Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

25 Pengojek dapat pendidikan sebaya

Spirit NTT, 12-18 Mei 2008

KUPANG, SPIRIT--Sebanyak 25 tukang ojek di Kota Kupang mendapat pendidikan sebaya untuk mendalami pentingnya kesehatan reproduksi, bahaya IMS, HIV/AIDS. Selain itu, membangun kesadaran untuk menggalang komitmen memerangi HIV/AIDS.

Pendidikan sebaya ini berlangsung di Wisma Oemathonis, Camplong, 7-10 Mei 2008. Para pengojek berasal dari 13 pangkalan dengan kriteria memiliki pangkalan tetap, mampu berkomunikasi dengan baik dan mampu mengorganisir kelompok dan bersedia mengikuti pelatihan.

Misi lain pendidikan sebaya ini adalah menjadikan tukang ojek sebagai agen informasi yang terampil dan mampu untuk meneruskan informasi kepada kelompok sebayanya, selain menjalin kemitraan di antara kelompok ojek dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS.

Koordinator Program Pendidikan Sebaya, Emanuel Kolfidus, S.Pd, dalam laporannya menjelaskan, hingga saat ini sebanyak 108 warga Kota Kupang teridentifikasi sebagai pengidap HIV/AIDS.

Jika merujuk pada teori gunung es, katanya, berarti sekitar 10.000-an penduduk Kota Kupang terkategori sebagai kelompok pengidap HIV/AIDS.

Duta kemanusiaan
Wakil Walikota Kupang, Drs. Daniel Hurek, dalam sambutannya menjelaskan, distribusi kasus penderita HIV/AIDS di Kota Kupang hingga posisi Maret 2008 tercatat 108 orang kasus HIV/AIDS dengan rincian 69 orang HIV dan 21 orang di antaranya meninggal dunia. "Kondisi ini menggugah kita semua agar dapat menekan jumlah penderita HIV/AIDS," katanya.

Hurek berpesan kepada tukang ojek agar sebagai warga masyarakat memiliki kepekaan dan tanggung jawab moril terhadap setiap persoalan yang dihadapi oleh daeeah ini, khususnya yang terkait masalah kesehatan seksual, IMS, HIV dan AIDS yang sangat berpengaruh buruk terhadap kehidupan masyarakat di daerah ini.
Selain itu, tukang ojek mendukung gerakan penanggulangan HIV/AIDS dengan memberikan informasi yang baik dan benar kepada orang tua, saudara, teman, tetangga dan siapa saja yang belum memiliki pemahaman tentang penyakit tersebut.

"Tukang ojek harus menjadi duta-duta kemanusiaan yang selalu sigap memberikan uluran tangan, senantiasa memberikan motivasi dan dorongan hidup serta menunjukkan empati terhadap penderita (ODHA) yang berada di tengah-tengah masyarakat," ujar Hurek. (infokom kota kupang)

Tidak ada komentar: