* Temuan DPRD NTT di TTU
Spirit NTT, 04-10 Mei 2009
KUPANG, SPIRIT-- Populasi ternak sapi dan kerbau di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), kini semakin menurun. Kondisi ini semakin mengkhawatirkan bila penanganannya tak serius.
Fakta ini ditemukan dua anggota DPRD NTT, yakni Drs. Gabriel Lim dan Daniel Taolin, S.E, M.Si, ketika melakukan kunjungan kerja ke daerah itu tanggal 19-31 Maret 2009. Dalam laporan tertulis yang diterima SPIRIT NTT, Rabu (22/4/2009), anggota Dewan ini menyebut bahwa penyebab utamanya adalah pembibitan ternak secara tradisional.
Dewan menilai, intervensi pemerintah kurang maksimal. Karena itu ke depan, Lim dan Taolin menyusulkan agar pemerintah baik kabupaten maupun propinsi dapat memberikan perhatian serius terhadap populasi ternak di wilayah itu. Jika perhatian setengah-setengah, maka cepat atau lambat populasi sapi dan kerbau akan punah.
Khusus untuk pemerintah propinsi, Lim dan Taolin mengharapkan agar melalui program Anggur Merah (anggaran untuk rakyat menuju sejahtera) bidang peternakan perlu dilakukan bantuan bibit ternak unggul dan peningkatan program inseminasi buatan (IB).
Di bidang pertanian, warga di kabupaten itu merasa khawatir karena hasil panenan padi dan jagung menurun. Kondisi ini akan berdampak pada rawan pangan tahun ini. "Penyebabnya karena intensitas curah hujan yang tinggi tahun ini," tulis Lim dan Taolin. Mereka mengharapkan agar pemprop dapat membuat program yang riil dan sinkron dengan program Pemkab TTU. Upaya antisipasi dapat dilakukan dengan melanjutkan bantuan raskin kepada masyarakat.
Dalam laporan lainnya, dua wakil rakyat asal daerah pemilihan TTU ini menyebut bahwa permintaan listrik tenaga surya di desa-desa perbatasan antara RI-Timor Leste agar diprioritaskan karena akan berdampak pada menurunnya gangguan kamtibmas di zona batas antarnegara itu.
Di bidang lain, warga kini terlibat dalam penambangan marmer, mangan dan jenis- jenis mineral lainnya. Hal ini dinilai positif karena dapat meningkatkan pendapatannya. Meski demikian Lim dan Taolin mengusulkan kepada pemerintah agar dapat membentuk kelompok yang berorientasi profit. Untuk mencapai ke arah sana, pemerintah juga diharapkan dapat mendatangkan investor.
Dalam kunjungan ini tim Dewan didampingi Ir. Funan Ignatius (dinas pertanian dan perkebunan), Johanes M Lendes (dinas koperasi), Albina Maria, S.Sos (dinas pendidikan pemuda dan olahraga), Rudi Manafe, S.T ( dinas peternakan), Charolus Leo, S.T ( dinas pertambangan), Rudy Rupidara, S.T (Bappeda) dan Marthen Boling (Dinas Koperasi dan UKM NTT). Selain itu Drs. Petrus Seran Tahuk, Maria Margaretha Nduru, S.Sos, dan Paulus Enga Werang (Sekretariat DPRD NTT). (*/pol)
Spirit NTT, 04-10 Mei 2009
KUPANG, SPIRIT-- Populasi ternak sapi dan kerbau di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), kini semakin menurun. Kondisi ini semakin mengkhawatirkan bila penanganannya tak serius.
Fakta ini ditemukan dua anggota DPRD NTT, yakni Drs. Gabriel Lim dan Daniel Taolin, S.E, M.Si, ketika melakukan kunjungan kerja ke daerah itu tanggal 19-31 Maret 2009. Dalam laporan tertulis yang diterima SPIRIT NTT, Rabu (22/4/2009), anggota Dewan ini menyebut bahwa penyebab utamanya adalah pembibitan ternak secara tradisional.
Dewan menilai, intervensi pemerintah kurang maksimal. Karena itu ke depan, Lim dan Taolin menyusulkan agar pemerintah baik kabupaten maupun propinsi dapat memberikan perhatian serius terhadap populasi ternak di wilayah itu. Jika perhatian setengah-setengah, maka cepat atau lambat populasi sapi dan kerbau akan punah.
Khusus untuk pemerintah propinsi, Lim dan Taolin mengharapkan agar melalui program Anggur Merah (anggaran untuk rakyat menuju sejahtera) bidang peternakan perlu dilakukan bantuan bibit ternak unggul dan peningkatan program inseminasi buatan (IB).
Di bidang pertanian, warga di kabupaten itu merasa khawatir karena hasil panenan padi dan jagung menurun. Kondisi ini akan berdampak pada rawan pangan tahun ini. "Penyebabnya karena intensitas curah hujan yang tinggi tahun ini," tulis Lim dan Taolin. Mereka mengharapkan agar pemprop dapat membuat program yang riil dan sinkron dengan program Pemkab TTU. Upaya antisipasi dapat dilakukan dengan melanjutkan bantuan raskin kepada masyarakat.
Dalam laporan lainnya, dua wakil rakyat asal daerah pemilihan TTU ini menyebut bahwa permintaan listrik tenaga surya di desa-desa perbatasan antara RI-Timor Leste agar diprioritaskan karena akan berdampak pada menurunnya gangguan kamtibmas di zona batas antarnegara itu.
Di bidang lain, warga kini terlibat dalam penambangan marmer, mangan dan jenis- jenis mineral lainnya. Hal ini dinilai positif karena dapat meningkatkan pendapatannya. Meski demikian Lim dan Taolin mengusulkan kepada pemerintah agar dapat membentuk kelompok yang berorientasi profit. Untuk mencapai ke arah sana, pemerintah juga diharapkan dapat mendatangkan investor.
Dalam kunjungan ini tim Dewan didampingi Ir. Funan Ignatius (dinas pertanian dan perkebunan), Johanes M Lendes (dinas koperasi), Albina Maria, S.Sos (dinas pendidikan pemuda dan olahraga), Rudi Manafe, S.T ( dinas peternakan), Charolus Leo, S.T ( dinas pertambangan), Rudy Rupidara, S.T (Bappeda) dan Marthen Boling (Dinas Koperasi dan UKM NTT). Selain itu Drs. Petrus Seran Tahuk, Maria Margaretha Nduru, S.Sos, dan Paulus Enga Werang (Sekretariat DPRD NTT). (*/pol)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar