Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Waspadai PROVOKATOR!

Laporan Julianus Akoit, Spirit NTT, 26 Mei-1 Juni 2008

PROVOKATOR? Hati-hati! Ini peringatan dini yang disampaikan Bupati Timor Tengah Utara (TTIU), Drs. Gabriel Manek, M.Si, ketika berdialog dengan para kepala sekolah (kepsek) TK hingga SMA, para pengawas dan kepala cabang kantor diknas se-TTU di Aula Serbaguna Biinmafo, Rabu (21/5/2008).

Dialog ini juga dihadiri Ketua DPRD TTU, Agustinus Talan, S.Sos, Asisten III, Drs. Saijao Dominikus, Ketua PGRI TTU, Drs. Martinus Tole'u.

Provokator dan kelompok tertentu, diakui Bupati Manek, sedang berupaya memecah-belah persatuan dan kesatuan antara warga sipil dan PNS, terlebih para guru di Kabupaten TTU. Karena itu para guru, termasuk kepala sekolah, pengawas dan kepala cabang kantor dinas pendidikan di kecamatan jangan mau didikte dan diperdaya.

"Sekarang ini banyak provokator turun ke desa mempengaruhi warga dan guru untuk melawan pemerintah. Mereka menyebarkan isu lewat pesan singkat (SMS), seakan-akan Bupati TTU makan uang atau Wakil Bupati TTU sedang buat sesuatu yang salah. Informasi itu sesat dan merugikan kita semua," jelas Bupati Manek.

Dia mengakui, tiga bulan terakhir banyak kelompok masyarakat menyampaikan aspirasi melalui aksi demonstrasi. Aspirasi itu sudah disusupi kepentingan tertentu dan aspirasi yang disampaikan tidak memperhatikan norma sopan santun, etika karena dengan cara kasar memaki-maki pejabat negara.

"Berdemonstrasi adalah bagian dari dinamika demokrasi, satu cara untuk menyampaikan aspirasi. Tapi tolong aspirasi disampaikan dalam rangka memperbaiki tata pelayanan kepemerintahan dan pelayanan pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat umum," jelasnya.

Terkait Pilgub NTT, Bupati Manek meminta PNS, terlebih para guru tidak terlibat praktek politik praktis. "Tugas guru adalah mengajar dan mendidik murid maupun siswa di sekolah, bukan menjadi tim sukses figur tertentu," tegasnya.

Jika ingin menyalurkan aspirasi politik, lanjut Bupati Manek, harus melalui organisasi profesi resmi, bukan melalui kelompok sempalan yang muncul seperti jamur saat suksesi.

"Guru agar tetap berhimpun dalam satu organisasi profesi resmi seperti PGRI dan bukan berhimpun di forum yang tidak jelas," ujarnya. *

Tidak ada komentar: