Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Menulis dan meneliti dianggap beban berat

Laporan Muhlis al Alawi, Spirit NTT, 3-9 Maret 2008

SOE, SPIRIT-- Budaya menulis dan meneliti diwilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) masih dianggap sesuatu yang memberatkan. Persoalan itu terjadi lantaran masyarakat NTT masih mengutamakan budaya tutur secara turun-menurun.
Hal tersebut disampaikan Sekda NTT, Dr. Ir Jamin Habid, MM dalam sambutannya yang dibacakan Sekab TTS, Drs. Alfred M Kase, M.Si, saat membuka acara bimbingan teknis (bimtek) penulisan karya tulis ilmiah guru, di Aula Suka Jadi-SoE, Senin (3/3/2008). Acara yang digelar Biro Kepegawain Setda NTT diikuti 55 guru dari berbagai wilayah di TTS.
Menurut Sekda Jamin, belum membudayanya kegiatan menulis dan meneliti juga terjadi di dunia pendidikan NTT. Persoalan muncul tatkala para guru tidak dapat memenuhi syarat kompetensi jabatannya lantaran belum adanya kegiatan penulisan karya ilmiah.
Kegiatan bimtek yang diikuti guru selama tiga hari itu untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan para guru tentang cara penulisan karya tulis ilmiah. Dengan demikian, kegiatan ini dapat bermanfaat memberikan kemampuan bagi guru untuk memenuhi tuntutan pengembangan profesinya dan mendapatkan angka kredit melalui kegiatan karya tulis.
Dikatakannya, guru merupakan ujung tombak dalam pembangunan pendidikan nasional. Untuk itu, guru yang profesional dan bermartabat harus dilakukan dengan peningkatan kualitas SDM-nya.
Kualitas SDM itu dapat dibuktikan dengan sebuah sertifikat guru yang diperoleh melalui uji sertifikasi. Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan sebagai guru profesional
Menurutnya, kebijakan kenaikan pangkat melalui jalur jabatan fungsioanl guru dengan menggunakan angka kredit sangat memudahkan guru untuk mutasi kenaikkan pangkat. Dengan demikian, guru diharapkan semakin profesional dalam pemahaman dan pelaksanaan tugasnya.
Persoalannya, lanjut Sekda Jamin, sampai saat ini terdapat 7.480 guru yang mengalami kesulitan kenaikkan pangkat lantaran kekurangan angka kredit. Salah satu kegiatan pengembangan profesi yang dapat memberikan angka kredit bagi guru dengan kegiatan karya tulis.
Terhadap persoalan itu, sejak tahun 2006 Pemda NTT telah menyelenggarakan bimtek penulisan karya tulis ilmiah kerjasama dengan Dikbud dan pemerintah kabupaten. Kegiatan itu dilakukan dengan mendatangkan narasumber berkompeten di bidang pendidikan. "Khusus tahun ini bimtek diberikan kepada 440 guru yang terbagi di sepuluh kabupaten, yakni Kupang, TTS, Sumba Timur, Sumba Barat, Alor, Rote Ndao, Flores Timur, Lembata, Ende dan Manggarai,"ujar Jamin.
Sementara Kepala Biro Kepegawaian Setda NTT, Ir. Frederik J.W Tielman, M.Si mengatakan, tiga narasumber akan mengisi kegiatan bimtek penulisan karya tulis ilmiah bagi guru. *

Tidak ada komentar: