Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Hutan nostalgia itu hanya di Alor...

Spirit NTT, 18 - 24 Agustus 2008, Laporan Okto Manehat

ALOR? Sudah dikenal di seantero persada, bahkan mancanegara. Keindahan alam bawah lautnya membaptis kabupaten itu sebagai 'surga' pariwisata. Memesona.

Kini, Alor dipuji setinggi langit lagi. Pujian itu meluncur dari mulut Sekretaris Menteri Lingkungan Hidup (Sekmen LH) RI, Arif Yuwono. Pasalnya? Alor memiliki hutan nostalgia. Satu- satunya di Indonesia. Di hutan itu ada flora dan fauna.

"Tirulah Alor," demikian imbauan Yuwono kepada kepala daerah (bupati/walikota) se- NTT yang telah melestarikan hutan nostalgianya. "Hutan merupakan suatu monumen dan dari segi lingkungan sangat baik," katanya.

Pujian Yuwono ini disampaikan saat berkunjung ke stan-stan di arena Ekspo Alor di Kalabahi, Sabtu (9/8/2008). Saat itu Yuwono didampingi Bupati Alor, Ir. Ans Takalapeta, dan sejumlah pejabat dari Jakarta, Bali dan Kupang. Tampak antara lain pemerhati lingkungan, Sudirman, Wakil Ketua Dewan Penilaian Kalpataru, Ismid Hadad, Kepala Bapedalda Propinsi NTT, Yos Diaz, dan Kepala Regional Lingkungan Hidup Wilayah Bali, NTB, dan NTT.

Kedatangan Yuwono dan rombongan ke Alor ingin melihat secara langsung kondisi lingkungan, baik laut maupun darat di daerah itu. Yuwono dan rombongan sempat ke Desa Alor Kecil dan menggunakan perahu kaca berkeliling melihat lingkungan bawah laut di Selat Pantar.

Yuwono dan rombongan juga sempat mengunjungi stan-stan di arena Ekspo Alor VII. Yuwono juga menyempatkan diri mengunjungi hutan cendana di Otvai dan menanam pohon di Hutan Nostalgia di wilayah Kabola.

Menurut Yuwono, hutan nostalgia di Kabupaten Alor adalah satu-satunya hutan di Indonesia yang sangat menarik dan merupakan monumen bagi yang menanam di hutan itu. Dia mengharapkan para bupati dan walikota di NTT meniru Alor dengan menyiapkan areal hutan nostalgia. "Di daerah lain harus ada hutan seperti ini, di hutan itu ada flora dan faunanya. Ini akan kami sampaikan secara langsung kepada menteri, meski sudah ada laporan tertulis," tandas Yuwono.

Yuwono juga menyinggung soal penghargaan kalpataru yang diraih Bupati Ans Takalapeta belum lama ini. Menurut Yuwono, untuk menentukan pemenang, dilakukan debat yang cukup lama oleh dewan penilai. Setelah diseleksi, Bupati Takalapeta mendapat poin lebih banyak sehingga berhak mendapat penghargaan itu.

Yuwono menyatakan kekagumannya terhadap potensi sumber daya alam yang dimiliki Kabupaten Alor. Kekayaan SDA ini dilukiskan Yuwono sebagai sesuatu yang luar biasa, dan tentunya berdampak pada produksi.

Berkaitan dengan masalah lingkungan, kata Yuwono, dalam waktu dekat pihaknya akan mengumpulkan masyarakat sebagai inisiator di bidang lingkungan hidup yang menjadikan identitas diri sebagai suatu kegiatan. Hal ini bertujuan untuk konservasi. "Kita tidak dinilai lagi oleh negara luar sebagai bangsa yang perusak lingkungan, tapi negara yang cinta lingkungan," kata Yuwono.

Dewan Penilai Kalpataru, Ismid Hadad, mengatakan, meraih Kalpataru memang melalui suatu penilaian yang cukup panjang, sehingga penghargaan yang didapat adalah suatu prestise.
Menurut Hadad, biasanya untuk kategori Kalapataru yang paling sulit menentukan yang menang adalah kategori pembina, karena banyak yang berbuat hal seperti ini. Namun belum lama ini Bupati Alor memiliki hal yang cukup mendasar dalam dukungan dan komitmennya dalam berbagai kegiatan untuk melestarikan lingkungan hidup sehingga tidak heran dari sejumlah kepala daerah yang masuk nominasi, Bupati Alor-lah yang berhak mendapat penghargaan ini.

Kelebihan yang ada, semua bidang yang dikelola secara integrated untuk melestarikan lingkungan hidup, termasuk upaya untuk melestraikan lingkungan hidup dengan kegiatan pemberdayaan, dan juga perda untuk lingkungan hidup. Perda ini sebelum ditetapkan dibahas lewat public hearing.

Tidak ada komentar: