Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Pesona Sumba Timur di balik kekeringan


AIR TERJUN--Di balik savana yang kering, Sumba Timur memiliki panorama obyek wisata alam yang indah. Salah satunya air terjun Laindamukki di Kecamatan Tabundung, sebagaimana tampak dalam gambar.


Spirit NTT, 22-28 September 2008
DENGAN luas wilayah mencapai 7.000,50 kilometer persegi, Kabupaten Sumba Timur merupakan kabupaten terluas di Propinsi Nusa Tenggara Timur, menyusul Kabupaten Kupang dan Kabupaten Timor Tengah Selatan. Meski luasnya sekitar 1,5 kali Pulau Bali, Kabupaten Sumba Timur yang beribu kota Waingapu ini berpenduduk sangat jarang, tercatat hanya sebanyak 190.214 jiwa atau kepadatan penduduknya hanya 27 orang per km2 (2001).

Kondisi lahan pulau yang berada di bagian timur Pulau Sumba didominasi tandusnya bukit-bukit karang dan gersangnya lahan rumput. Musim penghujannya berlangsung singkat, hanya tiga bulan, yaitu dari Desember hingga Februari, menampilkan kerasnya kehidupan di Sumba Timur. Belum lagi minimnya fasilitas dan sarana infrastruktur yang telah mengisolasi wilayah.

Catatan Kantor Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumba Timur (2003) menunjukkan, sebanyak 31.387 kepala keluarga (KK) dari total 41.751 KK di Sumba Timur tergolong keluarga miskin. Hasil Susenas 2001 menyebutkan, masih terdapat 22.550 penduduk berusia 10 tahun ke atas yang tidak bersekolah.

Berkunjung ke Sumba Timur, denyut kehidupan seakan hanya terasa di Kota Waingapu. Berdekatan dengan Pelabuhan Waingapu dan Bandara Mau Hau-pintu masuk ke Pulau Sumba- perputaran roda perekonomian masyarakat Sumba Timur berpusat di kota ini.

Dalam buku East Sumba: A Hidden Treasure in the Archipelago (2002), SA Anggraeni menuliskan kondisi ini dengan sebuah kalimat, "Dari kota Waingapu hingga ke pedesaan sekitarnya atau lebih lagi ke bagian barat dan selatan, bahkan ke mana saja di daerah ini, sebuah kesan kesunyian yang bersahabat akan segera terasa."

Namun di balik suasana serba minus tersebut, Sumba Timur menyimpan pesona keindahan. Alamrhum Bupati Sumba Timur, Ir. Umbu Mehang Kunda, dalam buku Profil Potensi Usaha (2001) menyebutkan, Sumba Timur dalam kesunyian sabana, ketegaran bukit karang, dan keramahan oasis-oasis tempat ternak memuaskan dahaga, bagaikan sesosok perawan cantik yang lugu dan menyimpan berjuta pesona. Sumba Timur, menurut Umbu Mehang Kunda, adalah manifestasi kejayaan Pulau Cendana (Sumba) dan kekuatan kuda sandel.

Bagian dataran Sumba yang terjadi dari pulau karang (atol) yang terangkat ini menjadi habitat bagi sembilan jenis burung langka, salah satunya kakaktua sumba. Akan tetapi, saat ini kondisi satwa berjambul kuning dari subjenis Citritinocristata tersebut terancam punah akibat ulah manusia yang menangkap dan memperdagangkannya

Manusia jugalah yang merusak hutan dan membabati pohon serta membakar lahan padang tanpa terkendali. Tahun 2002 persebaran kakaktua sumba diperkirakan hanya dua ekor dalam 1.000 hektar hutan, sementara luas hutan di Sumba pada tahun 2000 kurang dari delapan persen dari keseluruhan luas wilayah daratannya.
Selain satwa burung, Sumba Timur memiliki kekayaan lain. Keindahan pesisir pantai utara, mulai dari Pantai Londalima, Puru Kambera, sampai Teluk Tarimbang menyajikan hamparan pantai berpasir putih. Adapun di bagian selatannya, perbukitan sabana menguning dengan lembah-lembah berwarna hijau menjadi pemandangan eksotik saat senja.

Tradisi budaya setempat yang unik, dengan kuburan megalitik bagi para raja dari batu gunung, dan sajian sirih, pinang, dan bubuk kapur di atas piring sebagai lambang persahabatan, serta rumah-rumah panggung kayu beratap rumput ilalang-menyerupai rumah joglo-masih terpampang di desa-desa hingga kota di Sumba Timur.

Salah seorang pemuka adat di Sumba Timur, Siliwoloe Djoeroemana, secara berkelakar berkata, Sumba adalah singkatan dari Semua Urusan Makan Bersama Abis. "Apabila terjadi konflik, cara perdamaian dimulai dari menggelar tikar, potong babi atau sapi, dan makan bersama. Begitu darah (hewan) tertumpah, semua permasalahan harus selesai," ujar Siliwoloe memaparkan tradisi masyarakat Sumba.
Eksotisme tradisi dan budaya Sumba Timur yang berakar dari kepercayaan Marapu, terekam jelas dalam bentangan kain ikat mereka, kain hinggi untuk pria dan kain lau pahikung untuk perempuan. Pewarna merah dari akar pohon mengkudu dan daun nila sebagai pewarna biru mencetakkan motif-motif manusia, binatang, ataupun motif geometris yang mengingatkan status dan kedudukan pemakainya.
Dikerjakan di kolong rumah panggung selama satu sampai dua minggu bahkan sebulan, menjadikan kain ikat Sumba berharga ratusan ribu hingga jutaan per lembarnya.

Bentangan padang rumput yang mewarnai kondisi alam Sumba Timur menempatkan wilayah ini sebagai daerah peternakan yang potensial. Belasan hingga puluhan ekor sapi ongole, kerbau, kambing, ataupun kuda sandel, merupakan investasi ekonomi dan budaya warga Sumba.

Jangan dilupakan rumput ilalangnya. Jenis rumput yang mulai terancam habitatnya akibat berbiaknya rumput belalang (Chromolaena odorata) ini juga berarti penting bagi warga setempat, yakni sebagai atap rumah-rumah adat mereka.

Wartawan radio Australia ABC, Antony Funnel, menyebut istilah "teknologi semak" saat kami terpaksa menjejalkan rumput ilalang ke dalam ban sepeda motor kami yang gembos. Hasilnya, teknologi sederhana ini mampu mengantarkan kami menempuh jarak lebih dari 10 kilometer sebelum menemukan bengkel terdekat di pinggiran kota. (cok/kcm)


1 komentar:

Download Ebook Gratis | cara-blog | kumpulan bisnis online mengatakan...

mantab dan bagus banget nich blognya, kunjungan balik ya bro di download ebook gratis