Spirit NTT, 11-17 Mei
MAUMERE, SPIRIT--Otonomi daerah (Otda) menuntut kemandirian dan kreativitas daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan.
Kemandirian daerah dapat diukur dari beberpa aspek, antara lain, kualitas sumber daya aparatur yang memadai, pendapatan asli daerah yang dapat mencukupi kebutuhan daerah, organisasi dan manajemen yang baik, partisipasi masyarakat yang tinggi, sarana dan prasarana yang memadai dan potensi sumber daya alam yang tinggi.
Demikian disampaikan Wakil Bupati (Wabup) Sikka, dr. Wera Damianus, M.M, pada upacara apel peringatan Hari Otonomi Daerah, di halaman Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sikka, Jalan El Tari-Maumere, Senin (27/4/2009).
Pada Hari Otda yang bertemakan, "Dengan Semangat Otonomi Daerah Kita Tingkatkan Pelayanan Publik dan Daya Saing Daerah Menuju Masyarakat Sejahtera," Wera Damianus, dalam pidatonya menjelaskan bahwa peningkatan pelayanan publik merupakan tanggung jawab seluruh aparatur pemerintah daerah, mulai dari tingkat kabupaten sampai tingkat dusun.
Untuk itu, katanya, kualitas sumber daya aparatur harus terus ditingkatkan dari waktu ke waktu. Hal ini sejalan dengan salah satu misi pembangunan Kabupaten Sikka, yaitu meningkatkan mutu sumber daya manusia dan lingkungan dalam upaya mencapai derajat kesehatan dan tingkat pendidikan melalui pelayanan kesehatan serta pendidikan formal dan non formal yang bermutu.
Selain itu, katanya, peningkatan daya saing daerah merupakan obsesi besar bagi setiap daerah untuk semakin kreatif dalam menata dan mengelola sistem pemerintahannya, merencanakan dan melaksanakan pembangunan secara baik dan bertanggung jawab serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam seluruh tahapan proses pembangunan daerah. Semua hal ini bermuara pada meningkatnya dinamika perekonomian daerah yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan asli daerah dari retribusi dan pajak daerah.
Di akhir pidatonya, Wabup Wera Damianus mengimbau kepada seluruh komponen penyelenggara pembangunan untuk semakin meningkatkan semangat dalam mewujudkan masyarakat Kabupaten Sikka yang bersatu, berkeadilan, sehat, cerdas, dan bermartabat dengan berbasis pada latar belakang sejarah dan budaya melalui sistem pemerintahan yang baik dan bersih. Hadir dalam upacara apel tersebut Sekretaris Daerah, Drs. Sabinus Nabu, jajaran muspida, para staf ahli bupati, serta para PNS lingkup pemerintah Kabupaten Sikka. (pollycarpus)
Jalan, Kebutuhan Prioritas Mapitara
MAPITARA, SPIRIT--Sejak diresmikan sebagai sebuah kecamatan tanggal 29 Juni 2007, sarana dan prasarana jalan menjadi kebutuhan prioritas masyarakat Mapitara, yang harus didahulukan pembangunannya. Karena dengan kondisi jalan yang memadai, diyakini membuka peluang bagi masyarakat dan pihak luar untuk mengakses sumber daya yang ada di wilayah Kecamatan Mapitara. Untuk itu, masalah jalan supaya mendapat perhatian serius dari pemerintah.
Harapan ini disampaikan Camat Mapitara, Drs. Humerus Andreas, dalam laporannya ketika mendapat kunjungan kerja Bupati Sikka, Drs. Sosimus Mitang, dan Wakil Bupati Sikka, dr. Wera Damianus, M.M. dalam rangka menyosialisasikan pelaksanaan program penanganan Pasca Bencana di halaman SLTP PGRI Lero Hae di Hale Kecamatan Mapitara, Sabtu (25/4/2009).
Selain itu, kata Humerus, tanpa adanya akses jalan yang memadai berdampak pada sulitnya pemerintah dan masyarakat melakukan evakuasi dan menghindar dari bencana. Pasalnya, Kecamatan Mapitara tepat berada di kaki Gunung Api Egon, yang dapat mengancam keselamatan masyarakat Mapitara.
"Mapitara juga memiliki potensi sumber daya alam yang luar biasa banyaknya. Namun akibat kekurangan sarana prasarana transportasi dan informasi, masyarakat di Kecamatan Mapitara selalu berada dalam kondisi ekonomi yang memrihatinkan. Padahal Mapitara menyimpan banyak potensi untuk meningkatkan ekonomi dan taraf hidupnya," jelas Humerus Andreas.
Kemiskinan di bidang informasi, diakui Humerus, telah memberi dampak pada rendahnya partisipasi masyarakat Kecamatan Mapitara untuk mengikuti berbagai kegiatan yang diselenggarakan di Ibu Kota Kabupaten Sikka, Maumere. Akibatnya sering mendapat informasi undangan yang terlambat dari pemerintah kabupaten yang ada di Maumere. Padahal memiliki kemampuan yang besar untuk mengikuti berbagai moment kegiatan yang berlangsung di Maumere.
Untuk itu, katanya, selain memrioritaskan pelaksanaan pembangunan di bidang sarana prasarana jalan, baik ke Maumere maupun antara desa di Kecamatan Mapitara, pembangunan di bidang komunikasi dan informasi supaya diutamakan dan diprioritaskan.
Saat ini Kecamatan Mapitara dihuni sedikitnya 6.617 orang warga, dan 1.276 kepala keluarga (KK), yang tersebar di empat desa. Yakni Desa Hale, Desa Hebing, Desa Nata Koli dan Desa Egon Gahar.
Terkait masalah jalan, juga pernah disampaikan Humerus ketika mendapat kunjungan kerja dari Tim V DPRD Sikka, yang terdiri dari Petrus Jelalu (Fraksi Gabungan Pembaharuan/Komisi C), Gabriela Mako (Fraksi Partai Golkar/Komisi C), Patric da Silva (Fraksi Partai PDI Perjuangan/Komisi A) dan Donde Konterius (Fraksi PDI Perjuangan/ Komisi B), saat melakukan kunjungan kerja ke Wilayah Kecamatan Mapitara , Jumat (22/2/2008) lalu. (tim humas sikka)
Rp 3 Miliar untuk Jalan di Mapitara
BUPATI Sikka, Drs. Sosimus Mitang, mengatakan, pemerintah pusat dalam rangka penanggulangan bencana Gunung Api Egon yang sewaktu-waktu dapat terjadi, mengucurkan dana senilai Rp 3 Miliar untuk Mapitara. "Tahun ini akan dilakukan pembangunan sarana jalan. Hal ini untuk memperlancar dan mempercepat proses evakuasi bila sewaktu-waktu terjadi letusan dari Gunung Api Egon," jelas Bupati Sosimus.
Tahun ini juga, katanya, akan dilakukan pembangunan sarana kesehatan, puskesmas, yang akan melayani masyarakat di Kecamatan Mapitara. Juga di Puskesmas Mapitara akan ditempatkan satu orang dokter umum guna melayani pemeriksaan kesehatan masyarakat.
Bupati Sosimus juga menyosialisasikan Peraturan Daerah (Perda) tentang Penanggulangan Kemiskinan yaitu mengenai KK miskin. Jika mereka berjudi akan diproses dan dicoret dari daftar sebagai KK miskin. Selain itu, KK miskin yang malas bekerja, namun memiliki lahan pertanian, juga dicoret dari daftar penerima raskin. Juga dicoret masyarakat miskin yang diketahui menyelenggarakan pesta lebih dari dua kali.
Dalam hal ketahanan pangan, Bupati Sosimus kembali menegaskan untuk menggunakan bahan baku lokal seperti ubi, pisang, kacang dan lainnya dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Ikut serta dalam kunjungan Bupati Sikka ke Kecamatan Mapitara adalah jajaran Muspida Sikka, pengurus Tim Penggerak PKK Sikka, para kepala dinas, badan, kantor, bagian instansi Lingkup Pemerintah Kabupaten Sikka, dan para camat se- Kabupaten Sikka.
Usai mengikuti perayaan misa di Gereja Renha Rosari Mapitara, Minggu (26/4/2009), Bupati Sikka, Drs. Sosimus Mitang, menyerahkan bantuan untuk Paroki Renha Rosarai Halehebing. Bantuan berupa uang senilai Rp 10 juta dan beras dua ton. Bantuan ini diterima Pastor Paroki, Romo Lorens, Pr.
Kepada pastor Paroki, Sosimus mengharapkan agar bantuan yang diberikan dipergunakan sesuai kebutuhan dalam rangka pembangunan beberapa kapela di wilayah Kecamatan Mapitara.
Bupati Sosimus juga menyerahkan bantuan lain berupa satu set alat olahraga yaitu bola voli dan net kepada OMK Paroki Renha Rosari Halehebing, empat desa di Kecamatan Mapitara dan SLTP PGRI Lero Ha`E. (tim humas sikka)
Otda Menuntut Kemandirian Daerah
Label:
Sikka
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar