Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Petani Lembor kekurangan sarana dan prasarana

Laporan Oby Lewanmeru, Spirit NTT, 7-13 April 2008

LEMBOR, SPIRIT -- Para petani di persawahan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), masih sulit menerapkan sistem tanam secara serempat. Hal ini terjadi karena petani setempat kekurangan sarana dan prasarana pertanian yang memadai.


Kondisi ini memicu munculnya berbagai persoalan pada tanaman padi, selain sulit memutuskan siklus hidup organisme pengganggu tanaman (OPT), termasuk hama dan penyakit.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Mabar, Ir. Mateus Janing, melalui Kepala Bidang Tanaman Pangan, Yeremias Ontong, S.P, dihubungi SPIRIT NTT, Sabtu (5/4/2008), mengakui kondisi tersebut.
Menurut Ontong, petani di Lemobor sulit melakukan tanam serempak karena dipicu sejumlah faktor, yakni sarana prasarana pengolahan tanah yang masih minim dan faktor pengairan. "Kalau dalam satu hamparan luas terdapat waktu tanam yang tidak bersamaan, maka akan terjadi sejumlah persoalan seperti serangan hama dan penyakit," kata Ontong.
Dia menjelaskan, pengolahan tanah maupun penanaman bisa dilakukan serempak apabila fasilitas/sarana pengolahan mendukung. Pihaknya saat ini sementara membina satu kelompok tani pemakai air menuju pola penanaman maupun pengolahan tanah secara baik dan serempak guna meminimalisir terjadinya persoalan OPT. "Dengan tidak adanya sistem pengolahan yang serempak berdampak pada serangan hama dan penyakit pada tanaman padi. Kita tetap berupaya mengakomodir masalah itu," katanya.
Informasi yang diperoleh SPIRIT NTT di Lembor, pekan lalu menyebutkan, petani Lembor mendapat kendala produksi tanaman padi disebabkan gangguan hama dan penyakit pada tanaman padi karena petani sulit menerapkan sistem penanaman secara serempak dalam satu hamparan.
Herman Gan, petani Lembor mengaku sulit menanam padi secara serempak dengan alasan waktu pengolahan berbeda antara satu petani dan petani lain, apalagi masih minimnya fasilitas pengolah lahan.
Gan mengaku petani Lembor selalu dihantui persoalan hama dan penyakit. Beberapa hama dominan di areal Lembor, yakni tikus, walang sangit dan hama penggerek batang. "Cukup dominan hama tikus. Kalau ketersediaan makanan di lapangan selalu ada maka tikus tetap ada dalam satu hamparan," kata Gan.
Dia mengaku sudah ada pelatihan pengendalian hama tikus, namun tanam serempak belum diterapkan optimal sehingga gangguan hama selalu ada. *

Tidak ada komentar: