Laporan Adiana Ahmad, Spirit NTT, 9-15 Juni 2008
WAINGAPU, SPIRIT-- Bupati Sumba Timur (Sumtim), Ir. Umbu Mehang Kunda, melakukan panen perdana padi jenis hibrida tujuh ton per hektar (ha). Pengolahan padi ini menggunakan pupuk organik milik Philipus Bali Koko, petani di Desa Kangeli, Kecamatan Lewa Tidas, Senin (26/5/2008).
Dengan menggunakan pupuk organik dan dalam usia tiga bulan, padi jenis ini mampu memberikan nilai lebih karena produksinya mencapai tujuh ton lebih per hektar.
Bupati Sumtim, Umbu Mehang Kunda mengatakan, panen padi tujuh ton per hektar belum maksimal. Namun untuk ukuran masyarakat umum di Sumtim hasil panen tersebut sudah bagus.
Ia mengungkapkan, hasil yang belum maksimal disebabkan beberapa faktor, antara lain pupuk yang belum seimbang dan benih tidak unggul. "Inilah faktor yang belum dipenuhi oleh Philipus. Meski demikian, saya kira hasil yang dicapai kali ini cukup bagus karena dengan pupuk yang belum seimbang dan bibit non unggul hasilnya sudah mencapai tujuh ton lebih. Apalagi kalau pupuk seimbang dan benih unggul. Hasilnya bisa 10-11 ton," ujarnya.
Mehang mengatakan, kalau dilihat dari kondisi padi yang ada, pupuk berimbang belum terpenuhi karena terlihat jelas ada kekurangan pupuk TSP dan KCL. Penggunaan benih juga bukan benih unggul karena benih yang digunakan bukan lagi turunan pertama. "Tetapi bukan itu semangatnya. Yang patut kita acungi jempol bahwa Pak Philipus yang berprofesi sebagai guru mampu menghasilkan padi tujuh ton per hektar. Apalagi yang profesinya petani. Harus bisa lebih dari itu. Tidak perlu sampai tujuh ton. Lima ton sampai enam ton saja sudah lumayan," kata Mehang.
Mehang mengimbau para petani agar melakukan intensifikasi pertanian, serta keanekaragaman usaha tani. "Usahakan agar ada intensifikasi. Harus selang seling antara tanaman padi dan tanaman lain agar unsur hara tanah tetap terjaga," tambahnya.
Bupati Mehang menyampaikan, dalam waktu dekat ada investor yang akan investasi di bidang perkebunan tebu di wilayah Lewa. Masyarakat diharapkan bisa bisa menerima dan bekerja sama dengan investor tersebut jika menguntungkan. Namun jika analisanya tidak menguntungkan petani, pemerintah tidak akan memaksakan petani untuk beralih ke usaha penanaman tebu. "Kita sudah rencanakan untuk menjadikan Desa Rakawatu, Kecamatan Lewa dan Praipaha, Kecamatan Nggoa sebagai daerah inti usaha tebu," tambah Mehang.
Philipus Bali Koko mengatakan, keistimewaan padi yang ia hasilkan karena menggunakan pupuk organik super aci dan mampu menghasilkan 7,6 ton/ha. "Kita gunakan pupuk kimia hanya 150 kg untuk tiga ha. Selebihnya pupuk organik," jelasnya.*
Bupati Mehang panen perdana padi hibrida
Label:
Sumba Timur
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar