Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

TV edukasi harus di ruang kelas siswa

Spirit NTT, 24-30 November 2008, Laporan Alfred Dama

KUPANG, SPIRIT--
Televisi sebagai sarana pembalajaran bagi siswa sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) kebanyakan belum dimanfaatkan sesuai peruntukannya. Televisi yang mestinya ada di ruang kelas malah berada di ruang kepala sekolah atau ruang tata usaha sebagai sarana hiburan bagi para guru dan kepala sekolah.

"Kita sudah memberikan ratusan televisi sebagai sarana belajar para siswa, tapi tidak digunakan. Televisi dipajang di ruang kepala sekolah. Ada juga yang ditaruh di ruang tata usaha sekolah," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K) Propinsi Nusa Tenggara Timur, Ir. Thobias Uly, M.Si saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (19/11/2008).

Dia menjelaskan, salah satu upaya pemerintah Propinsi NTT dalam meningkatkan mutu pendidikan, dengan menggunakan media televisi atau televisi edukasi. Saat ini hampir semua SMP dan beberapa SD sudah menerima bantuan televisi tersebut.
"Kita sudah menyebarkan ratusan televisi ke sekolah-sekolah. Tujuannya, agar siswa bisa memanfaatkan media untuk belajar. Tapi, ini belum berjalan seperti yang kita harapkan," jelas Thobias.

Dalam pemantauan yang dilakukannya bersama tim langsung ke sekolah-sekolah, dia mendapatkan bahwa televisi yang sudah dibagikan tidak berada di ruang kelas. Mestinya televisi tersebut ada di kelas.

"Kami tanya, kenapa televisi ada di ruang kepala sekolah atau ruang tata usaha. Dari sekolah itu menjawab, takut hilang. Sebenarnya saat belajar televisi ada di ruang kelas, setelah itu baru disimpan lagi. Tapi, ini malah menjadi aksesoris di ruang kepala sekolah," jelas Thobias Uly.

Pada kesempatan itu, Thobias juga menjelaskan upaya lain dalam meningkatkan mutu pendidikan, yaitu menambah jumlah guru. Sampai saat ini Propinsi NTT masih mengalami kekurangan guru. Namun pada saat yang sama pemerintah mengeluarkan kebijakan tidak lagi mengangkat guru kontrak dan guru bantu.
"Kita sedang mengupayakan agar ada pengangkatan guru bantu propinsi, sehingga masalah kekurangan guru ini teratasi," kata Thobias.*



Tidak ada komentar: