Spirit NTT, 22-28 Desember 2008, Laporan Fery Ndoen
KUPANG, SPIRIT-- Bupati Alor, Ir. Ans Takalapeta, menandatangani nota kesepakatan dengan WWF untuk melestarikan dan mengamankan terumbu karang di perairan alor. Tanda tangan dilakukan di Hotel Sylvia-Kupang, Jumat (19/12/2008). Turut menyaksikan Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya, diwakili Kepala Bappedalda NTT.
Bupati Alor, Ir. Ans Takalapeta, dalam sambutannya, mengatakan, tanggal 22 Novemver 2008 lalu masyarakat nelayan/pesisir di kepulauan di Kabupaten Alor sudah membangun kesepakatan terkait pemanfaatan hasil laut dengan membatasi pengambilan hasil laut. "Dengan adanya kesepakatan ini, maka hal itu sangat baik. Masyarakat nelayan di pulau membangun ikatan-ikatan dalam kesekapatan," tegasnya.
Direktur WWF Indonesia, Mubalik, dalam sambutannya mengatakan, kondisi terumbu karang di Indonesia umumnya banyak yang mengalami kerusakan berat hingga kerusakan sedang dan ringan.
"Karena itu, WWF berusaha memberi dukungan bagi pemeliharaan terumbu karang
yang menjadi tempat hidup habitat di laut melalui penetapan dan pengelolaan konservasi kawasan laut, serta mempromosi penangkapan ikan secara berkelanjutan. Ke depan ikan bisa dieksploitasi di wilayah tertentu, dan tidak boleh over eksploitasi, juga dilakukan penetapan zonasi. Ke depan perlu ada peraturan daerah untuk penetapan kawasan lindung dan pemanfaatan hasil laut secara berkelanjutan," kata Mubalik.
Kawasan perairan laut Flores, khususnya perairan Solor Lembata dan Alor, diakui Mubalik, merupakan salah satu dari tiga kawasan perairan laut yang menjadi pusat kehidupan terumbu karang, dan pusat ikan terbanyak di dunia.
Selain kawasan perairan Flores, juga kawasan perairan laut Sulawesi hingga kawasan perairan Kepulauan Burung-Pulau Papua menjadi pusat terumbu karang dan ikan dunia.*
KUPANG, SPIRIT-- Bupati Alor, Ir. Ans Takalapeta, menandatangani nota kesepakatan dengan WWF untuk melestarikan dan mengamankan terumbu karang di perairan alor. Tanda tangan dilakukan di Hotel Sylvia-Kupang, Jumat (19/12/2008). Turut menyaksikan Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya, diwakili Kepala Bappedalda NTT.
Bupati Alor, Ir. Ans Takalapeta, dalam sambutannya, mengatakan, tanggal 22 Novemver 2008 lalu masyarakat nelayan/pesisir di kepulauan di Kabupaten Alor sudah membangun kesepakatan terkait pemanfaatan hasil laut dengan membatasi pengambilan hasil laut. "Dengan adanya kesepakatan ini, maka hal itu sangat baik. Masyarakat nelayan di pulau membangun ikatan-ikatan dalam kesekapatan," tegasnya.
Direktur WWF Indonesia, Mubalik, dalam sambutannya mengatakan, kondisi terumbu karang di Indonesia umumnya banyak yang mengalami kerusakan berat hingga kerusakan sedang dan ringan.
"Karena itu, WWF berusaha memberi dukungan bagi pemeliharaan terumbu karang
yang menjadi tempat hidup habitat di laut melalui penetapan dan pengelolaan konservasi kawasan laut, serta mempromosi penangkapan ikan secara berkelanjutan. Ke depan ikan bisa dieksploitasi di wilayah tertentu, dan tidak boleh over eksploitasi, juga dilakukan penetapan zonasi. Ke depan perlu ada peraturan daerah untuk penetapan kawasan lindung dan pemanfaatan hasil laut secara berkelanjutan," kata Mubalik.
Kawasan perairan laut Flores, khususnya perairan Solor Lembata dan Alor, diakui Mubalik, merupakan salah satu dari tiga kawasan perairan laut yang menjadi pusat kehidupan terumbu karang, dan pusat ikan terbanyak di dunia.
Selain kawasan perairan Flores, juga kawasan perairan laut Sulawesi hingga kawasan perairan Kepulauan Burung-Pulau Papua menjadi pusat terumbu karang dan ikan dunia.*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar