Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Semua komponen bersatu membangun Mabar

Spirit NTT, 3-9 Maret 2008

LABUAN BAJO, SPIRIT--Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Manggarai Barat, Matheus Hamsi, mengajak masyarakat dan segenap komponen lainnya di daerah itu untuk bersatu membangun Manggarai Barat (Mabar).
Sebab, untuk mendorong percepatan pelaksanaan pembangunan yang ada di Manggarai Barat tidak bisa dengan cara sendiri-sendiri tetapi membutuhkan keterlibatan semua pihak terutama media massa.
Ajakan Matheus Hamsi ini disampaikan ketika menerima Koalisi Wartawan dan Ornop sedaratan Flores di Ruang Sidang Utama DPRD Manggarai Barat, Selasa (19/2/2008). Koalisi wartawan mendatangi Kantor DPRD Mabar untuk melakukan aksi damai mengutuk kasus kekerasan yang dialami Wartawan Pos Kupang, Obby Lewanmeru.
"Saya mengajak masyarakat dan seluruh komponen yang ada di Manggarai Barat agar secara bersama-sama membangun daerah ini ke arah yang lebih baik," katanya.
Menurutnya, peran menyebarluaskan informasi untuk pembangunan telah dijalankan oleh teman-teman wartawan. Jika demikian, mestinya para wartawan hendaknya dipandang sebagai mitra kerja yang strategis, bukan sebaliknya.
=======pol out==========
"Jika kita sepakat kalau wartawan sebagai mitra kerja, mengapa kita melakukan tindakan kekerasan terhadap mereka? Sebagai pribadi saya mengutuk tindakan kekerasan tersebut."
==Matheus Hamsi==
=================================

Di hadapan seluruh wartawan, Ketua DPRD Matheus Hamsi, menegaskan, tindakan kekerasan yang dialami oleh Wartawan Pos Kupang atas nama Oby Lewanmeru sebagai bukti bahwa memang di daerah ini ada masalah yang serius. Karena itu, dirinya sepakat untuk menghentikan kekerasan terhadap wartawan dengan cara apapun dan mengutuk keras tindakan kekerasan oleh oknum-oknum preman itu. "Ini bahaya, jangan sampai gaya-gaya premanisme berkembang di Manggarai Barat," tegasnya.
Target narasumber
Sementara itu, anggota Dewan, Tobhias Wanus, yang turut hadir menerima kehadiran aksi damai wartawan tersebut, meminta aparat kepolisian meningkatkan kewaspadaan di massa yang akan datang. Bahwa aktivitas premanisme sudah ada dan berkembang di Labuan Bajo. "Saya minta aparat kepolisian segera meningkatkan kewaspadaan pada masa yang akan datang," pintanya.
Jika ada pihak yang sudah berani melakukan tindakan kekerasan terhadap wartawan, katanya, berarti masalah berikutnya adalah muncul tindakan kekerasan terhadap nara sumber. Pasalnya, wartawan hanya menulis pernyataan dari seorang narasumber yang berusaha mengungkapkan kebenaran, bukan pernyataan sendiri.
"Karena itu, jika wartawan saja sudah dipukul, dianiaya, lantaran menulis apa yang orang lain omong, maka dapat disimpulkan bahwa target berikutnya adalah narasumber. Hal ini berarti melarang orang lain untuk berbicara soal kebenaran. Dan, lembaga DPRD ini tidak mungkin melakukannya, sebab yang pasti kita akan mengatakan sesuai fakta dan yang terjadi sebenarnya," tutur Thobias.
Anggota DPRD Mabar lainnya seperti Edi Endi, Frans Sukmaniara, Lambert Landing, Blasius Jeramun dan Agustinus Jik juga menyampaikan keprihatinan yang sama. Merekapun sepakat menjadikan kasus ini sebagai prioritas utama yang harus disikapi oleh lembaga DPRD.
Sebagai tindak lanjut dari pernyataan itu, DPRD Mabar berjanji menggelar pleno khusus untuk mengambil sikap lembaga hingga direkomendasikan kepada pihak aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas atas kejadian yang menimpa Wartawan Pos Kupang, Oby Lewanmeru.
Selain itu, pemerintah daerah Kabupaten Manggarai Barat saat menerima kehadiran para wartawan juga akan menyampaikan dukungan yang sama. Dukungan tersebut intinya mendorong aparat penegak hukum mengusut tuntas kasus kekerasan tersebut. (infokom manggarai barat)

Tidak ada komentar: