Spirit NTT, 25 Februari - 2 Maret 2008
ATAMBUA, SPIRIT--Bupati Belu, Drs. Jochim Lopez, memimpin rapat evaluasi kemiskinan di kabupaten itu di Kantor Bupati Belu, Rabu (13/2/2008). Rapat ini dihadiri para kepala dinas/kantor yang tergabung dalam tim penanggulangan kemiskinan.
Dalam rapat ini, Bupati Lopez mengingatkan BPMD, Bappeda, dan Statistik mencacah ulang rumah tangga miskin sambil memasukkan indikator lokal yang perlu melibatkan unsur dinas/kantor/badan kabupaten.
Bupati juga meminta kepada ketiga instansi ini untuk memasukkan rencana biaya operasional paling lambat 20 Februari 2008. "Pada tahun ini kelompok sasaran disesuaikan dengan potensi daerah agar tidak tumpang tindih. Demikian pun pembentukan tim penanggulangan kemiskinan perlu diganti," katanya.
Bupati Lopez mengajak masyarakat berpola hidup produktif seperti dicontohkan banyak pedagang sayur dan kue yang beroperasi hingga kampung-kampung maupun pasar-pasar.
"Pada tahun ini juga masyarakat diberi bantuan langsung agrobisnis pedesaan sebesar Rp 100 juta/desa. Pendampingan dari instansi terkait perlu dilakukan terus menerus sehingga bantuan yang diberikan berdampak positif bagi masyarakat pedesaan," kata Lopez.
Sebelumnya, Kepala BPMD Belu, Drs. Bona Bowe, memaparkan kegiatan bantuan langsung bagi masyarakat sejak tahun 2004-2007. Kegiatan yang dikembangkan antara lain pemugaran perumahan dan lingkungan desa terpadu (P2lDT) berupa 50 unit rumah layak huni di Lasaen; penanggulangan pekerja anak di desa tertinggal (PAADT) di Malaka Tengah dan Sasitamean; program pengembangan kecamatan (PPK) di Kota Atambua, Kobalima, Kakuluk Msak dan Raihat; pelatihan teknologi tepat guna (TTG) di Lakekun Utara dan Rainawe; pembangkit listrik tenaga surya di Tunabesi, Lawalotulus dan Motaain; bantuan modal usaha (Uabau) pabrik es mini (Jenilu), peralatan pasca panen kopi (Lakmaras), pemancar TV, radio dan telepon pedesaan (Jenilu) yang menyebar di segenap desa dan kecamatan di Kabupaten Belu.
Pada ahun 2006 diberi bantuan peralatan TTG, pengolahan pasca panen untuk mempercepat proses produksi bagi 18 desa binaan di 18 kecamatan. Selain itu, dibangun 15 unit rumah layak huni di Nanaet dan Fohoeka. Juga diberikan bantuan modal usaha bagi sejumlah kelompok seperti paronisasi, nelayan, kios, sayur mayur, dengan besar bantuan tiap kelompol Rp 650 ribu.
Pada tahun 2007, P2ADT diberikan bantuan langsung Rp 60 juta bagi 250 anak dari Raihat, Kobalima dan Lamaknen dan bantuan stimulasi untuk daerah rawan bencana dari Kementrian Negara PDT RI sebesar Rp 130 juta untuk kegiatan paronisasi dan penyulingan minyak kepala bagi 13 desa di 8 kecamatan. (humas belu)
Dalam rapat ini, Bupati Lopez mengingatkan BPMD, Bappeda, dan Statistik mencacah ulang rumah tangga miskin sambil memasukkan indikator lokal yang perlu melibatkan unsur dinas/kantor/badan kabupaten.
Bupati juga meminta kepada ketiga instansi ini untuk memasukkan rencana biaya operasional paling lambat 20 Februari 2008. "Pada tahun ini kelompok sasaran disesuaikan dengan potensi daerah agar tidak tumpang tindih. Demikian pun pembentukan tim penanggulangan kemiskinan perlu diganti," katanya.
Bupati Lopez mengajak masyarakat berpola hidup produktif seperti dicontohkan banyak pedagang sayur dan kue yang beroperasi hingga kampung-kampung maupun pasar-pasar.
"Pada tahun ini juga masyarakat diberi bantuan langsung agrobisnis pedesaan sebesar Rp 100 juta/desa. Pendampingan dari instansi terkait perlu dilakukan terus menerus sehingga bantuan yang diberikan berdampak positif bagi masyarakat pedesaan," kata Lopez.
Sebelumnya, Kepala BPMD Belu, Drs. Bona Bowe, memaparkan kegiatan bantuan langsung bagi masyarakat sejak tahun 2004-2007. Kegiatan yang dikembangkan antara lain pemugaran perumahan dan lingkungan desa terpadu (P2lDT) berupa 50 unit rumah layak huni di Lasaen; penanggulangan pekerja anak di desa tertinggal (PAADT) di Malaka Tengah dan Sasitamean; program pengembangan kecamatan (PPK) di Kota Atambua, Kobalima, Kakuluk Msak dan Raihat; pelatihan teknologi tepat guna (TTG) di Lakekun Utara dan Rainawe; pembangkit listrik tenaga surya di Tunabesi, Lawalotulus dan Motaain; bantuan modal usaha (Uabau) pabrik es mini (Jenilu), peralatan pasca panen kopi (Lakmaras), pemancar TV, radio dan telepon pedesaan (Jenilu) yang menyebar di segenap desa dan kecamatan di Kabupaten Belu.
Pada ahun 2006 diberi bantuan peralatan TTG, pengolahan pasca panen untuk mempercepat proses produksi bagi 18 desa binaan di 18 kecamatan. Selain itu, dibangun 15 unit rumah layak huni di Nanaet dan Fohoeka. Juga diberikan bantuan modal usaha bagi sejumlah kelompok seperti paronisasi, nelayan, kios, sayur mayur, dengan besar bantuan tiap kelompol Rp 650 ribu.
Pada tahun 2007, P2ADT diberikan bantuan langsung Rp 60 juta bagi 250 anak dari Raihat, Kobalima dan Lamaknen dan bantuan stimulasi untuk daerah rawan bencana dari Kementrian Negara PDT RI sebesar Rp 130 juta untuk kegiatan paronisasi dan penyulingan minyak kepala bagi 13 desa di 8 kecamatan. (humas belu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar