Spirit NTT, 12-18 Mei 2008
ATAMBUA, SPIRIT--Bupati Belu, Drs. Joachim Lopez, melantik dan mengambil sumpah Kepala Desa (Kades) Kakaniuk, Petronela Luruk, di Kantor Desa Kakaniuk, Jumat (2/5/2008). Pada momen yang sama Bupati Lopez melantik 23 orang anggota BPD se-Kecamatan Malaka Tengah.
Dalam sambutannya, Bupati Lopez mengatakan, menjadi pemimpin adalah menjadi pelayan atau abdi. "Jadi, jangan pikir yang muluk-muluk tetapi berpikirlah masalah yang dihadapi masyarakat," pesannya.
Kepada para kades dan anggota BPD, Bupati Lopez menekankan dua hal. Pertama, kecukupan pangan. Luas lahan kering dan basah serta lahan tidur yang tidak digarap perlu didata agar bisa disentuh dengan teknologi.
Kedua, pendidikan juga didata agar anak usia sekolah wajib menikmati pendidikan karena setiap tahun dibangun penambahan ruang kelas baru untuk semua sekolah.
Ketiga, kesehatan juga perlu digalakkan. Anak balita harus dibawa ke posyandu di desa. Balita gizi kurang, gizi buruk agar mendapat pelayanan yang seimbang.
Menyinggung bantuan desa yang meningkat menjadi Rp 50 juta tiap desa, Bupati Lopez meminta agar penggunaannya disepakati bersama dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) demi kemajuan pembangunan desa.
"Menjadi pejabat publik memiliki kewenangan terbatas, tidak segala-galanya. Jadi, perlu diawasi oleh BPD sebagai mitra sejajar dengan kepala desa sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing," ujarnya.
Wakil Ketua DPRD Belu, Ludovikus Taolin, B.A mengingatkan kepala desa terpilih merangkul semua warga Kakaniuk, baik yang memilih maupun yang tidak memilih karena semuanya adalah rakyat ibu kades. "Tidak boleh membedakan tetapi duduk bersama untuk membangun rai Kakaniuk," tegasnya. (humas belu)
ATAMBUA, SPIRIT--Bupati Belu, Drs. Joachim Lopez, melantik dan mengambil sumpah Kepala Desa (Kades) Kakaniuk, Petronela Luruk, di Kantor Desa Kakaniuk, Jumat (2/5/2008). Pada momen yang sama Bupati Lopez melantik 23 orang anggota BPD se-Kecamatan Malaka Tengah.
Dalam sambutannya, Bupati Lopez mengatakan, menjadi pemimpin adalah menjadi pelayan atau abdi. "Jadi, jangan pikir yang muluk-muluk tetapi berpikirlah masalah yang dihadapi masyarakat," pesannya.
Kepada para kades dan anggota BPD, Bupati Lopez menekankan dua hal. Pertama, kecukupan pangan. Luas lahan kering dan basah serta lahan tidur yang tidak digarap perlu didata agar bisa disentuh dengan teknologi.
Kedua, pendidikan juga didata agar anak usia sekolah wajib menikmati pendidikan karena setiap tahun dibangun penambahan ruang kelas baru untuk semua sekolah.
Ketiga, kesehatan juga perlu digalakkan. Anak balita harus dibawa ke posyandu di desa. Balita gizi kurang, gizi buruk agar mendapat pelayanan yang seimbang.
Menyinggung bantuan desa yang meningkat menjadi Rp 50 juta tiap desa, Bupati Lopez meminta agar penggunaannya disepakati bersama dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) demi kemajuan pembangunan desa.
"Menjadi pejabat publik memiliki kewenangan terbatas, tidak segala-galanya. Jadi, perlu diawasi oleh BPD sebagai mitra sejajar dengan kepala desa sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing," ujarnya.
Wakil Ketua DPRD Belu, Ludovikus Taolin, B.A mengingatkan kepala desa terpilih merangkul semua warga Kakaniuk, baik yang memilih maupun yang tidak memilih karena semuanya adalah rakyat ibu kades. "Tidak boleh membedakan tetapi duduk bersama untuk membangun rai Kakaniuk," tegasnya. (humas belu)





Tidak ada komentar:
Posting Komentar