Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Bagus, prospek pabrik pakan ternak di Sumba Timur

Laporan Adiana Ahmad, Spirit NTT, 7-13 April 2008

WAINGAPU, SPIRIT--Pabrik pakan ternak milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumba Timur yang didirikan 2006 lalu, memiliki prospek yang bagus, namun hingga saat ini belum memberikan kontribusi berarti bagi pendapatan asli daerah. Karena itu sebaiknya dikelola swasta. Saran ini dikemukakan Wakil Ketua DPRD Sumba Timur yang juga mantan Bupati Sumba Timur, Drs. Lukas Mbadi Kaborang, pada musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) daerah itu di gedung Nasional Umbu Tipuk Marisi, pekan lalu.

Lukas mengatakan, dengan diserahkan ke swasta, maka pengelolaan pabrik akan lebih profesional dengan orentasi bisnis. Lukas mengatakan, prospek dari pabrik pakan ternak itu cukup bagus mengingat Sumba merupakan salah satu basis ternak di NTT dan Indonesia. Jika pabrik ini dikelola dengan baik, katanya, akan mendatangkan keuntungan bagi daerah.
Kepala Dinas Peternakan Sumba Timur, Ir. Robert Gana, yang ditemui SPIRIT NTT Selasa (1/4/2008), menyambut baik saran Kaborang. Menurut Gana, pemerintah perlu menata dulu secara baik manajemen yang ada sebelum diserahkan ke swasta. "Ide itu cukup bagus. Tidak tertutup kemungkinan diserahkan ke swasta asalkan ditata secara bagus dulu karena seluruh aset yang ada milik pemerintah," katanya.
Gana menegaskan, tidak ingin pabrik pakan bernasib sama seperti pengelolaan tempat pusat pengembangan ayam buras yang setelah diserahkan ke swasta tersendat-sendat, bahkan ditelantarkan. "Kalau sudah seperti itu mau tata kembali cukup sulit. Sementara ini aset pemerintah yang harus dipertanggungjawabkan," kata Gana.
Gana mengakui, operasional pabrik tidak kontinyu karena keterbatasan bahan baku. "Pabrik itu didirikan untuk memanfaatkan bahan baku lokal. Ternyata setelah pabrik beroperasi pasokan bahan baku tidak kontinyu. Jadi tunggu bahan baku dari petani baru pabrik operasi. Kalau bahan bakunya belum ada, pabrik tidak produksi," jelas Gana.
Lebih lanjut Gana mengatakan, permintaan pasar terhadap pakan ternak di Sumtim cukup tinggi. Dia mengatakan, kapasitas produksi pabrik cukup besar, yakni maksimal lima ton. Namun karena ketiadaan bahan baku, maka produksi belum maksimal. Selain bahan baku, volume produksi tergantung besarnya dana untuk pengadaan bahan baku. Selama ini, kata Gana, untuk pembelian bahan baku masih tergantung pada dana dari pemerintah daerah. *


Tidak ada komentar: