah instansi eksekutif maupun lembaga swasta.
Pandangan ini disampaikan Wakil Bupati (Wabup) Sikka, dr. Wera Damianus, M.M, dalam sambutannya ketika membuka kegiatan peragaan busana tenun ikat di halaman Sekretariat Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Sikka, Jumat (24/4/2009).
Wabup Wera Damianus mengajak masyarakat Sikka agar tetap mempertahankan keberadaan tenun ikat, dengan terus mengenakan busana tenun ikat pada setiap kesempatan dan acara. "Dalam budaya kita, laki-laki masih mendapat prioritas perhatian dari masyarakat. Namun pada kondisi saat ini prioritas untuk mendapatkan tugas dan tanggung jawab tidak saja kepada kaum laki-laki tetapi kaum perempuan di zaman ini terus mendapat peran dan kepercayaan di berbagai bidang," tukasnya.
Sementara Ketua TP Penggerak PPK Sikka, Ny. Firmina Sedo Mitang, mengharapkan kaum wanita Sikka terus berkarya dengan mengerahkan segala daya upaya dalam menyukseskan pelaksanaan pembangunan di Sikka. "Kehadiran kaum wanita di mana saja, telah memberi sumbangan yang cukup berarti dalam kehidupan berbangsa dan negara, juga turut serta dalam pelaksanaan roda pembangunan," ujar Ny. Firmina.
Perempuan Kabupaten Sikka, lanjutnya, juga harus berbuat sesuatu yang akan memberikan manfaat pada orang lain, seperti apa yang telah dilakukan Kartini kepada negeri ini.
Kini, diakuinya, kaum perempuan Indonesia mulai lebih aktif dalam dunia politik. "Lihat saja, jumlah perempuan Indonesia yang ikut serta sebagai calon anggota legislatif pada pemilihan umum legislatif, 9 April 2009, sangat banyak. Makin banyak peran perempuan dalam berbagai kegiatan pembangunan merupakan kemajuan yang harus kita syukuri," tandas Ny. Firmina.
Kegiatan peragaan busana tenun ikat yang dikuti sedikitnya 48 pasangan dari 24 peserta tersebut, merupakan bagian dari rangkaian kegiatan TP PKK Sikka dalam rangka memperingati Hari Kartini, 21 April 2009. (john oriwis/humas sikka)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar