Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Manajemen bencana

Spirit NTT, 25 Februari - 2 Maret 2008

BENCANA yang terjadi selalu diikuti dengan munculnya berbagai permasalahan yang memerlukan penanganan paripurna.
Banyak elemen masyarakat, baik itu masyarakat lokal maupun masyarakat internasional terlibat memberikan sumbangan guna meringankan beban penderitaan masyarakat yang terkena bencana. Oleh karenanya diperlukan suatu sistem yang dapat memfasilitasi pengelolaan bantuan bencana dimaksud.
Menyadari kelemahan tersebut, pemerintah segera tanggap mengambil langkah penyempurnaan dengan menyusun sistem penerimaan bantuan bencana. Sistem penerimaan dan penyaluran bantuan bencana perlu dilakukan sosialisasi sehingga bisa menjawabi pengelolaan manajemen bantuan bencana secara transparan, partisipatif, dan akuntabel.
Untuk Kabupaten Belu, kegiatan sosialisasi dan penyaluran bantuan bencana dilakukan pada hari Selasa (12/2/2008) di Lantai Satu Kantor Bupati Belu. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Bagian Bina Sosial Setda Belu. Pesertanya
sebanyak 30 orang, terdiri dari 17 orang Kasie Kesos kecamatan se-Kabupaten Belu, delapan orang satkorlak Kabupaten Belu, lima orang kades siaga yakni Desa Lawalu, Lasaen Umato'os, Fafoe Lamundur, Kecamatan Malaka Barat.
Sekab Belu, Drs. JT Ose Luan, dalam arahannya mengingatkan agar sistem penerimaan dan penyaluran bantuan dapat dilaksanakan secara tertib, terencana, terbuka dan akuntabel.
Sebelum menyalurkan bantuan bencana, katanya, semua komponen yang terlibat dalam proses itu harus memahami beberapa bentuk dan jenis masalah, sasaran yang menjadi perhatian utama, bagaimana teknik penanganannya serta penanganan lanjutan berupa dampak dari bencana tersebut.
"Sosialisasi ini memiliki nilai strategis dan fundamental sehingga penanganan bencana dapat berjalan tertib, transparan, dan akuntabel," tegasnya.
Dikatakannya, untuk saat ini, baik NTT secara khusus maupun nasional, persoalan bencana perlu mendapat perhatian utama. Persoalan penanganan bencana, katanya, perlu memiliki sistem terpadu dengan manajemen dan sumber daya manusia yang memadai.
"Jadi, sebagai pelaku bantuan bencana harus bekerja lebih memberi porsi kepada yang terkena bencana daripada kita yang memberi pelayanan dan penanganan bencana," harap Ose Luan.
Sebelumnya, Bupati Belu, Drs. Joachim Lopez, dalam arahannya pada apel bulanan, Senin (11/2/2008) di halaman Kantor Bupati Belu mengimbau agar masyarakat dan satkorlak bencana alam Kabupaten Belu mewaspadai cuaca buruk yang menimpa Belu hampir sepekan ini.
"Sekarang ini cuaca tidak menentu. Saya minta satkorlak untuk selalu siaga di posko satkorlak. Masyarakat juga harus waspada. Satkorlak juga agar memperhatikan aspek pembiayaan, jangan tidak ada bencana dan ada bencana dana pengeluaran operasionalnya sama besar," kata Lopez. (humas belu)

Tidak ada komentar: