Spirit NTT, 1-6 Desember 2008, Laporan Fredy Hayong
ATAMBUA, SPIRIT--Warga Kelurahan Fatukbot dan Rinbesi, Kecamatan Atambua Selatan, secara swadaya membangun jembatan gantung menghubungkan wilayah kedua kelurahan ini, Jumat (21/11/2008). Gotong royong ini sebagai implementasi dari bulan bakti gotong royong tahun 2008, dan langsung dikoordinir dua orang lurah, yakni Lurah Fatukbot, Tarsisius Naisali dan Lurah Rinbesi, Paulus Bere.
Lurah Fatukbot, Tarsisius Naisali, kepada SPIRIT NTT di sela-sela kegiatan gotong royong mengatakan, pembangunan jembatan gantung ini berangkat dari keprihatinan pemerintah dan masyarakat kedua kelurahan yang bertetangga ini. Jembatan gantung yang dibangun dari tahun 1987 ini merupakan jalur alternatif warga untuk bepergian ke Kota Atambua untuk menjual hasil pertanian. Namun, belakangan jembatan tua ini kondisinya sangat memrihatinkan. Karena itu atas kesepakatan pimpinan kedua kelurahan ini, jembatan ini dibangun kembali secara swadaya.
"Kebetulan bertepatan dengan bulan bakti gotong royong, maka kami dari Kelurahan Fatukbot berdialog dengan Lurah Rinbesi untuk memperbaiki jembatan gantung ini. Setelah ada kesepakatan bersama, maka masing-masing pimpinan kelurahan menyampaikan kepada warga untuk sama-sama bergotong royong mengerjakan jembatan ini. Batu, semen dan tenaga diadakan secara swadaya oleh warga. Warga punya empati yang sangat besar untuk membangun jembatan ini karena sangat membantu warga kalau mau ke Atambua," kata Tarsisius.
Lurah Rinbesi, Paulus Bere menambahkan, dengan perbaikan jembatan gantung ini maka warga dari Kelurahan Fatukbot yang hendak menjual hasil pertanian ke Pasar Baru Atambua tidak lagi menempuh jalan yang lebih panjang. Warga akan dengan mudah menyeberangi jembatan tersebut dengan kendaraan roda dua tanpa membutuhkan waktu yang lama.*
Gotong royong bangun jembatan gantung
Label:
Belu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar