Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

DPRD NTT kunjungi korban banjir Benenain

Spirit NTT, 10-16 Maret 2008

KUPANG, SPIRIT--Tim lintas komisi DPRD Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengunjungi para korban banjir Sungai Benenain di Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Belu, Rabu (20/2/2008).
Tim lintas komisi DPRD NTT itu terdiri dari
Ir. Yucundianus Lepa, M.Si (Wakil Ketua Komisi B); Daniel Taolin, S.E, M.Si (Wakil Ketua Komisi C); Drs. Thomas Taebenu (Anggota Komisi B); Karel Yani Mboeik (Anggota Komisi C); Armindo Soares Mariano (Anggota Komisi D).
Sebelum mengunjungi para korban banjir, tim lintas komisi diterima Wakil Bupati (Wabup) Belu, drg. Gregorius Mau Bili, di ruang kerjanya di Atambua, Rabu (20/2/2008). Saat itu Wabup Mau Bili didampingi Kadis Kimpraswil dan Kadis Sosial Kabupaten Belu Blasius Nahak dan Johanis Bere. Sedangkan anggota Komisi DPRD NTT, didampingi Dinas Kimpraswil NTT.
Kepada Wakil Bupati Belu, tim lintas komisi DPRD NTT mengatakan kehadiran mereka untuk melihat dari dekat bencana banjir yang melanda warga Kecamatan Malaka Barat di Besikama dan akan melanjutkan perjalanan ke sana untuk mendapatkan aspirasi dari para pengungsi secara langsung. Dengan demikian apa yang dibutuhkan masyarakat nantinya disampaikan kepada Pemerintah Propinsi NTT untuk ditindaklanjuti.
Dalam pertemuan tersebut, Wakil Bupati Belu mengemukakan bahwa hujan tanggal 16-17 Februari 2008 intensitasnya cukup tinggi, menyebabkan banjir di mana-mana di Belu. Namun yang paling parah terjadi di Besikama, Kecamatan Malaka Barat.
"Sebenarnya banjir yang melanda warga Besikama adalah banjir kiriman dari Kabupaten TTS dan TTU," kata wabup.
Sejak banjir menimpa warganya, kata Wabup Mau Bili, Pemerintah Kabupaten Belu telah mengambil langkah-langkah dengan mendroping bahan makanan berupa satu ton beras dan supermi pada hari kedua pasca banjir. Bantuan disalurkan kepada warga yang pengungsi karena rumahnya terkena banjir.
Selain itu, katanya, pemerintah melalui Dinas Kimpraswil Propinsi NTT telah mengambil langkah-langkah antisipatif dengan membangun tanggul di daerah yang rawan banjir sepanjang tujuh kilometer pada tahun anggaran 2007 dengan radiaus 25 meter dari tepi kali Benenain. "Kimpraswil NTT juga telah menganggarkan dana pada tahun anggaran 2008 untuk menyelesaikan sisanya pengerjaan tanggul sepanjang empat kilometer. Diharapkan upaya ini dapat mencegah terjadinya banjir untuk memberi rasa aman kepada masyarakat setempat," kata Wabup Mau Bili.
Usai pertemuan di ruang kerja wabup, tim lintas komisi DPRD NTT melanjutkan peninjauan ke lokasi bencana banjir, didampingi Wakil Bupati dan Kapolres Belu serta Pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Belu.
Di lokasi banjir, tim DPRD NTT bertatap muka dengan para pengungsi. Pada pertemuan itu Camat Malaka Barat, Remigius Asa menyampaikan laporan tertulis yang ditandatangani Kepala Desa Lasaen, Bernadus Nahak Seran. Dalam laporan itu disebutkan,
jumlah kepala keluarga (KK) yang dilanda banjir sebanyak 78 KK atau 301 jiwa, sementara rumah yang tergenang banjir 110 unit.
Pemerintah agar serius
Kepada tim DPRD NTT, seorang pengungsi, Ny. Sisca, berharap agar Dewan dan pemerintah menangani banjir yang diakibatkan oleh meluapnya Kali Benenain ini lebih serius lagi. Sebab keadaan seperti ini sudah dialami warga selama tiga tahun terakhir ini. "Pada musim hujan, apa lagi hujan lebat, kami yang berdomisili di lokasi yang rawan banjir ini merasa tidak aman," kata Ny. Sisca.
Usai bertatap muka dengan warga pengungsi, tim DPRD NTT meninjau lokasi yang telah dibangun tanggul, ternyata di lokasi itu tidak terjadi banjir karena terhalang tanggul yang tingginya 2-5 meter sesuai dengan kemiringan tanah. (baky/humas dprd ntt)

1 komentar:

Naibria mengatakan...

terima kasih karena wakil rakyat dari NTT sudah datang dan melihat rakyat kecil yang sedang dilanda bencana. Yang penting harus ada eksen lapangan setelah kunjungan, jangan datang, lihat, pulang dan tidak ada apa-apa. Terus bagaimana dengan para wakil rakyat di Belu. Lagi sibuk ko, sonde ada berita juga. Masyarakat tertimpa bencana tidak datang lihat, giliran mau pemilu baru datang.