Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Bupati Lembata Resmikan Air Minum Bersih 'Sabu Naka Wai'


SPIRIT NTT/HUMAS LEMBATA/PINO BUKA KRAN AIR--Bupati Lembata, Drs. Andreas Duli Manuk, membuka kran air ketika meresmikan jaringan air minum bersih 'Sabu Naka Wai' di Desa Pasir Putih-Nagawutung, Jumat (4/4/2009).

* Di Desa Pasir Putih, Kecamatan Nagawutung
Spirit NTT, 27 April-3 Mei 2009

LEWOLEBA, SPIRIT--
Bupati Lembata, Drs. Andreas Duli Manuk, meresmikan air minum bersih Sabu Naka Wai di Desa Pasir Putih, Kecamatan Nagawutung, Jumat (4/4/2009). Peresmian ini ditandai dengan membuka kran air pada bak penampung induk.

Dalam sambutannya, Bupati Ande, mengatakan, air bersih merupakan bagian dari kebutuhan masyarakat yang mau tidak mau harus diusahakan untuk dipenuhi. "Di mana-mana kalau kita bicara tentang program pemerintah yang berkaitan dengan Panca Program Pembangunan daerah kita, orang kampung tidak suka dengar. Di mana-mana orang kampung lebih suka dengar kita omong tentang kebutuhan akan air, jalan dan listrik. Kalau kita pergi di kampung-kampung orang minta cuma tiga yang orang istilahkan dengan ajal (air, jalan, listrik)," katanya.



Air minum bersih, kata Bupati Ande, tidak sekadar memenuhi kebutuhan masyarakat tapi sekaligus menunjang sektor kesehatan. Walaupun demikian, lanjutnya, berbagai kebutuhan masyarakat baik air minum, jalan dan listrik tidak dapat kita penuhi dengan sekejap mata.

"Pada hari ini kita meresmikan proyek besar yaitu pengadaan air minum bersih yang dilakukan secara swadaya oleh masyarakat Desa Pasir Putih. Kita menyaksikan partisipasi masyarakat begitu besar. Dari jauh saya lihat, ini bak begini besar. Saya memang sangat kagum. Sangat kagum melihat bak air ini begini besar untuk bisa menampung air minum," katanya.

Bupati Ande meminta dan mengharapkan kepada Dinas Kimpraswil serta Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah untuk sesegera mungkin melakukan penghitungan terhadap sisa jaringan yang masuk ke kampung-kampung. Selain penghitungan yang sudah dilakukan oleh desa tetapi secara teknis segera dilakukan penghitungan supaya kalau dana mencukupi bisa dipenuhi pada kesempatan pertama.

Dengan memasang kran-kran air di setiap dusun, minimal masyarakat bisa menikmati fasilitas air minum bersih sesuai dengan beban partisipasi yang telah mereka berikan dari mata air sampai ke bak penampung.


Dikatakannya, partisipasi semacam ini harus bisa kita pertahankan, malah justru harus kita tingkatkan. Tanpa partisipasi masyarakat, seindah apapun program pemerintah, tidak bisa berjalan.

Bupati Ande menekankan bahwa partisipasi masyarakat mutlak dalam berbagai program, apakah itu di desa, apakah itu di kecamatan, tingkat kabupaten ataupun secara tingakat nasional. Tanpa partisipasi masyarakat, katanya, tentu semua program itu, akan mubazir. Dengan demikian, lanjutnya, apa yang telah diperlihatkan pada saat ini, dengan partisipasi mendatangkan air minum bersih sampai ke desa ini, harus bisa dipertahankan terus dan bisa ditingkatkan untuk sektor-sektor lainnya. Sebab, kebutuhan yang ingin kita capai ingin kita nikmati, tidak bisa kita harapkan dari pemerintah semata-mata.

Bupati Ande menambahkan, pemerintah dengan keterbatasan kemampuan tidak bisa memenuhi atau mencapai berbagai kebutuhan tetapi partisipasi masyarakat sebagai modal awal dari pada suatu kegiatan, maka pemerintah akan memberikan dukungan agar sasaran dicapai dari kegiatan program itu bisa dicapai dan sekaligus tentu masyarakat bisa menikmatinya.

Turut hadir pada peresmian air minum bersih Sabu Naka Wai ini, antara lain anggota DPRD Kabupaten Lembata Hyasintus Burin; Kapolsek Nagawutung, Petrus Boro; Camat Nagawutung, Leaj Lazarus; pimpinan dinas dan badan. (laurens/pino/humas)


Bermula dari Mimpi

KEPALA
Desa Pasir Putih, Yoseph Bitol Sura, dalam laporannya menceritakan bahwa air minum bersih ini ditemukan pada tanggal 28 Juni 2008 melalui mimpi seorang bapak bernama Ingnasius Budi Bataona. Mimpi ini ditindaklanjuti upaya pencarian mata air oleh masyarakat desa sampai ditemukannya sumber mata air. Sesudahnya masyarakat membangun bak-bak kaptering sampai kepada pembangunan bak penampung.

Yoseph menyebut partisipasi masyarakat antara lain dalam bentuk tenaga kerja, dana partisipasi dan sumbangan pihak ketiga sebesar Rp 20.827.500. Selain itu, dana bantuan melalui (alokasi dana desa (ADD) Desa Pasir Putih sebesar Rp 8.450.000. Total keseluruhan pengunaan dana sebesar Rp 29.297.500.

Dalam pelaksanaannya, kata Yoseph, dana yang ada tidak mencukupi sesuai rencana sehingga rencana pembangunan air minum bersih hanya sampai pada pembangunan bak penampung, sementara jaringan distribusi air bersih dari bak penampung ke dusun-dusun tidak dapat dilanjutkan karena ketiadaan dana.
Yoseph menambahkan dalam perencanaan masih membutuhkan dana sebesar Rp 140.000.000 yang diperuntukan perluasan jaringan sampai ke dusun termasuk ke Dusun Watanlolo. (laurens/pino/humas)


Tidak ada komentar: