Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

UN di luar materi pelajaran

Oleh John Oriwis

Spirit NTT, 19-25 Mei 2008

HABIS ikut UN, Inang menangis sedih bukan main. Banting diri di lante kelas, merengek habis-habisan. "Aduh pak guru, soal sulit ngeri. Kami tida bisa kerja," keluh Inang ke Dede Poi, Umar Bahkri teladan Indonesia.
"Sulit bagemana ko? Semua materi ujian tadikan saya suda ajar semua, pagi sore lagi," jelas Poi.

"Itu pa, soal nomor 02 sampe 30, materi kelas tiga. Tida ada di buku catatan. Satu bulan kami belajar, tida ada satupun materi yang ditanyakan tadi ada di catatan," tamba Allyn, teman baik Inang.

"Jadi kamu mau anggap, bahwa soal ujian nasional tadi diluar materi pelajaran, yang selama ini suda saya ajarkan pagi sore??" tanya Poi.
"Benar pa," jawab Inang dan Allyn serentak. "Dasar bodo, itu materi pelajaran kelas I dan II," jelas Poi. "Itukan di luar materi to pa? Kami kelas tiga tanya soal kelas satu dua, te kami gelap ka pa," keluh Inang lagi.

"Bodonya kamu minta ampun. Semua kami suda ajar tau," bentak Poi. "Ajar apa, ajar laen soal keluar laen. Itu di bilang ajar," protes Allyn tak mau kalah cerewet dengan Poi.

"Kamu saja yang belajar tida jelas. Siang pelajaran kamu sibuk SMS, sore kamu tear weang di mall. Te jelas tida bisa kerja to," marah Poi lagi.
Dasar ana puber baru gede. Sudah malas, soal sulit guru yang disalahkan. Tida tau dia, kalo guru-guru sekarang lagi dalam perjuangan mendapatkan haknya. Biasa, masalah uang tunjangan dan lainnya.

Tapi perjuangan para guru bukan berarti bikin anak-anak tida bisa kerja soal. Tapi karena guru sudah berusaha bikin batu bebal jadi lembut, makanya hak kaisar harus untuk kaisar. Karena guru suda kasi apa yang menjadi hak murid.

"Dasar anak malas. Pelajaran suda dapat, semua suda jelas. Hanya baca belajar saja tida bisa. Kalo guru kunya baru kamu tinggal telan saja tida bisa te, lebi baik kamu jadi TeKaWe saja," mara Poi suda tingkat putus asa.

Tapi jaman sekarang, yang namanya bisnis pasti ada-ada saja. Mule dari jual beli soal ujian nasional sampe transaksi kunci jawaban soal ujian nasional.
Bukan saja orang luar, tapi pihak departemen pendidikan, dinas pendidikan, guru sampai murid pun terlibat transaksi. Parah, UN ternyata juga telah membuat pelajaran baru. Yaitu MATERI BELAJAR BERTRANSAKSI SOGOK MENYOGOK. Masih sekolah saja anak-anak su diajak bisa sogok menyogok.
"Kalo begini terus lebih baik UN diberhentikan," harap Inang. *

Tidak ada komentar: