Laporan Okto Manehat, Spirit NTT, 3-9 Maret 2008
KALABAHI, SPIRIT--Mangga kelapa asal Kabupaten Alor diusulkan menjadi varietas unggulan nasional, karena buahnya mempunyai karakteristik, baik ukurannya maupun rasanya. Untuk lolos menjadi varietas unggul, buah dan bijinya akan dikirim ke laboratorium pertanian Bogor untuk diteliti lebih lanjut.
Hal ini dikatakan Kepala Kantor Bimas Ketahanan Pangan Kabupaten Alor, Ir. Yohanis Francis, kepada SPIRIT NTT di Kalabahi, Selasa (26/2/2008). Francis menjelaskan, mangga kelapa asal Alor sudah pernah diamati oleh petugas dari Direktorat Holtikultura Pusat. Dalam pengamatan itu ditemukan sejumlah keunggulan, yakni buahnya khas dan unik, ukurannya besar, begitu juga aromanya sangat khas, serta rasanya manis walau masih muda karena kadar gulanya tinggi.
Karakteristik yang dimiliki ini, kata Francis, tidak ditemukan pada jenis mangga yang lain. Begitupun mangga kelapa yang ada di daerah lain, yang dari ukurannya tidak sebesar mangga kelapa Alor, demikian juga aroma dan rasanya.
Berkaitan dengan itu, tandas Francis, tahun ini pemkab merilis usulan itu yang disemarakkan dalam kegiatan yang bisa menarik perhatian, seperti Expo 2008 nanti.
Lebih lanjut Francis mengatakan, untuk mendukung usulan itu akan dilakukan penelitian tentang mangga kelapa ini sendiri, dan juga diseminarkan baik di tingkat kabupaten maupun pusat. "Kita berharap mangga ini masuk menjadi varietas unggulan nasional. Dengan pengakuan itu, maka mangga ini bukan hanya sebatas dikonsumsi oleh masyarakat dan menjadi ole-ole saja, tapi lebih memiliki nilai ekonomis yang representatif untuk dapat diekspor. Jika demikian, dengan sendirinya ada peningkatan ekonomi pada masyarakat, khususnya petani dan pedagang mangga ini," tandas Francis.
Selama ini harga jual mangga kelapa sangat murah Rp 2000-Rp 3.500/buah. Padahal di kota-kota besar, harganya cukup tinggi.
Berhubung dengan usulan menjadi varietas nasional itu, maka pemerintah daerah akan melakukan pengembangan yang lebih besar lagi untuk meningkatkan populasi tanaman mangga ini.
Dikatakan Francis, tren pasar sekarang lebih melihat kualitas, bukan kuantitas.
"Berdasarkan data sebaran populasi tanaman mangga kelapa yang banyak di Teluk Mutiara, Kabola, Alor Barat Laut, dan Alor Barat Daya. Sedangkan pada kecamatan lainnya populasinya masih sedikit. Ini yang harus dikembangkan," kata Francis.*
Hal ini dikatakan Kepala Kantor Bimas Ketahanan Pangan Kabupaten Alor, Ir. Yohanis Francis, kepada SPIRIT NTT di Kalabahi, Selasa (26/2/2008). Francis menjelaskan, mangga kelapa asal Alor sudah pernah diamati oleh petugas dari Direktorat Holtikultura Pusat. Dalam pengamatan itu ditemukan sejumlah keunggulan, yakni buahnya khas dan unik, ukurannya besar, begitu juga aromanya sangat khas, serta rasanya manis walau masih muda karena kadar gulanya tinggi.
Karakteristik yang dimiliki ini, kata Francis, tidak ditemukan pada jenis mangga yang lain. Begitupun mangga kelapa yang ada di daerah lain, yang dari ukurannya tidak sebesar mangga kelapa Alor, demikian juga aroma dan rasanya.
Berkaitan dengan itu, tandas Francis, tahun ini pemkab merilis usulan itu yang disemarakkan dalam kegiatan yang bisa menarik perhatian, seperti Expo 2008 nanti.
Lebih lanjut Francis mengatakan, untuk mendukung usulan itu akan dilakukan penelitian tentang mangga kelapa ini sendiri, dan juga diseminarkan baik di tingkat kabupaten maupun pusat. "Kita berharap mangga ini masuk menjadi varietas unggulan nasional. Dengan pengakuan itu, maka mangga ini bukan hanya sebatas dikonsumsi oleh masyarakat dan menjadi ole-ole saja, tapi lebih memiliki nilai ekonomis yang representatif untuk dapat diekspor. Jika demikian, dengan sendirinya ada peningkatan ekonomi pada masyarakat, khususnya petani dan pedagang mangga ini," tandas Francis.
Selama ini harga jual mangga kelapa sangat murah Rp 2000-Rp 3.500/buah. Padahal di kota-kota besar, harganya cukup tinggi.
Berhubung dengan usulan menjadi varietas nasional itu, maka pemerintah daerah akan melakukan pengembangan yang lebih besar lagi untuk meningkatkan populasi tanaman mangga ini.
Dikatakan Francis, tren pasar sekarang lebih melihat kualitas, bukan kuantitas.
"Berdasarkan data sebaran populasi tanaman mangga kelapa yang banyak di Teluk Mutiara, Kabola, Alor Barat Laut, dan Alor Barat Daya. Sedangkan pada kecamatan lainnya populasinya masih sedikit. Ini yang harus dikembangkan," kata Francis.*





Tidak ada komentar:
Posting Komentar