Laporan Muchlis Al Alawi, Spirit NTT, 9-15 Juni 2008
SOE, SPIRIT--Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Timor Tengah Selatan (Diskan TTS) memfokuskan pengembangan budi daya ikan air tawar di seluruh wilayah daerah itu. Hal itu dilakukan karena minat masyarakat tinggi.
"Sejak program ini kami luncurkan tahun 2005, sampai saat ini sudah ada 1.031 kolam ikan yang tersebar di seluruh TTS. Untuk itu Diskan terus berupaya mengembangkan budi daya ikan air tawar kepada masyarakat pedesaan," ujar Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten TTS, Drs. Joseph Bakker di SoE, Kamis (29/5/2008) siang.
Bakker menjelaskan, minat masyarakat TTS terhadap budi daya ikan air tawar tinggi karena meningkatnya pendapatan ekonomi warga. Selain itu, permintaan pasar terhadap ikan air tawar di TTS juga limayan.
"Kalau dicari di pasar lokal, ikan air tawar jarang ditemukan. Hal itu karena banyaknya pengusaha dan pemilik rumah makan asal Kupang langsung mendatangi kelompok tani di TTS. Untuk itulah, petani tidak kesusahan menjual produksi ikan air tawar ke pasaran," kata Bakker.
Bakker menjelaskan, nilai jual ikan air tawar di TTS tergolong tinggi dengan kisaran Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu/kg. Dengan demikian, kelompok tani pengembang budi daya ikan air tawar meraup untung yang cukup tinggi sekali panen.
Soal pengembangan budi daya ikan air tawar tahun ini, Bakker menyatakan, tiga lokasi menjadi sasaran pengembangannya. Ketiganya lokasi itu, yakni Desa Oni, Kecamatan Kualin 67 kolam, Desa Noenbila, Kecamatan Mollo Selatan 50 kolam dan Desa Oepliki, Kecamatan Noebeba 20 kolam. "Dana pembuatan kolam dan pembibitan sampai makanannya berasal dari dana alokasi khusus 2008 sebesar Rp 1,4 miliar," jelas Bakker.*
Kembangkan ikan air tawar
Label:
Timor Tengah Selatan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar