Spirit NTT, 8-14 September 2008
KALABAHI, SPIRIT--Para pendeta se-Tribuana menggelar forum temu asah di Gereja Syalom Eibiki, Kecamatan Mataru, Rabu (20/8/2008). Forum ini dibuka Sekretaris Kabupaten (Sekab) Alor, Drs. Siprianus Datemoly.
Dalam sambutannya, Sekab Datemoly menjelaskan, forum temu asah merupakan momen untuk saling asah, asih dan asuh terhadap satu dengan yang lain. Forum ini merupakan tempat untuk saling mengisi kekurangan dan membagi kelebihan sehingga anggota forum yang berasal dari tempat dan situasi dengan kondisi jemaat/masyarakat yang berbeda bisa dipersatukan. Semua yang hadir dalam forum ini perlu memperbaiki hidup sesuai dengan kehidupan orang lain.
Datemoly mengharapkan kegiatan temu asah tersebut dapat dimaknai secara mendalam dan menjadikan momen itu sebagai kesempatan terindah untuk membicarakan atau mendiskusikan berbagai hal yang berkaitan dengan tugas dan pelayaann gerejawi serta berbagai persoalan yang dihadapi oleh jemaat/masyarakat Indonesia, khususnya jemaat di Kabupaten Alor.
Ketua Komisi A DPRD Alor, Marthen Maure, S.H, dalam sambutan mewakili Ketua DPRD daerah itu, mengatakan, kegiatan temu asah para pendeta merupakan hak yang sangat tepat untuk saling melengkapi diri. Oleh karena itu, jika berkenan, kegiatan temu asah tersebut tidak hanya membicarakan hal-hal lainnya, dengan menghadirkan narasumber yang dapat menyampaikan hal-hal lainnya yang memiliki keterkaitan dengan tugas dan pelayanan gerejawi.
Terkait dengan kegiatan temu asah para pendeta se-Tribuana, koresponden pendeta se-Tribuana, Pendeta Ishak Laufra, S.Th, menjelaskan, temu asah merupakan kegiatan rutin tahunan yang setiap tahun dilaksanakan menjelang tanggal 22 Agustus yang telah ditetapkan sebagai Hari Ulang Tahun (HUT) Injil Masuk di Tribuana pada 22 Agustus 1901 atau 107 tahun silam.
Menurut Pdt. Laufra, ada tiga tujuan yang ingin dicapai dalam penyelenggaraan temu asah tersebut, khususnya terhadap para pendeta. Pertama, bagaimana para pendeta menempah kembali komitmen profesionalisme kependetaan yang sudah dimiliki. Temu asah juga sebagai media test cash untuk mengukur kembali kualitas profesionalisme kependetaan sesuai pelayanan masing-masing.
Kedua, melalui temu asah kalangan pendeta se-Tribuana ingin memperkuat komitmen dalam membangun model persaudaraan yang mengarah pada persaudaraan sejati, yakni persaudaraan yang lebih menampakkan pola dan gaya hidup yang tidak mementingkan diri, tidak berpikir tentang diri sendiri.
Ketiga, setiap pendeta ingin menempah kembali komitmen di dalam memberlakukan kasih, keadilan dan kebenaran seperti yang dilakukan Yesus. Oleh karena itu, ketiga tujuan tersebut menjadi motivasi dasar dalam pelaksanaan temu asah 2008 ini.
Para pendeta se-Tribuana juga dapat menggunakan beberapa waktu di jemaaat Syaloom-Eibika untuk mencoba menggumuli tiga tujuan tersebut dalam berbagai bentuk kegiatan agar diakhiri temu asah yang memiliki sejumlah nilai tambah baru yang akan dipakai dalam panggilan tugas dan pelayanan sebagai seorang pendeta. (humas setda alor)
Para pendeta se-Tribuana gelar forum temu asah
Label:
Alor
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar