Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Sekolah rusak berat, KBM tak nyaman

Spirit NTT, 12-18 januari 2009, Laporan Ferdy Hayong

MALAKA TENGAH, SPIRIT--
Proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di Sekolah Dasar Katolik (SDK) Umasakaer, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Belu, tidak nyaman karena gedung sekolah setempat rusak berat.
Atap gedung bocor, dindingnya sebagian besar sudah bolong dan tidak ada sekat pemisah ruang kelas mengakibatkan proses kegiatan belajar mengajar berlangsung tidak nyaman.

Kepala SDK Umasakaer, Benediktus Bere, ketika ditemui SPIRIT NTT di kediamannya di Umasakaer, Selasa (6/1/2009), mengatakan, gedung sekolah itu sudah rusak berat. Sejak dibangun 1962 silam, belum pernah direhab.
Dia mengatakan, meski dengan kondisi demikian, SDK Umasakaer menjadi salah satu sekolah inti bagi sekolah imbas di daerah itu.


"Saya harus akui kondisi sekolah itu rusak berat. Sejak didirikan hingga saat ini tidak pernah ada perbaikan. Baru tahun 2007 ada bantuan dua ruang kelas tapi ini belum menjawab kebutuhan bagi 261 siswa yang ada. Sejak bencana banjir beberapa tahun lalu, kondisi gedung sekolah ini dibiarkan merana. Atap seng sudah bocor, dinding sudah dicopot. Letaknya sangat strategis di jalan umum jurusan Betun-Besikama tetapi tidak ada perhatian dari pihak terkait untuk memperbaiki sekolah ini," kata Benediktus.

Tentang aktivitas KBM selama ini, pria yang baru setahun memimpin sekolah ini, menjelaskan, KBM tetap berjalan seperti biasa dengan kondisi apa adanya. Bahkan, kata dia, akibat tidak ada dinding pemisah antara satu kelas dengan kelas lainnya maka para siswa berlainan kelas saling terganggu.

"Kalau KBM berjalan seperti biasa. Tapi itu, anak-anak saling mengganggu. Apalagi kalau hujan tiba, praktis tidak ada KBM karena atap. Selama ini tidak pernah anggota dewan datang lihat gedung ini. Padahal sekolah ini jadi sekolah favorit juga di Malaka Tengah. Saya sudah pernah ke Dinas Pendidikan Belu untuk mohon perhatian terhadap sekolah kami ini tetapi dijawab kalau kami sudah dapat dua unit tahun 2007 jadi harus antre. Bagi saya bukan soal jatah-jatahan tetapi ini kebutuhan mendesak," tandasnya.*

Tidak ada komentar: