Laporan Marsel Ali, Spirit NTT, 10-16 Maret 2008
KUPANG, SPIRIT--Sejak hari Selasa (4/3/2008), DPRD Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan staf pada Sub Dinas Bina Marga Propinsi NTT meninjau kerusakan jembatan Tarmanu di Desa Manubelon, Kecamatan Amfoang Barat Daya, Kabupaten Kupang. Jembatan ini mengalami kerusakan cukup parah. Panjang patahan jembatan itu mencapai lima belas meter dengan kedalaman kurang lebih tujuh meter. Saat ini, lokasi yang rusak membentuk kali yang sebelumnya merupakan pangkuan jembatan.
Kepala Sub Dinas (Kasubdin) Bina Marga pada Dinas Kimpraswil NTT, Ir. M Ali Arifin, M.Si, mengatakan hal ini ketika dihubungi Pos Kupang melalui handphone-nya, Rabu (5/3/2008). Ia mengatakan bahwa kunjungan ini diharapkan memberi dampak terutama perbaikan agar jalur transportasi ke sana lancar kembali.
Kerusakan itu, kata Arifin, sudah berlangsung dua pekan terakhir menyusul hujan lebat mengguyur wilayah itu. Sebagian warga di Amfoang mengambil jalur alternatif ke Kupang melalui Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) atau jalur laut.
Dikatakannya, pada tanggal 27 Februari 2008, ia bersama lima anggota DPRD NTT ke lokasi meninjau jenis kerusakan jembatan itu. Saat itu, tidak satu pun kendaraan roda empat yang bisa lewat. "Saya sudah pulang dari sana. Kerusakan jembatan sangat parah. Sebetulnya, kimpraswil telah membuat pengamanan agar bisa terhindar dari bencana itu, namun banjir ternyata lebih ganas sehingga menimbulkan kerusakan di luar perkiraan," ujarnya.
Sebelum tiba di lokasi, tambahnya, "Kita juga harus bisa mampu melalui sungai sebanyak 20 kali. Itu berarti, mendatangi lokasi bukan pekerjaan gampang dalam kondisi cuaca seperti saat ini."
Langkah yang akan ditempuh, kata dia, dinas berupaya membuatkan jalan alternatif di jembatan itu. Namun biaya yang dibutuhkan mencapai Rp 500 juta. "Jumlah ini relatif besar. Namun bagaimana pun juga, jembatan tersebut merupakan penghubung satu-satunya sehingga harus segera ditangani," katanya. *
Kepala Sub Dinas (Kasubdin) Bina Marga pada Dinas Kimpraswil NTT, Ir. M Ali Arifin, M.Si, mengatakan hal ini ketika dihubungi Pos Kupang melalui handphone-nya, Rabu (5/3/2008). Ia mengatakan bahwa kunjungan ini diharapkan memberi dampak terutama perbaikan agar jalur transportasi ke sana lancar kembali.
Kerusakan itu, kata Arifin, sudah berlangsung dua pekan terakhir menyusul hujan lebat mengguyur wilayah itu. Sebagian warga di Amfoang mengambil jalur alternatif ke Kupang melalui Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) atau jalur laut.
Dikatakannya, pada tanggal 27 Februari 2008, ia bersama lima anggota DPRD NTT ke lokasi meninjau jenis kerusakan jembatan itu. Saat itu, tidak satu pun kendaraan roda empat yang bisa lewat. "Saya sudah pulang dari sana. Kerusakan jembatan sangat parah. Sebetulnya, kimpraswil telah membuat pengamanan agar bisa terhindar dari bencana itu, namun banjir ternyata lebih ganas sehingga menimbulkan kerusakan di luar perkiraan," ujarnya.
Sebelum tiba di lokasi, tambahnya, "Kita juga harus bisa mampu melalui sungai sebanyak 20 kali. Itu berarti, mendatangi lokasi bukan pekerjaan gampang dalam kondisi cuaca seperti saat ini."
Langkah yang akan ditempuh, kata dia, dinas berupaya membuatkan jalan alternatif di jembatan itu. Namun biaya yang dibutuhkan mencapai Rp 500 juta. "Jumlah ini relatif besar. Namun bagaimana pun juga, jembatan tersebut merupakan penghubung satu-satunya sehingga harus segera ditangani," katanya. *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar