Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Perhati-KL tanggulangi penyakit THT

Laporan Adiana Ahmad, Spirit NTT, 14-20 April 2008

WAINGAPU, SPIRIT--Perkumpulan Dokter Ahli Telinga, Hidung, Tenggorokan dan Bedah Leher Kepala (Perhati-KL) dan Klinik Imanuel, Waingapu, menandatangani memorandum of understanding (MoU) penanggulangan penyakit THT kepala dan leher di Kabupaten Sumba Timur, di Waingapu, Rabu (2/4/2008).


Penandatanganan kesepakatan bersama ini dalam rangka mempermudah kegiatan bakti sosial Perhati KL di daerah itu. Dalam MoU itu, Klinik Imanuel menyediakan fasilitas dan Perhati KL menyediakan dokter spesialis. Kesepakatan kerja sama kedua belah pihak ditandatangani oleh Ketua Umum Perhati KL, Prof. dr.Bambang Hermani, dan Direktur Klinik Imanuel, dr. Dany.
Bambang Hermani, yang ditemui usai penandatanganan MoU, mengatakan, pelayanan operasi dan pengobatan gratis THT merupakan kegiatan sosial dari Perhati KL yang dilakukan rutin dua kali setahun. Dalam pelaksanaan program ini, kata Bambang, pihaknya biasa bekerja sama dengan rumah sakit, baik pemerintah maupun swasta.
Kabupaten Sumba Timur, kata Bambang, sudah dilakukan tahun lalu bekerja sama dengan Klinik Imanuel, tetapi pelaksanaan kegiatannya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Umbu Rara Meha.
Bambang yang saat itu didampingi salah satu anggota Perhati KL, Prof. DR. dr. H Widodo Ario Kentjono, mengatakan, dalam MoU ini, Klinik Imanuel menyediakan tempat dan pasien, sedangkan Perhati dari segi SDM. "Kita memiliki 14 orang dokter spesialis THT yang siap melayani masyarakat. Selama ini kegiatan kita lebih banyak di Indonesia barat. Dan, mulai dua tahun terakhir kita arahkan ke Indonesia timur, karena di Indonesia timur terutama di Pulau Sumba tidak ada spesialis THT," kata Bambang.
Untuk daratan Sumba, jelas Bambang, pihaknya lebih fokus pada pengobatan penyakit gondok, karena penyakit ini paling banyak diderita masyarakat Sumba Timur dan daratan Sumba umumnya.
Tentang penyebab gondok, Bambang mengatakan, sangat kompleks. Dan, sampai saat ini dia belum mengetahui secara pasti mengapa di Sumba banyak penyakit gondok. "Butuh survai lebih lanjut untuk mencari penyebabnya, karena sangat kompleks. Ada yang karena air minum, pola makam dan pola hidup," jelas Bambang.
Dalam perjanjian kerja sama tersebut, Perhati KL juga akan memperhatikan kemajuan kualitas pelayanan kesehatan di Klinik Imanuel dengan memberi prioritas kesempatan menempuh pendidikan spesialis bagi dokter umum yang bekerja di Klinik Imanuel dengan rekomendasi dari Klinik Imanuel.
Direktur Klinik Imanuel, dr. Dany, menyambut baik kerja sama ini karena membantu masyarakat kurang mampu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai. Operasi gondok secara gratis yang semula direncanakan tanggal 14-10 April batal karena tidak mendapat izin dari Dinas Kesehatan Sumba Timur. Dinas Kesehatan Sumba Timur berdalih, Klinik Imanuel tidak boleh melakukan operasi gondok karena belum memiliki izin operasi besar.*

Tidak ada komentar: