Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Muntaber, hati-hati mengonsumsi mangga

SPIRIT NTT/EDY HAYONG
MUNTABER--
Peralihan musim kemarau ke musim hujan seperti saat ini memicu terjadinya penyakit muntaber sebagaimana dialami seorang anak di Belu yang kini dirawat di RSU Atambua ini. Warga harus menjaga kebersihan makanan dan minuman serta hati-hati mengonsumsi mangga yang tidak memenuhi unsur kesehatan.

Spirit NTT, 15-21 Desember 2008, Laporan Fredy Hayong

ATAMBUA, SPIRIT--
Pasien muntaber yang dirawat di RSU Atambua selama dua bulan terakhir mengalami peningkatan cukup tajam. Hal ini dipicu oleh perubahan musim selain pola makan yang kurang baik, antara lain mengonsumsi mangga yang tidak memenuhi syarat kesehatan.

Direktur RSU Atambua, dr. John Taolin, S.POG, mengatakan hal ini kepada SPIRIT NTT di Atambua, Sabtu (13/12/2008). Taolin menjelaskan, perubahan musim yang terjadi saat ini, termasuk pola makan yang kurang baik dari masyarakat, menyebabkan banyak warga terkena penyakit muntaber. Hampir setiap hari ada begitu banyak pasien yang masuk ke rumah sakit untuk menjalani rawat jalan. Hingga saat ini sudah puluhan pasien yang mendapat perawatan medis dan semuanya sembuh total.

"Sekarang ini ada peningkatan pasien muntaber yang dirawat di RSU Atambua. Untuk Desember 2008 ada 10 pasien yang masih menjalankan rawat inap karena kondisinya sangat lemah. Sesuai catatan sejak November sampai Desember ini sudah di atas 20-an pasien yang mendapat perawatan medis, tapi rata-rata rawat jalan," jelasnya.

Taolin minta warga untuk menjaga pola makan selama musim hujan. Dia mencontohkan, pada musim hujan ini masyarakat mengonsumsi buah mangga yang jauh dari syarat kesehatan. Akibatnya, berpengaruh langsung pada perut. Untuk itu, pihaknya tidak melarang warga mengonsumsi mangga atau makanan yang rawan sakit perut tapi harus dicuci terlebih dulu.

Secara terpisah, Direktur RS Sito Husada Atambua, dr. Edi Usboko, menyampaikan jika di rumah sakitnya pasien muntaber mengalami peningkatan. Selama dalam perawatan tidak ada yang fatal, semuanya sembuh total. Saat ini tinggal puluhan anak-anak masih mendapatkan perawatan medis.*


Tidak ada komentar: