Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Kepemimpinan mutu sekolah dasar

SPIRIT NTT/IST
IKLIM SOSIAL--
Salah satu faktor yang menentukan peningkatan mutu pendidikan adalah menciptakan iklim sosial yang baik antara guru dan siswa, juga antara siswa dan siswa yang terjalin dalam pelbagai kegiatan seperti tampak dalam gambar.


Spirit NTT, 20-26 Oktober 2008

DALAM
rangka perubahan dan transformasi diperlukan seorang pemimpin yang memiliki mental kuat dan prima, mampu mengatasi masalah dan tantangan, memiliki visi, dan berani mencoba inovasi. Kepemimpinan merupakan sumber daya yang paling pokok dalam organisasi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. Kepemimpinan juga merupakan pola hubungan dan bentuk kerja sama antara orang-orang yang dinamis. Kepemimpinan juga harus mampu memberikan arah rangsangan kepada kelompoknya, demi kemajuan organisasi.
Mutu merupakan kehidupan organisasi atau dengan kata lain tanpa mutu organisasi akan lumpuh dan perlahan mati.

Dalam rangka era globalisasi pola-pola kepemimpinan gaya tradisional harus disesuaikan dengan perubahan zaman, dan pola kepemimpinan yang bersifat dinamis ke arah pencapaian mutu harus diterapkan. Dalam dunia pendidikan kepemimpinan mutu yang diterapkan oleh pimpinan pendidikan harus mampu menciptakan iklim sosial yang baik. Keterampilan-keterampilan dalam memimpin sangat diperlukan. Menurut Katz (1978), 3 keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin di antaranya adalah human relation skill, technical skill, dan conceptual skill.

* Indikator kepemimpinan mutu
Setiap organisasi pasti dihadapkan pada permasalahan dan perbedaan-perbedaan di dalamnya, misalnya perbedaan antara tujuan perorangan, tujuan organisasi dan manajemen dalam rangka pengembangan organisasi, Rensis Likert mengidentifikasi tiga variabel yang bermanfaat dalam rangka efektivitas organisasi berdasarkan waktu yang meliputi; variabel kausal, variabel antara dan variabel keluaran.
Selama ini, pemimpin hanya menitikberatkan pada produk atau hasil akhir dari suatu proses, tanpa menghiraukan faktor-faktor yang mendukung di dalam produksi.

Pimpinan dikatakan berhasil apabila ia dapat mengupayakan secara optimal pencapaian setiap tujuan yang ada dalam organisasi termasuk prestasi dari pencapaian prestasi organisasi itu sendiri. Segala upaya yang dilakukan oleh pemimpin tergantung kepada komitmen yang dimilikinya dalam hubungannya dengan organisasi yang dipimpinnya. Kepemimpinan mutu dikatakan efektif dalam suatu organisasi, apabila pimpinannya kreatif. Inovatif dengan berinteraksi pada gagasan-gagasan lain atau lingkungan sosial, hal tersebut berhubungan dengan perilaku kepemimpinan dalam kerangka Total Quality Management (TQM).

* Aspek-aspek yang berpengaruh
Apabila kita menyimak uraian-uraian sebelumnya, terlihat bahwa tugas seorang pemimpin sangatlah berat. Pemimpin dituntut untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan kelompoknya. Akan tetapi untuk menjawab setiap tuntutan yang muncul diperlukan adanya komunikasi dan koordinasi yang efektif dengan anggota kelompok.

Titik tolak dari keberhasilan menjalankan tugas dari seorang pemimpin adalah memperhatikan aspek-aspek perilaku yang dapat mengarahkan kepada efektivitas kepemimpinan. Perilaku-perilaku tersebut meliputi jaringan kerja (networking), dukungan (supporting), mengelola konflik dan membangun tim (managing conflict and team building), motivasi (motivating), recognizing and rewarding, planning and organizing, problem solving, consulting and delegating, monitoring operation and environment, informing, clarifying roles and objectives.

Pangawasan mutu
Pengawasan mutu produk barang tampaknya lebih mudah karena dapat dilihat dan diraba (tangible). Pemeriksaan mutu barang dapat dilakukan oleh ahli di bidangnya. Barang-barang yang akan dipasarkan terhindar dari kerusakan (zero defect). Tujuan akhir dari pemeriksaan ini agar produk barang yang dipasarkan dapat memenuhi harapan dan kepuasan pelanggan.

Pengawasan mutu pendidikan dapat dilaksanakan sejak input/masukan (siswa) masuk sekolah, mengikuti proses belajar mengajar di sekolah dan hingga menjadi lulusan dengan berbagai kompetensi yang dimilikinya.

Untuk melihat perkembangan mutu pendidikan di sekolah, kepala sekolah dan staf guru-gurunya dapat (a) memanfaatkan data yang ada di sekolah yang berhubungan dengan mutu sekolah dan mengolahnya menjadi diagram, (b) brainstorming (tukar pikiran), (c) menggunakan statistik mutu (statistical process control) yang memuat informasi tentang rata-rata mutu pendidikan, standar deviasi/simpangan baku dari mutu pendidikan di sekolah.

Guru sebagai pelaksana utama pendidikan di sekolah diharapkan memiliki wawasan mutu pembelajaran yang baru diterapkan dalam PBM di kelasnya. Langkah ini merupakan pendekatan mutu proses dan secara langsung akan mendukung mutu produk/mutu akhir pendidikan berupa lulusan yang bermutu.

Teknik kendali mutu

Keberhasilan lembaga persekolahan dapat dilihat dari sudut dan tingkat kepuasan dari pelanggannya, yaitu pelanggan sekolah yang dikategorikan pelanggan internal maupun pelanggan eksternal. Hal ini memberikan arti bahwa ukuran sebuah keberhasilan sekolah dapat dilihat dari layanan yang diberikannya. Apakah layanan yang diberikan itu berada pada taraf yang sama atau sesuai dengan harapan pelanggan atau bahkan melebihi, seperti apa yang diharapkan oleh pelanggannya.
Gugus Kendali Mutu adalah salah satu teknik dalam upaya pengendalian mutu sekolah, di mana kelompok-kelompok personel sekolah melakukan kegiatan pengendalian dan peningkatan mutu secara teratur, sukarela dan berkesinambungan melalui penerapan prinsip-prinsip dan teknik-teknik pengendalian mutu. Selain teknik tersebut, dapat pula dilaksanakan teknik pengawasan mutu yang berdasarkan data seperti checklist, diagram, grafik, diagram sebab akibat, brainstorming, dan statistical process control.

Strategi kendali mutu
Pengendalian mutu dapat diartikan sebagai proses manajerial yang di dalamnya terkandung hal-hal (1) melakukan evaluasi terhadap kinerja nyata, (2) proses membandingkan kinerja nyata dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, dan (3) melakukan tindakan-tindakan/aksi-aksi atas perbedaan-perbedaan yang dapat ditemukan.

Dalam pelaksanaan pengendalian mutu, strategi pengendalian mutu ke arah peningkatan mutu pendidikan secara implementatif pengawasan/ pengendaliannya diarahkan pada optimalisasi komponen pendidikan. Tujuannya adalah mendorong kearah terciptanya situasi yang kondusif dalam meningkatkan mutu proses belajar mengajar. Komponen-komponen yang terkait dengan hal tersebut di atas adalah (a) komponen input manajemen, (b) komponen proses pendidikan, (c) komponen murid, dan (d) komponen hasil belajar. (sumber: Buku Managemen Berbasis Sekolah oleh Nanang Fattah dan Mohammad Ali)






Tidak ada komentar: