Spirit NTT, 29 September - 5 Oktober 2008
KEFAMENANU, SPIRIT -- Wakil Bupati (Wabup) Timor Tengah Utara (TTU), Raymundus Sau Fernandes, S.Pt, menegaskan, program ketahanan pangan berbasis masyarakat harus dimulai dari pekarangan rumah sendiri.
"Kita harus mulai dari pekarangan rumah. Tanamilah pekarangan dengan aneka sayur dan buah. Lucu jika petani hendak makan sayur membelinya di pasar," ujar Fernandes ketika mewisuda 25 petani yang telah menyelesaikan Sekolah Pelatih Petani Lapangan di Kabupaten TTU (Training of Trainer for Farmers Field School in TTU District), di Desa Tes, Kecamatan Bikomi Utara, Senin (22/9/2008) petang.
Wabup Fernandes berjanji akan memantau apakah di lahan pekarangan mereka (pelatih petani) sendiri ada ditanami aneka sayur dan buah-buahan atau tidak. "Kita bisa membimbing petani kalau kita sendiri beri contoh di pekarangan rumah sendiri," jelas Wabup Fernandez dalam sambutannya di hadapan 150 petani dari enam desa di Kabupaten TTU.
Hadir dalam acara itu, Area Programme Manager Oxfam GB- West Timor, Josep S Curtin, staf Field Indonesia, Nugroho, Direktur Yabiku, Ny. Maria Fili Tahu, pimpinan LSM, tokoh adat, tokoh gereja, tokoh wanita serta undangan.
Area Programme Manager Oxfam GB - West Timor, Josep S Curtin, dalam sambutan mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang telah mengizinkan pihaknya melakukan beberapa pelatihan, pendampingan bagi petani di Timor bagian barat. "Kami akan terus bekerja dan terus eksis membantu petani mewujudkan masa depannya menjadi lebih baik lagi. Kami butuh dukungan pemerintah, tokoh masyarakat di desa binaan," jelas Curtin.
Nugroho, staf Field Indonesia, mengatakan pihaknya akan terus mendukung program ketahanan pangan berbasis masyarakat dengan memberikan pendampingan teknis bagi petani.
"Dua puluh lima petani ini mengikuti Training of Trainer for Farmers Field School. Tujuannya membekali pemandu sekolah lapangan petani baik dengan materi tertulis seperti teori dilengkapi praktek lapangan tentang masalah pertanian dan peternakan. Pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh menjadi modal untuk bertindak sebagai fasilitator di desa/kelurahannya masing-masing," jelas Filiana Tahu.
Sasaran Farmers Field School (FFS) ini, lanjut Ny. Tahu, antara lain mampu memandu petani lainnya dalam sekolah lapangan petani, juga motivator, negosiator dan evaluator dalam berbagai kegiatan di desa, terlebih kegiatan yang terkait dengan masalah pertanian dan peternakan. Proyek ini dilaksanakan di 10 desa/kelurahan, yaitu Desa Benus, Manamas, Sunsea, Bokon, Tes, Sasi, Tubuhue, Letmafo, Nibaaf, Kiuola dan Nifuboke. Program ini mengusung isu, antaralain agriculture, nutrisi, advokasi serta Community Conditional Chas Transver/CCCT). Implementasi program diawali pembangunan fasilitas air bersih berbiaya rendah, suport alat pertanian dan bibit unggul. (ade)
KEFAMENANU, SPIRIT -- Wakil Bupati (Wabup) Timor Tengah Utara (TTU), Raymundus Sau Fernandes, S.Pt, menegaskan, program ketahanan pangan berbasis masyarakat harus dimulai dari pekarangan rumah sendiri.
"Kita harus mulai dari pekarangan rumah. Tanamilah pekarangan dengan aneka sayur dan buah. Lucu jika petani hendak makan sayur membelinya di pasar," ujar Fernandes ketika mewisuda 25 petani yang telah menyelesaikan Sekolah Pelatih Petani Lapangan di Kabupaten TTU (Training of Trainer for Farmers Field School in TTU District), di Desa Tes, Kecamatan Bikomi Utara, Senin (22/9/2008) petang.
Wabup Fernandes berjanji akan memantau apakah di lahan pekarangan mereka (pelatih petani) sendiri ada ditanami aneka sayur dan buah-buahan atau tidak. "Kita bisa membimbing petani kalau kita sendiri beri contoh di pekarangan rumah sendiri," jelas Wabup Fernandez dalam sambutannya di hadapan 150 petani dari enam desa di Kabupaten TTU.
Hadir dalam acara itu, Area Programme Manager Oxfam GB- West Timor, Josep S Curtin, staf Field Indonesia, Nugroho, Direktur Yabiku, Ny. Maria Fili Tahu, pimpinan LSM, tokoh adat, tokoh gereja, tokoh wanita serta undangan.
Area Programme Manager Oxfam GB - West Timor, Josep S Curtin, dalam sambutan mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang telah mengizinkan pihaknya melakukan beberapa pelatihan, pendampingan bagi petani di Timor bagian barat. "Kami akan terus bekerja dan terus eksis membantu petani mewujudkan masa depannya menjadi lebih baik lagi. Kami butuh dukungan pemerintah, tokoh masyarakat di desa binaan," jelas Curtin.
Nugroho, staf Field Indonesia, mengatakan pihaknya akan terus mendukung program ketahanan pangan berbasis masyarakat dengan memberikan pendampingan teknis bagi petani.
"Dua puluh lima petani ini mengikuti Training of Trainer for Farmers Field School. Tujuannya membekali pemandu sekolah lapangan petani baik dengan materi tertulis seperti teori dilengkapi praktek lapangan tentang masalah pertanian dan peternakan. Pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh menjadi modal untuk bertindak sebagai fasilitator di desa/kelurahannya masing-masing," jelas Filiana Tahu.
Sasaran Farmers Field School (FFS) ini, lanjut Ny. Tahu, antara lain mampu memandu petani lainnya dalam sekolah lapangan petani, juga motivator, negosiator dan evaluator dalam berbagai kegiatan di desa, terlebih kegiatan yang terkait dengan masalah pertanian dan peternakan. Proyek ini dilaksanakan di 10 desa/kelurahan, yaitu Desa Benus, Manamas, Sunsea, Bokon, Tes, Sasi, Tubuhue, Letmafo, Nibaaf, Kiuola dan Nifuboke. Program ini mengusung isu, antaralain agriculture, nutrisi, advokasi serta Community Conditional Chas Transver/CCCT). Implementasi program diawali pembangunan fasilitas air bersih berbiaya rendah, suport alat pertanian dan bibit unggul. (ade)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar