Laporan Martin Lau Nahak, Spirit NTT 5-11 Mei 2008SOLOR TIMUR, SPIRIT-- Maraknya penangkapan ikan menggunakan bahan peledak atau bom ikan di wilayah perairan sebelah selatan Pulau Solor, Kabupaten Flores Timur, merusak biota laut. Wilayah perairan yang paling marak terjadi aksi pemboman ikan adalah di Desa Watohari dan Desa Watanhura I, Kecamatan Solor Timur.
Kepala Desa (Kades) Watanhura I, Bonefasius Maran dan Sekretarisnya, Petrus Lamen yang dihubungi secara terpisah di Solor Timur, Rabu (30/4/2008), membenarkan kondisi tersebut.
"Saya sudah lapor kepada aparat yang berwenang, termasuk Polsek Solor Timur dan Danramil tapi belum ada upaya pencegahan di lapangan. Pasalnya, aparat di Solor Timur tidak dilengkapi sarana penunjang untuk melakukan pengawasan di laut," kata Kades Maran.
Sekdes Wantanhura I, Petrus Lamen mengatakan, aksi pemboman ikan di Solor Timur sudah berlangsung lama. Terumbu karang menjadi hancur dan kini nelayan lokal sulit mendapat ikan karena rusaknya biota laut di wilayah itu.
Kades Lamawai-Solor Timur, Abdul Salem yang ditemui belum lama ini, mengaku heran dengan aksi para nelayan yang tidak bertanggung jawab itu.
"Mereka (nelayan) merakit bom dengan mesiu, lalu mesiu itu didapat darimana? Sebab mesiu itu tidak dijual bebas di Flotim. Saya usulkan kepada Kapolres Flotim dan Kapolda NTT menjaga keamanan laut di pulau-pulau kecil di NTT, termasuk Solor Timur. Perlu ditempatkan pos jaga yang lengkap dengan sarana penunjang," kata Abdul Salem.
Romano Keni, nelayan yang ditemui di Solor Timur, mengeluhkan hasil ikan yang mereka peroleh setiap kali melaut, turun jauh dibandingkan dengan keadaan sekitar lima tahun lalu. Populasi ikan menurun drastis akibat nelayan asal luar Solor menggunakan bahan peledak.
Romano mencontohkan, pada hari Jumat (25/4/2008) dirinya dan teman-teman menyaksikan 17 perahu motor dari luar Flotim melakukan pemboman ikan di sepanjang pantai selatan Solor Timur. *





Tidak ada komentar:
Posting Komentar