Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Mazmur Choralle temui DPRD NTT

Spirit NTT 5-11 Mei 2008

KUPANG, SPIRIT--Wakil Ketua DPRD NTT, Markus Hendrik, didampingi Pdt. Habel H Pekaata dan Armindo Soares Mariano, menerima kunjungan Mazmur Choralle, di ruang kerjanya, Selasa (22/4/2008).
Dewan dan masyarakat NTT, demikian Markus Hendrik, memberi dukungan kepada Mazmur Choralle yang mewakili gereja-gereja di Indonesia dalam ajang World Choir Game, selain sebagai representasi serta promosi budaya NTT di Austria.
Agus Ririmase, ofisial tim, menjelaskan, Paduan Suara (PS) Mazmur Choralle terdiri dari penyanyi-penyanyi hebat dan berbakat. Saat ini PS Mazmur Choralle bersekretariat di Jalan Gunung Fatuleu No. 1 Kelurahan Merdeka Kupang.
Dibentuk sejak 28 April 2000, awalnya PS Choralle merupakan paduan suara keluarga yang melayani di gereja-gereja. Seiring dengan perkembangan waktu, kata Agus, banyak lomba paduan suara yang diikuti dan menjadi juara. Hal ini membuat Mazmur Choralle tumbuh menjadi besar.

Mazmur Choralle, berasal dari kata, Mazmur, artinya pujian Daud (nama raja dalam Alkitab, Red). Choralle, artinya paduan suara yang terdiri dari 22 sampai 46 orang.
Secara keseluruhan, Mazmur Choralle adalah pujian Daud dalam bentuk paduan suara yang senantisa memuliakan Tuhan.
Tim, lanjut Agus, beranggotakan 46 orang, yakni 42 orang penyanyi (21 laki-laki dan 21 perempuan), satu orang konduktor, dan 3 orang ofisial. "PS ini merupakan gabungan dari beberapa gereja Kristen Protestan maupun Katolik yang ada di Kota Kupang," ujarnya.
Keikutsertaan di ajang World Choir Game ini, kata Ita Sinene, Ofisial Tim lainnya, karena Mazmur Choralle merupakan meraih juara satu lomba paduan suara tingkat Asia atau Asian Choir Game, kategori Mix Chamber.
Mazmur Choralle, lanjut Ita, pada World Choir Game, akan mengikuti tiga dari beberapa kategori yang diperlombakan.
Ketiga kategori itu, Negros Spiritual, yakni lagu-lagu Afrika dan Fock Lock, lagu-lagu daerah, dan Mix Chamber, gabungan dari semua kategori yang diperlombakan, merupakan ketegori tersulit dan paling bergengsi. Setiap kategori, peserta diwajibkan membawakan empat buah lagu.
Agus mengatakan, lomba paduan suara tingkat dunia, World Choir Game, akan diselenggarakan pada tanggal 9-19 Juli 2008. Diikuti oleh kelompok-kelompok paduan suara umum maupun kerohanian, kurang lebih dari 180 negara mewakili lima benua. Dan, merupakan juara di negaranya masing-masing.
Dana yang dibutuhkan ke Austria, jelas Agus, sebesar Rp 1.5 milliar. Secara keseluruhan dana yang terkumpul sampai dengan saat ini melalui proposal maupun sumbangan pribadi sebesar Rp 110 juta.
Selain itu, katanya, tim juga mendapatkan sumbangan pakaian adat daerah dari Kabupaten Alor dan Kabupaten Sumba Timur.
Penggalangan dana juga dilakukan melalui serangkaian kegiatan, seperti menyanyi di gereja-gereja, serta konser. Menurut rencana, konser itu akan diselenggarakan di Kupang pada bulan Mei atau Juni 2008.
Mazmur Choralle, melalui Agus, mengharapkan peran serta Dewan melalui dukungan politisnya untuk menggerakkan pihak-pihak terkai, mengingat masih minimnya dana yang diperoleh.
Tim Mazmur Choralle, lanjutnya, akan berangkat ke Jakarta tanggal 1 Juli 2008, kemudian ke Austria.
Menanggapi rencana konser, Armindo Soares Mariano, mengatakan hendaknya sebelum atau setelah PILKADA. Ia, mengusulkan agar kepanitiaannya harus orang-orang yang memiliki akses dan relasi kuat, sehingga menjamin pihak yang diundang benar-benar telibat dan berpatisipasi aktif untuk memberikan sumbangan.
Markus Hendrik, mengatakan soal dana, Dewan tidak memiliki pos untuk kegiatan itu. Namun, akan membantu sebisa mungkin melalui fungsi politisnya. Dewan, katanya, akan meneruskan surat dan proposal yang dibuat tim ke Menteri Pariwisata, Seni Budaya RI, dan Menteri Agama RI. Tembusannya dikirim kepada Presiden RI, Dirjen Bimas Kristen Protestan dan Dirjen Bimas Katholik.
Hendrik meminta Tim Mazmur Choralle segera membuat surat dan proposal dan dikirim ke Dewan. Selanjutnya, Dewan akan membuat surat dukungan dan membawanya ke Jakarta.
Menurutnya, walaupun Mazmur Choralle berasal dari unsur kerohanian, namun juga ada unsur seni dan budaya lewat lagu-lagu daerah dan pakaian adat daerah NTT yang dibawakan. Hal ini untuk promosi dan pengembangan sektor pariwisata NTT dan Indonesia di dunia Internasional.
"Tidak perlu pesimis, Dewan dan rakyat NTT pasti dengan senang hati akan memberikan dukungan," tambahnya.
Pada kesempatan itu, Markus Hendrik menugaskan Pdt. Habel H Pekaata, Armindo Soares Mariano, dan Pdt. Hendrik H. Bire, STh untuk menindaklanjuti aspirasi yang disampaikan PS Mazmur Choralle.
Ia juga mengingatkan tim agar tetap berusaha mencari dana tambahan dengan melibatkan gereja-gereja, rohaniawan serta masyarakat NTT khususnya yang ada di kota Kupang. (pascal/humas dprd ntt)




Tidak ada komentar: