Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Gedung SDI Malbar terancam ambruk

Spirit NTT, 1 - 7 September 2008

MALAKA BARAT, SPIRIT--Kegiatan belajar mengajar (KBM) di SD Inpres Malaka Barat (Malbar), Kabupaten Belu, berlangsung di bawah ancaman ambruknya gedung sekolah dasar tersebut.

Atap seng gedung sekolah itu bergelantungan dan dindingnya nyaris roboh sejak dua tahun lalu ketika sebuah pohon kelapa tumbang menimpa gedung sekolah yang terletak sekitar 90 kilometer selatan Atambua, ibu kota Kabupaten Belu.

"Jika hujan lebat, anak-anak kami liburkan. Jika hanya rintik-rintik, para guru menggunakan payung serta siswa berkumpul pada naungan atap gedung yang masih utuh agar tidak menganggu KBM," kata Nicolaus, Wakil Kepala SD Inpres Wemean di Kecamatan Malaka Barat itu di Atambua, Senin (25/8/2008).

Menurut dia, pihaknya sudah lima kali mengajukan proposal ke Dinas Pendidikan Kabupaten Belu di Atambua untuk perbaikan gedung sekolah dimaksud, namun sudah hampir dua tahun ini belum juga ada jawaban dari pemerintah kabupaten.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Belu, Patrisius Asa, ketika dikonfirmasi mengenai masalah ini memilih tidak berkomentar, namun ia menyalahkan pihak sekolah karena tidak melaporkan masalah tersebut langsung ke pemerintah
kabupaten.

"Seharusnya pihak sekolah langsung melaporkan kepada pemerintah kabupaten agar langsung ditanggulangi melalui alokasi dana tanggap darurat," ujarnya.
Nicolaus, Wakil Kepala SD Inpres Wemean di Kecamatan Malaka Barat itu kecewa berat dengan sikap apatis Dinas Pendidikan Kabupaten Belu, karena masalah ambruknya gedung sekolah tersebut sudah lima kali disampaikan secara tertulis kepada dinas tersebut.

"Sudah lima kali kami sampaikan masalah ini kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Belu, namun sama sekali tidak digubris. Dua tahun berlalu, kami tetap pasrah dengan keadaan yang kami hadapi," katanya.

Dalam mengatasi krisis tersebut, aula pertemuan di sekolah itu terpaksa dimanfaatkan untuk dua rombongan belajar sehingga praktis tidak efektif dalam kegiatan belajar mengajar bagi sebuah wadah pendidikan yang menampung sekitar 180 peserta belajar itu. (ant)



Tidak ada komentar: